Tak ada yang tau kapan dan kepada siapa cinta kita berlabuh. begitupun Kiara yang memendam perasaannya pada sang bos dingin yang bernama Zavier.
meluluhkan hati Zavier adalah goals terbesar yang ingin Kiara capai. namun, siapa sangka karna orang tua Zavier yang terus mendesaknya untuk menikah, akhirnya Kiara terikat pernikahan kontrak bersama Zavier.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Blue Zia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 11
Tiba waktunya sarapan mereka semua sudah berkumpul dimeja makan. Kiara sudah sangat percaya diri dan tersenyum lebar kearah Zavier. begitupun bu Tuti yang terus saja melihat kearah Zavier membuatnya jadi salah tingkah sendiri.
"Wah, ada rawon pagi-pagi. siapa yang buat ini?" tanya Kalandra.
"Saya yang buat pak," jawab Kiara tersenyum.
"Kalau begitu kita makan sekarang. aroma rawonnya sangat menggiurkan." Kalandra mencoba rawon buatan Kiara.
Kalandra terdiam sejenak, Rion dan Zavier sudah bisa menebak reaksi Kalandra akan seperti ini.
Kiara sendiri sudah gugup karna ini pertama kalinya Kalandra mencoba masakannya. Kiara menunggu cukup lama tapi Kalandra tak kunjung bersuara dan melanjutkan makananya dalam diam.
Semangat Kiara seketika ciut. ia beranggapan bahwa diamnya Kalandra itu tidak suka.
"Itu artinya enak," ucap Zavier mengambil masakan buatan bu Tuti.
Helaan napas panjang terdengar dari Kiara saat melihat Zavier memilih masakan bu Tuti dari pada rawonnya. artinya dia harus masak makan siang hari ini. sedangkan Zavier tersenyum kecil nyaris tak terlihat.
Setelah selesai sarapan, Kiara dan bu Tuti membereskan meja makan. Zea hanya melihat saja karna Zavier melarang Zea menyentuh apapun.
"Saya menang nih mbak," ucap bu Tuti tertawa kecil.
"Iya iya tau. di kulkas ada bahan untuk ayam kari gak bu?" tanya Kiara.
"Yah, gak ada mbak. ibu biasa kepasarnya subuh atau mau ibu beliin bahannya?" tanya bu Tuti.
"Gak usah bu, biar saya aja yang keluar sekalian hirup udara segar," ucap Kiara.
"Di depan taman kota ada supermarket yang lengkap mbak," ucap bu Tuti.
"Ok bu, kalau gitu saya berangkat sekarang yah."
Kiara kembali ke kamar untuk bersiap-siap dengan Zea yang setia membuntutinya. setelah ia siap berangkat Kiara mencari Rion untuk meminjam mobil.
"Pinjem mobil dong, mau belanja buat makan siang nanti," ucap Kiara dihadapan Rion
"Titip dawet yah," ucap Rion memberi kunci mobilnya.
"Ayah, Zea mau ikut," ucap Zea yang berdiri di belakang Kiara.
"Belanja dimana?" tanya Zavier.
"Supermarket depan taman kota. kata bu Tuti disana lengkap."
"Zea boleh ikut, tapi kalian di antar Rion."
"Hah! kok gue sih!" protes Rion tak terima.
"Lo bisa lindungi mereka."
Dengan berat hati Rion mengantar mereka. sepanjang perjalanan Rion memperhatikan Zea yang sangat lengket pada Kiara. membuat Rion menaruh curiga pada Kiara.
"Ra, lo masakin Zea pakai pelet yah? nempel banget sama lo."
"Gue orang baik gak kaya lo!"
Tak ada percakapan lagi diantara mereka hingga tiba ditempat tujuan. sesampainya disana Kiara dan Zea keluar dari mobil lebih dulu. Rion memilih menunggu mereka di mobil saja sambil bermain game.
