Bukan Kamu

Selama pelajaran Matematika berlangsung Ahdi tampak tidak fokus ingin cepat istirahat berlari ke koperasi membatalkan pesanan sepatunya. Ahdi selalu menatap jam tangan dan jam di dinding berharap bel istirahat berbunyi.

Teng... Teng...

"Ok pelajaran hari ini cukup, jangan lupa tugasnya di kerjakan dan selamat istirahat! " Pak Anton berjalan Keluar kelas.

"Terimakasih Pak" Ucapan siswa.

Brak!!

Ahdi menggebrak meja berdiri dari kursinya.

"Buset, astagfirullah lazim" Suara kaget Agastya yang duduk semeja dengan Ahdi. Kepala Agastya sedang bersandar dimeja. Pelajaran tadi membuatnya pusing dan berfikir keras dalam menyelesaikan soal serta berbagai rumus yang harus dihafal.

Tidak ada kata maaf yang diucapkan Ahdi dia langsung berlari ke koperasi.

"Ahdi tunggu" Suara Pak Anton yang menunggu didepan pintu kelas menghentikan langkah Ahdi.

"Iya Pak ada apa? "

"Bapak lihat tadi kamu tidak fokus dalam pelajaran. Kamu tahu kan waktu lomba kamu tinggal 1 bulan lagi. Bapak mau kamu lebih fokus lagi, ingat! menjadi yang terbaik harus penuh usaha".

" Baik Pak saya mengerti"

"Nanti setelah pulang sekolah kamu keruangan saya membawa soal yang kemarin Bapak berikan kemudian kita membahasnya". Menepuk pelan pundak Ahdi.

" Iya Pak" Menganggukkan kepala mengerti.

***

"Mbak, mbak! Pesanan sepatu saya boleh dibatalkan nggak ya? Saya tidak jadi pesan". Suara Ahdi yang menyerobot antrian pembeli lain.

" Tidak bisa kak, hari ini sudah proses penulisan nama kemungkinan besok sudah jadi kebetulan ada stok ukuran tersebut jadi prosesnya cepat"

"Huh.. Ya sudah mbak tidak apa, besok saya ambil" Bernafas pasrah.

Ahdi berjalan dengan lesu ke kelas dia terpaksa membeli sepatu itu. Ini bukan masalah uang tapi dia bingung mau diapakan sepatunya. Yumi juga sudah mendapatkan sepatunya kembali.

"Kenapa sih kamu? Tadi keluar istirahat semangat sekarang masuk kelas lesu begitu? " Tanya Agastya.

Dia tahu Ahdi tidak akan menjawab dengan omongan hanya dengan sorotan mata tapi Agastya sudah paham maksudnya. Dia bertanya sekedar peduli sebagai teman.

Kantin yang ramai pada jam istirahat pertama menjadi hal yang biasa. Banyak siswa ingin mengambil pesanan dan menikmati makanan yang dijual.

"Bu saya ambil cimol yang tadi saya pesan ya" Ucap Yumi dengan senyum ramah.

"Iya kak, sekalian nih sama punya kakak yang tadi pagi bertengkar disini. Nanggung nanti malah diambil siswa lain".

"Ok Bu ini uangnya, terimakasih" Pergi membawa 8 bungkus cimol.

Pertama yang Yumi lakukan adalah memberikan cimol milik Ahdi.

"Ini punya Ahdi" Memberikan kantong plastik berisi cimol.

"Wah murid baru sudah mentraktir saja, aku gak dikasih nih? "

Karena memikirkan masalah sepatu Ahdi jadi lupa tentang cimol nya.

"itu memang punya Ahdi sendiri, kalo Agastya mau nih Yumi kasih" Mengeluarkan cimol rasa asin dan memberikan kepada Agastya.

"Wah... Terimakasih Yumi" Agastya tersenyum lebar.

"Iya sama-sama"

"Terimakasih sudah bawain, Oh ya aku belum bayar"

"Nanti kalo Yumi suka cimol nya, Ahdi gantian beliin aja" Berjalan kembali ke kursinya. Ahdi menatap kepergian Yumi.

***

"Yumi nanti aku lihat catatan pelajaran yang tadi ya! " Ucap Rara yang baru kembali dari rapat OSIS. Rara merupakan anggota OSIS yang menjabat sebagai bendahara. Hari ini rapatnya membahas tentang kegiatan 17 Agustusan.

"Iya nanti Yumi pinjamkan, sekarang kita Siap-siap buat sholat ke masjid. Ini Yumi sudah belikan cimol"

"Uwa.. Terimakasih Yumi"

Yumi membalasnya dengan senyuman dan menganggukkan kepala.

Kriuk Kriuk