NovelToon NovelToon
Belenggu Cinta Mafia Depresi

Belenggu Cinta Mafia Depresi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Cinta Paksa / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: AdlanAdam

Arsen pria tampan berusia 33 tahun, akibat kekejaman ayahnya, membuat dia memiliki kepribadian kejam.


Dan ya jika dia mendengar nama sang ayah disebut, maka dia akan mengeluarkan sisi gelapnya, dengan menghukum diri sendiri dan juga orang sekitarnya.


Adelia putri, wanita sederhana, harus mengurus ibunya yang sakit-sakitan akibat perbuatan ayahnya.

Dimana sang ayah lebih memilih pergi bersama dengan wanita lain, hanya karena wanita itu memiliki segalanya.

Bagaimana kehidupan Arsen dan juga Adelia, mari kita ikuti kisah selengkapnya di bab-bab berikutnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AdlanAdam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BCMD: Bab 11

"Permisi, Tuan. Saat ini Nona Adel sudah ada di rumah," ucap Tanto, saat ini dia sudah kembali ke kantor, karena harus menjemput tuanya pulang dari kantor.

"Hmmm, apa kau sudah mengurus kamar dan juga makan untuk mereka? Dan kau juga sudah memastikan agar mereka tidak keluar dari dalam kamar itu, sebelum aku datang!" Arsen pun bertanya, juga memastikan supir itu sudah mengerjakan seperti apa yang dia perintah kan tadi.

"Sudah, Tuan. Saya sudah melakukan semua perintah tuan dengan baik," jawab Tanto. Karena sebelumnya dia juga sudah bertanya pada pembantu yang dia perintah kan, apa sudah mengerjakan apa yang dia minta sebelum menjemput Adel dan ibunya.

"Baiklah, tunggu sebentar lagi, kita akan segera pulang," ujar Arsen. Tanto pun mengangguk tanda mengerti, lalu dia berpamitan, memilih untuk menunggu bosnya di dalam mobil saja.

Waktu yang sebentar bagi Arsen, nyatanya berjam-jam lamanya, hingga di malam hari, tepat di jam 7 malam, barulah Arsen berkemas untuk pulang.

Keluar dari dalam ruangannya, dia pun mengajak Erik untuk pulang, karena pria itu juga harus ikut adil mengurus semua yang berurusan dengan dia.

Menempuh perjalanan Sekitar 15 menit mereka pun sampai di rumah kediaman Arsen, yang dia tempati dengan ibu tercintanya.

Saat ini jam sudah menunjukkan pukul 7 lewat, Arsen baru sampai di rumahnya, tidak langsung masuk kedalam rumah utama, dia malah langsung menemui Adel yang ada di rumah belakang perumahan besarnya itu.

Berjalan ke arah belakang, sampai lah dia di sebuah rumah yang saat ini sudah di tempati oleh Adel tanpa mengetuk pintu dia pun langsung masuk saja.

"Loh, kok kamu main masuk saja sih, Nak, memang nya kamu siapa?" tanya buk Hanum, karena dia lebih dulu melihat Arsen yang asal masuk saja.

Arsen tidak perduli dengan pertanyaan Hanum, dia malah mencari keberadaan Adel, yang tidak ia temui di rumah itu, "Di mana Adel?" tidak menjawab, dia malah bertanya pada Hanum, yang kebingungan.

"Del, ada yang nyariin kamu, Nak!" Hanum pun sedikit berteriak memanggil putrinya, yang kebetulan sedang membersihkan diri di dalam kamar mandi.

"Iya, Buk. Sebenar!" balas Adel, dia juga berteriak, setelah beberapa saat dia baru keluar dari dalam kamar mandi.

"Tuan."

Adel terkejut, saat sudah mendapati Arsen sudah ada di dalam rumah itu, untungnya sudah langsung memakai baju di dalam kamar mandi. Tapi satu melihat dia melihat ke arah Arsen, membuat dia pun menundukkan kepalanya.

"Maaf kan kami, Tuan. Karena sedikit lancang memakai semua yang ada di dalam rumah ini, termasuk makanan yang ada di meja itu tadi" ucap Adel langsung.

