Niatnya untuk membalas dendam membuatnya rela menikah dengan pria yang baru dia kenal. Zevana berniat untuk membalaskan dendam terhadap pria bernama Aksa atas kematian sahabatnya. Agar Aksa bisa merasakan sakit hati yang sama, Zevana memilih jalan lewat jalur cinta. Membuat Aksa jatuh cinta, setelah itu mencampakkannya.
Aksa adalah seorang playboy yang sering bergonta-ganti pasangan. Dia tidak percaya dengan cinta, karena baginya cinta hanyalah hal konyol. Dibalik sikap dinginnya, ternyata Aksa menyimpan luka di hati yang membuatnya tidak percaya akan adanya cinta sejati.
Berhasilkah Zevana meluluhkan hati Aksa demi misi balas dendamnya?
🩸
🩸
🩸
"Aku tidak biasa menjalin hubungan hanya dengan satu wanita saja. Jika kamu menginginkan pernikahan ini tetap terjadi, maka bersiap-siaplah untuk sakit hati."_ Aksa.
Yang penasaran dengan ceritanya, kepoin yuk...
Salam dunia perhaluan 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fajar Riyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 : Lewat Jalur Cinta.
Dengan membawa secangkir teh hangat di tangannya, Dewi berjalan menghampiri suaminya yang sedang duduk santai di ruang tengah sambil menonton televisi.
"Mas, apa tidak sebaiknya kita ajak Aksa dan Zevana untuk tinggal di sini bersama dengan kita?" Dewi meletakkan cangkir teh di atas meja, lalu dia duduk di samping suaminya.
Herman menggelengkan kepalanya pelan, "Kamu tau ibu seperti apa, keinginannya tidak boleh dilanggar, apalagi jika sudah berhubungan dengan Aksa. Lagipula Aksa sudah menikah, mas rasa tidak masalah jika mereka tinggal dan memiliki rumah sendiri."
"Tapi aku sudah berjanji pada mbak Arini untuk menjaga dan menyayangi Aksa seperti putra kandungku sendiri," ucap Dewi dengan wajah tertunduk sedih.
Herman menumpukkan tangannya di punggung tangan istrinya. "Kamu sudah melakukannya, selama ini kamu sudah menjaga dan menyayangi Aksa dengan baik. Kamu adalah wanita dan ibu yang hebat untuk Arvan dan Aksa."
Herman menghela nafas panjang, "Seandainya Ibu dan Aksa tau apa yang terjadi sebenarnya, mungkin mereka tidak akan menyalahkan kamu atas meninggalnya Arini."
"Sudahlah mas, tidak ada yang perlu disesali. Lagipula Aksa juga tidak pernah bersikap kurang ajar padaku. Dia hanya belum bisa menerima aku sebagai ibu sambungnya saja."
Dari balik tembok, sejak tadi Arvan mendengarkan pembicaraan kedua orang tuanya. Tadinya Arvan berniat mengambil air minum ke dapur, namun tak sengaja dia malah mendengar mama dan papanya sedang membicarakan tentang Aksa.
Akhirnya Arvan memilih naik kembali ke kamarnya. Dia mengambil sebuah buku dari atas meja dan melemparkannya ke arah tembok.
"Breng-sek!" Arvan mengumpat kesal. Dia meraih ponselnya dari atas nakas lalu mendudukkan dirinya di tepi ranjang sambil mengusap layar ponselnya. Nampak di sana foto Zevana yang mengenakan gaun pengantin, foto itu diambil diam-diam semalam saat di pesta olehnya.
"Aksa selalu mendapatkan apapun yang dia inginkan," ucap Arvan tanpa melepaskan pandangannya dari foto Zevana yang berada di layar ponselnya. "Kali ini bolehkah aku sedikit egois? Aku ingin memiliki kamu Zevana. Aku ingin merebut kamu dari Aksa."
🍁
🍁
🍁
Zevana masih merasa kesal dengan kejadian di kamar tadi pagi. Padahal dia sudah menurunkan harga dirinya sebagai seorang wanita hanya demi mengejar cinta seorang pria breng-sek seperti Aksa. Jika bukan demi Nadia, dia juga tidak ingin memiliki hubungan apalagi sampai menikah dengan Aksa.
Padahal dulu Nadia juga pernah beberapa kali putus dengan mantan pacarnya. Tapi sahabatnya itu bisa cepat move on. Tapi kenapa dengan Aksa tidak? Kenapa Nadia bisa sampai depresi sebelum akhirnya mengakhiri hidupnya. Sebenarnya apa yang sudah dilakukan oleh Aksa pada Nadia? Bukankah seharusnya Nadia sudah tau resikonya jika menjalin hubungan dengan pria seperti Aksa?
Zevana jadi teringat dengan ucapan Oma Berlina tadi pagi tentang Aksa yang sering bergonta-ganti pasangan karena merasa kesepian sejak ditinggal oleh sang mama.
"Kesepian sih kesepian. Tapi tidak harus sampai berkencan di kamar hotel dengan wanita-wanita yang berbeda juga kali. Memang dasar dianya saja yang tidak waras." Zevana tidak henti-hentinya ngedumel. Saat ini dia sedang duduk sendirian di atas ranjang sambil menyenderkan punggungnya pada headboard.
