Cinta Dikala Hujan

"Eza! Apa yang tadi adalah pacarmu? Ucap arka kepada eliza yang sedang mencuci piring." eliza yang sedang mencuci piring kemudian terhenti dengan pertanyaan arka, bahkan erika terdiam sejenak dan memikirkan perkataan yang keluar dari mulut bosnya itu, bisa-bisanya ia mengira eza menyukai sesama jenis.

"Tidak bos anda salah paham, tadi itu hanyalah temanku bahkan kami berdua sudah berteman dari kecil dan sudah seperti saudara sendiri (memang kami saudara sih)? Ujar eliza/eza kepada bosnya." arka lalu meminta maaf pada eliza karna sudah salah sangka menuduh eliza adalah GAY. Eliza pun memaafkan bosnya sambil menaruk piring ditempat piring berada saat ia berbalik arah untuk membersihkan yang lainnya tiba tiba ia tak segaja tepleset, arka yang ada dibelakangnya langsung menangkap eliza dan saat ini mereka sedang bertatapan satu sama lain dengan jantung yang berdetak tak karuan membuat salah satu dari mereka kemudian menghindar.

"Maaf bos aku tidak segaja?" eliza yang melepaskan pelukan arka itu terdiam menundukkan kepalanya ia kawatir arka akan mengenali penyamaranya sebagai eza. Tak berlangsung lama arka kemudia berjalan menuju eliza dan menghantamnya ketembok mereka berdua saling tatap menatap membuat jatung eliza semakin dag dig dug.

"Ada apa eza apa kamu menyukaiku? Saut arka dengan wajah menggoda itu." eliza pun langsung mendorong arka dan kabur darinya kembali mengerjakan pekerjaan yang belum selesai eliza kerjakan. Melihat tingkah laku eza, arka terus berpikir kalau eza itu adalah laki-laki gay, namun arka sempat tersadar dia ngapain malah menggodanya.

"Astaga arka apa yang kamu lakukan sih, gak mungkin kan aku suka sama lawan jenis? Tapi kalau dipikir pikir matanya mirip sekali dengan seseorang? ujar arka yang bergumam sendiri disamping tempat cuci piring, lalu ia keluar dari dapur menuju tempat duduk untuk para pelanggan sembari melihat lihat, dan saat ia melihat kesamping arka melihat eza yang lagi mengelap meja sembari memperhatikan wajahnya yang sangat mirip dengan orang yang ia kenal tapi arka lupa siapa orang itu."

tiba tiba salah satu karyawan arka berbisik kepada arka, bos apa kamu suka laki-laki itu? Ujar oki. Mendengar itu arka langsung menutup mulut oki dan berbisik kamu jangan membuat buat cerita? saut arka yang panik tak karuan, bahkan oki hanya cengegesan mengejek bosnya itu yang pipinya sudah me'merah seperti tomat. Lalu oki pun pergi. Setelah selesai membersihkan arka menyuruh seluruh karyawan berkumpul untuk menerima gajinya masing-masing begitu pun dengan eliza.

"Terima kasih bos untuk gajinya? ucap para karyawan kepada arka." sama sama? arka yang lalu menutup kafe itu, para karyawan pun mulai berpamitan untuk pulang ke rumah mereka masing-masing, arka juga pulang dengan mengendarai mobilnya itu menuju rumah sakit sesampai di sana ia segera memarkirkan mobilnya lalu pergi keruangan nenek agni. arka yang melihat nenek agni sedang beristirahat ia hanya berjalan menuju arsha yang tertidur di sopa rumah sakit.