Tanpa Rion sadari ada Riya yang membuntuti Kiara dan juga Zea masuk kedalam supermarket.
"Zea mau beli sesuatu gak?" tanya Kiara.
"Kita beli ice cream!" seru Zea semangat.
Setelah membeli ice cream, mereka membeli bahan untuk membuat ayam kari. awalnya semua berjalan lancar dan sesuai rencana. sampai akhirnya Riya berdiri dihadapan mereka.
"Kak," ucap Zea berlindung dibelakang Kiara.
"Oh hai j*lang kita bertemu lagi," ucap Riya angkuh.
"Yakin ketemu? bukannya dari tadi ngikutin kami yah. ups."
Riya geram dan maju selangkah menuju Kiara. dengan cepat Kiara mengeluarkan ponsel dari saku belakangnya dan menekan angka 2 untuk melakukan panggilan cepat pada Rion.
Saat panggilan terhubung Rion sudah sudah mengomel duluan, sampai akhirnya ia terdiam dan mendengar percakapan antara Kiara dan juga wanita yang ia pastikan itu adalah Riya.
"Menjauh dari Zavier!" tegas Riya.
"Ck, udah di tolak ribuan kali masih gak tau diri," sindir Kiara.
Tanpa membuang waktu, Rion berlari ke dalam supermarket dan mencari keberadaan Kiara. panggilannya sengaja tidak di tutup agar Rion bisa mendengar dengan jelas apa yang terjadi. dan tentu saja rekaman panggilan itu juga akan menjadi barang bukti jika suatu hari dibutuhkan.
"Kiara!" teriak Rion saat melihat mereka.
Kiara menoleh kearah Rion. Riya langsung menjambak rambut Kiara dengan keras membuat Kiara merintih.
"Lapas gak!" teriak Kiara.
"Jauhi Zavier! Zavier itu punya gue! paham gak lo!"
Rion datang dan memisahkan mereka. meskipun dengan drama yang sedikit panjang bahkan Rion terkena jambak dari kedua wanita itu. Zea? ia memilih duduk sedikit jauh dari mereka.
"Riya, kejadian hari ini akan saya sampaikan pada pak Zavier. saya harap dia bisa memecat anda!" tegas Rion sebelum pergi membawa Kiara dan Zea.
Selama diperjalanan pulang mereka semua terdiam. Zea sendiri sudah tidur di pangkuan Kiara.
Sesampainya dirumah Kiara membawa semua belanjaan menuju dapur dengan sisa emosi yang terpendam.
"Zea man---" ucapan Zavier terhenti saat menyadari aura menyeramkan dari Kiara.
"Biarin aja, dia masih emosi," ucap Rion berdiri di samping Zavier sambil menggendong Zea yang tertidur.
"Ada apa?"
"Biasa, fans fanatik lo buat ulah. gue ke kamar Zea dulu. nanti kita bicarakan lagi," ucap Rion meninggalkan Zavier.
Zavier yang penasaran mengintip Kiara yang sedang melampiaskan emosinya pada ayam di hadapannya. ia memotong ayam dengan penuh tenaga yang membuat suaranya menggema di dapur.
Zavier berjalan kearah kulkas dengan niat hati ingin membuat jus. namun, ia terkejut saat mendengar Kiara yang tiba-tiba menangis sesegukan.
"Nangis?"
"Gak! sana keluar gak usah ganggu gue masak!" ucap Kiara menghapus air matanya.
Kiara sudah berusaha semaksimal mungkin untuk tidak menangis. tapi apalah daya priode bulanannya belum berakhir.
Zavier dibuat panik saat Kiara tiba-tiba duduk dilantai memeluk lututnya dan menangis.
"Ehhhhhhh." Zavier mendekat kearah Kiara
"Gue capek Zav..."
"Biar bu Tuti aja yang masak. lo istirahat," ucap Zavier.
