Gibran harus merelakan kisah cintanya dengan Shofiyah yang telah dia bina selama 8 tahun kandas karena orangtua Shofiyah tak menerima lamarannya dan membuatnya harus menyaksikan pernikahan kekasih yang begitu dicintainya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PoV Shofiyah
Sejak hari itupun kami sering bertukar pesan..aku selalu mengirim pesan kepadanya dan kau tidak menyangka jika dia juga membalas pesanmu dengan sangat baik. Dia orang sangat asyik diajak ngobrol. Aku baru tau jika dia orang yang cukup bawel.
Setiap hari aku mengawasi dan menjalankan amanah ku termasuk menghendel nomor ujian peserta. Kami memprint dan menempelkan nya didepan pintu agar memudahkan para siswa-siswi mencari nama mereka. Mereka di perkenankan memakai pakaian biasa tapi harus sopan.
Dan tibalah siswa-siswi ujian dan aku sudah bertemu dengannya karena dia adalah salah satu siswa-siswi yang mencari nama saat aku menempel kertas nomor peserta ujian. Dan saat itu aku memang masih memakai motor sport ku jadilah aku menawarkan untuk mengantarnya pulang karena kami searah..
Apalagi dia katanya tadi naik angkot untuk ikut ujian. Dia tinggal di antang sedangkan aku tinggal diborong Raya. Daripada naik angkot lama kataku jadi aku menawarkannya untuk pulang bersama..dan dia setuju untuk pulang bersama. Sepanjang jalan kami mengobrol dengan asyik
Kami selalu bertukar pesan selayaknya teman pada umumnya hanya saja aku yang lelet belum menyatakan apapun padanya karena lelaki baik ini menyukainya.
Saat ini dia dinyatakan lulus ujian dan ya tentu saja aku selalu mengantar dan menjemputnya Aku senang sekali aku beralasan untuk memudahkan dia dan dia senang-senang saja soalnya irit ongkos katanya..Hehehe
Dia pun diterima disekolah salah satu terfavorit di makassar. Mengalahkan ribuan siswi lain yang mendaftar..
Dia kena ospek dan barulah dia tau kalau aku adalah ketua OSIS sekolah dan kepala Ekskul karate dan Taekwondo. Lelaki manis dan rendah hati ini tidak pernah memberitahukannya bahwa dia lelaki berprestasi karena sering membawa nama sekolah dilomba cerdas cermat se-provinsi sulsel. Dia baru mengetahui nya dari beberapa orang yang mengidolakannku sebagai senior disekolah..
Tahun ini aku masih menjabat menjadi ketua OSIS hanya saja akan digantikan beberapa bulan lagi.. Karena pemilihan ketua OSIS baru akan dilaksakan setelah ospek..
"Hay".. Sapaku..
"Eh kak Gibran kok ada di kelasku??..
"Ga apa-apa mau ajak kamu ke kantin bareng aja. Mau ga??
"Boleh the kak.. Kebetulan aku mau ke kantin juga!! ".
Kalian tau kedekatannya denganku dengan siswa nomor satu disekolah tersebar dengan cepat. Bahkan banyak anggota OSIS sering menggodaku karena aku dan shofi selalu pergi dan pulang sekolah bersama..
Kami selalu bertemu kadang kami bertemu saat istirahat saat ekskul serta pulang sekolah dan itu hampir setiap hari . Bagaimana tidak jadi bahan gosip coba.. Apalagi yang dekat dengannya siswa teladan kesayangan para guru.
Itulah sebabnya teman-teman mengatakan gimana caranya dia menaklukkan seorang Khoirul Gibran yang terkenal pelit senyum apalagi tertawa. Secara fisik aku sangat tinggi dan badan yang pas serta berkulit putih bersih.. Memiliki lesung pipit dan gigi kelinci. Serta bulu mata yang lentik dan mata yang indah. banyak orang mengatakan jika aku lelaki manis dan tampan. Apalagi jika tersenyum
Tapi dia yang memang polos dan tidak mengerti soal seperti ini , jika digoda oleh teman-teman hanya memasang tampang bodoh dan polos. Maklum saja dia memang sering dekat dengan anak lelaki daripada anak perempuan jadi dia berpikir itu adalah hal biasa dalam berteman tidak tau kalau aku memiliki perasaan kepadanya sejak dulu
Aku bisa memakluminya. Memang benar di sekolah SMP dulu hampir semua temannya lelaki dan mereka sangat akrab. Dia bukan tipe gadis yang suka bergerombol apalagi bergosip. Dia gadisku yang unik.
POV Shofiyah
Aku beruntung mengenal kak Gibran disekolah ini
Ya benar lelaki ini sangat baik, sopan dan sangat pengertian tapi dia tidak seramah saat bersamaku.
