Setelah setahun menjalani pernikahan Palsu, Rendi tidak tahu jika Devi mengandung putranya. Lalu bagaimana kelanjutan hubungan Dev dengan Rendy setelah kelahiran putranya itu??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dasar banci!
"Dev... Devi!"
Aku tak menghiraukan teriakan Darius yang terus memanggil namaku. Aku terus berlari pergi meninggalkannya. Aku bahkan sampai lupa membawa tasku. Karena tak ada uang, Akupun berjalan kaki hingga ke kosan ku.
Beruntung tak ada seorangpun yang melihat keadaan ku yang begitu kacau malam itu.
Ku rebahkan tubuhku diatas ranjang. Ku tatap langit-langit kamar yang terlihat begitu gelap. Aku memang sengaja tak menyalakan lampu karena tak mau seoarang pun tahu kedatangan ku.
Kali ini aku bisa melampiaskan kesedihanku tanpa ada yang melihat ku. Aku menangis sejadi-jadinya sambil menutupi wajahku dengan bantal.
Rasanya terlalu sakit hingga aku tak bisa lagi menahan segala kepiluan ini.
Aku menangis hingga ketiduran. Suara ketukan pintu membuat aku terjaga.
"Dev, apa kamu di dalam!"
Suara itu begitu familiar, nggak salah lagi itu pasti suara Mas Rendy. Cih, untuk apa dia datang kemari?.
Pasti Ia mau meminta maaf dan memintaku untuk kembali kepadanya. Atau jangan-jangan dia merasa bersalah atau bisa jadi ia merasa ketakutan jika aku memberitahu rahasia ini kepada Mamah.
Ah, entahlah yang jelas aku sudah muak dan tak ingin bertemu dengannya. kembali kutarik selimutku dan berusaha memejamkan mataku kembali. kali ini suara ketukan pintu berhenti tapi berganti dengan suara ponselku yang terus berdering. sepertinya Mas Rendy tahu jika aku tidak mau membukakan pintu untuknya sehingga ia berusaha untuk menghubungiku dan mengirim pesan kepadaku.
Aku membiarkan ponselku berdering, aku sudah tak perduli apapun.
"Dev, maafkan aku. Maaf kalau aku sudah membuat mu kecewa. Apapun keputusan mu, aku akan menerimanya," ku beranikan diri membaca oesan singkatnya.
Tidak lama kudengar suara derap langkah menjauh dari kamarku, Aku yakin sekali jika Mas Rendy sudah pergi.
Kenapa kamu pergi secepat itu. harusnya kamu berusaha lebih agar aku mau memaafkan mu. Walaupun aku tahu kau tidak mencintaiku setidaknya kau berusaha untuk menjaga perkawinan kita agar semua orang tidak menganggap mu sebagai seorang guy.
Sepertinya harapan ku terlalu tinggi, tidak mungkin mas Rendy akan melakukan itu, toh pada kenyataannya ia lebih mencintai Darius daripada aku. Buktinya ia pergi meninggalkanku yang masih menangis ini. Dia benar-benar tidak peka. Bagaimana bisa ia pergi begitu cepat tanpa melihat kondisiku.
Aku segera bangun dan membuka pintu kosan. Ku lihat Mas Rendy melangkah pergi tanpa menoleh ke belakang. Langkahnya begitu santai tanpa beban sedikitpun.
"Biarkan saja ia pergi, toh besok dia akan mencari ku lagi." pikir ku
Tapi semua itu salah, sampai berganti hari aku tak melihat Mas Rendy datang lagi ke kosan.
Ini adalah weekend aku yakin ia menghabiskan akhir pekannya dengan Darius. Mereka pasti sedang bermesraan di sana. Kenapa aku begitu jijik membayangkannya.
Sepertinya dia memang tidak membutuhkan ku. Kali ini aku harus membuat keputusan, aku harus memberitahukan Nyonya Rahayu.
Aku tidak mau menyakiti hati wanita itu.
Pagi itu aku memutuskan untuk menemuinya. Setibanya di kediaman Nyonya Rahayu aku melihat Mas Rendy ada di sana. Ku lihat ia tengah bercengkrama dengan nyonya Rahayu di tepi kolam renang.
"Devi!" Nyonya Rahayu melambaikan tangannya di saat aku ingin keluar dari rumah itu.
Asisten Nyonya Rahayu menghampiri ku dan memintaku untuk duduk bersama Ibu mertuaku.
"Kamu sudah sembuh sayang?" tanya Nyonya Rahayu dengan wajah khawatir
Ia menempelkan telapak tangannya di keningku untuk memeriksa kondisi ku.
"Aku baik-baik saja mah," jawabku berusaha tersenyum di depannya
"Sepertinya Rendy benar, kamu memang perempuan tangguh yang tidak mau merepotkan siapapun. Kamu bahkan menyembunyikan sakit mu dari ibumu ini?"
Aku hanya tersenyum getir menanggapi ucapan ibu mertuaku.
Sebenarnya aku sangat senang memiliki ibu mertua yang baik sepertinya. Ia selalu care padaku dan menyayangi ku. Sudah seharusnya aku tidak boleh membohonginya.
"Mungkin kamu malu jika berobat di luar kan sayang, kalau begitu biar aku telpon kan dokter keluarga kita untuk memeriksa kondisi mu," ucapnya lagi
Sebenarnya aku ingin menolaknya, tapi sepertinya ia begitu mengkhawatirkan aku hingga tak membiarkan aku berbicara sedikitpun.
"Aku tidak sakit mah?" ucapku lirih.
Tiba-tiba Rendy meraih lenganku dan menariknya hingga aku jatuh di pangkuannya.
"Jangan pernah mencoba untuk memberitahukan masalah kita kepadanya. Tolong Dev. Ibu punya penyakit jantung, jangan sampai kau membuatnya collapse karena kau memberitahukan kebenaran tentang diriku. Ingat Dev, kita punya perjanjian pra nikah. Dimana kamu akan di kenakan denda dua kali lipat jika memutuskan kontrak pernikahan kita sebelum waktunya," bisik Rendy.
Ah sial!.
Cih, benar-benar lelaki tak berakhlak. Seharusnya ia meminta maaf dan meminta ku untuk memaafkannya bukan malah mengancam ku dengan surat perjanjian kami.
Aku benar-benar muak dengannya
pantas saja mereka mendukung kesaksian Devi
giliran perselingkuhannya dengan Nayla terbongkar eeeh dia langsung pura-pura sok alim dan merasa jika semua aset yang ia terima itu adalah murni miliknya
soookooor
rasain noooh
kok jadi curiga neeeh