NovelToon NovelToon
Short Story

Short Story

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni / Enemy to Lovers
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Lan05

Menceritakan beberapa kisah pendek romansa kehidupan, juga perjalanan dalam mencari kebahagian yang sejati.

Hal-hal yang umum terjadi di sekitar kita maupun yang tidak bisa kau pikir sebelum nya. Semua tertuang dalam kisah-kisah mengharukan dan mendebarkan.

Semoga kalian dapat terhibur dengan kisah pendek ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lan05, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nadien & Varo 1

Varo Martinez seorang pria yang sangat pintar namun selalu jadi korban perundungan hanya karena dirinya yatim piatu dan dari keluarga yang biasa-biasa saja. Penyiksaan bukan hal yang aneh baginya, dirinya bukan tidak mau melawan tapi dirinya tidak mau menimbulkan masalah lebih besar, karena perundung nya adalah anak dari salah satu donatur di kampus yang saat ini jadi tempat nya menimba ilmu.

Dirinya dapat berkuliah disini karena program beasiswa untuk mahasiswa berprestasi yang dijalankan setiap tahun oleh pihak kampus.

Tujuan nya adalah fokus menyelesaikan kuliah nya dan merubah nasib nya menjadi lebih baik. Hanya itu maka dari itu dirinya sebisa mungkin tidak terlalu menggubris para perundung nya, lagipula dirinya tidak sesering itu dibully hanya saat apes saja dirinya terkena bully entah karena mereka sedang emosional atau memang sedang iseng saja selebih nya dirinya tidak pernah.

Seperti saat ini seperti nya hari ini adalah hari sial nya karena dirinya pulang terlambat karena menjadi asisten dosen dan di titah oleh dosen tersebut untuk mengisi kelas nya karena berhalangan hadir. Namun saat dirinya beres mengisi kelas dan akan pulang dirinya langsung dibawa oleh para 'berandal' ini ke belakang kampus, Varo menyebut mereka dengan sebutan berandal karena panggilan apalagi yang cocok dengan kelakuan mereka selain berandalan.

"Lihat mahasiswa berprestasi ini..." Dengan pandangan menilai dari atas kebawah lalu mendorong Varo kebelakang.

" Seperti nya kau merasa tinggi setelah menjadi Asisten dosen killer kita." Lanjut orang tersebut yang bernama Roy dengan pandangan mengejek. Mereka berjumlah tiga orang, ketua mereka bernama William dan dua lainnya bernama Roy dan Jeff.

Varo hanya diam melihat mereka, tidak terlihat takut namun tidak melawan juga. pandangan dan ekspresi nya hanya biasa saja, tidak menunjukkan apapun sama sekali.

"Ya kau benar, seperti nya dia besar kepala setelah menjadi asdos akhir - akhir ini." Sahut Jeff yang sedari tadi memperhatikan Roy yang sudah memulai aksi nya.

Tanpa aba-aba William langsung meninju wajah Varo dengan keras, hari ini dirinya sedang sangat kesal karena kalah taruhan. Dan dirinya butuh pelampiasan dan saat ini kebetulan Varo lah yang muncul dihadapan nya.

Dengan keras ia tepuk - tepuk pipi Varo yang masih terlihat datar tanpa ada ekspresi kesakitan di wajah nya, entah karena dirinya terbiasa atau karena hal lainnya yang jelas terkadang William salut kepada korban nya yang satu ini.

Tanpa berlama - lama lagi William kembali memukul wajah Varo berkali - kali.

"Berhenti!" Teriak lantang seorang wanita yang melihat kejadian kekerasan di depan mata nya.

William berhenti kala ada yang mengganggu nya yang sedang bersenang-senang saat ini. Saat dirinya menoleh ia melihat Nadien salah satu gadis populer di kampus nya. Selain cantik dan dingin Nadien juga termasuk anak dari donatur terbesar disini. Maka dari itu dirinya langsung berhenti dan menyuruh kedua teman nya untuk pergi.

"Kali ini kau beruntung." Ucap William sebelum dirinya benar-benar pergi bersama kedua teman nya.

"Kau tidak apa-apa.?" Tanya Nadien mengulurkan tangan nya untuk membantu. Namun Varo langsung bangkit sendiri tak menggubris bantuan Nadien padanya.

Nadien yang diperlakukan seperti itu hanya melongo tak percaya. Dirinya pun menarik tangan nya kembali lalu pergi tanpa berpamitan.

Varo yang masih membersihkan baju nya yang kotor hanya melihat kepergian Nadien dengan pandangan yang sulit di artikan.

***

"Bodoh..bodoh.." Lirih Nadien Memukul pelan kepala nya beberapa kali yang kini sedang berada di dalam mobil nya menuju pulang.

"Apa yang kau lakukan Nadien, bagaimana kalau kau tidak bisa menguasai dirimu sendiri, bagaimana kalau nanti Varo mengetahui perasaan mu." Dengan pikiran yang mulai berlebihan Nadien kembali memukul kepala nya pelan.

