NovelToon NovelToon
Sistem Perlindungan Idol

Sistem Perlindungan Idol

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Romansa Fantasi / Sistem / Dikelilingi wanita cantik / Romansa / Light Novel
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Rikazum

Novel ini bercerita tentang seorang siswa biasa bernama Reza yang secara mendadak mendapatkan teman-teman baru yang merupakan sekumpulan group Idol kesukannya.

Apa itu idol? idol adalah seseorang atau sekelompok orang yang dicintai dan diidolakan oleh para fansnya karena suatu hal.

Singkat cerita, Reza ingin melindungi senyuman para idol itu dan tidak ingin melihat mereka menangis.

Namun Impiannya punah, dia hanyalah pecundang yang tidak bisa melakukan apapun disaat idolanya membutuhkannya. Alhasil Reza menangis dengan kencang dan tanpa sadar iapun pingsan.

Saat bangun ia terkejut karena waktu terulang kembali ke saat dimana pertama kalinya idol yang ia cintai datang kesekolahnya, dan secara tiba-tiba juga sebuah sistem muncul di hadapannya.

"Sistem Perlindungan Idol"

Akhirnya kisah Seorang Reza sang pemeran utama pun dimulai...


P : Apakah hidup dengan mengidolakan seseorang adalah hal yang salah?

J : Tidak, itu tidak salah, malahan itu hal yang bagus

P : Alasannya?

J : ...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rikazum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7 : Meskipun Keberadaanku Tidak Ada -7-

"Berkali-kali memandang dari jendela yang kesepian, Kaulah yang menginspirasiku memahami luasnya dunia"

-SNR

Hari pertama setelah Reza berhenti sekolah, semua nampak biasa-biasa saja dan berjalan tetap sama saja. Hanya satu hal saja yang berbeda, setelah kepergiannya ada satu siswa yang selalu menatap kearah tempat duduknya dengan muram.

"Apa ada yang salah, Narumi?"

Gadis blesteran Amerika-indonesia berambut panjang berwarna kuning bertanya pada Saijo Narumi dengan simpati karena melihat temannya sedang muram menatap kursi Reza.

"Hmm Hmm" Narumi menjawab dengan menggelengkan kepalanya, " Tidak ada, aku hanya sedikit capek saja" jelasnya.

"Kalau ada apa-apa bilang aja ke aku yah" sahut wanita yang tempat duduknya berada disamping Narumi itu.

Dia adalah Sintia Stellia, dan dia juga merupakan teman dekat Narumi di grub Kanashī tamashī.

"Hmm... jujur aku penasaran...bagaimana kondisi orang itu yah?"

Namun tidak ada yang mendengar pertanyaannya karena suaranya kecil.

***

hari telah berlalu dan jam telah menunjukkan pukul sembilan pagi, Reza bangun dengan masih merasa lelah, dan ia merenungkan tentang kejadian kemarin dan juga pembicaraannya ditelepon semalam.

Reza sendiri tidak memberi tahu keluarganya tentang dirinya yang dikeluarkan dari sekolah. Sebagai seorang pria, dan seorang pria yang akan segera meranjak dan memasuki usia dewasa, dia akan mencoba yang terbaik untuk menyembunyikan apa pun yang akan membuat keluarganya khawatir.

Selain itu, dia memiliki tabungan lebih dari satu juta hasil dari bantuan pemerintah yang ia dapat sebulan sebelum ia dikeluarkan dari sekolah. Bahkan jika dia tidak memiliki sumber pendapatan, uang itu masih akan menutupi masalah pemasukan dirinya untuk sementara waktu. Belum lagi, dia sekarang telah bergabung dengan Sistem genius, atau tepatnya sistem perlindungan Idol. Dengan itu dia berharap kalau Pekerjaan bisa diselesaikan dalam hitungan menit. Karena itulah dia berusaha untuk tidak khawatir sama sekali.

Dia menggeliat dan menguap di atas tempat tidurnya. Rasanya dia masih belum puas dengan tidurnya.

