NovelToon NovelToon
Di Antara Takdir Dan Fiksi

Di Antara Takdir Dan Fiksi

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Akademi Sihir / Masuk ke dalam novel / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: yarn

perjuangan Lucas untuk melawan nasibnya sebagai karakter sampingan dalam novel, dengan menantang alur yang sudah ditetapkan dan mencari jalan untuk bertahan hidup.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yarn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11 Kejanggalan

Di dalam kamarnya, Lucas merenung sambil belajar. Ia memikirkan ujian minggu depan di pelajaran Profesor Glast, di mana mereka akan berlatih melawan orc sebagai satu tim. Menyadari bahwa kelompoknya belum bisa bekerja sama dengan baik, Lucas memutuskan untuk mengajak timnya berlatih bersama.

Setelah beberapa hari latihan, tim mereka akhirnya mulai menunjukkan peningkatan dalam kerjasama.

Violet, dengan pedang magisnya, mulai lebih terampil dalam melindungi Sylvara, yang menggunakan sihir kuat untuk menyerang dari jarak jauh. Lucas berfokus pada sihir serangan dan menjaga agar lawan tetap berada dalam jangkauan, sementara Lina memainkan peran penting sebagai penyokong tim, merapalkan mantra healing dan buff untuk memperkuat teman-temannya.

Saat latihan terus berlanjut, Lucas bisa melihat perubahan yang signifikan. Pertengkaran antara Sylvara dan Violet mulai mereda, dan komunikasi di antara mereka semakin baik. Mereka bergerak sebagai satu kesatuan, memadukan kemampuan masing-masing dengan lebih efektif.

Ketika pelajaran Profesor Glast tiba, para murid yang berada di dalam kelas dibawa ke sebuah arena besar. Profesor Glast menjelaskan bahwa dalam latihan ini, mereka harus menghadapi orc sebagai bagian dari ujian kelompok.

"Kelompok Damien akan menjadi yang pertama," ujar Profesor Glast sambil menunjuk mereka.

Damien dan Masha maju dengan pedang sihir di tangan, siap menghadapi orc yang besar dan ganas. Alexander berdiri di belakang mereka, merapal mantra dengan kekuatan besar, menyerang orc dari jarak jauh. Sementara itu, Lyra, dengan ketenangan dan keahlian dalam alkimia, memberikan dukungan melalui ramuan penyembuh dan peningkat kekuatan. Dalam hitungan menit, orc tersebut tumbang di bawah kerjasama dan serangan beruntun dari tim mereka.

Melihat performa yang luar biasa dari tim Damien, Lucas merasa sedikit tegang. Ia tahu bahwa kelompoknya harus memberikan yang terbaik untuk bisa bersaing. Namun, berkat latihan yang telah mereka lakukan, Lucas percaya bahwa timnya juga bisa menunjukkan performa yang mengesankan saat gilirannya tiba.

Saat giliran Lucas tiba, ia merasa sedikit percaya diri terhadap timnya. Begitu mereka mulai melawan orc, timnya bekerja sama dengan baik—Lucas, Sylvara, Violet, dan Lina saling bahu-membahu dalam menyerang. Namun, meskipun serangan mereka bertubi-tubi, orc itu masih terlihat bugar dan tidak banyak terpengaruh.

Lucas mulai merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Instingnya mengatakan ada kejanggalan. “Violet, mundur!” teriak Lucas dengan nada mendesak. Namun, sebelum Violet sempat bereaksi, orc itu tiba-tiba melancarkan serangan cepat ke arahnya.

Dalam sekejap, Sylvara menggerakkan tangannya, memanggil kekuatan es untuk melindungi Violet. Es itu terbentuk menjadi dinding yang kokoh di depan Violet, menahan serangan orc dengan keras. Bunyi tabrakan antara pukulan orc dan dinding es itu menggema di seluruh arena.

Violet yang terkejut langsung melihat ke arah Sylvara, yang tampak kelelahan setelah mengerahkan kekuatan besar untuk melindunginya. Lucas segera mengambil alih situasi, memberikan instruksi baru untuk menata ulang serangan mereka. "Kita harus fokus pada titik lemahnya, jangan asal menyerang!" katanya, memimpin tim dengan tenang meskipun situasinya tegang.

Profesor Glast menyadari ada kejanggalan dalam kekuatan orc yang mereka hadapi, namun ia tetap berdiri diam, hanya memperhatikan dari kejauhan tanpa memberikan bantuan apa pun. Dia percaya pada kemampuan murid-muridnya untuk mengatasi situasi sulit tersebut.

