NovelToon NovelToon
Switch World

Switch World

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Tokyo Revengers / Dunia Lain / Perperangan / Anime / Fantasi Isekai
Popularitas:770
Nilai: 5
Nama Author: Mz Arip

Dari dunia nyata menuju dunia lain, sedangkan dari dunia lain menuju dunia nyata?

Itulah yang dirasakan oleh seorang berandal bernama Arip Suhardjo dan seorang Peri kegelapan bernama Sabilia Von Kurayami dimana meski mereka adalah sosok nakal, mereka berkiblat ke arah yg berlawanan setelah mereka pindah dunia! Penasaran dengan kehidupan mereka di dunia yang berbeda? Ayo ikuti terus kisah Arip dan Sabilia!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mz Arip, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11 - Sang Petarung cahaya

Di Dunia Peri, Arip sedang mencari puing-puing yang dimaksud oleh Hikari dan mencari orang yang dimaksud yaitu Wara sang Peri Api.

"Duh dimana ya, puing-puingnya?" tanya Arip.

Saat Arip sedang berjalan untuk mencari puing-puing, ia melihat beberapa orang yang sedang melakukan sesuatu entah apa.

"Kayaknya itu ada orang. Samperin ah." kata Arip.

Arip mencoba menghampiri orang-orang itu. Ternyata, mereka bukanlah sekumpulan orang melainkan Monster yang dimaksud.

"Mo-Mon... MONSTER?" kejut Arip.

Arip yang melihat itu sedikit panik.

"WAARRRRGGHH!"

Tiga Monster itu kemudian langsung menyerang Arip. Arip yang panik, kini malah pergi menjauh dari tiga Monster yang siap menyerangnya.

"KYAAAA! TOLONG TOLONG TOLONG!" teriak Arip.

Arip terus berlari dari kejaran Monster tanpa arah. Sampai-sampai, ia malah melupakan tujuan awalnya untuk mencari puing-puing dan bertemu dengan Wara. Ia kemudian bersembunyi di sebuah puing-puing.

"Hhhh... Hhh.. Hhh... Sumpah capek banget. Mereka masih ada atau udah jauh ya?" tanya Arip.

Arip tidak berani untuk melihat. Akan tetapi, karena ia penasaran dan demi menjaga keamanannya, ia mencoba melihat kondisi di luar sana.

"Fiuh aman. Kayaknya mereka udah menjauh deh." kata Arip.

Arip kemudian melihat keadaan sekitar untuk memastikan diri. Pada saat ia melihat, ia menjadi sadar apa yang ia telah lakukan.

"Oh iya, kenapa gue tadi malah lari ya? Gue kan udah dikasih kekuatan sama Hikari. Harusnya gue pake kekuatan ini. Kenapa gue malah lari sih? Dasar bego!" kesal Arip.

Arip kemudian merenungi apa yang ia lakukan. Seharusnya, ia lawan ketiga Monster itu. Arip juga mengingat di Hutan tadi, ia melawan beberapa Monster dan EXP ia meningkat.

"Ah sial sial sial! Kenapa gue malah lari kayak pengecut?" tanya Arip.

Ia kemudian teringat secara tiba-tiba. Arip teringat beberapa kenangan saat dia di Dunia nyata saat pertama kali masuk STM 5. Pada saat Arip masuk STM 5, ia merasa terkejut dimana Sekolahnya sudah berantakan, banyak coretan dimana-mana.

"Ini Sekolah gue apa Kandang tuyul?" tanya Arip.

"BUGH!"

Pada saat berjalan masuk, Arip sudah disambut dengan pertarungan sengit dan banyak sekali murid yang berkelahi.

"P-permisi... Ini STM 5 kan?" tanya Arip mengenai Sekolah itu.

"Iya."

"Kok berantakan banget ya?"

Pertanyaan Arip membuat semua murid tersinggung. Pertanyaan mengenai Sekolahnya yang berantakan sama saja seperti menjelek-jelekan STM 5 itu.

"Eh eh eh kenapa ini?" tanya Arip.

"Pake nanya lagi, udah jelas lu nginjek-nginjek harga diri Sekolah kita tau ga!"

"Mampusin aja dia."

"Nah itu!"

Baru hari pertama, Arip sudah menjadi bulan-bulanan dari teman-temannya. Hingga suatu hari, ia bertemu dengan sosok 'Penyelamat' yaitu Dwikie sang murid terkuat disana.

"Woi woi woi, udah dong. Dia Murid baru. Ga seharusnya digituin tau ga?" tanya Dwikie.

"Dwik. Tuh murid, baru masuk udah songong. Dia bilang Sekolah kita kayak kandang ayam."

Namun, Dwikie bukannya ikut menghajar Arip, ia malah membela Arip.

"Dia murid baru. Dia butuh beradaptasi. Dah sekarang semuanya minta maaf terus bubar!" perintah Dwikie.

