Lahir dalam keluarga yang miskin, Artian Morph harus menelan pahitnya hidup ketika orang tuanya meninggalkan dirinya sendiri.
Pada saat dia berpikir bahwa dirinya sangat bahagia karena pacarnya berada di sisinya, semuanya hancur setelah dia mengerahkan sisa tabungan yang orang tuanya tinggalkan untuknya.
Ketika kehidupannya terjerumus dalam neraka kesedihan, orang orang mulai mencemoohnya, diperlakukan dengan kasar tanpa ada satupun yang menolongnya.
"Ahaha, apakah kematian benar benar sangat merindukanku?"
Ketika dia menyerah pada hidupnya, berniat untuk melompat dan bunuh diri dari sebuah jembatan yang sepi.
Suara yang tak manusiawi layaknya suara dari kecerdasan buatan terdengar di udara yang kosong.
«Sistem Di Aktifkan»
Roda takdir kini kembali berputar, mereka yang diatas harus segera terjatuh dan yang dibawah akan mulai merangkak untuk mendapatkan posisi yang diatas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RyzzNovel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11: Tersayang
Saat ini Artian sudah berada di dalam suatu ruangan khusus yang digunakan untuk seorang pelanggan berkonsultasi kepada seorang ahli gemologi yang diperkerjakan di paviliun tersebut.
Sejauh yang Artian tau, hampir tidak ada toko perhiasan di luar sana yang menggunakan ahli gemologi untuk layanan pribadi pelanggan mereka.
Hal tersebut kembali menyadarkan Artian tentang seberapa mewahnya Empyrean Plaza yang dikenal sebagai pusat perbelanjaan termewah dan yang terbaik.
Duduk di samping Alexander, dia menatap ke arah seorang pria di depannya. Seorang pria dengan pakaian serba hitam dan wajah yang sudah cukup tua dengan rambut yang sudah memutih, matanya di tutupi oleh sebuah kacamata yang agak transparan.
“Jadi, perhiasan apa yang tuan Alexander cari sekarang ini?“
Tanpa basa basi apapun, pria itu, ahli gemologi langsung kepada intinya ketika dia bertanya dengan nada yang santai namun sopan kepada Alexander.
“Anak ini lah yang mencari, aku hanya membantunya.“
Tatapan pria itu kemudian beralih ke arah Artian berada. Menilai Artian sejenak lalu menghela nafas pelan dan memperkenalkan dirinya.
“Perkenalkan, aku Bian Merlion, kamu bisa memanggilku Bian.“
Dengan senyuman yang santai, Artian mengangguk.
“Senang bertemu denganmu Bian, dan.. kamu bisa memanggilku Artian.“
Meski sudah tua, entah kenapa Artian bisa merasakan jiwa muda pada pria bernama Bian tersebut hingga tidak segan untuk bersikap santai.
Pria tua itu juga tampak lebih nyaman dengan panggilan tersebut.
“Jadi, perhiasan macam apa yang kamu cari?“
Perhiasan macam apa dan bagaimana ciri cirinya. Senyuman muncul di wajah Artian karena sebenarnya, dia sudah sangat tau tentang perhiasan apa yang harus dia pilih.
Mengetuk meja dengan jarinya, layaknya dia sedang berpikir sejenak. Artian kemudian memajukan tubuhnya dengan pelan lalu berkata:
“Hmm saya ingin kalung mewah dengan berlian oval 10 karat sebagai pusatnya, akan lebih baik jika bisa dikelilingi oleh halo berlian kecil… hmm ah, berlian ovalnya bisa sedikit rendah atau tinggi tak masalah oke? Lalu… untuk rantainya, mungkin bisa dengan emas.. atau emas putih juga tidak masalah. Aku ingin rancangan yang elegan dan mewah, apakah ada yang sesuai dengan ciri ciri itu?“
Artian bertanya pada dirinya sendiri, apakah ada perhiasan kalung yang sesuai?
'Tentu saja ada sialan!'
Pria tua itu, Bian, dia nampak ragu sejenak. Namun kemudian dia menghela nafas dan mulai berbicara.
“Terdapat satu kalung yang disebut berlian aurora dan kalung tersebut sangat cocok dengan referensi yang kamu katakan… hanya saja, kalung tersebut telah diinginkan oleh seseorang.“
Artian menganggukkan kepalanya, dia sudah tau hal ini seperti ini akan terjadi.
“Memangnya, berapa harganya?“
“Itu 520 juta.“
Artian kemudian berpura-pura berpikir, menyilangkan kakinya dan tangannya, lalu mengusap dagunya dengan wajah yang berkerut.
Setelah beberapa saat, tersembunyi dibalik lengannya, Artian menyeringai.
“Hey, jika aku membelinya diharga 550 juta, apakah kamu akan memberinya?“
Pria tua itu nampak tersentak sejenak sebelum akhirnya dia menundukkan kepalanya dengan menyesal.
