NovelToon NovelToon
Dikejar Berondong Bucin

Dikejar Berondong Bucin

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Janda / Selingkuh / Cinta Terlarang / Cerai / Beda Usia
Popularitas:7.8k
Nilai: 5
Nama Author: Meymei

Anindya, seorang Ibu dengan 1 anak yang merasa sakit hati atas perlakuan suaminya, memilih untuk bercerai dan mencari pelampiasan. Siapa sangka jika pelampiasannya berakhir dengan obsesi Andra, seorang berondong yang merupakan teman satu perusahaan mantan suaminya.
“Maukah kamu menikah denganku?” Andra.
“Lupakan saja! Aku tidak akan menikah denganmu!” Anindya.
“Jauhi Andra! Sadarlah jika kamu itu janda anak satu dan Andra 8 tahun lebih muda darimu!” Rima.
Bagaimana Anindya menghadapi obsesi Andra? Apakah Anindya akan menerima Andra pada akhirnya?
.
.
.
Note: Cerita ini diadaptasi dari kisah nyata yang disamarkan! Jika ada kesamaan nama tokoh dan cerita, semuanya murni kebetulan. Mohon bijak dalam membaca! Terima kasih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meymei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11. Menjelajah Mall

Faris sampai di Bandara Banjarbaru sekitar pukul 1 siang. Travel yang ia pesan hanya melayani perjalanan malam, jadi Ia akan menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan ke mall. Dengan memesan ojek online, Faris menuju mall Banjarbaru.

Sesampainya di mall, ia singgah ke sebuah foodcourt terlebih dahulu untuk mengisi perut, baru kemudian mulai menjelajah. Di lantai dua, Faris berhenti di sebuah outlet pusat perlengkapan dan kebutuhan rumah tangga. Ia melihat promo yang ditawarkan di sana. Ia membeli sebuah vakum cleaner kering yang kebetulan sedang sale 70%.

Kemudian lanjut ke outlet selanjutnya, Faris membeli beberapa perawatan wajah Anindya. Ia mengingat merk yang digunakan istrinya karena saat menikah, ia sendiri yang membeli seserahan bersama Anindya. Karena adanya promo, Faris berakhir membeli beberapa barang termasuk parfum untuknya.

Faris melihat jam tangannya. Hanya berputar di dua outlet saja sudah memakan waktu selama satu jam. Ia pun memutuskan untuk naik ke lantai tiga di wahana permainan. Setelah membeli kartu, Faris memulai permainan balapan sampai sekitar 2 jam kemudian ia turun ke lantai satu.

"Mas ini di mana?" tanya Anindya diujung telepon.

"Di mall. Kamu sudah pulang?"

"Ya. Aku baru saja selesai mandi. Jam berapa travelnya?"

"Jam 7 nanti."

"Boleh nitip gak, Mas?"

"Apa?"

"Donat yang kecil-kecil, Aku mau semua rasa kecuali greentea."

"Baiklah, ada yang lain?"

"Strawberi, Mas."

"Di mana beli strawberi?"

"Di supermarket, Mas. Kalau tidak ada, tak apa."

"Baiklah, itu saja?" Anindya menganggukkan kepalanya.

Faris pun mengakhiri sambungannya dan berjalan menuju outlet donat yang diinginkan istrinya. Setelah itu, sebelum masuk ke dalam supermarket Faris menitipkan barang-barangnya di tempat penitipan. Kemudian membawa keranjang belanja mencari strawberi. Setelah bertanya kepada pegawai supermarket, strawberi sedang kosong saat itu. Faris pun mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Anindya, barangkali menginginkan buah lain. Akan tetapi justru Rani yang menghubunginya.

"Mas sedang belanja?" tanya Rani yang melihat rak buah dibelakang Faris.

"Ya, Anindya meminta strawberi."

"Bisa tidak kalau aku telepon jangan membahas Anindya?"

"Kamu kam tanya, aku jawab apa salahnya?"

