cerita ini mengisahkan tentang menderitanya seorang perempuan yang menjadi korban salah sasaran yang di lakukan oleh seorang presdir yang terkenal kejam dan dingin. wanita itu harus rela hidup sendiri dan berjuang menghidupi kelima anaknya karena dia di usir dari rumahnya ketika mengetahui dia hamil
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cuzythree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19
setelah semua masuk ke dalam mobil josh mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang karena dia pun ingin edric lebih lama untuk bersama dengan anak anaknya
"daddy kita mau makan di mana itu restoran seafood nya sudah terlewati" adrian heran kenapa mobilnya terus melaju sedangkan restoran tempat mereka biasa makan sudah di lewati
"kita akan makan di restoran yang lebih besar apa kalian suka" sahut edric dengan senyum yang tak pernah luntur dari bibirnya
"daddy kata mommy kalau makan di restoran yang besar harus punya uang banyak memangnya uang daddy banyak" tanya claudia dengan wajah polosnya
Sedangkan emeli menggigit bibirnya meringis menahan malu karena kata kata itu sengaja dia gunakan untuk menghemat pengeluarannya. Sedangkan josh menahan tawanya anak anak belum tahu siapa daddy nya dan berapa banyak uang yang di miliki
"daddy coba lihat dompetnya biar aku lihat ada uangnya apa tidak" devan yang penasaran apa daddy punya uang pun ingin melihat isi dompetnya
Sedangkan edric meringis karena di dompetnya tidak ada uang cash karena memang segala sesuatu nya di urus oleh sang asisten
"ayo daddy lihat dompetnya" rayu elisa dengan mengedipkan matanya lucu
Akhirnya edric hanya bisa pasrah karena rengekan anak anaknya dan dia pun mengeluarkan dompet dari saku jas yang dia pakai
"ini dompetnya" ucap edric setelah dompet itu ada di tangannya
"daddy yang buka soalnya kita hanya mau lihat" ucap betrand acuh
Edric membuka dompetnya di depan anak anak dan memperlihatkan isinya sambil meringis
"mommy lihat daddy tidak punya uang sama sekali tapi daddy bilang akan mengajak kita makan di restoran yang besar" adu elisa dengan mata berkaca kaca karena tadi dia sudah senang mau makan di restoran yang besar tapi daddy nya tidak punya uang sama sekali
Glekkk edric meneguk ludahnya kasar karena melihat putri nya sudah mau menangis
"emeli" rengek edric yang meminta bantuan untuk menjelaskan kepada anak anaknya
"di depan ada atm kita bisa berhenti di sana tuan bisa mengambil uang" jelas emeli lagi
Edric bernapas lega karena telah di selamatkan oleh emeli dia tidak menyangka hanya perkara tidak ada uang di dompetnya membuat anak anaknya sedih. Josh yang melihat atm tersebut langsung menepikan mobilnya dan edric pun keluar dari mobil
"daddy aku ikut" ucap elisa penuh harap
"baiklah" edric pun menggendong elisa menuju ke mesin atm dan mengambil uang yang cukup banyak karena dia tidak ingin anak anaknya sedih
Ketika melihat daddy nya memasukkan uang yang banyak membuat wajah elisa langsung berbinar senang dan hal itu tak luput dari penglihatan edric dan membuatnya gemas sendiri
Mereka segera kembali melanjutkan perjalanan karena edric tidak ingin anak anaknya terlalu lama menahan lapar. Tak butuh waktu lama akhirnya mereka sampai di restoran yang mereka tuju dan mereka pin segera keluar dari mobil dan lekas memasuki restoran tersebut
"wah lihatlah restoran ini sangat luas kita bisa bermain bola di sini" ucap devan memandang takjub isi restoran tersebut
Josh dan edric hanya terkekeh mendengar celotehan bocah itu
"kalian mau duduk di mana yang di sana atau yang di dekat jendela situ" tanya edric pada anak anaknya
"daddy kita duduk di dekat jendela saja biar bisa lihat mobil yang banyak" celoteh elisa dan di angguki semua saudaranya
Edric pun hanya mengangguk saja karena dia ingin menuruti semua keinginan anak anaknya untuk menebus semua kesalahannya dulu
"kalian mau makan apa hemm" tanya edric pada mereka semua
Kelima anak emeli hanya melihat ke arah mommy nya karena biasanya mommy lah yang memesan semua makanannya dan mereka hanya tinggal makan saja
"kalian bilang pada daddy mau apa sesuai selera kalian" ucap emeli dengan lembut
"aku mau sepiring udang yang besar daddy apa boleh" ucap claudia dengan tatapan berbinar penuh harap
"tentu princes daddy akan memberikan apapun untuk kalian semua" sahut edric sambil tersenyum
"apa ada lagi yang mau udang besar" tanya edric
keempat bocah itu langsung menganggukkan kepalanya seperti anak ayam
"baiklah apa kalian juga mau kepiting" imbuh edric
Lagi lagi kelima bocah itu mengangguk lucu membuat edric dan josh merasa gemas. Edric pun langsung memesan apa yang di inginkan anak anaknya di tambah lagi makanan yang lainnya
"terima kasih daddy " ucap kelima bocah itu ketika pesanan makanan mereka sudah terhidang di meja mereka
"sama sama ayo kita segera makan" sahut edric sambil tersenyum hangat dia benar benar merasa sangat bahagia berada di dekat anak anaknya
Mereka semua makan dengan lahap apalagi itu adalah makanan favorit bocah bocah itu
"daddy habiskan makanan nya nanti dia akan menangis kalau tidak di makan" claudia menegur daddy nya sambil berkacak pinggang dan berwajah garang akan tetapi di mata edric bukanya menakutkan tapi justru menggemaskan
"tapi daddy sudah kenyang princes" ucap edric dengan nada memelas
"tidak boleh pokoknya daddy harus habiskan makanya jangan banyak pesan makanan kalau tidak sanggup menghabiskannya benar kan mommy" claudia mencari pembenaran pada sang ibu
"iya nak" sahut emeli sambil tersenyum
Edric mukanya langsung masam di satu sisi dia tidak ingin putrinya kecewa tapi di satu sisi dia sudah merasa tidak sanggup makan lagi karena dia saja sudah makan sangat banyak kalau di suruh menghabiskan lagi sungguh dia merasa tidak sanggup. Sedangkan josh yang melihat tuannya tidak berdaya itu hanya bisa menahan tawanya akhirnya ada juga orang yang bisa membuat tuannya itu tidak berkutik
"daddy tenang saja el akan bantu daddy menghabiskan makanan itu" ucap elisa Karena dia tidak ingin daddy kena marah sama mommy nya
Akhirnya edric dan elisa menghabiskan makanan tersebut karena yang lain tidak ada yang mau membantu. mereka berdua menghabiskan makanan itu hingga habis tak tersisa