Dom and Pip Stories
- Dominic Blair O'Connor ( Dom menolak memakai O'Grady karena lucu O'Grady O'Connor sebagai nama belakang ) adalah seorang pilot pesawat tempur dan juga anggota junior Navy Seals, dikirim ke daerah konflik di Libya. Tanpa diduga, timnya menemukan bahwa terjadi korupsi dan pengkhianatan dari kontraktor militer Amerika Serikat yang membahayakan para tentara yang bertugas disana. Dom yang satu tim dengan pilot cantik Gizem Karaman, harus berjibaku melawan anggota mereka sendiri.
- Philip Blair O'Grady adalah fotocopy opanya Bayu O'Grady dengan gaya dan sifatnya yang mirip. Bahkan seleranya pun sama dengan wanita. Pip, biasa dia dipanggil, jatuh cinta dengan sekretarisnya sendiri, Liora Nayla, gadis blasteran Indonesia Perancis yang super koplak macam Oma Ajeng nya. Saking koplaknya, Pip sampai meragukan apakah Liora memiliki perasaan yang sama dengannya atau tidak.
Generasi ke delapan klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dikejar
"Boleh tahu harga kepala kami berapa ?" tanya Dominic dengan santainya sementara ketiga rekannya mendelik ke arah cucu Bayu O'Grady itu.
"Well, Dom, kamu dihargai $100,000. Peter, $50,000, Liam dan Gizem $75,000," jawab Sergey Brozovic.
Sontak Dominic tertawa terbahak-bahak. "Murah amat !"
"Maaf paman Sergey, tapi kami tidak semurah itu !" senyum Gizem.
"Aku sudah mendapatkan informasi tentang kalian. Peter Thomassen, ayahmu seorang kolonel di angkatan darat. Liam Dorsett, ayahmu anggota CIA. Gizem Karaman, ayahmu jendral angkatan udara di Turki Air Force bukan ? Sementara, orang tua kalian tidak maju karena ingin kalian bisa menyelesaikan apa yang sudah kalian perbuat. Shaqeer yang memberikan informasi." Sergey tersenyum.
"Mereka berhadapan dengan kelompok yang salah. Aku tidak heran jika akan terjadi perang dunia kalau kita tewas," seringai Dominic. "Terutama Opaku. Bisa-bisa semua senjata diarahkan ke Pentagon dan pangkalan militer dari satelit Jang Corp."
Sergey tertawa. "Habis Amerika kalau kejadian!"
"Tenang paman Sergey, Opaku tidak segila itu," ucap Dominic membuat Liam terbahak.
"Daddy ku saja ogah berurusan dengan keluarga kalian Dom, setelah kasus dulu. Kalian itu kalau sudah menguliti... hingga terlihat tulangnya !" kekeh Liam.
Peter dan Gizem saling berpandangan.
"Maaf, apakah kami melewatkan sesuatu?" tanya Peter.
"Kamu pernah mendengar nama klan Pratomo?" Liam menatap Peter dan Gizem.
"Mereka punya perusahaan di Copenhagen, cabang perusahaan kontraktor," jawab Peter.
"Istambul juga ... Ada RR's Meals disana... Apa hubungannya..." Gizem dan Peter menoleh ke Dominic.
"Kamu salah satu anggota keluarga Pratomo?" seru kedua orang itu heboh.
"Oh ya ampun. Kalian baru sadar?" Liam menepuk jidatnya.
"Habis kami hanya tahu Dom anak Kolonel James O'Connor... That's it !" balas Peter.
"Pantas kamu santai saja waktu Terry minta uang banyak ..." gumam Gizem.
"Sudah. Kalian semua istirahat dulu. Kamar buat kalian sudah siap," senyum Dijana.
***
Dominic memilih membahas strategi besok bersama Sergey dan mempelajari Medan yang akan membawa mereka ke Zagreb.
"Kita tidak bisa membawa kalian melewati jalan utama, Dom. Pasti akan banyak mata-mata disana. Kita akan melewati jalan hutan pertama ke Goli, lalu ke Rijeka, Nadvudniç lalu Zagreb." Sergey memperlihatkan jalan alternatif yang tidak melewati jalan utama.
"Apakah mereka tidak memiliki pemikiran yang sama paman ?" Dominic menatap Sergey serius.
"Bukankah jika kita melewati hutan, lebih mudah membunuh musuh?" seringai Sergey.
"Touché. Tidak banyak tentara atau polisi disana bukan?"
"Exactly Dom. Oh ngomong-ngomong, siapa yang ada di Zagreb ?" tanya Sergey.
"Tanteku. Dia sedang balapan disini, WRC dengan tim Toyota Gazoo."
"Whoah. Cool. Tapi apa Tante kamu bisa diandalkan?"
Dominic menyeringai. "Apakah paman tahu bagaimana Oma Gemini?"