"Mengapa kemarin selama Mas disini tidak membawaku berbelanja?"

"Bukankah aku sudah memberimu uang untuk belanja?"

"Ya, tapi aku belanja hanya di tukang sayur. Tidak di mall seperti biasanya."

"Sudahlah, Rani! Jangan terlalu banyak mau, yang ada kamu akan kecewa. Aku belum tentu bisa menurutinya."

Rani pun tak berani lagi berkomentar. Ia pun mengubah topik seputar perjalanan Faris ke tempatnya tinggal. Setelah puas mendapat jawaban, ia pun mengakhiri video callnya. Faris yang awalnya ingin menghubungi Anindya pun mengurungkan niatnya dan mengambil buah anggur sebagai ganti strawberi.

Tepat pukul 7, travel datang menjemput Faris di pinggir jalan karena pihak travel menolak menjemputnya di dalam mall.

Di sisi lain.

Anindya sedang membuat mie kuah dengan tambahan sawi dan telur. Sebenarnya ia sudah makan nasi, hanya saja ia sangat menginginkan mie kuah rasa soto. Setelah selesai memasak mie, Anindya juga menggoreng emping yang sebelumnya ia bawa dari Jogja.

Ia pun menikmati makanannya sambil mengerjakan laporan yang belum sempat ia kerjakan karena banyaknya pasien hari ini. Pasien hari ini rata-rata adalah anak-anak dan bayi dengan keluhan batuk, pilek dan hidung tersumbat. Mungkin karena cuaca yang tidak menentu, anak-anak rentan batuk pilek. Ditambah debu jalan yang lumayan tebal karena padatnya tingkat kendaraan lalu lalang.

"Nin, minta alamat kamu di sana. Ibu mau kirim emping sama beberapa makanan kesukaanmu. Masa hamil itu masanya ngemil." kata Ibu Anindya di video call.

"Iya, Bu. Nanti Anin SMS."

"Faris katanya ke Jawa, tapi tidak ada singgah ke rumah, Nin."

" Mas Faris sibuk ngurus tulangnya Ayah yang nyuri material, Bu. Mungkin tidak sempat mampir."

"Sudah ketemu apa belum?"

"Anin juga tidak tahu, Bu. Tapi ini Mas Faris sudah perjalanan ke sini."

"Padahal kan kalau Faris mampir bisa nitip sekalian. Kemarin Ibu mau ke rumahnya dilarang sama Bapakmu." Anindya hanya tersenyum.

Tentu saja Bapak Anindya melarang sang Ibu karena yang ada itu menantu yang menyambangi, bukannya mertua. Yang ada akan menjadi buah bibir tetangga nantinya.

Anindya pun mengalihkan pembicaraan seputar kehamilannya. Ibu Anindya dengan semangat memberitahu apa yang harus anaknya lakukan selama hamil dan pantangan-pantangan. Walaupun Anindya sebagai tenaga medis tahu kebenarannya, ia hanya mengiyakan sang ibu yang antusias bercerita. Panggilan pun berakhir ketika Bapak Anindya menyuruh istrinya untuk menyudahi panggilan karena anak mereka harus istirahat agar tidak kesiangan bekerja besok.

Setelah meletakkan ponselnya, Anindya mencuci mangkuknya dan kembali melanjutkan laporannya. Setengah jam kemudian, ia pun sudah menyelesaikan laporannya dan mematikan laptopnya. Ada pesan masuk dari Faris yang mengatakan jika ia akan sampai sekitar subuh.

Keesokan harinya.

Ternyata Faris datang lebih awal dari apa yang ia katakan kepada Anindya, ia pun mencoba menghubungi istrinya saat sudah berada di depan kontrakan.

Mendengar nada panggilan di ponselnya, Anindya pun terbangun dan melihat Faris yang menghubunginya. Dengan nada mengantuk, Anindya mengangkat panggilan tersebut dan segera sadar saat suaminya mengatakan jika dirinya sudah menunggu di depan pintu.

