Demi melindungi nyawa adiknya, Jazzy Hao mengasingkan diri di kota kecil dan rela menjadi menantu sampah di keluarga Lin.
Setiap harinya Jazzy Hao akan melakukan pekerjaan kasar di rumah seperti mencuci pakaian, memasak, mencuci piring, membeli sayur dan membersihkan lantai rumah.
Tiga setengah tahun lalu dia pergi meninggalkan keluarganya tanpa membawa sepeser uang pun.
Dalam keadaan seperti itu, dia bertemu lelaki tua yang mengetahui identitasnya dan membuat perjanjian untuk menikahi cucunya.
Lalu apa yang akan terjadi selanjutnya?
Apakah Jazzy Hao akan bertahan di keluarga Lin sebagai menantu sampah?
Simak terus keseruan cerita selanjutnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jazzy bold, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KEDATANGAN TAMU
"Apa yang terjadi padamu, kenapa kau tampak begitu kelelahan?" Terry Lin bertanya pada Hesty Lin.
"Aku tidak apa-apa, ibu tidak perlu khawatir." Hesty Lin berkata dengan datar.
"Nak, ceritakan bagaimana proses kerjasama perusahaan kalian dengan perusahaan raksasa Juxing Corp?" Robert bertanya pada Hesty Lin dengan rasa ingin tau.
"Semua berjalan lancar, bahkan CEO Duke memberikan Restoran Shushan pada kami sebagai hadiah." Hesty Lin berkata jujur.
Terry Lin yang sedang meminum sup seketika kaget dan langsung tersedak sup.
"Uhuk uhuk uhuk!"
Terry Lin terbatuk-batuk.
Tanpa memperdulikan kuah sup yang membasahi bajunya, Dia bertanya pada Hesty Lin dengan ekspresi bahagia.
"Sayang, apakah benar kau di berikan Restoran Shushan sebagai hadiah? Apakah CEO Duke memintamu untuk melayaninya di tempat tidur?" Terry Lin bertanya tanpa rasa malu.
Jazzy Hao yang saat ini mengantarkan lauk di Atas meja makan juga sedikit mengernyit saat ini.
Kemudian dia melirik baju Terry Lin yang basah oleh kuah sup.
Ternyata Terry Lin tidak menggunakan Bra hingga payudaranya nampak terlihat ketika kemeja putih yang dia gunakan basah.
Tapi Jazzy Hao tidak berkata apapun, dia hanya melirik sekilas lalu balik lagi ke dapur.
Lagi pula payudara itu terlalu kecil dan juga sudah kendor.
Hal ini benar-benar tidak menarik Dimata Jazzy Hao.
Sebelum dia kembali ke dapur, dia tidak lupa melirik ke arah buah dada milik Hesty Lin.
Bayang-bayang gumpalan mulus dan lembut milik Hesty Lin itu belum bisa lepas dari pikirannya.
. . .
"Ibu jangan berfikir yang tidak-tidak, CEO Duke tidak meminta apapun padaku, lagi pula aku datang bersama Jazzy Hao." Hesty Lin berkata dengan nada malas.
Dia merasa suasana hatinya makin memburuk saat ibunya terus bertanya hal ini.
Jika dia tidak minum-minum sebelumnya dia tidak mungkin akan kehilangan keperawanannya di tangan Jazzy Hao.
Meskipun dia merasa wajar jika memberikan itu pada Jazzy Hao yang berstatus suaminya, tapi ketika dia benar-benar dalam keadaan sadar, Hesty Lin merasa sangat tidak rela.
Melihat suasana Hati anaknya memburuk, Terry Lin juga tidak bertanya banyak lagi.
Dia sangat tau karakter Hesty Lin ini sangat keras dan sangat dingin.
"Nak, ceritakan bagaimana awal mula kamu mengenal CEO Duke lalu kalian melakukan kontrak kerjasama antar perusahaan?" Robert bertanya penasaran.
Menurut akal sehatnya jika putrinya tidak memberikan apapun pada orang sekelas itu, tidak mungkin perusahaan raksasa sebesar itu mau melirik perusahaan kecil milik putrinya untuk bekerja sama.
"Entahlah" Hesty Lin berkata. "Tapi Jazzy Hao mengenal CEO Duke, katanya mereka bertemu di pasar ketika Jazzy Hao membeli sayuran."
"Saat itu Jazzy Hao membantunya mengangkat sayuran jadi mereka berkenalan disitu." Hesty Lin menceritakan obrolan antara Jazzy Hao dan Duke ketika di Restoran Shushan.
"Nak.. apa kau percaya?" Robert berkata dengan ekspresi aneh.
"Tidak mungkin orang sebesar itu akan datang ke pasar dimana pasar itu sangat kotor, Bahkan ayah pun enggan jika harus datang ke pasar." Robert berkata lagi.
