Myro Veniar yang merupakan pangeran ke 3 dari Kerajaan Veniar, tanpa dukungan dan perhatian dari orang-orang, dikirim ke wilayah utara untuk melawan pemberontakan besar di utara hanya dengan ratusan pasukan.
Jika ia menolak perintah sang raja, Myro akan dianggap sebagai pemberontakan lalu diturunkan sebagai pangeran atau bahkan dieksekusi mati. Tapi, pergi ke utara untuk melawan pemberontakan besar tanpa dukungan sama seperti pergi menuju kematian juga.
Bagaimana cara Myro mengatasi pilihan di antara hidup dan mati ini? Apakah dia mampu bertahan di tengah sengitnya persaingan kekuasaan antara pangeran serta menjadi pangeran yang berhasil menjadi raja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ark Vest, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11 : PANGGILAN RAJA
"Apakah Nona Lune mengatakan sesuatu lagi?", tanya Savel penasaran.
Alasan Savel memanggil Lune dengan sebutan nona bukan karena Lune mempunyai jabatan lebih tinggi maupun lebih tua melainkan itu murni rasa hormat Savel terhadap Lune yang mempunyai kecerdasan menakutkan. Bukan hanya itu, Savel juga berkali-kali menyarankan kepada Raja Veniar IV untuk melakukan segala cara agar berhasil merekrut Lune, jangan sampai bakat seperti itu terbuang sia-sia, apalagi jatuh ke tangan musuh Kerajaan Veniar.
Raja Veniar IV menggelengkan kepalanya "Dia masih menyembunyikan beberapa hal, namun Lune menolak untuk memberitahuku. Apakah kau tahu yang dia katakan kepadaku? Lune mengatakan "Kalian semua adalah para orang-orang tua yang masih terjebak di mimpi indah kalian sendiri tanpa sadar bahwa Kerajaan Veniar sedang sekarat. Aku tak akan memberitahumu apapun lagi, pikirkanlah sendiri menggunakan otak kalian tentang krisis ataupun solusi bagi Kerajaan Veniar di masa depan. Kau terkenal sebagai raja yang bijak, tapi di mataku, tuanku jauh berada di atasmu dari segi kecerdasan maupun kekuatan". Setelah dia mengatakan semua itu, Lune pergi tanpa takut sedikitpun kalau aku akan marah akibat sikap lancangnya terhadap raja. Mungkin di seluruh Kerajaan Veniar, hanya dia yang berani berkata seperti itu kepadaku".
"Apakah begitu? Sikap Nona Lune memang sangat menarik, aku berharap bisa berbicara secara langsung bersamanya suatu hari nanti. Baiklah, setelah kembali ke rumah nanti, aku akan mencoba memikirkan apa yang dipikirkan Nona Lune. Lagipula, aku tetaplah perdana menteri kanan Kerajaan Veniar, tugasku untuk memikirkan solusi untuk menghadapi semua ancaman bagi kerajaan", kata Savel membungkuk hormat kepada raja sebelum meninggalkan ruang kerja, dia siap untuk menganalisis semua penjelasan Lune yang diberikan sang raja.
Raja Veniar IV mengetuk meja dengan lembut sebelum memanggil "Meskipun begitu, siapa yang berpikir Lune itu benar-benar memberikan kesetiaannya kepada seseorang? Belum lagi dia putra ketigaku, salah satu pangeran yang mempunyai kesempatan paling kecil menjadi raja. Aku tahu, lebih baik mencari tahunya secara langsung, apa alasan Lune memilih dia menjadi tuannya".
...----------------...
Myro sedang bersiap pergi menuju ke kamp militer milik Ares di siang hari untuk memberikan semua uangnya dan uang yang dia terima dari raja untuk membantu Ares memperluas pasukannya. Selain itu, Myro juga sudah lama belum melihat perkembangan dari 200 prajurit yang dia berikan kepada Ares. Lebih tepatnya, sejak Myro menyerahkan mereka kepada Ares, dia belum pernah memeriksa kondisi mereka lagi sehingga sekarang adalah waktu yang tepat untuk memastikan kemampuan Ares dalam melatih pasukan sebelum pergi ke wilayah utara.
Ares memang prajurit yang berbakat, setidaknya Myro tahu melalui aura di sekujur tubuhnya bahwa dia merupakan prajurit yang kuat. Tetapi mereka yang kuat bertarung belum tentu hebat melatih pasukan juga, karena itu Myro tetap sedikit khawatir.
Ketika Myro tepat akan pergi meninggalkan kediamannya, Tusen tiba-tiba datang mendekat "Tuan, utusan Raja Veniar IV datang untuk menyampaikan pesan kepada anda bahwa raja memanggil anda agar menuju istana".
"Ayah memanggilku?", kata Myro kaget. Walaupun dia dan Raja Veniar IV merupakan ayah dan anak, tapi mereka bertemu paling banyak satu atau dua kali dalam setahun di acara-acara besar saja. Karena itu, raja yang memanggilnya secara mendadak merupakan hal yang mengejutkan "Kenapa harus hari ini? Padahal ia menolak datang saat upacara kedewasaanku, tapi ia malah memanggilku sewaktu aku ada urusan penting".