Tangisan Kiara yang cukup nyaring berhasil mengundang semua penghuni rumah kedapur dan melihat apa yang terjadi.
"Ada apa mbak!" panik bu Tuti.
"Seorang Kiara nangis? wah langkah sekali," ucap Kalandra.
"Kiara manusia om, bukan robot," ucap Rion.
"Bu Tuti aja yang masak siang ini," ucap Zavier.
"Iya, ibu aja yang masak kalau mbak Kiara gak sanggup. ibu terima kok meskipun ibu menang. sudah yah jangan nangis lagi," ucap bu Tuti menenangkan Kiara.
Kiara tersadar jika sekarang dirinya menjadi tontonan. dengan cepat Kiara menghapus air matanya dan tersenyum lebar. membuat semuanya bingung.
"Gimana tadi akting nangisnya bagus gak?" tanya Kiara masih tersenyum lebar dengan mata sembab dan hidung merahnya.
Semua dibuat tercengang dengan ucapan Kiara. bu Tuti dan Kalandra percaya dengan ucapan Kiara. namun tidak dengan Zavier dan Rion yang sudah berteman lama.
"Jadi tadi hanya akting? tanya Kalandra.
"Hehe iya pak. gimana bagus gak?" tanya Kiara lagi.
"Bagus, saya hampir menangis mendengar suara tangisanmu yang begitu sakit." Kalandra mengacungkan kedua jempolnya.
"Biar saya aja yang masak bu. kan saya yang kalah tadi."
Kiara bangkit dan melanjutkan aktifitasnya seolah tidak terjadi apa-apa. semua bubar kecuali Rion yang saat ini sedang menatap curiga pada Kiara.
"Gak usah liatin gue gitu. iya gue tau gue cantik gak ada obat. gak usah diliat gitulah nanti kalau lo suka gimana," ucap Kiara tanpa menoleh kearah Rion.
"Hoh! pd sekali anda nona. tadi bukan akting kan," ucap Rion sedikit tertawa.
"Mending lo bantu gue masak deh. kayanya lo butuh refreshing otak," ucap Kiara mengelak.
Tanpa protes Rion membantu Kiara memasak. ia tau Kiara sedang tidak baik-baik saja tapi ia bingung bagaimana menjelaskan rasa sakitnya selain menangis.
Hal seperti ini pernah terjadi saat mereka duduk di bangku smp. dimana Kiara menjadi bahan bully teman-temannya.
Rion dan Zavier selalu memperhatikan Kiara dari jauh dan mereka selalu melihat Kiara bisa membela dirinya meskipun di bully. itu membuat mereka menganggap Kiara akan baik-baik saja.
Tapi siapa sangka setelah ia membela dirinya. ia berlari ke belakang sekolah dan menangis sendiri disana.
Kiara berteriak seperti orang gila saat melampiaskan emosinya yang terpendam. Rion hanya bisa melihatnya dari jauh.
"Kalau lo ada masalah, cerita aja Ra. ada gue, ada Zavier," ucap Rion.
Kiara menoleh kearah Rion dan memicingkan matanya. membuat Rion mendorong kepala Kiara agar menjauh.
"Mata lo kaya bakso serem banget!"
"Ck! makan untuk nanti siang sudah selesai. sisanya tolong beresin yah," ucap Kiara mencuci tangan.
"Heh! kok gue sih. kan tugas lo!" protes Rion.
"Gue capek," ucap Kiara lirih.
Rion terdiam sejenak. itu bukanlah Kiara yang ia kenal. "Ok, lo istirahat aja. nanti siang gue bangunin."
"Gak, tolong jangan bangunin gue. gue butuh tidur panjang hari ini."
Kiara tersenyum singkat sebelum pergi meninggalkan Rion di dapur.
"Apapun yang lo hadapi sekarang. gue harap lo bisa buka mata dan liat kalau lo gak sendiri Ra. ada gue sama Zavier disisi lo."