"Siapa yang tidak waras?" Tanya sebuah suara dengan diiringi langkah kaki masuk ke dalam kamar.
Zevana yang melihat kehadiran Aksa didalam kamar itupun langsung duduk dengan tegak dan berusaha bersikap tenang. Suaminya itu baru saja ngobrol di lantai bawah dengan Omanya. Tadi Oma Berlina memang meminta Aksa untuk turun karena ada sesuatu hal penting yang ingin dibicarakan.
"Eh, Bubu, kamu sudah kembali. Apa Oma sudah tidur?" Zevana malah bertanya, bukannya menjawab pertanyaan Aksa.
Aksa tidak menjawab, dia menatap Zevana dengan lekat sambil melepaskan jam tangannya lalu menaruhnya di atas nakas.
"Kenapa menatapku seperti itu? Kita kan sudah menikah, jadi sudah seharusnya kita tidur satu ranjang. Bukankah kamu sudah biasa tidur satu ranjang dengan wanita?" Zevana mencoba menjelaskan. Dia pikir Aksa menatapnya seperti itu karena dia sudah berani naik ke atas ranjang milik pria itu.
Aksa menatap sebentar pada lampu yang tergantung di langit-langit kamarnya. Lalu dia kembali menatap ke arah Zevana.
"Aku tidak biasa tidur dengan lampu menyala," ucap Aksa menunjuk lampu kamarnya dengan dagu.
"Eh tapi aku sebaliknya, aku tidak bisa tidur jika lampunya mati. Aku takut ada ular yang masuk." Zevana tidak berbohong. Dia memiliki trauma di masa lalu yang membuatnya tidak bisa tidur dengan lampu dimatikan.
"Kamu pikir rumah ini berdiri di tengah hutan apa?" Ujar Aksa kesal. Walaupun pada akhirnya dia tidak mematikan lampu kamarnya dan memilih merebahkan tubuhnya di samping sang istri.
Zevana tersenyum senang karena Aksa tidak mematikan lampu kamar. Dia mencondongkan tubuhnya ke arah Aksa yang sedang berbaring di sampingnya. Pria itu sudah menutup matanya.
"Bubu, boleh aku bertanya sesuatu?"
"Tanya apa?" Jawab Aksa dengan nada ketus. Zevana benar-benar gadis yang cerewet.
"Kamu dan wanita-wanita itu, apa kalian..." Zevana tidak melanjutkan kata-katanya saat Aksa tiba-tiba membuka matanya dan menatapnya tajam.
"Tidur dan jangan bertanya lagi. Jika kamu terus bicara maka aku akan keluar dan tidur di kamar lain," ancam Aksa. Walaupun sebenarnya dia tidak mungkin berpindah kamar, karena Omanya pasti akan memarahinya jika dia tidak tidur satu kamar dan satu ranjang dengan Zevana.
Zevana merasa sangat kesal, padahal dia hanya ingin tau apa saja yang dilakukan oleh Aksa jika sedang di kamar hotel bersama wanita. Jika Aksa bisa melakukan hubungan badan dengan wanita-wanita itu tanpa cinta, lalu kenapa dengan dirinya tidak? Walaupun Zevana tidak berharap akan melakukan ritual suami istri dengan Aksa, tapi dia hanya merasa penasaran saja.
Aksa menarik selimut dan menutup kembali matanya, sepertinya malam ini dia tidak akan bisa tidur lagi seperti semalam. Rupanya semalam Aksa sudah mencoba untuk tidur di samping Zevana saat gadis itu sudah terlelap. Tapi dia merasa tidak terbiasa dan tidak nyaman hingga dia bangun dan duduk di kursi sofa, mengecek ponselnya dan ada beberapa pesan Dani yang mengatakan jika ponsel Dani dipenuhi pesan dan panggilan dari wanita-wanita yang merasa patah hati mendengar kabar pernikahan Aksa.
🌼
🌼
🌼
Zevana membuka kedua matanya dan melihat jam di dinding sudah menunjukkan pukul dua pagi. Sebenarnya tadi Zevana hanya berpura-pura tidur saja, dia juga mendengar saat Aksa bangun dari atas ranjang dan melangkahkan kakinya pergi menjauh dari ranjang.
Pandangan Zevana beralih ke arah balkon, disana Aksa sedang berdiri memunggunginya. Entah apa yang sedang dipikirkan oleh pria itu.
"Aksa Madeva, sebenarnya apa yang ada di pikiran dan hatimu? Kenapa aku tidak bisa menebaknya," batin Zevana bertanya-tanya.
...🍃🍃🍃...
.nah klo saling jujur dr awal psti g kn ada kbohongan
jangan biarkan popcorn ku nganggur kakaaa/Curse//Curse//Curse/
ciuussssss????
andin udah gika g tau malu minta suami orang
ada ya orang kaya andin memang lbh baik mati si caca sama rian
kok ada levbel end nya kk
andin udah gika g tau malu minta suami orang
ada ya orang kaya andin memang lbh baik mati si caca sama rian
kok ada levbel end nya kk
andin udah gika g tau malu minta suami orang