Mohon maaf karya ini sedang dalam tahap revisi 🙏🏻
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kim Ekz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chafter 11
Sesampainya di IGD, semua melihat tubuh Hyun ki dipangkuan Sejin, tak sadarkan diri dengan luka di perutnya yang berlumuran darah
"Yak apa yang kalian lihat, obati Tuan saya sekarang" teriak Sejin marah menatap semua Perawat dan Dokter disana
Hingga para Perawat dan dokter itu pun cepat cepat mengobati Hyun ki
Tak berapa lama Dokter Jae won datang ke ruang IGD
"Kenapa? Apa yang terjadi dengan Dokter Park?" Tanya Dokter Jae won marah
"Ada orang yang menusuknya di lantai atas, dan orang tersebut telah kabur" ucap Sejin menjelaskan
"Kenapa bisa terjadi seperti itu?" Tanya Dokter Jae won menatap Sejin dengan tatapan tak suka
"Saya juga tidak tau, saya tidak sempat melihatnya" ucap Sejin menunduk takut
"Bukan kah kamu bodyguard nya? Kenapa kamu biarkan Tuan kamu sendiri hingga bisa terluka seperti ini" bentak Dokter Jae won
"Maaf, saya hanya disuruh Tuan Hyun ki untuk tidak mengikuti nya terus jika dia berada di rumah sakit" ucap Sejin menunduk merasa bersalah
"Tuan muda kamu terluka sekarang, Profesor Park pasti akan marah karna cucu kesayangan nya terluka" ucap Dokter Jae won terlihat frustasi
Semua yang disana nampak tak percaya kalau ternyata Hyun ki adalah cucu Profesor Park pemilik rumah sakit ini, begitu pun dengan Dokter Lee yang selalu membentak Hyun ki setiap harinya
Bahkan Seo yeon sahabatnya sendiri juga sangat terkejut mendengar perkataan Dokter Jae won barusan
"Obati dia, dan bawa langsung ke ruang VVIP" perintah Dokter Jae won, lalu meninggalkan mereka semua
Semua Dokter sangat teliti mengobati Hyun ki yang masih terbaring tak sadarkan diri, apalagi sekarang mereka tau kalau Hyun ki adalah cucu Profesor Park yakni pemilik rumah sakit tempat mereka bekerja
.
..
"Mwo? Kenapa bisa terjadi?" Tanya Haraboji terlihat marah
"Maaf Tuan, saya tidak bisa menjaga Tuan Hyun ki, karena juga bingung Tuan Hyun ki tidak ingin semua staf rumah sakit tau siapa dirinya, makannya saya selalu di suruh menunggu nya di luar rumah sakit Tuan" ucap Sejin dibalik teleponnya
"Haiiish anak itu, cari tau di CCTV rumah sakit siapa yang melakukan itu pada Hyun ki" perintah Haraboji benar benar merasa kesal pada Sejin
"Baik Tuan" ucap Sejin dibalik teleponnya
Haraboji menutup telepon tersebut dengan perasaan gelisah, Halmoni yang melihat suami nya mondar mandir dan terlihat banyak pikiran pun menghampirinya
"Waeyo? Apa ada masalah?" Tanya Halmoni
"Yeobo? Hyun ki... Hyun ki cucu kita...."