Selama 3 tahun ini mereka tidak pernah datang ke pasar tradisional, sebab selain itu sangat kotor, juga udaranya sangat bau.
Itu sebabnya mereka selalu menyuruh Jazzy Hao ke pasar membeli sayur atau daging setiap hari.
"Entahlah" Hesty Lin berkata. "Tapi CEO Duke yang mengatakan itu secara langsung di depan banyak CEO lain."
"Para CEO besar itu juga melakukan kontrak dengan kami, jadi tidak mungkin CEO Duke berbohong." ucap Hesty Lin.
Saat mereka sedang berbincang, tiba-tiba seseorang menekan bel.
Ding Dong!
"Siapa itu?" Terry Lin berkata dengan tidak puas.
kemudian dia melihat ke arah suaminya dan berkata dengan datar, "Robert, buka pintunya."
Ding Dong! Suara bel berbunyi lagi.
"Baik Tunggu sebentar" Robert berlari kecil kemudian membuka pintu.
saat pintu terbuka, terlihat wanita yang tampak berusia 20 an tahun dan tampak sangat segar dengan rambut sebahu berdiri di depan pintu sambil membawa setumpuk dokumen.
"Mohon maaf, apakah ini kediaman milik Nona Lin." Wanita itu berkata dengan lembut.
"Robert itu siapa? kenapa tidak kau persilakan masuk?" Terry Lin kembali berteriak dengan suara yang sangat tidak enak di dengar.
Robert juga sangat patuh lalu mengajak wanita itu masuk ke dalam rumah.
"Benar, ini adalah kediaman keluarga Lin." Robert berkata. "Nona, silahkan masuk terlebih dahulu." Robert mempersilahkan wanita itu masuk ke dalam rumah mereka.
Wanita itu juga tidak sungkan kemudian mengikuti dari belakang.
Melihat wanita yang datang, sikap Hesty Lin yang awalnya terlihat dingin dan malas kini berubah menjadi lebih ramah dan langsung menyambut wanita itu.
"Hallo nona Shima, kenapa repot-repot harus berkunjung di rumah sederhana kami, jika ada perlu kamu bisa menelepon maka aku akan datang sendiri." Hesty Lin berkata sopan.
Shima Liu hanya tersenyum santai kemudian berujar, "Nona Lin terlalu sopan. ini juga perintah CEO Duke untuk membawakan berkas-berkas yang tertinggal di Restoran Shushan tadi."
"Tadi Nona Lin pulang terburu-buru sehingga tidak sempat mengambil berkas-berkas yang sudah di tandatangani tersebut." Shima Liu berkata dengan lembut.
Tapi meskipun dia terlihat sangat lembut dan terlihat profesional, matanya sesekali akan melirik pemuda yang menggunakan Celemek sambil sibuk memasak beberapa sayuran.
Dia tidak habis pikir kenapa Presiden malah menjadi menantu rendahan di keluarga se kecil ini.
Padahal jika dia mengumumkan identitasnya di depan publik, maka ratusan atau bahkan ribuan wanita akan berkumpul yang rela menjadi istrinya.
Bahkan dia sendiri jika harus di minta untuk menjadi istri pria itu, dia akan setuju tanpa ragu meskipun itu adalah istri kedua atau ke tiga.
"Nona Shima, suamiku hari ini memasak banyak lauk, jadi mari kita makan malam terlebih dahulu." Hesty Lin berkata. "Jazzy, ayo makan bersama."
Hesty Lin berteriak pada Jazzy Hao dan mengajaknya makan satu meja dengan mereka.
alasan dia melakukan ini Karna memberikan wajah pada CEO Duke, sebab Jazzy Hao mengenal CEO Duke jadi dia tidak ingin lewat Shima Liu, CEO Duke akan berfikir yang tidak-tidak tentang keluarga Lin.
di dapur Jazzy Hao berkata dengan santai, "Baik, setelah 2 lauk selesai aku akan bergabung di meja makan."
Tapi suara dingin Hesty Lin terdengar lagi, hingga dia harus ikut duduk di atas meja.
"Halo Nona Shima." Jazzy Hao menyapa Shima Liu.
"Hallo Tuan Jazzy, tidak disangka Tuan juga sangat mahir memasak." Shima Liu memuji Jazzy Hao.
Robert dan Terry Lin yang berada di samping juga merasa aneh pada saat ini.
Bisa-bisanya menantu tidak berguna ini sangat santai ketika berbicara dengan orang besar.
Yang lebih aneh lagi wanita ini bahkan tidak marah, justru malah sangat sopan pada Jazzy Hao.
Karna tidak bisa menahan lagi Terry Lin langsung menyela saat ini.
"Nona Shima, perkenalkan aku adalah Terry Lin ibunya Hesty Lin."
"Ini Robert suamiku yang tidak berguna, dan ini adalah menantuku yang tidak berguna." Terry Lin berkata dengan ekspresi wajah yang terlihat sangat kesal.