Sementara itu, orc mulai menyerang kelompok Lucas dengan lebih agresif, memaksa tim untuk terpecah. Melihat celah, Lucas memutuskan untuk memancing orc agar mengejarnya. Dengan lincah, ia berlari dan menghindari serangan demi serangan, namun pikirannya terus bekerja keras, mencari cara untuk mengalahkan makhluk kuat tersebut.

“Aku harus menemukan titik lemah atau sesuatu yang bisa memperlambatnya,” pikir Lucas dalam hatinya. Dia menyadari bahwa serangan langsung mungkin tidak akan cukup. Dengan cepat, Lucas mengingat pelajaran alkimia sebelumnya, dan sebuah ide muncul di benaknya.

“Lina!” teriaknya sambil berlari, “Gunakan sihir penahan! Kita butuh waktu untuk menjatuhkannya!”

Lina, yang selama ini bermain sebagai pendukung, segera merapal mantra sihir penahan. Akar-akar kuat keluar dari tanah, melilit kaki orc, memperlambat gerakannya. Dengan gerakan cepat, Lucas menggunakan sihirnya untuk menyerang titik yang ia duga sebagai titik lemah di belakang lutut orc.

Sementara itu, Sylvara dan Violet mulai bekerja sama dengan lebih baik. Violet menyiapkan serangan pedang sihir dari depan, sementara Sylvara bersiap untuk memberikan serangan akhir dengan sihir esnya. Begitu orc terperangkap dan tak mampu bergerak, Violet dengan cepat menyelinap ke belakang dan meluncurkan tebasan kuat ke leher orc, sementara Sylvara melancarkan serangan es yang membekukan orc hingga tak dapat bergerak lagi.

Saat mereka berpikir telah berhasil mengalahkan orc, tiba-tiba makhluk itu menghancurkan es yang membekukannya dengan kekuatan yang tak terduga. Orc tersebut mengeluarkan raungan keras dan mulai mengamuk, memasuki mode berserk. Seluruh tubuhnya memancarkan aura yang lebih kuat, matanya memerah, dan setiap gerakannya semakin liar dan tak terkontrol.

Lucas yang berada di belakang, melihat perubahan itu dengan kebingungan. Dalam novel yang ia baca, orc seharusnya tidak bisa memasuki mode berserk dalam ujian seperti ini. Keadaan ini benar-benar di luar dugaannya. "Apa yang terjadi? Ini tidak seharusnya terjadi!" pikir Lucas dengan panik.

Violet dan Sylvara, yang semula tampak yakin, sekarang terdesak. Mereka berdua mundur perlahan, kelelahan setelah mengerahkan banyak tenaga untuk serangan sebelumnya. Lucas mencoba mengingat detail dari novel, mencari tahu apa yang bisa menjelaskan kejadian ini. "Apakah ini ujian yang dimodifikasi? Atau... ada sesuatu yang salah dengan sihir di sini?"

Dengan cepat, Lucas menyusun rencana baru. "Kita harus bertindak cepat! Jangan biarkan dia mendekat!" teriaknya kepada tim. "Sylvara, siapkan penghalang es lagi, tapi kali ini lebih tebal! Violet, serang dari samping dan fokus pada kakinya! Lina, pastikan kita tetap terlindungi dengan sihir penyembuhan jika dia menyerang!"

Mereka tahu waktu semakin mendesak. Orc dalam mode berserk lebih kuat dan lebih cepat. Lucas berusaha mengendalikan situasi dengan tenang, namun jauh di dalam dirinya, kekhawatiran mulai muncul. "Apa ini tanda kalau jalan cerita mulai berubah?" pikirnya, sambil melihat ke arah profesor Glast yang masih diam mengamati dari jauh.

Lucas berusaha menenangkan diri meski situasinya semakin tidak terkendali. Sementara Sylvara mulai memanggil kekuatan es untuk membuat penghalang baru, orc itu sudah melancarkan serangan liar ke arah mereka. Violet dengan cepat melompat ke samping, menyerang kaki orc seperti yang diperintahkan oleh Lucas. Tebasannya menghantam keras, tapi tidak cukup untuk menghentikan gerakannya yang semakin brutal.

Lina, dengan ketegangan yang jelas terlihat di wajahnya, segera merapalkan mantra penyembuhan dan perlindungan untuk melindungi tim dari serangan orc yang tak terduga. "Tetap tenang, semuanya!" teriak Lucas, memusatkan pikirannya untuk mencari celah serangan.

