NovelToon NovelToon
Beringin : The Sacred Tree System

Beringin : The Sacred Tree System

Status: tamat
Genre:Fantasi / Tamat / Spiritual / Mengubah Takdir
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Mobs Jinsei

*Untuk mengerti alurnya di sarankan membaca terlebih dahulu Nightmare system sampai selesai*

Kisah seorang pemuda yang memiliki cita cita untuk menjadi seorang atlet mma, terpaksa harus meninggalkan cita citanya karena dia harus bekerja menghidupi ketiga adiknya dan dirinya sendiri akibat ayahnya menghilang. Di usia 10 tahun, dia mengalami sebuah kejadian yang membuatnya mengalami amnesia ringan dan tidak sadar dirinya pernah menolong sesuatu yang sekarang kembali membantu dia menyelesaikan masalah yang sedang di hadapinya.

Genre : Fantasi, fiksi, action, comedy, drama, super heroes, mystery.

Mohon tinggalkan jejak ya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 11

Karena menurut Ardo lebih penting menyelamatkan rumah keluarganya, dia memalingkan pandangannya dari Desi yang berjalan kian menjauh, dia mulai menekan nomor pegawai bank bernama Felix yang bertukar nomor dengan dirinya ketika datang kemarin. Setelah mencoba sebanyak tiga kali,

“Halo,” ujar Felix.

“Halo pak Felix, saya dengan Ardo, anak pak Adit Prasetyo yang kemarin,” balas Ardo.

“Oh iya mas Ardo, ada yang bisa saya bantu mas ?” tanya Felix sopan.

“Begini pak, saya kebetulan dapat rejeki jadi saya pikir daripada menunggu dua minggu, saya berniat membayar cicilannya dulu untuk memperpanjang waktu, bisa kita ketemu hari ini pak ?” tanya Ardo sopan.

“Begitu ya mas, sebentar ya mas, saya diskusi dulu dengan senior saya, kebetulan saya sekarang sedang di luar kantor, kira kira satu jam lagi saya hubungi mas bisa ?” tanya Felix.

“Oh boleh pak,” jawab Ardo.

“Baik pak, mohon maaf sekali ya, nanti saya follow up ketika sampai kantor, terima kasih ya mas atas kerjasamanya,” balas Felix.

“Sama sama pak, saya tunggu ya pak, selamat siang,” balas Ardo.

“Selamat siang mas Ardo,” balas Felix.

Telepon pun di tutup, Ardo kembali masuk ke dalam untuk menemui Adel, dia langsung duduk di sebelah Adel.

“Ntar di kabarin Del, sekarang pak Felix yang kemarin kesini masih di luar, katanya sekitar 1 jam lagi dia mau telepon,” ujar Ardo.

“Berarti sekarang ga perlu ke bank dulu ya kak ?” tanya Adel.

“Iya, kita tunggu kabar dulu,” jawab Ardo.

“Ok deh, aku ganti baju dulu ya, sayang seragamnya, besok pake lagi,” ujar Adel berdiri.

“Ya udah sana,” balas Ardo.

Adel berlari naik ke lantai dua sementara Ardo menutup kembali kotaknya dan berdiri kemudian menaruh kembali kotaknya di lemari. Kemudian dia berdiri di pintu kaca melihat ke arah pohon di halaman belakang,

“Mudah mudahan cukup buat sekali cicilan dan bayar uang spp Adel, Andin, Anisa,” ujar Ardo dalam hati.

“Ding...dong,” terdengar suara bel rumahnya berbunyi, Ardo langsung berjalan ke arah pintu untuk melihat siapa yang datang. Dia membuka tirai di jendela kecil yang berdiri di sebelah pintu kemudian mengintip, “paket,” ujar seorang pengantar jasa pengiriman di luar, Ardo membuka pintunya dan melihat seorang pengantar jasa pengiriman sedang berdiri di depan pagar membawa sebuah paket yang berbentuk kotak dan lumayan panjang. Ardo menghampiri sang kurir dan mengambil paketnya, setelah memfoto Ardo dan paketnya, kurir itu langsung pamit untuk pergi.

Ardo melihat paketnya dan mengguncang guncangnya, “bruk...bruk,” terdengar suara seperti ada yang bergoyang di dalam kota panjang itu. Ardo membawanya ke dalam dan menaruhnya di meja ruang tengah. Tidak ada keterangan siapa pengirimnya, yang ada hanyalah receipt dari perusahaan jasa pengantar barang ekspress.

