Ketika cinta harus terpatahkan oleh maut, hati Ryan dipenuhi oleh rasa kalut. Dia baru menyadari perasaannya dan merasa menyesal setelah kehilangan kekasihnya. Ryan pun membuat permohonan, andai semuanya bisa terulang ....
Keajaiban pun berlaku. Sebuah kecelakaan membuat lelaki itu bisa kembali ke masa lalu. Seperti dejavu, lalu Ryan berpikir jika dirinya harus melakukan sesuatu. Mungkin dia bisa mengubah takdir kematian kekasihnya itu.
Akan tetapi, hal itu tak semudah membalikkan telapak tangan, lalu bagaimanakah kisah perjuangan Ryan untuk mengubah keadaan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon amih_amy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33. Bertemu Idola
"Kenapa jadi bahas itu, sih?" sengit Rara dengan tatapan tajamnya.
"Maaf, abis kamunya mancing-mancing, sih."
Rara berdesis, "Siapa yang mancing-mancing?" sungutnya dengan nada pelan, nyaris tak terdengar. Ia hanya tidak mau memperpanjangnya lagi. Dia tahu jika Ryan hanya ingin mengintimidasi.
Ryan mengulum senyuman sambil memutar setir kemudinya ke arah kanan. Mobilnya memasuki sebuah gang agak besar dan rumah Rara hanya berjarak beberapa meter lagi setelah masuk gang tersebut.
"Turun di sini aja, Bang!" pinta Rara membuka Ryan menoleh seketika.
"Kenapa?" tanyanya, tetapi Ryan masih melajukan mobilnya dengan pelan.
"Takut kepergok bapak."
Jawaban itu sontak membuat Ryan tersentak lalu menengok ke arah Rara. Seketika ia menepikan mobilnya di bahu jalan tersebut.
"Bapak kamu masih marah sama aku?" tanya Ryan serius.
Rara tak lantas menjawabnya. Sesungguhnya dia juga tidak tahu. Namun, untuk berjaga-jaga, lebih baik Ryan menghindar saja. Dia takut bapaknya akan marah jika tahu pertemuannya dengan Ryan. Waktu itu Rara pernah berjanji agar dirinya bisa membuat benteng pertahanan dan menjaga jarak dengan lelaki itu.
"Kayaknya iya. Makanya nggak usah ketemu dulu," jawab Rara menyimpulkan sendiri.
Helaan napas kasar pun terlontar ke udara. Ryan tidak menyangka jika orang tua Rara masih membenci dirinya. Perjuangannya mendapatkan Rara sungguh tidak mudah, tetapi Ryan tidak boleh menyerah. Waktu masih panjang untuk mengejar Rara. Pelan-pelan saja!
"Okelah kalau begitu."
Rara tersenyum lalu membuka seatbelt yang melingkar di tubuhnya. "Aku pamit, ya. Makasih atas makannya, " ucap Rara lalu membuka pintu mobil.
Akan tetapi, tiba-tiba saja Ryan mencekal tangan Rara, membuat tubuh gadis itu tertahan seketika, "Tunggu, Ra!" serunya.
"Ada apa lagi?"
"Walaupun aku nggak bisa ke rumah kamu, tapi kita masih bisa bertemu dan jalan bareng lagi, kan?" tanya Ryan langsung pada intinya.
"Boleh," ucap Rara tanpa ragu.
Ryan pun tersenyum. "Oke, makasih," ucapnya senang.
Rara membalasnya hanya dengan senyuman kikuk. Padahal, dalam hatinya terus merutuk. Kenapa dia terlalu sembrono langsung menyetujui permintaan lelaki itu? Apa tidak terlalu murah harga dirinya?
"Ceritanya kita backstreet, nih?" ucap Ryan sambil memiringkan kepala. Dia masih ingin berlama-lama bersama Rara.
"Backstreet apa? Memangnya kita pacaran." Rara langsung menyanggahnya dengan wajah tersipu. Tentu saja dia malu.
Ryan sangat suka melihat wajah Rara yang merona. Seandainya saja waktu bisa berhenti sejenak agar mereka bisa berduaan lebih lama, Ryan pasti lebih bahagia.
"Udah, ah. Aku mau pulang," ucap Rara yang membuat Ryan merasa kehilangan. Dia tidak rela.
"Sebentar lagi, deh. Aku masih belum bosan lihat kamu."
"Gombal banget!"
Rara berdecak sebal, lalu membuka pintu mobil dengan segera. Padahal, gadis itu sedi berusaha menjaga hatinya agar tidak lagi salah tingkah. Begitupula dengan debaran jantungnya sudah tidak bisa dicegah.
Ryan menghela napas kasar. Lelaki itu pun terpaksa mengiyakan dan membiarkan Rara pergi begitu saja. Meskipun masih rindu, Ryan harus pergi meninggalkan perempuan itu.
******
Beberapa bulan kemudian. Kisah asmara Rara dan Ryan sedikit memiliki kemajuan. Namun, sampai saat ini hubungan mereka masih belum ada kejelasan. Ryan selalu menunjukkan rasa sukanya kepada Rara, tetapi Rara selalu berpura-pura tidak peka. Gadis itu seperti menarik ulur perasaan lelakinya.