Itulah sebabnya teman-teman mengatakan gimana caranya aku menaklukkan seorang Khoirul Gibran yang terkenal pelit senyum apalagi tertawa. Secara fisik dia sangat baik tinggi dan badan yang pas serta berkulit putih bersih.. Memiliki lesung pipit dan gigi kelinci ketika dia tertawa dan tersenyum.. Serta bulu mata yang lentik dan mata yang indah. Aku mengatakan jika memang dia lelaki manis dan tampan.
Tapi aku yang memang polos dan tidak mengerti soal seperti ini jika digoda oleh teman-teman hanya memasang tampang bodoh dan polos. Maklum saja aku memang sering dekat dengan anak lelaki daripada anak perempuan jadi aku berpikir itu adalah hal biasa dalam berteman tidak taunya beda ternyata..
Beberapa bulan berlalu aku sudah resmi menjadi anggota palang merah (PMR) dan anggota Ekskul Taewkondo dan Karate yang kebetulan diketuai oleh kak Gibran.. Hubunganku dengan kak Gibran memang lebih dekat dari sebelumnya. Aku juga sering bareng ke kantin ngobrol dan lain sebagainya. Belum lagi kami juga sering keluar bareng dengan teman-teman untuk jalan-jalan dihari minggu.. Aku sungguh menikmati masa muda layaknya sebagai anak muda yang bebas bertanggungjawab.
Saat remaja aku tak memakai jilbab apa lagi cadar. Aku memakai baju kekinian selayaknya anak remaja pada umumnya hanya saja aku bersyukur karena semua teman lelaki ku sangat baik dan sangat menjagaku dari orang kurang ajar itulah alasannya aku tidak terlalu dekat dengan anak perempuan karena aku tidak suka jika bergerombol dan bergosip. Hehehe padahal aku perempuan..
Gaya pakaian ku cukup terbuka dan terkesan tomboy aku selalu memakai jaket, celana jeans dan sepatu kats, kata kak Gibran gayaku perpaduan sempurna girly dan tomboy secara bersamaan. Dan memiliki kesan manis secara bersamaan mungkin karena aku memang masih kecil jadilah seperti itu.
Walau tumbuh tanpa ibu aku mengerti tentang fashion dan menjaga diri alias perawatan siapa lagi yang mengajar jika bukan tante tersayangku itu.. Beliau selalu memberikanmu dan adikku baju serta perawatan lainnya. Beliau juga sering mengajak kami ke salon apalagi jika beliau gajian hehehe. Makanya pakaianku kekinian karena kebanyakan pakaian dan barang-barangku tantelah yang membelikan walau modelnya harus sesuai denganku dan beliau sangat hapal dengan itu.
Beliau membawa kami jalan-jalan bersama anaknya karena kebetulan anaknya juga perempuan pertama dan yang paling kecil adalah laki-laki. Aku berbeda 8 tahun dari adik sepupuku itu dan kami sangat dekat sejak kecil dia juga memiliki pengasuh yang sangat dekat dengan kami makanya kami suka pergi bersama dan jalan apalagi urusan belanja heheheh..
Aku bersyukur karena bekerja juga jadi aku mau membeli barang apapun dan bahkan ke salon pun aku membayarnya sendiri jadilah aku memiliki tabungan sejak usia remaja. Aku sering menjual makanan membawanya ke beberapa warung sejak SMP.
Aku juga sering mendapat hadiah lomba sejak kecil jadilah dibuatkan tabungan oleh nenek. Nenekku juga hoby memasak jadi aku memanfaatkan itu untuk berjualan. Aku tidak malu karena itu hal yang halal dan yang paling penting aku tidak menyusahkan orangtua.. Aku belum diperbolehkan ayahku memakai motor karena masih kecil apalagi badanku memang mungil.
Beruntung kak Gibran mau mengantarkan ku mengantar makanam dlu sebelum kesekolah.. Karena dia selalu mengantar dan menjemputku dirumah padahal aku sudah melarangnya.. Dia selalu bilang Biarmi to satu jalur juga dan aku selalu kerepotan banyak bawah barang. Sebenarnya dia memakai motor sport hanya saja sejak mengantar jemput ku dia memakai motor matic karena aku membawa banyak barang. Dengan motor matic lebih memudahkan katanya..
Setengah tahun berlalu kami tetap dekat malah lebih intens.. Aku merasa sangat nyaman bersamanya walau kami dekat dia tidak pernah macam-macam. Dia begitu menjagaku terkesan posesif tapi biasa saja menurutku dia juga tidak pernah membatasi ku dalam hal apapun bahkan teman-teman kami mengira kami ini berpacaran. Tapi nyatanya kami memang belum berpacaran.
Aku selalu membawahkannya makan siang dan sarapan karena kami selalu lebih awal kesekolah karena harus singgah di beberapa tempat jadilah dia tidak pernah sarapan dirumah tapi sarapan bersamaku. Begitupun dengan makan siang aku selalu membawakannya karena dia selalu pulang sore karena dia sudah kelas 3 dan pasti mengikuti les sepulang sekolah sedangkan aku tentu saja mengikuti ekskul karena aku memiliki 3 ekskul dan juga anggota OSIS.