Selama bersekolah selama satu tahun lebih, Reza harus selalu belajar dan bersiap mengikuti perlombaan setiap harinya, baik persiapan untuk olimpiade maupun untuk perlombaan berbasis akademis lainnya. Dan beban itu hanya ditanggung sendiri olehnya, karena cuman dia seoranglah yang mewakili sekolah untuk berlaga diperlombaan itu. Walaupun sebenarnya, selain dia, ada lagi siswa penerima beasiswa dan orang itu adalah Narisa. Namun karena pilih kasih atau lebih tepatnya anak kepala sekolah mencoba mendekatinya, maka kepala sekola membantu anaknya dengan meringankan beban Narisa dan memindahkan beban itu kepundak Reza. Ada berbagai macam lembur yang membuat waktunya untuk bersantai dan bertemu Pacarnya hilang. Rutinitas hariannya sangat tidak teratur, Bahkan makan, minum, olahraga, dan kata istirahat menjadi kata yang langkah dipikirannya. Ditambah lagi dia baru saja menempati tubuhnya yang muda lagi. Dia tidak ingat apa yang terjadi pada dirinya dimasa lalu, apakah dia mati atau hanya berpindah tubuh saja, tetapi hal yang pasti dia ketahui adalah, ia diselamatkan oleh sistem, tubuhnya tampaknya telah menjadi sangat lincah dan gesit, jauh berbeda dari dirinya dikehidupan sebelumnya. Walaupun begitu, Dia merasa lelah dan mengantuk saat ini, dan rasanya ia ingin segera tidur.

Dia pingsan ke tempat tidur, menarik seprai ke atas kepalanya, dan segera jatuh tertidur lelap. Peristirahatannya luar biasa stabil dan menyenangkan. Dan akhirnya, dia bisa beristirahat setelah berjuang selama satu setengah tahun ini.

Ketika dia bangun, sudah lewat pukul lima sore, lebih tepatnya jam lima lewat empat puluh lima menit.

Setelah memasuki kamar mandi dan mandi, dia keluar untuk makan malam guna mengatasi masalah praktis kelaparan.

Dia lalu mengenakan kaos hitam polos dengan celana hitam ramping. Pakaian yang ia kenakan dari kepala sampai ujung kaki berwarna hitam, membuatnya terlihat seperti memberikan perasaan misterius.

Ia memilih makan malam di sebuah warung kecil. Pemilik warung itu adalah pasangan paruh baya. Suaminya memanggang sementara wanita itu memasak mie. Juga, ada berbagai snack dan minuman lainnya. Bisnisnya cukup bagus.

Reza sendiri bisa dibilang sering datang ke sini untuk makan. Seiring waktu berlalu, dia menjadi akrab dengan pasangan paruh baya ini.

"Tumben banget, biasanya datangnya malam, yasudah duduk dulu sana, nanti bapak yang bawakan makanan" Ucap seorang wanita paruh baya dengan akrab saat Reza memasuki warungnya.

Reza lalu mengangguk dan menemukan meja kosong tempat dia duduk.

"Aku benar-benar capek hari ini buk" Keluh Reza dengan merentangkan tangannya dan berbaring diatas salah sebuah meja. Padahal tidurnya sudah sangat lama.

Suami wanita itu, menyapa Reza dengan hangat, “Jadi bagaimana? Mau makan yang biasa?” ucapnya sambil mengusap dan membersihkan area meja dapur.

“Hm... Iya pak, tolong seporsi nasi dan ayam bakarnya yah... Yang enak seperti biasa. ”

Dan saat sedang dalam kondisi malasnya itu, sebuah panggilan dari Aikalin muncul di hp nya

Reza sangat malas mengangkat telepon itu, namun disisi lain ia benar-benar ingin memarahinya. Reza sama sekali tidak mengerti kenapa mulut temannya sangat ceroboh sekali.

“Ada apa menelponku sore-sore begini? Aku mau makan, jadi apa kau bisa tidak menelponku diwaktu sekarang? ” Reza mengeluh dengan tidak senang ketika dia menekan tombol jawab.

Aikalin terkejut. “Apa-apaan kau ini. Apa kau tahu, temanmu baru saja menghubungimu karena khawatir dengan keadaanmu tapi kau malah acuh tak acuh. Oke oke . kalau begitu Aku akan mengirimkanmu pesan di What Apk saja.."

“Kuota internetku akan habis kalau dipakai untuk membalas pesan-besan bodohmu itu.. ”

“Apa menurutmu aku bodoh? kau baru saja tiga hari yang lalu membeli pulsa internet, dan sekarang kau memiliki kuota internet 16GB per bulan, Dan kau jarang nonton video di You Brut. Yang ada kau hanya mendengarkan musik yang dinyanyikan idol Kanashī tamashī yang kau cintai saja. jadi apa menurutmu kuota internetmu akan habis hanya karena hal bodoh itu saja? Benar-benar sangat Omong kosong! ” Aikalin emosi menjadi tidak sabar.

Saat itulah, seporsi nasi dan ayam bakar disajikan diatas meja.

