" Aku harap kamu tidak lupa apa yang terjadi semalam.Kamu lebih dulu menyerahkan diri padaku jadi jangan memintaku untuk bertanggung jawab dan satu lagi jangan perna katakan pada siapapun tentang ini karena aku akan menikah " Bara
" Ya aku akan menyimpan nya sampai mati " Aira rafiqah Herlambang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yhani_HT, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedatangan Bara
Aira dan Bumi menuruni tangga sambil berpegangan tangan, hingga akhirnya suara seseorang menghentikan langkah ke dua nya lebih tepatnya Aira .
Kedua bola mata Aira langsung membola saat melihat seseorang yang sejak tadi mengusik ketenangan nya dengan gerakan cepat Aira langsung menarik Bumi kebelakang nya membuat pria itu hampir saja jatuh apa lagi saat ini mereka sedang berada di tangga .
" Aira " Ujar Raksa sedikit keras.
" Bunda " Panggil Bumi pelan , seperti nya dia masih kaget .
" Ayo kita kembali ke kamar " Ujar Aira cepat sambil menggendong Bumi namun belum juga kakinya melangkah Bumi menangis membuat wanita itu menatap pria yang ada dalam gendongan nya .
" Kaki Bumi sakit Bunda " Ujarnya dalam tangisan nya .
" Mau sama ayah " Aira langsung menatap ke sumber suara begitu juga Bumi .
" Bukannya aku sudah bilang jangan mengusik kami " Ujar Aira menahan emosi nya.
" Ayah " Bara mengaguk tersenyum, Bumi menatap Aira yang masih menatap Bara dengan wajah memerah .
" Bunda " Urusan dengan Bara belum selesai kini Embun ikut memanggil nya .
" Bawa anakmu pergi dari rumah ku " Tekan Aira tanpa mempedulikan Embun ,kedua tangan nya memeluk Bumi dengan erat ,bahkan dia tidak sadar jika perlakuan nya itu membuat Bumi takut .
" Kamu membuat nya takut Aira " Ujar Bara datar ,lalu mengambil Bumi dari gendongan Aira saat wanita itu lengah .
" BARA " Pekik Aira memenuhi ruangan itu .
" Sayang bawah anak² ke kamar " Pinta Raksa pada istri nya .
" Bumi sama Embun sama Ibu dulu mau ,lihat Shanum di kamar " Bumi langsung menyembunyikan wajahnya di leher ibu nya saat sudah berada di gendongan wanita itu , sedangkan Embun masih menatap Bara meminta persetujuan ayah nya , mendapat kan anggukkan kecil dari Ayah nya Embun langsung mengikuti langkah mereka .
" Kau gila " Balas Bara menatap datar Aira .
" Bukannya kamu yang gila ? " Balas Aira,bahkan dia lupa siapa di hadapan nya saat ini .
" Lebih baik kita duduk dulu " Raksa mengajak Aira untuk ke sofa ,namun wanita itu menolak nya " Apa mas yang meminta nya ke sini ? " Aira menatap Raksa datar .
" Iya mas yang meminta nya " Jawab Raksa jujur .
" Apa mas tidak tahu bagaimana aku harus berjuang keras untuk Bumi " Tanya Aira kecewa .
" Seharusnya aku tidak perlu bercerita pada mas ,selama ini hidup kami baik² saja sebelum kehadiran nya , KENAPA MAS MEMBERI TAHUNYA " Pekik Aira keras di akhir kalimat nya .
" Adek " Aira menghempaskan tangan Raksa dengan kasar " Aku kecewa sama mas " Ujarnya dingin .
" Aira " Panggil sang ibu lembut , langkah nya mendekati sang putri yang masih berada di tangga .
" Mas mu melakukan ini untuk Bumi dan kamu Nak ,tadi juga Nak Bara sudah mengakui nya pada ayah " tangan yang sudah mulai keriput itu mengelus lengan Aira dengan pelan " Ayah juga marah dengan Nak Bara sehingga tadi ayah memukul nya " Lanjut nya menatap wajah Bara yang masih merah belum lagi ujung bibir nya yang luka " Selama ini kamu melarang Bumi untuk keluar kecuali itu dengan kami ,awalnya ibu berpikiran mungkin kamu tidak ingin Bumi di pandang sebelah mata ,namun seiring berjalannya waktu kini ibu paham kamu melakukan ini hanya karena tidak ingin di ketahui oleh keluarga ayah nya " Lanjut nya serak menahan tangisannya .