"Iya, kenapa dengan Hyun ki?" Tanya Halmoni menatap wajah Haraboji cukup serius
"Ada yang menusuk Hyun ki di rumah sakit, Yeobo" ucap Haraboji menatap sedih istrinya
"Mwo? Ke.. kenapa bisa seperti itu? Ayo kita pulang, aku ingin bertemu cucu ku Yeobo" ucap Halmoni mulai menangis
"Yasudah, kita pulang sekarang juga" ucap Haraboji mengangguk menantap istrinya itu
******
~Yogyakarta, Indonesia~
"Kakak Tampan? Kakak tampan disini?" Tanya Lana yang melihat sosok pemuda yang sangat tampan itu menghampirinya sembari tersenyum
"Hai Lana? Iya nih kakak sedang sakit, makannya kakak kesini" ucap pemuda itu
"Kakak tampan kenapa sakit?" Tanya Alana dengan polosnya
"Ada orang yang mau celakain kakak akhir akhir ini, mereka memukul dan menusuk perut kakak sampai berdarah seperti ini, lihat lah" ucap pemuda itu menunjukan perutnya yang terluka
"Ya ampun pasti sakit kan? Kakak ikut Lana saja, kakeknya Lana itu Dokter hebat, nanti kakak bisa diobati disana" ucap Lana tersenyum menatap pemuda itu
"Tidak ah, orang orang di rumah kamu itu semuanya jahat, mereka juga pasti akan memukuli kakak" ucap pemuda itu
"Tidak, Gepa, Gema, Mamah, Papah, Oma, Om Albi dan Om Wan itu orang baik. Mereka tidak jahat dan tidak pernah menyakiti Lana" ucap Alana menjelaskan
"Mereka sayang pada Lana, tapi tidak dengan kakak, mereka itu jahat Lana. Mereka pasti akan memukul kakak lagi" ucap Pemuda itu
"Kakak jangan bicara seperti itu, Lana sayang keluarga Lana" ucap Alana terlihat kesal
"Ha.. ha.. iya deh, mereka sangat baik. Mereka mau menjaga Alana dengan baik, dan kakak sangat senang karna Lana bisa disayangi oleh mereka" ucap Pemuda itu tersenyum pada Alana
"Kakak tampan? Lana juga sayang kakak tampan, kakak tampan tidak boleh pergi ya. Lana mau main sama kakak tampan" ucap Lana menatap pemuda itu
"Ha... ha... iya iya, kakak akan sering datang ke mimpi Lana, supaya kita bisa main bareng terus. Oh iya, kakak titip Oma dulu ya, suatu saat kakak pasti akan datang memeluk Oma dan membawa mainan banyak untuk Lana juga" ucap pemuda itu tersenyum lalu memeluk Alana
"Iya, Janji ya kakak tampan" ucap Alana menujukan jari kelingkingnya
"Janji" ucap pemuda itu mengaitkan jari kelingkingnya pada jari kelingking Alana
"Kakak tampan sangat wangi, aku suka kakak tampan" ucap Alana tersenyum senang dipelukan pemuda itu
"Ha.. ha.. kamu bisa aja"ucap Pemuda itu tersenyum karna gemas mendengar perkataan Alana
"Iya tau, gak seperti Om Albi yang bau Acem karna jarang mandi" ucap Alana mengejek Om kesayangannya itu
"Ha.. ha.. kamu jangan mengejek orang seperti itu, nanti kalau Om Albi marah gimana coba? Nanti gak akan kasih jajanan untuk Lana lagi kan?" Ucap pemuda itu memperingati
"Iya juga sih, Hemmm tapi Lana senang karna bisa dipeluk kakak tampan seperti ini" ucap Alana tersenyum senang
"Arghhhh Sshhh" desis pemuda itu meremas perutnya sendiri
"Kakak tampan kenapa? Apa perutnya sakit? Lihat perut kakak tampan berdarah ayo kita temui Gepa, ayo kakak tampan" ucap Alana mulai khawatir lalu memegang dan menarik narik tangan pemuda itu supaya ikut dengannya
"Arggggh ti dak, Lana pergi saja, kakak akan tetap disini" ucap pemuda itu menatap Lana
"Tidak, kakak tampan sakit, ayo ikut Lana kak, ayo ikut Lana temui Gepa" teriak Alana
"Arghhh Sshhh pergi Lana, pergi dari sini. Kakak tidak apa apa" ucap pemuda itu lalu mendorong Alana supaya menjauh darinya hingga Alana tersedot oleh cahaya putih yang berada tak jauh darinya
"Tidaaakkk...! hah hah kakak tampan harus ikut Lana, kakak tampan perutnya sakit harus segera diobati" gumam Lana yang masih memejamkan matanya
"Alana? Bangun sayang, hei bangun" ucap Mamah Ayu membangunkan Alana yang tertidur di sofa ruang keluarganya
"Kenapa Alana?" Tanya Ayah yang tak sengaja lewat disana
"Sepertinya Lana mimpi Mas" ucap Mamah Ayu sembari terus membangunkan Alana
"Tidak, kakak tampan gak boleh sakit, Lana gak mau pergi, Lana mau sama kakak tampan" gumam Lana
Ayah menghampiri Alana yang masih memejamkan matanya
"Dia demam, kita bawa ke kamar. Biar Ayah yang mengobati nya" ucap Ayah lalu memangku tubuh Alana ke kamarnya