Allea Hizka Zirah. Wanita polos nan lugu, telah bersepakat dengan pacar nya akan melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius lagi. Segala sesuatu yang di butuhkan untuk melangsungkan acara sudah beres, hanya tinggal menunggu hari dan tanggal yang di tentukan.
Namun tak di sangka, mempelai pria tidak menghadiri acara pernikahan yang akan di langsungkan. Sontak hal itu mengundang riuh di acara yang di gelar dengan besar-besaran. Begitu juga dengan keluarga wanita yang menanggung malu.
Apa yang menjadi penyebab mempelai pria tidak hadir? Apakah adanya selisih paham? Apakah setelah kejadian yang menimpah Allea akan menimbulkan trauma yang mendalam? Atau malah sebaliknya?
Mari kita ikuti keseruan cerita ini yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon keycapp, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MENYENDIRI
Oma sudah bisa melakukan perawatan di rumah, hanya dokter kepercayaan keluarga Darmawan yang akan pulang balik untuk memeriksa perkembangan Oma Riana. Jadi mereka semua tidak lagi capek ke sana ke sini, ketika sudah rawat jalan sudah mudah rasanya dan lebih dekat.
" Dad. Lea mau perusahaan Dady yang di korea, biar Lea yang mengurus nya." Ucap Allea, ketika mereka sedang berkumpul di ruang makan.
" Hah?!" Daddy Tito sangat terkejut dengan hal yang ia dengar barusan, bagaimana ceritanya seorang Allea ingin menangani perusahaan. Bahkan pekerjaan seperti ini, sangat di luar nalar oleh ALLEA HIZKA DARMAWAN.
" Why?" Tanya Allea yang aneh dengan ekspresi yang di berikan oleh Mommy dan Daddy nya.
" Ada apa dengan mu nak? kamu yakin mau menangani perusahaan Dady?" Tanya Daddy Tito yang masih belum sepenuh nya percaya.
" Ya Dad. Why?"
" Daddy aneh saja sama kamu, itu perusahaan yang besar sayang. Apa kamu yakin?" Tanya Daddy Allea, sejujurnya ia masih ragu dengan ucapan ngelantur putri nya.
" Tenang saja. Aku sudah memiliki bekal untuk itu," benar bahwa beberapa waktu ini, ia sudah mulai memperdalam dunia bisnis nya. Ia tahu bahwa hanya di dunia per bisnisan lah harta warisan Oma, Daddy, dan Mommy nya. Terpaksa ia harus memperdalam nya, walaupun dengan terpaksa, tak bisa di pungkiri bahwa Allea sudah mulai bisa dan paham dengan apa yang akan ia pelajari dan apa yang akan dia lakukan.
" Baiklah. Daddy berikan kepercayaan Daddy kepada mu, kalau perusahaan itu akan bangkrut juga tidak apa-apa. Anggap saja itu bahan percobaan untuk mu, kamu masih bisa menangani perusahaan yang lain nya. Jadi jangan takut," jawab Daddy Tito dengan wajah tertekan, sejujurnya masih ragu dengan ucapan yang di lontarkan putri nya. Takut jika ini hanyalah hal candaan, takut juga jika perusahaan yang ia rintis dari nol hancur begitu saja jika sudah di tangan putri nya. Bahkan sudah ia yakini, bahwa putri nya masih belum memiliki pengalaman pekerjaan di dunia per bisnisan.
" Kita lihat saja!" Jawab Allea dengan singkat, dan wajah yang datar.
Memang benar, Allea yang dulu dan Allea yang sekarang. Sudah sangat berbeda jauh, dari segi sikap, cara berbicara, cara menanggapi, dan cara berpenampilan sudah sangat berbeda. Jika di lihat-lihat, ini bukan lagi Allea.
" Lea berangkat besok ke Korea, Lea mau tinggal di sana sementara. Untuk melanjutkan perusahaan Daddy," imbuh Allea lagi.
" Jangan dong sayang, masa iya kita berjauhan? Mommy belum terbiasa jauh dari Lea," kini yang angkat bicara adalah Mommy Queen, yang terkejut dengan perkataan putri nya. Ia juga tahu kalau putri nya tidak bisa jauh-jauh dari kedua orang tua nya, sedari kecil.
" Maaf Mom, kali ini Lea harus membantah. Lea harus pergi dari sini, dan akan memulai kehidupan yang baru dan gaya hidup yang baru di sana. Kalian tenang saja Allea akan baik-baik saja di sana," ucap Allea menanggapi ucapan Mommy nya.