Dia takut kalau Pria itu akan marah, dikira lancang, karena tidak ijin terlebih dahulu. Jadi lebih baik meminta maaf lebih dulu.

"Tidak masalah, semua yang ada di dalam sini memang sudah di sediakan untuk mu dan juga ibumu," balas pria itu. Dia pun tidak masalah dengan semua itu, dan juga bukan itu tujuan nya untuk menemui Adel.

"Aku ingin bicara berdua dengan mu," lanjut Arsen, dia pun langsung mengatakan maksud kedatangannya.

"Baik, Tuan." Adel pun setuju. Dia mengikuti langkah Arsen, saat pria itu mengajaknya untuk duduk di sofa ruang tamu.

Bicara berdua yang dia maksud ternyata tidak benar-benar berdu, melainkan kan ada Erik juga, hanya saja pria itu belum masuk kedalam rumah itu.

"Tunggu sebentar, Erik akan membawa surat perjanjian kita," ucap Arsen, dia langsung pada inti permasalahan mereka, taoi itu sedikit membuat Adel merasa heran.

"Loh bukannya, surat perjanjiannya sudah ada padaku!" balas Adel. Lalu dia berdiri untuk mengambil berkas yang pagi tadi di berikan oleh Erik padanya.

Dia memang sengaja menyiapkan kertas itu, agar dia tidak lagi mencari, jika Arsen sudah datang menemuinya.

"Tidak usah di ambil, itu sudah tidak berguna, sekarang ada yang baru," ucap Arsen, dengan cepat dia melarang Adel untuk pergi.

"Loh, kok gitu. Jangan sampai perjanjian nya berubah-ubah ya Tuan. Saya tidak mau kalau Itu hanya akan memberat kan saya, dan juga perjanjian nya lari dari pekerjaan yang biasa saya lakukan ," ujar Adel.

Menurut nya lebih baik dia protes di awal, dan mengatakan apa yang tidak dia suka, dari pada nantinya, dia sudah tidak bisa lagi protes, karena sudah terlanjur menandatangani suratnya.

"Sudah, kamu tidak usah khawatir, kamu bisa membaca lebih dulu, kalau kau takut aku menipu u, dan memberatkanmu," balas Arsen. Lalu meminta Adel duduk dan diam di tempatnya.

Adel pun ahirnya menurut, dia pun duduk di depan Arsen mereka berdua pun menunggu kedatangan Erik, yang dari tadi sudah di perintahkan Arsen untuk datang belakangan, agar dia memiliki waktu untuk duduk berdua, ya walaupun hanya sebentar.

"Maaf, Tuan, saya datang terlambat," ucap Erik, dia pun masuk kedalam dan langsung duduk di sebelah Arsen.

"Sudah, tidak usah basa basi lagi, berikan saja surat perjanjian yang baru kau buat padanya!" perintah Arsen, yang tidak suka berasa-basi.

Di tambah lagi, dia ingin masalah perjanjian segera selesai, dan akan mengatur pernikahan nya dengan Adel, juga dia ingin me gatakan semua itu pada sang ibu.

"Baik, Tuan." Erik pun langsung menyodorkan kertas yang di maksud oleh Arsen. Lalu Erik sedikit melihat Adel, yang dari tadi menunduk.

"Jaga pandangan mu Rik," tegur Arsen, dia tidak suka saat melihat asisten nya itu memperhatikan Adel, walaupun hanya sebentar.

"Maaf tuan." Padahal hanya sekilas saja Erik melihat, itu pun tidak diperbolehkan oleh Arsen.

"Baca!" perintah Arsen pula, pada Adel.

Adel pun menurut, dia pun kembali membaca nya, "Apa! Kawin kontrak! Nggak, saya nggak mau!" cetus Adel. Terkejut saat dia baru membacanya, dia pun melihat langsung, pria itu meminta untuk mereka kawin kontrak.

Adel pun langsung menjelaskan, kalau dia tidak setuju dengan itu, karena dia tidak akan mau menikah dengan pria yang tidak ia kenal itu. Lalu dia pun dengan cepat meletakkan kembali kertas yang tadinya ada di tangannya.

*

*

*

*

*

*Bersambung

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!