"Ehem Ehem"

Reza berdehem, dan berkata dengan suara malasnya, “Oke, Aku makan dulu, makananku baru disajikan. Kita lanjut pembicaraan kita nanti. ”

“Apa!? Makan!?, dimana kau makan sekarang? kenapa kau tidak mengajakku untuk makan juga? Bukankah kita teman? ” Aikalin langsung mengeluh dari ujung panggilan teleponnya.

Reza menjadi jengkel, ia lalu menghembuskan nafas beratnya “Haah...nafsu makanku betambah buruk. Bukannya bertambah bagus tapi malah menghilang bisa-bisa kalau mendengar berbagai ocehan darimu itu."

“Apa menurutmu aku semenjijikan itu? Ayolah bro, sharelok alamatmu sekarang dan aku akan segera pergi kesana. Sebagai sahabatmu aku ingin membicarakan banyak hal denganmu"

Reza tidak tahu harus menjawab apa kepadanya. Reza terlalu lapar. ia lalu mengambil sendok dan garpu, dan dengan asyik menyantap makanannya.

Aikalin akhirnya juga menjadi serius saat dia berbicara tentang hal-hal yang baru saja terjadi kemarin. “Ngomong-ngomong, Reza, apa kau benar-benar berhenti sekolah?"

“Iya . ”

Reza menjawab dengan jujur, dan kemudian dengan cepat mendesak, “Aku harap kau tidak memberitahukan kabar ini kepada siapapun lagi selain kak Anita" ucap Reza dingin.

Sudah cukup mengecewakan kak Anita tahu kalau ia putus sekolah, karena itulah ia berharap kedua orang tuanya tidak tahu tentang masalahnya sekarang. Dan tentu saja Reza juga sudah mengantisipasi dengan meminta Kak Anita menjaga rahasia ini. Yang tersisa hanya Aikalin dengan mulut embernya, ia berharap Aikalin tidak menyebarkannya kemana-mana.

“Bagaimana bisa kau mencurigaiku menyebarkan rahasiamu itu. Rahasia apa pun yang kau ceritakan padaku sudah pasti benar-benar aman dan tak akan kubeberkan kemana-mana, ”jawab Aikalin yang terdengar bersumpah dengan sungguh-sungguh sambil memukul-mukul dadanya dengan ringan.

Reza memutar matanya karena capek mendengar bualan Aikalin. Reza lalu bertanya dengan makna yang dalam, dengan sebuah sindiran didalamnya. “Apa kau benar-benar yakin bisa menjaga rahasia?”

“Tentu saja . Lupakanlah . Mari hentikan ini dan bicarakan bisnis. Hari ini aku bertanya kepada ayahku tentang pekerjaan security di suatu bank untuk anak dibawah umur.

"Kenapa kau melakukan itu" tanya Reza dengan ketus.

"Tentu saja itu semua untukmu, bro... Ayahku merupakan salah satu nasabah di bank BCW, jadi tentu saja dia bisa memasukkanmu ke sana kalau kau mau..." ucapnya dengan serius. " Jadi bagaimana? Apa kau mau mengambil kerjaan ini?" Tanya Aikalain.

“Tidak . Aku belum tertarik bekerja di bank, ”jawab Reza dengan masih memakan makanannya.

“Apa yang salah denganmu? Bukannya kau pernah mengatakan padaku kalau kau ingin menjadi satpam atau security!?" bentak Aikalin dari ujung telepon.

"Hmm tunggu, aku tidak ingat pernah mengatakannya padamu" ucap Reza sambil mencoba mengumpulkan ingatan tentang pernyataannya kepada Aikalin itu.

"Selain itu kau juga punya bakat untuk berkelahi, walaupun aku tidak melihatnya secara langsung, tapi ada seseorang loh yang merekam perkelahianmu dengan anak kepala sekolah kemarin" sambung Aikalin.

"Apa!? Apa kau bilang!? siapa orang yang merekam-- Choghh....Uhuggg...Uhuuuggg"

Reza terbatuk dan tersedak saat mendengar ucapan Aikalin itu.

"Apa kau belum membuka aplikasi fesnukmu sama sekali? Disana ada video amatir perkelahianmu dengan anak kepala sekolah itu"

"Tidak, aku belum melihatnya, dan aku terlalu malas untuk melihatnya" jawab Reza setelah meminun segelas air akibat dari tersedak sebelumnya.

