Visual Cast bisa cek Tiktok @Raline_Story94
Disini Aku akan bahas Versi Dewasanya Sean dan Nayya ..
Please jangan lupa Follow, Like, Vote, dan Coment nya ya readers ...
Yang suka Mellow Romance dan keromantisan yok ngumpul baca cerita ini ..
"Aku memang mencintaimu Nayy, tapi Aku juga punya batas kesabaran seorang pria".
"Cukup 10 tahun kita terpisah, Aku tidak mau hal itu terjadi lagi. Apa kau tidak merasa kehilangan selama 3 bulan terakhir ini"? tanya Sean dengan serius.
Kedua insan yang akhirnya bertemu setelah 10 tahun dalam versi Dewasa dan Mapan.
Nayya semasa SMA pernah menjalin kasih dengan Excel, namun harus kandas.
Sebab Excel kembali pada cinta pertamanya yang tak lain sahabatnya Nayya sendiri.
Sean sendiri adalah kakak dari Excel.
Dia lebih mencintai Nayya dan memendam perasaan nya selama 13 tahun lamanya.
Akankah cinta dan perjuangan nya Sean terbalaskan di Season 2 ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raline_Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 11 Depresi
"Sayang .. Kamu sudah bangun"? tanya Sean,
Saat melihat pergerakan tangannya Nayya.
"Hmm .. Kakak". rintih Nayya, kepalanya masih begitu sakit akibat kejadian berapa jam lalu.
"Apa yang sakit, hmm"? ujar Sean kembali.
"Kakak .. Aku .. Aku minta maaf". lirih Nayya yang mulai terisak kembali, Sean memeluknya dengan begitu erat. Memberinya kenyamanan dan juga ketenangan pada gadisnya itu.
"Tidak .. Kamu tidak salah Nayy dalam hal ini".
"Aku lah yang bersalah .. karena Daddy yang ingin menjadikanmu menantu, semua orang jadi iri dan mengolok-olok dirimu. Maafkan Aku yang baru bisa kembali padamu, membiarkanmu menanggung beban sebesar ini sendirian". ucap Sean yang terlihat menyeka air matanya.
Nayya mengeratkan pelukannya kepada Sean.
Pria yang selalu berhasil membuatnya merasa aman dari segala hal yang dihadapinya selama ini.
"Kakak". panggil Nayya.
Sean mendongak, langsung menghadap ke wajah gadis cantik yang nampak masih pucat itu.
"Kalau Kamu belum siap cerita jangan dipaksa, kakak begitu sakit, saat melihatmu seperti tadi".
"Aku seperti melihat dirimu,10 tahun yang lalu". ucap Sean, sembari memejamkan matanya, mengingat jelas bagaimana depresinya Nayya saat kehilangan mama Nayra dan papa Alex saat itu.
Sean menghapus air mata itu dengan lembut dan sesekali menepuk-nepuk pundaknya, memberi dirinya sedikit kekuatan. Sean juga penasaran apa yang sebenarnya terjadi pada gadisnya itu.
Nayya mulai tenang, Sean menyuruh gadisnya untuk kembali beristirahat.Setelah memastikan Nayya kembali tidur. Sean pun melangkah dengan pelan, lalu segera keluar dari dalam kamarnya.
"Prof. Roland apa Dokter Narra baik-baik saja? ujar Nayla yang sejak tadi sudah menunggu bersama Dokter tari diruang tamunya.
"Maaf jika kalian menunggu cukup lama, Dia baru saja tidur kembali, biarkan dia istirahat disini untuk sementara waktu". jawabnya.
"Dan satu lagi ada hal yang ingin kuketahui, kedekatan kalian berdua dengannya seperti apa"?
"Apa kalian berdua bisa kupercaya saat ini? Aku ingin kalian jujur padaku"! sambungnya lagi tegas dengan penuh penekanan.
"Hmm .. saya mengenal Dokter Narra sejak kita sama-sama mengambil jurusan Kesehatan kulit dan kecantikan di Korea, dan semenjak itu kita berdua menjadi dekat. Dia gadis yang sangat baik, tanpa dirinya saya tidak akan bisa lulus tepat waktu Dok".
Asisstan Nayla menghela nafasnya ..
"Karena saat kita semester akhir, perusahaan Ayah saya mulai bangkrut, dan kuliah saya terancam tidak bisa dilanjutkan padahal saya sedang melakukan penelitian dan tugas akhir. Namun karena kebaikan Dokter Narra, saya bisa menyelesaikan semuanya tepat waktu. Saya juga di rekrut menjadi Assistan pribadinya, saat dirinya masih menjadi Model produk kecantikan di Seoul". ujar Nayla yang turut menjelaskan kebaikan Nayya.