Arsha... Sha... shaa.? Membagunkan arsha yang tertidur. Eh abang sudah pulang? Saut arsha yang bangun dari tidurnya sambil mengusap matanya dengan tangannya, menanyakan kepada arsha apa ia membawa makanan. Namun arka lupa untuk membeli makanan, arka pun mengajak arsha untuk pergi sembentar untuk membeli makanan dan menyuruh arsha untuk mencuci mukanya. setelah arsha selesai mencuci mukanya, mereka berdua langsung pergi menuju warung terdekat dan tak lupa menitipkan neneknya kepada perawat untuk sementara. tak berapa lama akhirnya mereka sampai diwarung terdekat dan memesan sebuah makanan masing masing, arsha yang sudah sangat lapar setelah makanan datang ia langsung memakannya dengan rakus seperti sudah tidak makan berabat abat yang lalu melihat kelakuan adiknya itu arka hanya begong dan terdiam bisa bisa ia punya adik yang kalau makan seperti ke se ta nan.

"Sha ngomong ngomong bukannya kamu sudah lulus sekolah ya? apa kamu masih mau melanjutkan kuliahmu." mendengar perkataan arka, arsha lalu terdiam mendengar semua itu, sebenarnya ia kemari untuk melanjutkan kuliah di sini agar arsha lebih dekat dengan kakaknya dan neneknya karna meski ia memliki ayah dirumah, ayahnya lebih perhatian dengan adik perempuan dari mama tirinya itu, arsha hanya selalu berdiam dipojokan karna ayahnya tidak pernah memberikan sebuah kasih sayang dari kecil setelah ayahnya menikah lagi dan ibu tirinya yang melahirkan adik perempuannya waktu itu, tidak seperti ayah pada umumnya namun ia sadar meski ia tinggal dengan nenek, arsha juga tidak mau merepotkan mereka berdua.

"Bang sebenarnya aku kesini, aku ingin berkuliah disini? Ujar arsha." mendengar itu arka yang senang karna ia akan tinggal bersama adiknya untuk waktu yang sangat lama. Ayah arsha juga sudah mendaftarkan arsha di kampus yang bagus untuknya. Arka mengiyakan arsha lalu melanjutkan makannya, habis makan arka membayar makanannya itu lalu kembali kerumah sakit.

"Huuu untung saja aku sudah membeli bahan-bahan makanan ini (tiba tiba berhenti) loh loh ini mobil siapa, mengapa berada di depan rumahku? Ujar eliza sembari mengintip kaca mobil, ternyata didalam ada laki-laki yang tertidur, eliza langsung mengetuk ngetuk pintu kaca mobilnya menyuruh laki-laki itu pergi dari depan rumahnya. Laki-laki yang berada didalan mobil langsung keluar krek membuka pintu mobinya sembari membenarkan gaya rambutnya.

"kakak apa kamu mengusirku, aku sudah sangat lama menunggumu disini sampai tertidur? Ujar erlan sembari berucap manja kepada eliza." eliza yang mengira orang lain ternyata adiknya sendiri, eliza pun menyuruh erlan untuk masuk kedalam agar tidak kedinginan, namun karna gerah eliza pergi mandi terlebih dahulu setelah selesai ia kembali keruang tamu melihat adiknya yang menonton televisi.

eliza hanya tersenyum melihat adiknya itu sambil menuju dapur membuka kantong kresek yang ia bawa tadi mengelurkan bahan-bahan makanan yang ia beli tadi, lalu ia memasak untuk makan malam, beberapa menit kemudian akhirnya selesai memasak eliza pun menghampiri erlan sembari menyuruhnya makan juga.

"wahh terima kasih kakak? Oh ia kak, ini untuk mu, erlan memberikan sebuah tiket kepada eliza." eliza pun mengambilnya lalu melihat ternyata itu tiket konser yang erlan berikan, erlan menyuruh eliza untuk datang ke acara konser yang ia adakan minggu depan, eliza pun berkata pada adiknya itu bahwa ia akan datang menghadiri konser tersebut. Mendengar ucapan kakaknya itu erlan sangat bahagia sembari menyantap makanannya kembali. Setelah selesai makan eliza menyuruh erlan untuk menginap ditempatnya dan erlan pun mengiyakannya, eliza pun berdiri dari tempat duduknya sembari membereskan piring piring dan membawanya ke dapur untuk dicuci. Eliza menyuruh erlan untuk mandi agar ia lebih segar. Erlan hanya bisa menuruti kakaknya dan pergi kekamar mandi.