“Apa lagi sih ini ?” tanya Ardo sambil mengamati paketnya.

Terdengar suara orang turun dari atas, Adel yang sudah berganti pakaian menghampiri Ardo dan melihat ada sebuah paket yang panjang di meja. Dia duduk di sebelah Ardo,

“Apa lagi tuh kak ?” tanya Adel.

“Tau, buka aja apa ?” tanya Ardo.

“Iya buka aja,” jawab Adel.

Ardo mengambil pen yang kebetulan ada di meja dan menggores perekatnya, kemudian dengan tenaganya dia membuka kotaknya. Ketika melihat ke dalam kotak, ternyata isinya adalah barang barang ayahnya seperti sebuah kacamata cadangan, berkas berkas penelitian, alat alat tulis yang di bungkus oleh plastik, buku buku tebal, sebuah laptop kecil dan sepucuk surat. Ardo mengambil suratnya, ternyata barang barang tersebut di kirimkan oleh pihak universitas tempat ayahnya bekerja untuk di kembalikan. Ardo menoleh melihat Adel yang matanya mulai berkaca kaca,

“Be..berarti papa sudah...”

Belum selesai Adel menyelesaikan kalimatnya, Ardo langsung memeluk Adel dan membenamkan wajahnya di dadanya,

“Jangan bicara kayak gitu, kita pikir positif saja, di surat tidak di sebutkan kondisi papa, mereka hanya mengembalikan barang barang miliknya saja,” ujar Ardo.

Adel tidak menjawab namun dia mengangguk sambil memeluk kakaknya, Ardo mengambil selembar berkas yang sepertinya print sebuah artikel di sebuah blog dari tahun 2014 yang menceritakan sebuah situs megalitikum di wilayah cianjur.

“Hmmm...cianjur ya...apa jangan jangan papa kesini ?” tanya Ardo dalam hati.

“Apa itu kak ?” tanya Adel yang melihat berkas yang di pegang oleh Ardo.

Ardo memberikan berkasnya kepada Adel yang langsung membacanya, kemudian dia mengambil berkas lainnya dan membacanya.

“Kayaknya papa lagi meneliti situs ini ya ?” tanya Adel.

“Sepertinya begitu,” jawab Ardo.

Keduanya mulai membongkar dan melihat lihat isi kotak, Adel mengambil sebuah laptop kecil yang berada di kotak, tapi ketika dia membukanya, tuts keyboardnya berjatuhan ke lantai dan monitornya nampak pecah seperti di hantam sebuah benda keras. Adel memperlihatkan laptop itu kepada Ardo.

“Hmmm...laptop ini hancur dan ga bisa nyala lagi,” ujar Ardo mengamati laptopnya.

“Sepertinya ada yang sengaja menghancurkan laptop ini, liat aja layarnya kayak kena pukulan palu gini, mungkin sebenarnya ada data penting di dalam yang sifatnya rahasia dan papa di tangkap oleh mereka yang menghancurkan laptop ini,” balas Adel.

“Duh...kamu kebanyakan nonton film tentang konspirasi nih, jangan berlebihan ah, papa kan cuman dosen, kali aja ini laptop ga sengaja jatuh terus tertimpa kursi,” ujar Ardo.

“Yeee di film film yang biasanya di incer justru dosen model kayak papa kan, biasanya ga sengaja nemu sesuatu yang berbahaya kemudian lari karena di kejar dan kalau tertangkap di bunuh,” ujar Adel.

“Ga tau ah, ga mau mikir ke sono,” ujar Ardo.

“Kemungkinan mah ada aja kak,” balas Adel.

“Iya iya, kamu bener deh,” balas Ardo.

“Ih kakak ga percaya ya ? bisa cerita soal perempuan berambut daun yang kasih kita uang yang jelas jelas dongeng dibanding ama yang mendekati realita masa lebih ga percaya yang mendekati realita ?” tanya Adel.

“Be..bener juga ya hahaha, ya udah, aku percaya, trus mau diapakan barang barang ini ?” tanya Ardo.

“Simpen aja deh, di kamar papa aja apa ya ?” tanya Adel.