" Bumi tidak mungkin kamu kurung terus dalam rumah Nak " Ucapnya bersamaan dengan Aira matanya yang membasahi pipi nya .
" Lalu apa yang kalian harapkan dari dia ? " Tunjuk Aira pada Bara " Tidak ada Bu " Lanjut nya menatap sang ibu dengan sendu .
" Itu kenapa Mas mu meminta nya ke sini agar kita bisa bicara dengan baik kalau kamu emosi seperti ini semua tidak akan selesai Nak " Jawabnya lembut .
" Tidak perlu ada yang di bicarakan Bu ,Aira mohon jangan lagi mengungkit hal yang sudah lewat " Ujar Aira menundukan kepala nya dia benar-benar lelah .
" Aira " Panggil Herlambang datar .
" Ayah yang membawamu ke sini atau kamu sendiri yang ke sini " Lanjut nya tegas .
" Tapi ayah ...."
" AIRA " Bentak Herlambang membuat Aira terdiam .
" Ayo " Raksa menggenggam tangan Aira sekalipun wanita itu menolaknya .
" Ayo Nak " Bara mengaguk lalu berjalan ke arah sofa .
🌟
🌟
🌟
🌟
" Ibu " Panggil Bumi pelan .
" Iya sayang " Jawabnya lembut .
" Bumi mau bicara apa ? Katakan saja Nak " Lanjut nya saat melihat Bumi kembali menundukkan kepalanya.
" Dia siapa ? " Tunjuk nya pada Embun sang sibuk bermain dengan Shanum sejak awal masuk dalam kamar .
" Adiknya mas Bumi " Bumi mengakat pandangan nya menatap ibunya yang tersenyum " Bumi kangen sama ayah kan , maksud nya bukan ayah Shanum ,ayah mas sendiri " Lanjut nya lembut sambil mengelus rambut Bumi dengan pelan .
" Kangen tapi kata Bunda,ayah sudah di surga " Sang ibu tersenyum lalu menggeleng " Ayah hanya sibuk bekerja dan Bunda tidak ingin Bumi berharap karena pekerjaan ayah banyak " Jawabnya sebisa mungkin bisa di pahami Bumi .
" Lalu kenapa dia bisa ikut ayah ,Bumi sama Bunda tidak " Tanya nya kembali menatap Embun .
" Terus nanti ayah nya mas sama siapa di sana ? Kalau adenya mas tinggal sama Bunda sama Mas " Bumi langsung terdiam namun itu hanya sebentar saja " Tapi ayah tidak pernah menghubungi Bunda ,kaya ayah yang sering menghubungi Ibu " Jawabnya menatap sang ibu .
Karena memang saat Raksa ke luar kota sebisa mungkin dia menelpon istri nya dan kadang ada Bumi .
" Aunty " Panggil Embun pelan .
" Ade nya kayanya Ee , soalnya buang angin " Tunjuknya pada Shanum sambil tersenyum memperlihatkan gigi nya .
" Bau ya kentut nya " Tanya nya tersenyum menghampiri Embun .
" Tidak Aunty" Jawab Embun .
" Mas sini " Panggil nya saat melihat Bumi hanya berdiam diri di atas karpet bulu " Embun bisa panggil Mas bumi ke sini " Embun mengaguk patuh lalu mendekati Bumi .
" Hai " Embun mengulurkan tangannya kehadapan Bumi " Namaku Embun " Lanjut nya tersenyum.
" Aku sudah tahu " Jawab Bumi cuek ,bahkan dia enggan menyambut tangan Embun .
" Mas " Tegur sang ibu , dengan malas Bumi menerima uluran tangan Embun " Bumi " Jawabnya ketus .
Tanpa di minta Embun duduk di samping Bumi sedangkan Bumi hanya diam saja .
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...