"Ah aku lupa. Bibi Gemini sama badass nya dengan paman Michel." Sergey menepuk telapak tangannya. "Bahkan saat musuhku berani datang ke kediaman de Luca, Oma kamu menembak dengan wajah dingin dan nyaris tidak berkedip padahal aku sudah panik saja."
"Rata-rata kaum wanita di keluarga aku badass, paman Sergey. Mereka hanya takut kecoa, cacing, kodok, tikus dan sebangsanya itu lah."
Sergey terbahak. "Setidaknya masih ada sisi kaum wanitanya."
***
Menjelang tengah hari, tiga mobil yang membawa empat orang tentara itu sudah bersiap. Masing-masing orang membawa senjata api maupun tajam jika diperlukan. Sergey sudah mempersiapkan di dalam mobil pun terdapat banyak senjata sebagai cadangan.
"Kita berangkat sekarang !" perintah Sergey yang langsung mencium bibir Dijana dengan lembut. "Aku pulang tengah malam."
"Pulanglah dengan selamat," senyum Dijana manis.
Sergey menciumnya lagi. "Selalu cintaku." Pria itu memberikan kode ke anak buahnya untuk berjaga-jaga di rumahnya yang seperti benteng dan mengingatkan Dominic dengan Mansion Mancini dan Mansion Bianchi di Turin.
Tiga mobil Range Rover anti peluru itu pun keluar dari halaman rumah Sergey Brozovic menuju jalan alternatif ke kota Zagreb.
***
Dominic mengokang senjatanya, begitu juga dengan Gizem yang duduk di sebelahnya. Dominic satu mobil dengan Sergey dan pengawal Boris. Sementara di mobil lainnya, Peter bersama Liam juga dengan dua pengawal kepercayaan Sergey. Mobil ketiga berisikan empat pengawal lainnya dan Sergey sibuk menelpon seseorang dengan bahasa Kroasia yang Dominic tidak paham.
"Mereka mulai bergerak Dom. Para orang-orang bounty hunter." Sergey mengokang AR-15 nya. "Bersiap-siap untuk adu tembak disini."
Tiga mobil itu memang melewati jalan alternatif yang melintasi hutan lindung dan semua orang di dalam mobil pun bersiaga penuh. Semua orang memakai earpiece dan mereka dalam kondisi waspada penuh bahkan Boris menyetir dengan shotgun di pahanya.
"Boss, arah jam dua," ucap Boris.
Semua orang menoleh dan melihat sebuah mobil jenis jeep mendekati mereka. Tak lama ada empat mobil yang datang juga dengan tujuan untuk memepet mobil-mobil mereka.
"Mereka sudah siap menghajar kita !" seru Peter di earpiece semua orang.
"This is gonna be brutal, Pete ! Heads up !" ucap Dominic yang bersiap dengan senjata semi automatis nya.
Mobil-mobil yang mengejar mereka pun mulai menembaki mobil mereka dan tiga mobil itu tetap melaju kencang sebisa mungkin karena Medan yang berdebu dan tanah kering, ditambah bebatuan.
Suara tembakan mulai terdengar dan mobil-mobil Sergey mulai terkena tembakan.
"Ingat guys, one shot one down," ucap Dominic.
Liam membuka jendela dan mulai menembakkan shotgun nya dan satu mobil terkena peluru dari sniper itu hingga meledak.
Liam segera menutup kaca jendelanya dan para pengawal Sergey terkejut bagaimana pria itu bisa menembak dengan kondisi jalan seperti itu.
"Aku seorang sniper. Sudah terbiasa menembak tenang." Liam tersenyum sambil memasukkan peluru lagi.
"That's awesome, Mr Dorsett !"
"Oke bersiap. Masih ada yang lain," ucap Peter yang menyiapkan shotgun nya.
"Sebelah kanan!" seru sopir Liam.
Peter membuka jendelanya dan tampak akan adu tembak dengan bounty hunter namun Peter lebih cepat dan peluru itu menembus tubuh bounty hunter. Peter menembak sekali lagi dan mengenai si pengemudi. Mobil truk itu lalu menabrak pohon dan terbakar.
"Good !" puji Liam.
***
Dominic dan Gizem menoleh ke belakang lalu tersenyum melihat dua rekannya berhasil melumpuhkan dua mobil bounty hunter.
"Bersiap Gizem. Kita akan tunjukkan kemampuan kita !" ucap Dominic sambil mempersiapkan senjatanya.
"Sure Dom," senyum Gizem.
***
Yuhuuuu Up Malam Yaaaaaaaa
Thank you for reading and support author
don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
semangat terus ya Terry ....
Yg pnting daigo ga bkin msalh,tar jg d rstuin ko....sklian bkin sjrah 2 yakuza jd dmai....
Btw,kli ni terry bkln d tolak lg ga y???