"Model? Nayya pernah menjadi Model sebelum dirinya menjadi Dokter"? sentak Sean kaget.
"Benar Prof, Dokter Narra pernah jadi bintang iklan berapa produk di Seoul 6 tahun lalu. Namun karena dirinya mendapat tawaran dari Mr.Rayen untuk bekerja di NS Hospital di Indonesia Dia pun berhenti. Sebab Dokter Narra ingin lebih fokus pada Profesinya yang telah menjadi seorang Dokter".
Sean tersenyum simpul mendengar ucapannya Nayla. Syukurlah, Nayya tidak lama menjadi seorang Model. Kalau tidak, dirinya tidak dapat membayangkan, bagaimana para cowok diluar sana akan selalu memuja-muja kekasihnya itu.
"Lalu Kamu, Dokter Tari? Kamu juga mengenal dekat Dokter Narra, bukan"? ucap Sean lalu menunjuk ke arah Dokter Tari yang duduk bersebelahan dengan Nayla saat ini. Dokter Tari pun mengangguk.
"Saya, sahabatnya Nayya semasa kita sekolah dibangku Sekolah Dasar. Sewaktu ia masih tinggal disini bersama keluarganya".
"Setelah kita lulus, Nayya pindah ke Swiss".
"Saat itu kita tidak pernah saling tukar kabar lagi, sampai akhirnya kita berdua bertemu kembali di NS Hospital Jakarta". jawab Dokter Tari dengan jujur.
"Baiklah, Aku ingin menanyakan hal yang sangat penting kepada kalian berdua". ujar Sean menatap Tari dan Nayla secara bergantian.
"Silahkan Prof". ucap mereka kompak.
"Apa hubungan Dokter Sonic dan Nayya"? sentak Sean yang mulai emosi kala mengingat Sonic mempermalukan Nayya berapa jam lalu.
"Hmm, biar Aku yang menjelaskan". cicit Nayla.
Sean menjawabnya dengan anggukan kecil.
"Dokter Sonic sangat terobsesi dengan Dokter Narra, sering kali ia memaksa Dokter Narra untuk membalas perasaannya, namun Dokter Narra tidak berminat, Dokter Narra selalu menolak pria brengsek dan benalu itu. Sampai akhirnya satu tahun lalu saat diparis, Rumah Sakit memberi reward untuk para Dokter terbaik dari NS Hospital, agar bisa menikmati jalan-jalan bersama rekan Dokter yang lain ke Paris".
"Kita semua berangkat termasuk Dokter Sonic. Entah bagaimana caranya dia bisa ikut ke Paris bersama timnya, Lalu". Nayla menjeda kalimat yang akan keluar dari mulutnya, Namun Tari lebih dulu menyela sambungan ceritanya.
"Biar Aku yang melanjutkannya! disana Nayya telah dilecehkan oleh Dokter Sonic, Prof"! ucap Tari menggebu-gebu sedang menahan emosi.
"Apa? Dilecehkan"? sergah Sean tidak terima.
"Iya Dok, dia mencampurkan sesuatu pada minumannya Nayya, dia juga membawa Nayya kedalam kamar hotelnya, dan hampir berbuat tidak senonoh pada sahabatku itu". lirih Dokter Tari sedih saat mengingat kejadian satu tahun lalu.
"Namun sebelum itu terjadi, kita lebih dulu menyelamatkan Dokter Narra. Namun laki-laki bajingan itu bilang ke kita, bahwa Dokter Narra dalam keadaan Depresi, dia juga dalam kondisi mabuk. Katanya Dokter Narra sering mengkosumsi obat penenang, dan itu kerap kali membuatnya jadi tidak sadar. Pria tidak malu itu juga sempat mengatakan, bahwa Dokter Narra yang datang dengan sendiri kekamarnya dan meminta untuk dipuaskan hasratnya"! sambung Nayla tertunduk.
"Padahal kejadian sebenarnya tidak seperti itu Prof.Roland! Nayya benar-benar dijebak dan difitnah malam itu, karena malam itu tim kita sedang mengadakan party perpisahan disebuah Restoran terdekat, yang ada disekitar Hotel kita menginap".