“Ya udah, masukin semuanya ke dalam kotak biar ku simpan sekarang sebelum Andin pulang, kalau ga bisa banyak pertanyaan nanti,” jawab Ardo.

Keduanya langsung memasukkan kembali seluruh barang barang yang mereka keluarkan ke dalam kotak, sesaat ketika Ardo berdiri dan bersiap mengangkat kotak itu, “dring...dring...dring,” smartphonenya berdering, Ardo melihat smartphonenya di meja dan nama Felix terpampang di layarnya. Langsung saja Ardo mengangkatnya, setelah bicara beberapa saat,

“Hah...apa pak ? tolong di ulang, ga kedengeran, saya keluar sebentar,” ujar Ardo.

Tapi yang di lakukan Ardo adalah menaruh smartphonenya di meja dan menyalakan speakernya dan menyuruh Adel diam tidak bersuara,

“Ok pak, gimana jadinya ?” tanya Ardo.

“Begini mas Ardo, baru saja saya periksa lagi data di komputer, ternyata tanggungan ayah anda sudah di bayar lunas dan sudah tidak ada tunggakan lagi,” jawab Felix.

“Hah..ap...” belum selesai Adel berteriak, mulutnya sudah di tutup oleh tangan Ardo.

“Kok bisa pak Felix ? siapa yang melunasinya ?” tanya Ardo sambil melihat Adel.

“Untuk itu, boleh anda datang ke kantor sekarang dan membawa akta hak tanggungannya untuk menebus sertifikat rumah anda yang ada di notaris kami ?” tanya Felix.

“Hah...sertifikat ? loh kok ada dua sertifikat ? di rumah saya ada sertifikat,” ujar Ardo.

“Mas Ardo, bank manapun, baik swasta atau bank pemeritah, tidak mungkin memberikan pinjaman tanpa mengecek sertifikat objek yang akan di jaminkan, kalau memang terjadi kasus dobel sertifikat, bank tidak akan mengeluarkan pinjamannya dan menolak aplikasinya, kecuali si pemohon mengurusnya terlebih dahulu,” ujar Felix yang terdengar sedikit tertawa.

Ardo dan Adel langsung saling melihat satu sama lain dengan bingung, kemudian Adel berdiri dan mengambil kotak yang berisi uang di lemari, dia membawa kotak itu ke meja dan mengambil sertifikat yang ada di dalam kotak, Adel yang baru memperhatikan alamat sertifikat itu langsung memperlihatkannya pada Ardo, ternyata sertifikat itu adalah sertifikat sebuah rumah yang berlokasi di kabupaten bogor yang jauh lebih luas dari rumah mereka sekarang.

“Halo...mas Ardo ?” tanya Felix di telepon.

“Oh iya pak, baik saya siap siap dulu dan meluncur kesana ya pak,” jawab Ardo.

“Baik, saya tunggu ya mas Ardo, tolong akte hak tanggungannya di bawa, terima kasih ya mas, selamat siang,” ujar Felix.

“Selamat siang pak,” balas Ardo.

Setelah smartphone di tutup, Ardo dan Adel termenung memandangi alamat yang tertera di sertifikat yang ada di meja.

“Kenapa kita kemarin ga lihat alamatnya, di bogor rumah siapa Del ?” tanya Ardo.

“Hah...masa lupa ? rumah nenek kan, kemarin kita dalam keadaan pusing dan panik kak, ga ada yang memperhatikan,” jawab Adel.

“Ru..rumah nenek ? aaagh,” Ardo memegang kepalanya karena sakit dan “blugh,” tubuhnya terjatuh ke lantai. “Kak...kenapa kak ?” teriak Adel panik sambil berlutut di sebelah kakaknya. Sementara di dahan sebuah pohon, Beringin sedang melihat keduanya melalui layar hologram kuning yang berada di depan wajahnya dan tersenyum.

1
Ellya Syaji'ah
bagus... lanjut...
Mobs Jinsei: makasih dukungan nya kakak
total 1 replies
Razali Azli
wow! menarik. masih awal chapter. terlalu banyak persoalan. mungkinkah bapa mereka telah ditransmirgasi ke dunia kultivator?
Mobs Jinsei: terima kasih dukungannya kakak
total 1 replies
Linna_Naa^•^
tamatin ya thor, seru banget soalnya
Mobs Jinsei: siap kak, makasih dukungannya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!