“Sayang seka-”
Artian langsung tahu bahwa tindakan sebelumnya jelas adalah penolakan, karena itulah dia memotongnya lebih dulu.
“Maka 570 juta.“
Wajah pria tua itu langsung berkeringat dingin, dia bingung dengan apa yang harus dilakukan.
Artian sama sekali tidak bergeming dan memperlihatkan ketenangan yang luar biasa pada sekitarnya.
Ketika pria tua itu nampak membuat keputusan dengan wajah yang dipenuhi dengan penyesalan, Artian langsung kembali memotong.
“590 juta, ini adalah penawaran terakhirku.“
“…!!“
Pria tua itu membeku di tempatnya, terpaku dan menatap Artian dengan penuh emosi aneh yang bergejolak di tubuhnya.
Jumlah tersebut sangat besar dan sudah jauh melampaui harga yang seharusnya. Jumlah tersebut tidaklah layak untuk kalung itu lagi.
Jika dia memberikannya kepada Artian, Bian sangat tau bahwa dia akan mendapatkan bonus gaji yang lebih banyak.
Namun, dia harus melepaskan Adam Gavis untuk melakukan itu. Apa yang harus dia pilih?
Apakah dia harus memberikannya kepada Artian atau melepaskan keuntungan tersebut dan tetap berdiri di samping Adam?
Bian meneguk salivanya, dengan ragu ragu dia kemudian mengangkat bibirnya untuk berbicara:
“Tentunya, layanan kami sebenarnya diatur dengan siapa dulu dialah yang mendapatkannya.“
Senyuman kemenangan terlihat di wajah Artian.
'Jadi inilah kekuatan dari uang.'
Tidak pernah terpikirkan baginya untuk memiliki kesempatan menggunakan sebuah kekuatan dari kekayaan.
Dan.. kekuatan tersebut benar benar absolut hingga membuatnya tercengang.
Pada akhirnya, kalung berlian aurora tersebut jatuh di tangan Artian. Setelah selesai dalam prosedur pembayaran, Artian dan Alexander keluar dari ruangan khusus itu dan menuju ke aula utama dari paviliun perhiasan.
Saat itulah dia melihat sesuatu yang begitu menarik.
“APA KATAMU?! PERHIASAN ITU SUDAH DIJUAL KE SESEORANG?!! JANGAN BERCANDA!“
Emosi marah yang luar biasa dengan urat urat matanya yang memerah, mengancam seluruh pegawai di paviliun tersebut.
Melihat sosok yang marah itu membuat Artian merasa begitu gembira.
Memangnya siapa lagi jika bukan Adam?
Adam meraung-raung disana sini, dan mengacaukan banyak pegawai hingga bahkan para penjaga kesulitan dengan apa yang harus dia lakukan.
“Katakan padaku!!! Siapa yang membeli perhiasan itu dan aku akan membakar pantatnya!“
Artian tersenyum datar, urat kekesalan terlihat sudut dahinya ketika dia mulai tertawa hampa dan berjalan mendekat.
'Berani beraninya dia ingin membakar pantatku?'
Tanpa ragu Artian mendekati Adam dan memegangi bahunya dengan penuh permusuhan.
“Aku yang membeli perhiasan itu, apa yang akan kamu lakukan?!“
Suara Artian terdengar dingin namun dia masih tersenyum dengan wajah yang gelap dan suram.
Adam yang tersentak, reflek berbalik dan menatap ke arah Artian. Wajahnya berangsur-angsur menjadi pucat dan aneh.
“A-apa?!“
Artian mengulangi.
“Aku yang membelinya sialan! Apakah kamu akan membakar pantatku sekarang?!“
Saat itu Adam mundur beberapa langkah, tersandung dan terjatuh.
“Uh tidak..! Aku hanya bercanda.. jika aku tahu jika kamulah yang membelinya, mana mungkin aku akan mengatakan hal tersebut.. haha..ha..ha..hahaha..“
Melihat Adam yang langsung berlutut dan memohon pengampunan padanya membuat Artian menjadi jijik dengan sikap itu.
'Apa apaan penjilat sialan ini.'
Dia tidak tahu kenapa, tapi sekarang Artian melihatnya sebagai sebuah sampah daripada seseorang yang mengerikan dan pernah memberinya sebuah trauma.
Artian benar benar tidak tau mengapa dia bisa takut kepada pria pengecut seperti itu.
Ketika Artian menghela nafas kasar sembari menggelengkan kepalanya, sesosok wanita tiba tiba masuk dan bertanya dengan nada yang heran.
“Apa yang terjadi di tempat ini..?“
Mengenali suara itu, Artian reflek berbalik dan menatap ke arah wanita itu. Adam juga reflek berdiri seakan-akan dia tidak ingin memperlihatkan sikap memalukan sebelumnya.
Artian dengan penuh emosi menatap wanita itu, tersenyum di dalam hatinya dengan penuh dendam dan amarah.
'Waahh..!! Mantan tersayangku akhirnya tiba.'
Artian berteriak dengan senang di dalam hatinya.
***