"Kalau nona terus memukul kepala nona yang ada nona pusing." Tegur supir nya yang melihat kelakuan Nadien dari spion tengah mobil.

"Hehe.. reflek pak." Ringis Nadien malu karena ketahuan oleh supir nya karena bertingkah absurd seperti tadi. Supir nya hanya bisa menggeleng pelan melihat kelakuan nona bungsu nya itu.

Tak lama mereka pun sampai di rumah nya, Nadien segera masuk kedalam dan melihat bahwa mommy nya sedang merawat kuku-kuku nya oleh pegawai nail art yang di panggil ke rumah mereka. Mommy nya itu sangat menyukai hal-hal untuk mempercantik dirinya itu. Makanya tidak aneh bahwa di umur nya yang sudah menginjak kepala empat tapi masih terlihat awet muda, bahkan tak jarang mereka dianggap adik kakak. Terkadang dirinya mempertanyakan mereka yang mengatakan seperti itu apa karena mommy nya yang terlihat muda atau dirinya yang terlihat tua.

"I'm home!" Dengan sedikit keras Nadien berkata membuat Mommy nya yang sedang fokus menyadari keberadaan nya.

"Sayang.. sudah pulang sini ikut Mommy perawatan." Ajak sang Mommy kepada anak perempuan satu-satu nya itu.

"Tidak mau, aku mau keatas dulu bye mom." Sembari mengecup pipi Mommy nya cepat lalu berlalu begitu saja.

"Hahh... dasar, giliran punya anak cewe ga bisa di ajak perawatan." Gerutu Mommy nya yang terkadang aneh kepada anak bungsu nya itu yang tidak terlalu menyukai hal yang berbau perawatan seperti dirinya. Untung ada gen cantik dari dirinya sehingga anak nya tetap cantik meski tidak perawatan yang berlebih seperti dirinya.

"Harus ku apakan cecunguk-cecunguk itu, mereka terlalu sering menganggu Varo. Apa aku bilang saja ke Daddy untuk mengeluarkan mereka. Kalau Daddy yang turun tangan langsung pasti bisa, Baiklah kali ini aku akan meminta bantuan Daddy lagi untuk membantuku." Ujar Nadien yang semangat dengan ide nya itu.

Nadien walaupun terkesan dingin dan cuek namun dirinya tidak seperti itu sepenuh nya dirinya hanya tidak terlalu nyaman saja menunjukkan sifat asli nya kepada banyak orang. Hanya sahabat dan keluarga terdekat nya saja yang mengetahui sifat Nadien yang lainnya. Seperti saat ini kalau sudah bucin dirinya tidak tanggung-tanggung, walaupun doi sama sekali tidak tahu perasaan nya biarlah, yang penting Varo belum memiliki pasangan hingga saat ini, itu yang ia sangat syukuri sejauh ini karena apabila Varo memiliki kekasih entah apa yang akan dirinya lakukan, apakah akan galau berkepanjangan atau akan menjadi antagonis yang memisahkan sepasang kekasih dengan kejam.

Entahlah dirinya hanya belum kepikiran sampai sana, biarkan cinta dalam diam nya ini ia lakukan seperti air mengalir mengikuti arus.

***

Di sisi lain Varo tiba-tiba mengingat gadis yang tadi menolong nya, dirinya tidak bermaksud untuk tidak menyambut niat baik gadis itu. Hanya saja dirinya terbiasa menghadapi apapun sendiri sehingga saat dirinya di tolong seperti tadi rasa nya aneh. Siapa gadis itu sebenar nya, rasanya dirinya tidak asing dengan wajah nya.

"Kak ini saja." Lamunan Varo terhenti kala ada pelanggan yang mau membayar. Ya Varo selain kuliah dirinya juga bekerja paruh waktu di salah satu mini market untuk menghidupi dirinya sendiri. Dirinya bersyukur bahwa orang tua nya meninggalkan rumah untuk dirinya bernaung. Walaupun tidak besar tapi itu cukup untuk dirinya bertahan hidup hingga saat ini. Kalau tidak entah bagaimana nasib nya sudah tidak punya orang tua, tidak punya tempat tinggal pula, lengkap sudah ujian hidup nya.

"Total nya 150 rb kak."

"Ini.. kembalian nya untuk mu saja." Ucap pelanggan tersebut lalu berlalu pergi.

Varo yang mendapat tips dari pelanggan tersebut pun sedikit tidak percaya karena nominal yang ia terima saat ini cukup besar. Seperti nya dibalik kesialan nya hari ini ada berkah di dalam nya. Ditambah lagi gadis tadi.. aahh dirinya jadi mengingat kembali gadis tadi, sudah lah semoga saja suatu saat dirinya dapat kembali bertemu dan mengucapkan terimakasih kepada gadis itu yang belum sempat ia ucapkan tadi, karena gadis itu yang terlanjur pergi dan dirinya yang sibuk membersihkan baju nya.

"Bagaimana hari ini Varo, ramai.?" Tanya senior nya yang baru datang untuk berganti shift dengan nya.

