Pernikahan pertama yang hancur akibat orang ketiga membuat Adel terluka hingga memutuskan menutup hati. Ditambah ia yang belum bisa memberikan keturunan membuat semuanya semakin menyedihkan.
Namun, takdir hanya Tuhan yang tahu. Empat tahun berjibaku dengan bisnis yang ia mulai untuk melupakan kesedihan, Adel malah bertemu anak laki-laki tanpa kasih sayang seorang ibu.
Dari sana, di mulai lah kehidupan Adel, Selatan dan Elang. Bisakah mereka saling mengobati luka atau malah menambah luka pada masing-masing hati. Terungkap juga kisah masa lalu menyedihkan Adel yang hidup di panti asuhan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Annisa sitepu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bunda Adel
Bukannya marah, Selatan malah senang ketika mendengar pesan Adel pada Raka, si supir pribadinya. Sekarang dia sudah memiliki seorang ibu yang akan mencemaskan dan menyayanginya seperti teman-temannya yang memiliki seorang ibu.
"Terima kasih. Kalau begitu, sebaiknya anda membawanya pulang. Dia pasti butuh istirahat karena masih masa pertumbuhan." Karena belum pernah memiliki anak sebelumnya. Maka Adel memperlakukan Selatan seperti anak kecil yang harus tidur siang, tapi memang benar. Selatan terlihat kurus dan tidak terurus, pasti dia tidak pernah istirahat cukup serta pola makannya tidak teratur.
"Baik, Bunda." Raka mulai memanggil Adel dengan sebutan bunda karena sepertinya memang wanita itu pantas menjadi seorang ibu yang baik.
"Hei, dia bunda ku, tidak boleh ada yang memanggilnya seperti itu selain aku." Selatan tidak terima. Adel hanya miliknya, dan tidak ada yang boleh mengambil wanita itu darinya.
"Tuan, saya hanya mencoba mengakrabkan diri. Lagi pula, nona ini adalah bunda anda jadi tidak salahkan jika saya ikut memanggil bunda."
"Tidak bisa, hanya aku yang boleh!"
Adel tertawa kecil ketika melihat tindakan kekanak-kanakan Selatan, ternyata seperti ini rasanya di perebutkan. Tiba-tiba Adel merasa bangga dengan pilihannya beberapa menit yang lalu dengan menyetujui permintaan Selatan.
"Baiklah, semua orang boleh memanggil bunda. Ata tidak boleh menjadi anak arogan, bunda tidak suka itu."
Nah, dengan beberapa kalimat dari Adel, pertengkaran Selatan dan Raka terhenti. Pemuda itu menuruti permintaan bundanya, dan Raka senang melihat perubahan dari sang tuan muda. Jauh berbeda sebelum Selatan bertemu dengan Adel, hidup pemuda tersebut sangat tidak terkendali, berulang kali terjebak tawuran dan balap liar. Bahkan pernah masuk rumah sakit namun tidak taubat juga.
"Siap, Ata tidak akan menjadi pria arogan, hanya menjadi anak baik seperti yang Bunda inginkan."
Ah, Adel merasa gemas ketika mendengarnya. Ia bahkan langsung mengusap puncak kepala anak tersebut, merasa bangga menjadi ibu dari anak laki-laki yang tampan.
"Anak baik, sekarang ikut pulang bersama supir pribadi mu. Jangan keluar jika tidak ada hal penting, dan kerjakan Pr kalau memang ada."
"Oke, Bunda."
Setelah itu, Selatan dan Raka masuk mobil dan meninggalkan parkiran kafe. Adel yang menatap mobil tersebut hilang memutuskan masuk ke dalam kafe dan membantu anggotanya melayani pelanggan. Ini bukan hal baru, setiap kali Adel merasa baik, maka dia akan melakukan pekerjaan seperti anggotanya. Tapi jika moodnya sedang tidak baik, maka dia lebih suka mengurung diri di ruang kerja.
Ketika Adel sibuk dengan pekerjaannya. Maka Selatan langsung pamer pada kedua temannya tentang sang bunda yang cantik. Sebenarnya, Selatan memiliki dua orang sahabat, hanya saja saat masuk ke sekolah menengah atas, hubungan mereka sedikit merenggang dikarenakan Selatan yang terjebak pergaulan baru di sekolah.
"Gaes, gue punya berita bagus." Tulis Selatan di grup WhatsApp yang hanya memiliki tiga anggota termasuk dirinya.
"Apaan???" Balas teman Selatan yang bernama Aksara Davino Jones.
"Jarang si Setan punya berita bagus, biasanya selalu berita duka." Tambah Setefano Erosi Oscar.
Setan disini adalah nama panggilan akrab Vino dan Fano pada Selatan, walau kadang mereka suka memanggil Selatan menjadi Atan, tapi karena pemuda tersebut selalu marah dengan nama panggilan yang terdengar seperti wanita, maka jadilah ketika kesal atau ingin bercanda nama Selatan berganti menjadi Setan.