Mungkin ini menjadi karma bagi Ryan karena dahulu Rara-lah yang selalu mengejar cintanya. Menunjukkan rasa suka dengan mengesampingkan harga dirinya, tetapi Ryan selalu mengabaikannya.
"Hari ini jadi ketemu di taman, kan?" Ryan sedang berbicara dengan Rara lewat panggilan telepon karena sampai sekarang pria itu masih tidak diperbolehkan main ke rumah Rara.
"Jadi."
"Jangan lupa bawa Cingu. Aku udah kangen sama dia."
"Oke."
Obrolan telepon itu tidak berlangsung lama. Hanya singkat saja sebelum mereka bertemu di taman kota. Akhir pekan ini mereka tidak mempunyai kesibukan apa-apa. Jadi, Ryan akan terus berusaha mengambil hati kekasihnya dengan mengajak jalan berdua.
Pagi itu Rara terlihat cantik dengan mengenakan outfit casual yang terlihat santai. Ia mengenakan sweater agak longgar berwarna hitam yang dipadukan dengan highwaish jeans berwarna biru muda. Sneakers putih membuat penampilan gadis itu terlihat lebih matching lagi. Rambutnya diikat kuncir kuda terlihat lebih segar seperti biasanya.
Semenjak kuliah, penampilan Rara memang sedikit berubah. Dia bukan lagi anak remaja yang tidak peduli dengan penampilannya lagi. Rara sudah berubah menjadi perempuan yang selalu berpenampilan trendi.
"Cingu ...."
Rara sudah berada di taman lebih dahulu dari pada Ryan. Ia sengaja datang lebih awal karena memang ingin mengajak kucingnya jalan-jalan. Namun, kucing itu tiba-tiba menghilang. Rara kehilangan jejak kucingnya ketika sedang membeli minuman.
Rara mencari ke sana ke mari seperti orang kelimpungan. Namun, setelah beberapa saat mencari, Rara akhirnya menemukan kucing tersebut sedang diberi makan oleh seseorang di dekat air mancur di tengah taman itu.
"Di sini kamu ternyata," ucap Rara sambil menghela napas lega. "Cingu!" Rara pun memanggil kucing tersebut.
Kucing yang diberi nama tersebut langsung menolehkan kepalanya, lalu mengeong sekali sebelum kemudian berlari menuju ke pemiliknya lagi.
"Kamu jangan jauh-jauh perginya! Nanti kalau hilang, papa kamu nyalahin aku," cicit Rara pada kucingnya yang tidak bisa membalas selain mengeong saja.
"Rara?"
Kepala Rara mendongak mendengar seorang lelaki memanggil namanya. Kedua matanya menatap lelaki itu dengan seksama, kemudian senyuman cerah pun terbit menghiasi bibirnya.
"Bang Okta," ucap Rara merasa terkesima. Lelaki yang dikenali Rara itu pun tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. Kakinya melangkah lebih mendekati Rara.
"Apa kabar? Lagi ngapain di sini?" tanya Okta sambil mengulurkan tangan mengajak bersalaman.
Rara pun menyambut tangan itu begitu antusias. Pasalnya, Okta adalah seorang lelaki yang pernah menjadi idolanya sewaktu sekolah. Lelaki itu adalah kakak kelas Rara. Waktu itu, Rara yang masih siswa baru begitu mengagungkan seorang Okta yang adalah seorang ketua OSIS di sekolah mereka.
Walaupun kebersamaan mereka hanya setahun saja, Rara selalu berusaha agar bisa mendekati lelaki itu dengan mengikuti setiap kegiatan sekolah yang diikuti Okta. Di sanalah mereka bisa akrab dan mengenal satu sama lainnya.
Akan tetapi, setelah Okta lulus sekolah, kontak mereka terputus begitu saja. Rara tidak bisa menghubungi Okta apalagi bertemu dengannya. Okta terlalu sibuk dengan kuliah sambil bekerja.
"Kabar baik, Bang. Udah lama, ya, kita nggak jumpa. Masih ganteng aja," ucap Rara apa adanya. Sejatinya, sifat Rara memang jujur dan blak-blakan. Jika dia menyukai sesuatu pasti tidak akan dipendam. Gadis itu pasti langsung mengungkapkannya dengan lantang. Namun, entah kenapa sikapnya itu tidak berlaku pada Ryan?
"Iya, udah lama semenjak kita lulus sekolah. Kamu juga makin cantik aja," balas Okta balik memuji Rara.
Rara tersenyum semringah, kedua matanya pun berbinar cerah. Namun, tanpa dia sadari seseorang dari kejauhan sedang berusaha mati-matian menahan rasa kesal. Emosinya sudah meradang dengan kedua tangan yang dikepal kencang. Seseorang itu tidak lain adalah Ryan.
...----------------...
...To be continued...
Keluar, nih, saingan cintanya Ryan di masa depan 😁
Dukung author dengan, subscribe, like, komentar, dan vote, ya🌹
ikut dong 😅😅
euleuhhh pdhl mah buat koleksi we
pen dijewer euhhhh 🤣🤣🤏🏻🤏🏻
mau jalan jalan kemana 😁😅