Anindya melihat jam di ponselnya yang menunjukkan pukul 3 pagi, ia pun bergegas membukakan pintu. Faris masuk ke dalam rumah dan segera mengganti pakaiannya. Anindya yang masih mengantuk pun kembali masuk ke dalam kamar.

"Tidur lagi saja, Nin." kata Faris yang sudah terlihat segar.

"Ayo tidur Mas!" Ajak Anindya yang menepuk kasur disebelahnya.

Faris mendekat dan merebahkan tubuhnya di dekat istrinya. Secara spontan Anindya pun mendekatkan tubuhnya dan memeluk suaminya yang seketika membuat Faris menegang. Beberapa hari ini ia tidur bersama Rani, hingga membuatnya lupa dengan Anindya. Kini rasa bersalah pun timbul saat ia bersama Anindya.

Merasa suaminya tidak membalas pelukannya, Anindya pun kembali membuka matanya dan menemukan Faris masih terjaga.

"Mas tidak tidur?"

"Masih belum ngantuk, Nin. Di mobil tadi aku sudah tidur. Kamu tidurlah, besok kamu harus bekerja." kata Faris sambil menyingkirkan anak rambut Anindya ke belakang telinga.

"Bukankah Mas juga bekerja besok?"

"Iya, tapi waktu tidurku sudah cukup."

Anindya pun memilih untuk percaya dan kembali memejamkan matanya. Ia masih memerlukan istirahat agar besok ia tidak mengantuk besok. Mendengar nafas teratur Anindya, Faris merasa lega. Perlahan ia menggerakkan tangannya dan mulai membuka ponselnya.

Faris mengarsipkan kontak Rani agar saat Ada pesan tidak ada notifikasi masuk. Hal ini ia lakukan lantaran ia takut Anindya mengetahui pernikahannya dengan Rani. Faris tidak ingin kehilangan Anindya. Bukan karena pesan sang ibu, tetapi ia benar-benar tidak ingin melepaskan Anindya. Ia pun memeluk tubuh Anindya dan memberikan kecupan di puncak kepala.

1
Ais Galby
sebnrnya anak nya anin itu nama nya arka apa ardio thor maaf cuma nanya aja
Meymei: Ardio kak, Arka anak Rani,, maaf typo
total 1 replies
Lee Mba Young
Kl ada lelaki suruh di teras saja, krn statusmu janda, mulut tetangga kn pedes.
Dian Rahayu
lanjut thor
Dian Rahayu
kapan nih up ya 😊
Lee Mba Young
semoga faris di pecat dr kerjaannya kl pengangguran mana mau si Rani.
orang macam faris itu sembuhnya kl jd gembel atau penyakitan
Lee Mba Young
bagus lah cerai saja tu bukti pernikahan buat jeblosin Faris ke penjara biar jd pengangguran. kl dah pengangguran mana mau tu si Rani. kl perlu viral kan jng smp km hancur sendiri, kl hancur semua juga hrs hancur termasuk Faris dan Rani.
Lee Mba Young
anindya lemah sih 😂 ntar hamil lagi repot habis enak enak ma lakinya.
kl pintar pasti cari bukti bawa ke pengadilan biar kena hukuman tu si Faris.
Alisa Erlani
duh thor kpn terbongkar nya enak bener jdi paris itu celup sana celup sini jijik banget🤑
Meymei: sabar ya kak.. 🤭
total 1 replies
Okto Mulya D.
Faris parahhh
Okto Mulya D.
piye tha..malah melirik istri orang yakkk
Okto Mulya D.
gelooo...istri dilihat orang malah dianya yang nafsuuu
Okto Mulya D.
Suaminya cuek bebek..
Okto Mulya D.
hehhh Faris, istri dianggap barang mainan..parahhhh..kasihan tohh
Okto Mulya D.
Nasibmu Anindya...
Nabilah
pengen q jambak😎
Nabilah
red flag tho!!
Nabilah
baru mulai sudah ada bau2 belut nih author!
Meymei: belut bau amis kak 🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!