"Alasan konyol macam apa itu, apa itu perkataaan yang benar dari seorang pemenang kompetisi olimpiade seperti dirimu itu" Sindir Aikalin

“Sudahlah, aku tidak ingin membicarakan tentang itu. Bagaimanapun, aku faham dengan niat baikmu. Tapi, kalau masalah uang atau pekerjaan, aku akan mengurusnya sendiri, ”kata Reza sambil memakan makanannya lagi

Aikalin sendiri tahu tidak ada yang bisa dia dapatkan dengan memaksa, jadi dengan pasrah ia melunakkan nadanya. “Baiklah kalau begitu . Hubungi saja aku kalau sudah memikirkannya atau membutuhkan sesuatu. Bahkan jika aku harus bersujud dideoan oak tua itu aku akan melakukan yang terbaik supaya kau tidak jadi gelandangan dikota ini.

Hati Reza otomatis meleleh. Dia tahu kalau Aikalin memang teman terbaiknya. "Thank you, Kal!"

“Tidak perlu selebay itu. Aku ini temanmu, dan ini adalah hal yang wajar yang dilakukan oleh seorang teman. Kalau kau ada masalah berarti aku harus membantumu, begitu juga dikemudian hari nanti, kau harus membantuku ketika aku kesusahan..." Ucapnya dengan serius diujung telepon itu. "Hahh...sudahlah, aku jadi lapar mendengarmu mengunyah makanan. Kalau begitu aku makan juga makan dulu yah dan kau nikmati makananmu itu pelan-pelan, jangan sampai tersedak seperti tadi. Sebentar malam aku juga harus pergi mengikuti ayahku ke acara pesta temannya, benar-benar merepotkan sekali. Semoga saja sebentar malam aku bisa menemukan pacar supaya tidak terlarut seperti dirimu itu. Karena sejujurnya aku juga bosan hidup begini-gini sja tanpa seorang pacarpun"

“Iya iya aku faham jadi Kendalikan dirimu, oke. Orang tua jaman dulu bilang omong kosong hanya membuatmu bertambah lapar" Reza menggelengkan kepalanya tanpa daya sembari mengeluarkan pepatah palsu untuk mencoba menghentikan Aikalin bercerita. Alasan lain kenapa Reza malas mengobrol dengan Aikalin adalah karena ocehannya itu sepanjang cerita perjalan seorang manusia monyet yang mencari sebuah kitab suci.

"Apanya yang omong kosong!? Aku masih ingat beberapa bulan yang lalu Ketika aku sedang dekat dengan seorang wanita dari sebuah pesta, wanita itu memintaku untuk pergi ke rumahnya, dia berkata untuk juga membawa Coklat dubai yang harganya setengah juta. Sekali lagi itu coklat dubai, bro! aku bahkan harus pergi kedubai secara langsung untuk membelinya karena di kota Apex tidak ada yang menjualnya. Dan kau tahu apa yang terjadi besoknya setelah aku membawa coklat itu kerumahnya? Dia memasang wajah kaget dan lalu kemudian dengan santainya ia bilang kepadaku kalau dia sudah punya pacar. Jadi bagaimana menurutmu? Bang*** tidak alasannya? Dia sudah memberiku harapan tapi diakhir malah mematahkan perasaanku. Jika aku tahu sifatnya sejak awal sudah pasti aku tidak akan pernah mendekati gadis itu"

“Baiklah baiklah aku mengerti, tapi entah kenapa kok rasanya seperti kau sedang pamer yah? biaya yang kau pakai buat pulang pergi dari kota Apex ke kota dubai saja menghabiskan satu tahun biaya hidupku. Untung saja yang mendengarkan ocehanmu cuman aku saja, kalau orang lain mungkin akan berbeda"

“Ha ha ha… . Baiklah kalau begitu aku mau siap-siap berangka-- maksudku mau makan dulu sebelum pergi dengan ayahku yang menyebalkan itu. Teleponnya aku tutup yah. Ayahku menyuruhku untuk bersiap-siap memang karena setengah jam lagi kita akan berangkat ke gedung hotel tempat acara berada, jadi sampai nanti... ” Aikalin lalu menutup teleponnya.

Tanpa berkata apa-apa Resa lalu memasukkan kembali ponsel ke sakunya dan terus menyantap sisa nasi ayam bakar yang ada di mejanya..

Saat Reza sedang makan, Dari sudut matanya, dia melihat seorang pria paruh baya dengan setelan barat dan sepatu kulit duduk tidak terlalu jauh darinya. Pria itu sangat bermartabat, dan tubuhnya memancarkan sikap percaya diri seseorang dari kelas atas. Dia bahkan memiliki dua pengawal berwajah muram di sampingnya. Mereka mengenakan kacamata hitam bahkan di malam hari.

Hanya dari melihatnya saja Reza bisa tahu kalau orang itu memiliki status sosial yang tinggi.