Dari kejadian itu, Arip dan Dwikie menjadi sahabat dekat. Arip sadar bahwa dia lemah. Jadi, ia tidak bisa berdiam diri. Arip kemudian mendaftarkan dirinya ke sebuah komunitas kendo dan bertemu dengan Nasha, murid terkuat disana.

Hari demi hari, ia mulai menemukan jati dirinya setelah masuk ke komunitas kendo. Di STM 5, ada sebuah kejadian dimana terjadi konflik antara Arip dengan beberapa muridnya. Mereka menuduh Arip telah menjilat dan menjadikan Dwikie sebagai tamengnya.

"Dasar kaleng lu, Rip. Lu baru ditolong sama Dwikie aja udah seneng."

"Caper banget sih lu. Dasar banci!"

Arip tidak menanggapi omongan mereka dan mencoba pergi.

"Eh eh eh, mau kemana lo, kaleng?"

Arip di dorong kembali. Tanpa sadar, ia mengambil tongkat kayu dan ia ayunkan ke mereka semua.

"Wah, udah mulai berani dia."

"Hajar ga sih? Tangan gue gatel nih!"

Dan terjadilah pertarungan di antara mereka dimana Arip menggunakan tongkat kayu itu sebagai senjatanya karena ia telah mempelajari banyak hal di kendo. Tak lama kemudian, Arip berhasil membuat mereka babak belur. Berita itu di dengar oleh Dwikie. Karena itu, Arip dipanggil untuk menghadapi Dwikie.

"Sorry, Dwik. Gue udah buat kekacauan." kata Arip.

Dwikie justru tersenyum.

"Engga kok. Gue justru kagum dengan lu. Lu udah menemukan siapa diri lu sebenarnya, Rip. Gw denger lu jago kendo kan? Mungkin lu bisa gunakan kelebihan itu untuk menjaga nama baik kelompok dan STM 5. Luar biasa emang lu, Rip." puji Dwikie.

Flashback berakhir dimana ia teringat dari nol hingga bisa sekuat itu.

"Mau ga mau, enggak enggak. Gue harus mau, untuk hadepin mereka." kata Arip.

Arip yang sudah teringat akan masa lalunya, ia kemudian terbangun dan menyiapkan dirinya. Kebetulan, tiga monster itu kemudian muncul.

"Grrr... Grrr..."

Arip kini tidak gemetar sedikit pun dan bersiap menghadapi mereka.

"Maju lo, MAJU LO MONSTER JELEK!" tantang Arip.

Ketiga monster itu mulai menyerang Arip secara bersamaan. Arip kemudian langsung memukul salah satu Monster itu. Pada saat sedang asyik bertarung dengan monster itu, ia mendengar sebuah bisikan.

"Berubahlah menjadi Kesatria cahaya.... Berubahlah menjadi Kesatria cahaya...."

Kata-kata itu berulang-ulang terus hingga Arip tak fokus.

"AARGHHH! BERISIK LO! BERUBAH JADI KESATRIA APAAN?"

Karena tak fokus, Arip diserang hingga terpental.

"Arrrgghhh... Sialan. Maksudnya apaan dah sumpah?" tanya Arip.

Tiba-tiba saja, tubuh Arip bergerak dengan sendirinya.

"Eh eh eeehhh.... Kenapa gue?"

Tubuh Arip seperti dikendalikan bagaikan dirinya adalah boneka marionette yang dikendalikan oleh tuannya. Arip kemudian berpose untuk berubah wujud menjadi Kesatria cahaya yang dimaksud oleh Hikari barusan seperti Kamen rider yang ingin berubah wujud.

"Kagayaku!" teriak Arip.

Tak lama kemudian, Arip bercahaya hingga membuat ketiga monster itu merasa silau. Sementara itu, Wara menyadari ada cahaya disana.

"Ada apa, Raja Wara?" tanya anak buahnya.

"Kalian lihat ada cahaya disana?" tanya Wara.

"Iya saya sempat melihatnya. Maka dari itu saya ingin memberi tahu kepada anda. Anda ingin melihatnya?" tanya anak buahnya.

"Kalian berdua, ayo temani saya. CEPAT!" perintah Wara.

Wara dan kedua anak buahnya kemudian terbang untuk mengetahui apa yang terjadi disana. Di sisi Arip, Arip berubah wujud menjadi Kesatria Cahaya serba merah, putih, dan kuning.

"Wu-wujud apa ini?" tanya Arip.

Arip tampak takjub dengan wujudnya itu. Akan tetapi, ia mencoba fokus melawan ketiga monster itu.

"Maju lo pada! Jangan cuma modal wujud serem aja tapi aslinya lo pada kaleng!" kata Arip.

Arip dan ketiga monster itu kemudian saling menyerang. Meski pertarungan itu tampak tak adil, Arip mencoba menyerang mereka dengan ilmu kendonya.