"Lumayan." Ujar Varo singkat.

"Seperti biasa kau selalu saja menjawab seperlu nya, padahal kau bekerja disini sudah cukup lama." Gerutu senior itu sedikit kesal dengan jawaban Varo yang singkat. Seperti nya junior nya itu kulkas dua pintu bahkan dingin nya melebihi kutuh utara. Untung dirinya sudah kebal dengan kelakuan junior nya yang satu itu. Walaupun sifat nya yang seperti itu tapi dalam hal pekerjaan dia bagus sehingga rasa kesal nya selalu teredam dengan kinerja nya yang bagus.

"Ya sudah kau boleh pulang, hati-hati seperti nya akan turun hujan lebat lebih baik kau segera pulang jangan mampir kemana-mana." Nasihat senior nya itu.

"Baiklah.. terimakasih." Varo pun bergegas menuju ruang pegawai untuk mengambil barang-barang nya dan bergegas pulang, tak lupa ia pun berpamitan kepada senior nya tersebut.

Varo menghela napas kala melihat awan mendung telah menyapa daerah nya saat ini, seperti nya yang di ucapkan senior nya benar adanya akan turun hujan yang cukup lebat. Sepertinya dirinya akan kembali basah kuyup ditambah luka nya yang belum mengering akan bertambah sakit, Varo sama sekali tidak mempunyai payung atau alat pelindung hujan lain nya dirinya sama sekali tidak kepikiran untuk membeli benda-benda seperti itu. Lain kali dirinya harus mengingat untuk membeli payung dan jas hujan.

Dan benar saja baru saja dirinya sampai di halte bus terdekat hujan tiba-tiba turun dengan derasnya. Untung saja dirinya telah sampai di halte setidak nya dirinya dapat berlindung dari hujan walaupun tidak sepenuh nya terlindungi.

Namun bak malaikat penolong nya hari ini tiba-tiba gadis yang tadi ia pikirkan saat ini telah berada di hadapan nya turun dari mobil dan menghampiri nya menggunakan payung. Varo sedikit mengernyit apakah hari ini adalah hari keberuntungan nya atau apa, karena secara kebetulan dirinya bertemu dengan gadis yang saat ini telah sampai dihadapan nya.

"Maaf.. kau yang tadi di kampus kan.?" Tanya Nadien

Varo hanya mengangguk singkat.

"Maaf kalau kau tidak nyaman aku hanya ingin memberimu tumpangan karena seperti nya hujan akan semakin deras dan angkutan umum disaat hujan seperti ini akan lama datang nya." Dengan memberanikan diri Nadien mengutarakan maksud nya, sebisa mungkin dirinya menguasai diri dan tidak terlihat gugup, walaupun yang sebenar nya terjadi adalah jantung nya yang bertalu cukup cepat di dalam sana.

"Tidak apa-apa aku akan menunggu hingga hujan reda, aku tidak mau merepotkan. Dan ngomong - ngomong yang terjadi di kampus terimakasih banyak atas bantuan mu." Dengan Sedikit senyum Varo mengucapkan dengan tulus rasa terimakasih nya kepada gadis di depan nya ini.

Nadien yang melihat senyum Varo walaupun. sedikit langsung menggenggam pakaian nya erat, dirinya tidak menyangka akan mendapat senyum dari Varo.

"Aahh.. i..itu bukan apa - apa, tapi sama-sama aku terima terimakasih mu." Dengan Sedikit gugup Nadien membalas senyum kearah Varo.

"Aku.. Nadien." Dengan memberanikan diri Nadien mengulurkan tangan nya memperkenalkan diri.

Varo yang melihat itu menyambut uluran tangan tersebut. "Varo."

"Jadi apa kau mau ikut... hmm maksud ku mau ikut tumpangan ku.?" Tanya Nadien sekali lagi, dirinya berharap Varo menerima nya namun jika Varo tidak mau dirinya bisa apa. Dengan interaksi ini saja dapat membuat nya senang bukan main.

"Tidak usah aku menunggu bus yang akan lewat saja. Terimakasih sebelum nya." Dengan halus Varo menolak lagipula dirinya terbiasa kehujanan seperti ini. Walaupun seperti nya hari ini Varo butuh obat pereda nyeri karena luka nya yang belum sembuh ini.

"Ya sudah, kalau begitu aku duluan.. sampai jumpa Varo." Dengan sedikit lambaian Nadien berikan lalu berbalik menuju mobil nya. Sungguh kebetulan hari ini sangat membuat nya senang ditambah dirinya mulai sedikit berani menyapa Varo. Seperti nya dirinya akan bermimpi indah malam ini.

Sementara Varo yang melihat kepergian gadis itu lagi-lagi merasa familiar, namun dia mengenyahkan pikiran itu. Dirinya mana mungkin mengenal gadis itu sebelum nya dunia mereka saja sudah berbeda.

Namun Varo tidak akan menyangka dengan segala kejutan di hidup nya kedepan nya, yang ia anggap mustahil justru sedikit demi sedikit menghampiri nya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!