Reza sejenak merasa tidak terpikirkan kalau seseorang seperti itu akan makan di warung kecil. Selain itu, dia tampak agak akrab, seolah-olah dia pernah melihatnya sebelumnya di suatu tempat. Atau tepatnya orang yang dulu sering ia lihat.

Tapi beberapa saat kemudian keributan mengguncang jalan saat ini. Puluhan orang berkumpul di sekitar kios, dan semuanya tampak seperti pembunuh. Mereka seperti binatang buas yang baru saja muncul dari pegunungan, menyebabkan orang gemetar ketakutan. Mereka bahkan menggunakan parang dan pipa baja yang berkilauan.

Pemimpin mereka adalah seorang pria botak dengan perawakan yang keras dan kekar; dia tidak punya alis. Tubuhnya dipenuhi tato bermotif harimau dan macan tutul; matanya galak dan jahat. Dia memasang ekspresi sombong dan kurang ajar di wajahnya.

“Bos, itu dia. Dialah yang menyelamatkan gadis kecil itu! “

Seorang pria dengan wajah jelek dan tampak ganas mengatakan itu dengan kejam saat dia melangkah keluar dari kerumunan dan menunjuk ke arah Reza, yang sedang makan mie nya. Namun daru situ juga Reza akhirnya tahu kalau Pria mengerikan itulah salah seorang dalang, yaitu dalang yang memperbudak gadis kecil itu dan membuatnya mengemis.

Pria botak itu melirik Reza dengan kejam, lalu dia mendongak dan menyapu pandangannya ke pelanggan lain di kios. Dia berteriak dingin, “Kecuali anak ini, semuanya enyahlah!”

Deretan pelanggan di depan warung bertebaran ke segala penjuru, meninggalkan warung makan itu.

Reza bisa dibilang cukup kaget dengan situasi saat ini, saat sedang asyik dengan makanannya dia melihat seorang pria paruh baya dengan setelan pemain band Rock, atau lebih gampangnya seperti penampilan seorang preman dengan baju kaos oblong bergambar sosok iblis dengan rompi berbahan jins yang melapisi bagian luarnya. Ia juga memakan celana skinny jins panjang dengan berbagai lubang dicelananya yang terbuat dengan sengaja. Di sore menjelang malam itu, dengan mengenakan sepatu bot berwarna hitam, ia datang dan mengacak warung itu selayaknya penguasa jalanan. Pria itu sangat berpenampilan kacau, dengan badan besar dan berbagai tatto ditubuhnya, dan tubuhnya memancarkan aura buruk seolah-olah orang lain ingin menjauh darinya. Penambilannya bertambah seram ketika sekitar tiga puluh orang berdiri dibelakangnya dengan memegang sebilah golok berbentuk sebuah sabit dan juga pipa baja dan berbagai barang lain di pundak mereka.

“Tolong pak ini bisa dibicarakan bail-baik. Tolong jangan mengusir pelanggan saya! ”

Pemilik kios bergegas dan mengeluarkan RP300 hingga Rp500 ribu dan meletakkan uang itu ke dalam saku pria botak itu.

Daerah ini adalah kecamatan Gritan, atau juga merupakan area yang jauh dari pusat kota. Daerah terpencil yang kebanyakan dihuni oleh preman dan juga mafia-mafia. Karena jalan menuju tempat ini bisa dibilang cukup sulit membuat otoritas pusat tidak mampu menembus daerah terpencil. Apalagi karena banyaknya pabrik di sini, orang baik dan jahat berbaur. Hukum dan ketertiban tidak dijaga dengan baik. Hooligan dan gangster sering membuat masalah, jadi karena itulah pemilik kios mengira mereka ada di sini untuk menarik biaya perlindungan lagi yang biasa ditagih setiap bulan.

Pria botak itu menjatuhkannya ke tanah dengan sebuah tendangan dan menunjuk ke arahnya. “Ini bukan urusanmu. Tetap diam atau golok ini akan memotongmu juga. ”

Tapi dia tidak mengembalikan uang itu kepada pemilik warung dan membiarkannya tetap berada disakunya.

"Sayang...!!!"

Istrinya pemilik warung dengan panik berlari untuk membantu suaminya berdiri.

"Aku tidak apa-apa. Biarkan aku mengurus preman itu"

"Ada baiknya kalau kita tidak ikut campir masalah ini"

Istrinya menggelengkan kepalanya untuk memberi tanda kepada suaminya agar tidak memprovokasi bos preman itu.

1
Kholik Moh
Janda sebelah rumah gak tuh 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!