"BUGH! BUGH! BUGH!"

Setelah lama memukul, ia mencoba menggunakan kekuatan cahayanya yang diberikan Hikari.

"Teknik cahaya, aliran pertama: Tebasan cahaya!" teriak Arip menyerang salah satu monster hingga mati.

Bersamaan dengan itu, Wara dan dua pengawalnya datang.

"S-siapa dia?" tanya anak buah.

"Kenapa aura dia sama seperti Hikari?" tanya Wara.

"Maksud anda apa, Raja?" tanya anak buah.

"Aura sosok berzirah merah, putih, kuning itu memiliki aura Hikari." kata Wara.

"Apakah kita harus selidiki orang itu?" tanya anak buah.

"Bantu dia dulu. Lalu kita tanya kepadanya. AYO CEPAT!"

Sesuai perintah Wara, kedua anak buahnya kemudian menyerang kedua monster yang tersisa itu.

"Hei. Kamu tidak apa-apa?"

"Jangan ganggu pertarunganku, dasar makhluk sayap." kesal Arip karena pertarungannya tiba-tiba di interupsi.

Wara kemudian menghampiri Arip.

"Kami  tidak menginterupsi pertarunganmu, wahai Kesatria Cahaya. Kami hanya ingin membantumu untuk melawan mereka berdua." kata Wara.

"Satu orang sudah cukup bertarung melawan kedua curut sialan itu. Dan kau lebih baik mundur saja." kata Arip.

Kedua pengawalnya kemudian mencegah Arip dikarenakan menurut mereka, Arip tidak sopan berbicara pada Wara.

"Hei kau, jaga tutur katamu. Kau sedang berbicara dengan Raja Wara! Raja terhormat yang baru saja dilantik!" tegurnya.

Arip kemudian baru menyadari, jika ia baru saja berbicara dengan Wara si Peri Api yang dimaksud oleh Hikari.

"Jadi kau yang namanya Wara itu? Peri Api yang dimaksud oleh Hikari?" tanya Arip.

"Hah? Kau mengenali Hikari?" tanya Wara.

"Bicaranya lebih baik nanti saja. Aku ingin melawan mereka." kata Arip.

"Ayo kalau begitu, Kesatria cahaya." ujar Wara.

Arip dan Wara beserta kedua pengawalnya kemudian bahu membahu melawan kedua monster itu. Akan tetapi, terjadi sebuah musibah, dimana kedua anak buahnya dibunuh oleh kedua monster itu.

"TIDAAAAAAAAK!" teriak Wara.

"Pergi dari mereka, dasar makhluk jelek sialan!"

Arip kemudian berlari dan mengeluarkan jurusnya yang ia pakai tadi.

"Teknik cahaya, aliran pertama: Tebasan cahaya!" teriak Arip.

Wara sepertinya terlihat down dan tidak bersemangat. Arip dengan senang hati mengulurkan tangannya untuk membantu Wara berdiri.

"Bangun. Lu ga boleh berdiam diri sambil bersedih kayak gini. Lu kan Raja para Perikan? Seorang Raja harus bisa memimpin kerajaannya dengan baik. Gue tau lu bersedih karena kedua anak buah lu mati. Tapi bangkitlah. Anggap saja, ini untuk mereka." kata Arip.

Kata-kata Arip seketika membangkitkan gairah Wara untuk bertarung.

"Kau benar. Ayo kita bertarung, Kesatria cahaya." ajak Wara.

Akhirnya, Wara dan Arip bertarung bersama. Mereka saling mengeluarkan teknik mereka masing-masing.

"Hembusan Naga api!" teriak Wara.

"Teknik cahaya, aliran kedua: Pemburu kegelapan!" teriak Arip.

Mereka berdua berhasil membunuh monster itu secara bersamaan.

"Kita berhasil!" kata Arip.

"Terima kasih atas kerja samanya, Kesatria cahaya. Seperti yang kau tahu, aku Wara. Aku Raja yang baru saja dilantik karena beberapa hari yang lalu, Raja dan Ratu kami mati dibunuh." kata Wara.

"Turut berbela sungkawa atas kematian Raja dan Ratu kalian. Omong-omong terkesan aneh jika lu manggil gue Kesatria cahaya. Gue Arip. Salam kenal ya, Wara." kata Arip.

"Omong-omong, bicara disini kayaknya tegang. Lebih baik kita ngobrol disana aja. Asyik soalnya." kata Wara.

"Boleh." kata Arip.

Bersambung.

1
Harbinger
keren mas R novelnya
Andra Rafiansyah: thanks kawan
total 1 replies
Kakashi Hatake
Mantap jiwa!
Andra Rafiansyah: widih ada Guru Kakashi. Ajak Narutonya dong biar ramaikan novel saya hahahha
Andra Rafiansyah: widih ada Guru Kakashi. Ajak Narutonya dong biar ramaikan novel saya hahahha
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!