"Dan Nayya sendiri tidak pernah menyukai minuman yang berbau Alkohol dan sejenisnya. Dan masalah obat penenang, malam itu Nayya memang benar meminumnya. Karena dirinya ingin tidur nyenyak, sebelum kita kembali ke jakarta".
"Dan sebenarnya". Tari menjeda ucapannya.
"Sebenarnya apa"? sentak Sean yang wajahnya yang sudah merah padam, saat mendengar semua cerita dari dua wanita yang ada dihadapannya itu.
"Nayya di diagnosa menderita Bipolar ringan". lanjutnya lagi dengan sedikit ragu.
Sean menghela nafasnya berat dan mengusap wajahnya dengan sedikit kasar. Dia tidak dapat berkata apa-apa lagi saat ini.
"Siapa saja yang tahu akan hal ini"? tanya Sean.
"Kita berdua, Mr.Rayen dan juga Dokter Sonic". jawab Tari dengan cepat, ia takut saat melihat perubahan wajah Sean, seperti mau memakan mangsanya hidup-hidup detik ini juga.
"Baiklah .. Saya harap tidak ada satupun orang yang tahu tentang keadaan Nayya saat ini".
"Aku harap kalian bisa kupercaya". cicit Sean.
Tari dan Nayla hanya dapat menanggapi Sean, dengan anggukan kompak dari mereka berdua.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Pagi harinya, disaat Nayya membuka matanya,
yang pertama dilihatnya adalah, seorang lelaki dewasa yang sedang berbaring di atas sofa,
dengan posisi membelakanginya.
Nayya mengerutkan dahinya, lalu matanya melebar seketika, kala mengingat kejadian semalam.
Ia menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
"Ya ampun Nayya, kau sudah gila apa yang kau lakukan semalam"! batinnya.
"Kamu sudah bangun"? tanya Pria itu yang ternyata juga sudah bangun sejak tadi.
Nayya hanya tertunduk malu, ia tidak berani menatap wajah Pria itu sekarang ini.
Sean mendekat, lalu duduk disampingnya.
"Hey Aku sedang berbicara! Lihat Aku"!
Nayya mendongak, tatapan mereka bertemu.
"Saya minta maaf, sudah membuat anda malu semalam. Prof sampai harus menghajar Pria berengsek itu demi melindungiku". cicit Nayya.
Ccckk .. Sean berdecak sebal saat mendengar panggilan Nayya kembali formal dengan nya.
"Bisakah Kamu jangan terlalu sungkan padaku?
Aku ingin melihat Nayya 10 tahun yang lalu,
sosok gadis manja, yang selalu merengek kala menginginkan sesuatu denganku".
"Mulai saat ini, Aku ingin Kau mengandalkanku Nayy. Sudah cukup Kau pura-pura kuat seperti ini".
Aku pernah terlalu mengandalkan seseorang,
tapi Aku dikhianati dan ditinggal pergi"!
"Aku tidak ingin mengulang luka yang sama,
sudah terlalu banyak hal, yang Aku lalui selama
10 tahun terakhir ini, Aku hanya mempercayai diriku sendiri tidak dengan orang lain lagi"!
"Orang tua, sahabat, keluarga, bahkan kekasihku sendiri saja bisa menghianati, dan pergi tanpa pamit dariku? lantas, Apa bisa Aku kembali percaya pada orang lain lagi sekarang"? sentak Nayya, ia merasa terlalu banyak luka dan kecewa yang bersarang didalam hatinya selama ini.
"Aku bukan orang lain Nayy! Aku mencintaimu sudah hampir 12 tahun lamanya! Dan sampai saat ini, perasaan itu masih utuh dan tidak berubah sedikitpun"! sergah Sean mulai emosi.
"Tapi kau sama! Kau menghilang tanpa kabar dan jejak saat itu! Bahkan saat Aku memberi tahumu, bahwa adikmu itu lebih memilih Angel dariku". Nayya menjeda ucapannya sebentar karena dadanya merasa sesak kembali, kala mengingat semua kejadian pahit 10 tahun yang lalu.
Nayya tersenyum remeh menatap Sean.
"Kau tahu apa yang dilakukan oleh adikmu itu dimalam prom night? Dia bercinta dengan sahabatku Angel! Dan saat itu Aku belum resmi putus dengannya"! ucap Nayya dengan sarkas.
Sean tersentak, dan matanya terbelalak lebar. Dirinya benar-benar tidak menyangka dengan semua yang terjadi 10 tahun lalu, apa kata Nayya barusan? Excel mengkhianatinya ?