Tiba-tiba, orc itu mengangkat tangannya dan menghantam dinding es Sylvara dengan kekuatan yang jauh lebih besar. Dinding es retak, dan dalam sekejap, Sylvara terlempar mundur. Lina dengan cepat merapal mantra penyembuhan untuk meringankan luka yang diderita Sylvara, sementara Violet mencoba menahan serangan berikutnya dengan serangan sihir pedangnya.

Lucas tahu mereka harus segera menyelesaikan pertarungan ini. Orc dalam mode berserk tidak akan berhenti sampai semua orang di depannya hancur. Dengan napas terengah-engah, Lucas mengingat mantra kuat yang pernah ia baca dalam buku sihir, meski belum pernah mencoba merapalkannya.

"Aku harus mencobanya, ini satu-satunya cara!" pikir Lucas, menatap orc yang semakin mendekat.

Dia mengangkat tangannya ke udara, memfokuskan energi magis yang tersimpan dalam dirinya. Udara di sekitarnya terasa tegang, energi sihir mulai mengalir dari tubuhnya. "Semua mundur!" teriak Lucas kepada teman-temannya. "Aku akan mencoba sesuatu!"

Tanpa ragu, dia merapal mantra sihir kuno yang ia pelajari, sebuah mantra penghancur elemen yang membutuhkan fokus dan kekuatan besar. Sinar biru terang muncul di tangannya, membentuk lingkaran sihir di udara. "Sekarang, saatnya!" teriak Lucas, lalu melepaskan serangan ke arah orc yang mengamuk.

Sinar sihir biru itu meluncur dengan kecepatan luar biasa, menghantam orc tepat di dadanya. Teriakan keras orc bergema, tubuhnya mulai bergetar hebat. Sihir Lucas meresap ke dalam tubuh orc, menghancurkan energi berserk-nya secara perlahan. Orc itu jatuh ke tanah dengan suara gemuruh, tubuhnya tidak lagi bergerak.

Arena menjadi sunyi. Para siswa yang menonton, termasuk tim Damien, tertegun melihat kejadian yang baru saja terjadi. Sylvara dan Violet saling memandang dengan napas berat, sementara Lina terlihat kelelahan tetapi lega. Lucas menghela napas panjang, kekuatan sihir yang ia keluarkan membuat tubuhnya hampir habis tenaga.

Profesor Glast melangkah maju, memecah keheningan. Wajahnya masih serius, namun ada sedikit senyum di sudut bibirnya. "Perhatian semua," katanya dengan suara tegas. "Tadi telah terjadi sebuah kesalahan yang menyebabkan orc ini masuk ke dalam mode berserk. Itu seharusnya tidak terjadi dalam latihan ini."

Para murid mulai berbisik-bisik, kaget mendengar penjelasan itu. Lucas menatap Profesor Glast dengan perasaan lega namun juga bingung. Dia yakin pertarungan tadi bukan sekadar kesalahan biasa.

"Namun," lanjut Profesor Glast, "Tim Lucas telah berhasil mengatasi situasi yang tidak terduga dengan sangat baik. Berkat kerjasama yang solid dan pemikiran cepat, mereka berhasil melumpuhkan orc dalam kondisi berserk. Maka dari itu, tim Lucas akan mendapatkan nilai lebih dalam ujian ini."

Tepuk tangan mulai terdengar dari para murid lain. Damien menatap Lucas dengan senyuman, sementara Masha dan Alexander mengangguk mengakui kehebatan tim Lucas. Namun, Violet hanya mendengus, meski ada sedikit senyum kecil di wajahnya. Sylvara menghela napas lega, dan Lina terlihat sangat bangga dengan dirinya sendiri.

"Terima kasih, Profesor," ujar Lucas akhirnya. Tapi di dalam hatinya, dia tahu ini hanya awal dari sesuatu yang lebih besar. Ancaman yang seharusnya belum muncul mungkin sudah mulai bergerak di belakang layar, dan Lucas harus segera mencari tahu lebih banyak.

1
cipta
Nih Kopi Thor
Livey: makasih
total 1 replies
Fana Yuki
lanjutkan thor semangat
Yuri Lowell
Sumpah keren banget, saya udah nungguin update tiap harinya!
Niki Fujoshi
Recomended banget buat yang suka genre ini.
Dennis Rodriguez
Terpesona☺️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!