Tanpa menjawab pertanyaan keduanya dengan kata-kata. Selatan mengirimkan foto Adel yang dia ambil saat akan pulang tadi. Adel terlihat cantik tanpa make up, dan foto tersebut membuat kegemparan di grup yang hanya ada 3 orang.
"Siapa tu? Pacar baru Lo atau ibu tiri Lo?" tanya Vino antusias.
"Gila si Setan cepet amat move on-nya dari Rini."
"Parah! Nggak setia temen Lo, Tan."
"Dasar teman laknat! Punya pacar baru nggak bilang-bilang."
"PJ, Tan. Di kafe Azahra aja, gue dengar di sana banyak ciwi-ciwi cantik, lumayan cuci mata."
Selatan tertawa bangga ketika melihat notifikasi dari kedua sahabatnya. Ia bahkan membuat story di WhatsApp nya menggunakan foto Adel dengan caption Bunda Gue. Sontak saja teman-teman Selatan langsung heboh, mulai banyak pesan yang masuk tapi ia tidak membalas satu pun kecuali grup bersama temannya.
"Bunda gue tu. Cantik, Kan?"
Vino dan Fano yang tertidur di kamar masing-masing menjadi tercengang, mereka bahkan menegakan tubuh lalu mulai serius dengan obrolan kali ini, tidak ada satu orang pun tahu bagaimana rasa inginnya Selatan memiliki seorang ibu. bahkan sering kali mereka akan menjadi teman menangis Selatan setiap kali pemuda tersebut mulai bercerita betapa irinya dia pada mereka.
"Serius, Lo?" tanya Vino.
"Yups! Jadi mulai sekarang gue udah punya nyokap. Gue nggak bakal iri lagi sama lo-lo pada."
Keduanya tersenyum bahagia ketika membaca pesan Selatan. Vino dan Fano ikut senang dengan kebahagiaan sahabat mereka.
"Selamat ya, Bro. Akhirnya doa pas ulang tahun kemaren terkabul juga."
"Benar, sekarang Lo udah punya bunda. Malah cantik lagi, umur berapa si?"
"Pas Gue tanya sama anggotanya, usia bunda 30 tahun, tapi gue rada-rada nggak percaya. Soalnya kecantikan bunda terlalu menyilaukan."
"Gue juga nggak percaya, kelihatan masih umur 23 atau 24 tahun. Beruntung amat lo punya ibu cantik, nggak malu-maluin kalau diajak jalan." Sekarang Vino jadi iri sama keberuntungan Selatan.
"Bener kata di Vino, Lo beruntung. Tapi, gimana ceritanya Lo bisa ketemu sama bunda ? Dia nikah sama bokap Lo atau Lo yang maksa dia nerima Lo?" Fano penasaran dengan jalan cerita antara Adel dan Selatan.
"Enam hari yang lalu gue hampir mati di keroyok sama kelompok penghianat. Tiba-tiba aja bunda datang bantuan gue, tapi karena besok paginya bunda udah pergi ke Bali ngurusin hotel-nya. Jadi gue mutusin nungguin dia pulang dan bener tebakan lo. Gue maksa bunda terima gue jadi anaknya."
Wah, kedua sahabat Selatan tercengang dengan kejujuran pemuda tersebut. Dia tidak malu saat mengatakan memaksa Adel menerimanya, tapi ini bagus. Perubahan Selatan sudah banyak setelah mengenal Adel.
"Dan satu hal lagi, yang punya Azahra Café itu bunda. Luar biasa, kan? Sekarang gue resmi menjadi anak dari pemilik cafe yang terkenal di Bandung." Ada rasa bangga ketika Selatan menuliskan kata-kata tersebut.
"Maka nikmat Tuhan mu yang mana lagi yang kau dusta kan." Vino langsung mengirim kata-kata tersebut setelah mendengar keberuntungan Selatan.
"Beruntung sekali anda, ferguso!!!" anda tanda seru di kalimat Fano karena keberuntungan temannya. Terlahir dari keluarga Sanjaya yang kaya, bahkan kini dia memiliki ibu angkat yang kaya pula. Sepertinya mereka harus menjadikan Adel bunda mereka juga.
Pada akhirnya memang tidak ada satu orang pun yang tahu takdir. Kemarin mungkin kau menangis, tapi belum tentu esok kau tetap sedih. Begitu juga dengan takdir, jika sebelumnya Selatan harus menahan iri pada keberuntungan teman-temannya yang memiliki seorang ibu, maka sekarang teman-temannya menjadi iri padanya setelah mendapatkan seorang ibu seperti Adelia.
Biar aja lukman merasakan sakit hatinya.. Tega membuang anak2 nya demi pelakor.. Yg di posisi anak sungguh miris.. Enak aja klau minta maaf semua selesai.. Makin byk org berbuat salah klau gt..