Tusen berpikir sejenak sebelum berkata "Tuan, aku yakin Raja Veniar IV memanggil anda untuk membahas terkait masalag Lune, bagaimanapun raja sendiri sudah mencoba merekrutnya berkali namun berakhir gagal, sedangkan anda berhasil setelah merekrunya dalam waktu kurang dari sehari. Tuan tidak mungkin menolak panggilan raja, apabila anda melakukannya, banyak pejabat veteran yang setia akan memusuhi anda yang mempersulit jalan tuan di wilayah utara nanti".
"Aku tahu, tapi urusan Ares juga penting. Apabila ditunda, dia mungkin gagal menyiapkan pasukan tepat waktu sebelum aku menuju ke utara", kata Myro berpikir untuk mencari solusinya "Tusen, kau bawa uang ini lalu mengirimkannya ke Ares, beritahu dia masalah pembentukan pasukan secepatnya yang nanti akan kita bawa menuju utara. Aku akan berangkat untuk menemui raja, lagipula aku tak bisa diwakilkan oleh siapapun untuk menemui raja bukan?".
Setelah mengatakan semua itu, Myro memberikan sebuah kotak kepada Tusen yang berisi ratusan koin emas. Semua uang di kotak ini merupakan uang tabungan Myro selama bertahun-tahun dan pemberian perpisahan dari Raja Veniar IV, bukan jumlah uang yang kecil.
Tusen membungkus uang tersebut dengan hati-hati memakai sebuah kain lalu berkata tegas "Jangan khawatir, tuan! Aku akan memastikan semuanya berjalan lancar sesuai apa yang anda inginkan".
"Aku percaya kepadamu", kata Myro sedikit mengangguk.
Tanpa membuang waktu, Tusen meninggalkan kediaman Myro dan bergegas menuju kamp pasukan Ares yang terletak diluar ibukota. Untuk mencegah pemberontakan, demua pasukan dilarang memasuki ibukota tanpa izin dari raja. Kecuali pasukan tersebut hanya berjumlah sedikit seperti 10 orang sebagai pengawal. Sedangkan Lune, dia adalah salah satu orang yang diberikan pengecualian oleh raja.
"Ayo pergi menemui ayah", kata Myro yang langsung mengganti pakaiannya menjadi pakaian yang lebih formal.
...----------------...
Ketika tiba di depan gerbang istana raja, seorang penjaga mendekati Myro sambil membungkuk hormat "Selamat datang, Pangeran Myro! Maaf jika aku sedikit kasar, tetapi yang mulia telah menunggu kedatangan anda sehingga kita harus segera pergi, jangan membuat yang mulia menunggu lebih lama lagi".
Myro tidak banyak bicara juga, ia mengikuti penjaga yang menuntunnya menuju istana.
Sepanjang jalan di lorong istana yang dipenuhi hiasan mewah, Myro tak menemukan banyak penjaga di sepanjang jalan, tapi kening Myro tetap berkerut sebab ia merasakan sepertinya ada banyak sekali penjaga rahasia yang tersembunyi di sepanjang lorong.
Meskipun mereka tak terlihat, Myro yakin kemampuan mereka berada di atas para penjaga yang berjaga secara terang-terangan di sepanjang lorong.
Mengabaikan para penjaga tersembunyi yang ia rasakan, mereka akhirnya tiba di depan sebuah pintu besar yang dijaga oleh 2 penjaga berbaju besi emas.
Salah satu penjaga pintu berjalan mendekati mereka, ia mengamati Myro dingin "Apakah anda pangeran Myro?".
Prajurit tersebut memang tidak bersikap hormat layaknya prajurit lain, namun Myro tahu bahwa dia melakukannya bukan karena meremehkan Myro melainkan dia berasal dari prajurit paling elit Raja Veniar IV, Infanteri Emas yang terkenal. Berbeda dari pasukan lain yang dipimpin oleh para jendral, Infanteri Emas dipimpin secara langsung oleh raja, kesetiaan setiap pasukan infanteri emas sangat kuat serta mereka hanya setia kepada raja. Oleh karena itu, mereka diberikan hak untuk tidak tunduk pada siapapun kecuali raja.
"Benar, tolong beritahu yang mulia bahwa Pangeran Myro telah tiba", kata prajurit tersebut hormat terhadap prajurit Infanteri Emas yang menjadu sosok paling dikagumi oleh semua pasukan di Kerajaan Veniar.
Prajurit Infanteri Emas tersebut mengangguk dingin "Tunggu sebentar".
Setelahnya, prajurit Infanteri Emas tersebut mengetuk pintu sambil berkata penuh rasa hormat "Yang mulia, pangeran Myro telah datang untuk menemui anda".
"Biarkan dia masuk", suara berwibawa terdengar dari balik pintu tersebut.
Prajurit Infanteri Emas mengangguk sebelum dia membuka pintu tersebut "Pangeran Myro, silahkan masuk, yang mulia telah menunggu anda".