Mommy Queen hanya bisa terdiam, tak berani lagi angkat bicara. Ia juga tahu apa sebab yang membuat anak nya seperti ini, bahkan merubah segala kepribadian anak nya yang jadi seperti ini.
Daddy Tito membuang nafas nya kasar, sebelum angkat bicara.
" Daddy akan mengizinkan mu pergi ke sana, asal Roni ikut bersama mu." Ucap Daddy Tito.
Ya. Roni adalah salah satu orang kepercayaan keluarga Darmawan, yang akan menjaga dan melindungi Allea di negara yang jauh sana.
" Baik lah. Aku pamit dulu mengurus segala apa yang di perlukan nya," pamit Allea menyudahi makan nya.
" Kamu di rumah saja, biar Daddy menyuruh orang untuk melakukan nya untuk mu." Tolak Daddy Tito, karna Allea belum pernah mengurus apapun dengan sendiri nya. Daddy Tito selalu menyuruh asisten nya untuk melakukan hal itu, Allea hanya akan siap terima.
" Aku bisa sendiri,"
Allea langsung pergi meninggalkan tempat itu, tak memperdulikan ucapan Daddy nya. Setelah ia selesai membersihkan tubuh nya, dan memakai pakaian santai nya. Ia segera menuju garasi, dan memilih mobil yang sama sekali belum pernah ia naiki bersama Deniro.
Mengemudi mobil dengan sendirinya, dan bepergian sendirinya. Mungkin hal ini akan menjadi, hal yang ia sukai. MENYENDIRI.
" Aish aku harus kemana? Aku gak paham tempat nya di mana, Hem... Oh iya kan ada GPS Lea bod*h," Allea merutuki dirinya sendiri, yang tidak mengingat perkembangan zaman sekarang ini.
Dengan cepat ia langsung meraih handphone Boba nya, dan memeriksa arah dan tujuan yang akan ia datangi.
" Hah akhirnya beres," monolog Allea yang berbangga diri, karena ia bisa melakukan kemauan dengan sendiri nya. Ia akui bahwa selama ini, ia selalu bergantung kepada Mommy dan Daddy, bahkan Deniro. Jika ia sedang menginginkan sesuatu, ia selalu meminta tolong kepada Mommy dan Daddy nya, kalau kedua nya tidak memiliki waktu untuk nya. Pilihan terakhirnya akan selalu jatuh kepada Deniro, yang juga selalu siap sedia membantu nya.
Mengingat hari sudah siang, sekalian saja ia makan di luar. Alih-alih me time, di putar nya setir mobil mencari tempat makan yang enak dan tenang.
" Kamu Allea kan?" Tanya seorang laki-laki dari antara beberapa orang, yang sedang berada di restoran yang Allea pilih kan.
" Ya." Jawab Allea menanggapi dengan singkat, ia sama sekali tidak mengenali seorang pun di antara beberapa orang itu.
" Kamu pasti gak kenal kami ya? Kami teman-teman Deniro," ucap laki-laki itu memberitahu.
" Oh," jawab Allea dengan wajah yang berubah murung. Entah kenapa Jika mendengar nama itu, rasanya ia sangat tidak suka dan ingin melupakan segala rasa emosi nya. Jadi harus pintar-pintar nya, bisa mengendalikan emosi nya.
" Makan yang banyak cantik, kami hanya sekedar ingin bertegur sapa." Ucap laki-laki itu lagi.
" Hem."
Allea memutarkan arah badan nya seperti semula, dan masih bisa mendengar bisik-bisik para laki-laki yang menyapai nya tadi dan mengakui teman dari Deniro.
" Mbak." Allea angkat tangan, memanggil pelayan yang ada di restoran ini.
" Ada yang bisa saya bantu?" Tanya pelayan itu, mendekat ke arah Allea.
" Saya mau bayar. Simpan aja semua makanan ini," ucap Allea menyodorkan black card nya, nafsu makan nya sudah hilang setelah mendengar nama laki-laki yang sangat bajing*Ng itu.
" Baik bu,"
Setelah selesai transaksi pembayaran, akhirnya Allea segera meninggalkan tempat itu dan makanan itu. Bahkan belum ia sentuh sama sekali.
...****************...
Hay... Hay... Hay.. Aku kembali lagi.