Dia Yang Mencintaiku

Setelah berhasil mendapatkan bukti bukti yang diinginkan. Bimo segera mencari informasi mengenai ayah Danu, dia berencana untuk menyerahkan semua bukti kejahatan Nindy yang saat ini dia miliki.

"Ah kenapa gw baru kepikiran sih tinggal cari info melalui namanya kan gampang, ngapain juga gw harus percaya sama si Angga", monolog Bimo sambil menyetir mobilnya dengan kecepatan sedang dia merenungi rencana selanjutnya.

Akhirnya dia nekat mencari informasi Hani, karena pak Angga sampai saat ini belum juga memberikan informasi terkait dengan keberadaan Hani.

"Kenapa begitu sulit untuk bertemu dengan Hani, aku harus bisa menemuinya dan meminta maaf karena terlambat saat menolong Hani", ucap Bimo kemudian.

Saat ini mobil yang Bimo kendarai sudah meluncur ke arah taman kota, pikirnya sesaat dia membutuhkan tempat untuk merenung sambil memikirkan rencana selanjutnya.

Saat ini ditangannya sudah ada bukti bukti yang cukup untuk membalas dendam kepada Nindy.

Bimo yang terbiasa menyendiri setelah kepergian Siska. Seringkali dia menepi ke taman kota ini untuk mengalihkan pikirannya yang buntu. "Akhirnya aku mendapatkan nomor pribadi papanya Hani", monolog Bimo sambil terus mengotak atik laptopnya.

Tanpa membuang waktu Bimo segera menghubungi ayah Danu untuk membuat temu janji.

....

Cafe Ocean

Di cafe inilah Bimo dan ayah Danu mengadakan janji temu.

"Selamat sore om... Perkenalkan nama saya Bimo", ucap Bimo.

"Oh... Ini yang namanya Bimo.. silahkan duduk nak..", ucap ayah Danu mempersilahkan Bimo duduk. Sebenarnya ayah Danu sudah mengenal wajah Danu saat sedang diinterogasi di ruang kepala sekolah, namun dia sengaja berlaku seolah-olah dia tidak mengenal.

"Bimo boleh saya tahu bagaimana kamu bisa mendapatkan nomor pribadi saya?", Rasanya ayah Danu harus memperjelas hal ini karena nomor ini sebenarnya sangat privat, bahkan rekan bisnisnya tidak ada yang tahu.

"Sebelumnya saya minta maaf, karena saya tau nomor om setelah saya berhasil masuk ke dalam jaringan hape Hani. Awalnya saya ingin menghubungi Hani namun sudah beberapa kali saya coba namun hape itu mati. Akhirnya dari data log panggilan saya menemukan nomor om. Terlepas dari hal itu ada hal yang jauh lebih penting yang ingin saya bahas dengan om saat ini", ucap Bimo dengan penuh sopan santun.

Sejenak ayah Danu merasa bangga dihadapannya ada seorang hacker jenius yang sedang berhibernasi. Dia meyakini hal ini karena seharusnya data tentang dirinya dan keluarganya tidak dapat diakses oleh orang lain, karena sudah ada tim IT dari perusahaannya yang bergerak untuk melindungi data mereka. Namun apa ini? Bukan hanya data Hani melainkan nomor pribadinya bisa dijebol.

"Ah.. anak ini sungguh berbeda, namun fokusku saat ini adalah Hani dan pastinya anak ini mau membicarakan hal tersebut", batin ayah Danu.

"Ah... Tidak apa.. lalu ada perlu apa kamu menghubungi nomor saya?", Tanya ayah Danu.

"Begini om, mungkin om sudah mendapatkan informasi dari kepala sekolah seputar kasus bullying yang menimpa Hani. Saat ini saya mempunyai beberapa bukti tambahan yang bisa memberatkan Nindy", jawab Bimo.

"Informasi?... Informasi seperti apa yang kamu maksud?", Tanya ayah Danu.

"Saya akan menyerahkan bukti video dan rekam suara yang asli untuk memberi keadilan pada Hani, saya akan titipkan semuanya kepada om", jawab Bimo.

"Sebelumnya saya sudah menyerahkan bukti video saat Nindy berusaha merencanakan dan saat Hani ditangkap Nindy, namun pak Angga sudah mengakali barang bukti di tangannya", ucap Bimo dengan nada geram.

"Apa bisa om membantu saya?", Tanya Bimo.

"Bantuan apa yang kamu butuhkan nak?", Tanya ayah Danu.

"Bantuan untuk menghancurkan Nindy!!", Ucap Bimo. Ayah Danu melihat ada rasa benci yang tersirat dari sorot mata Bimo.

"Saya lihat kamu anak muda yang baik, dengan membantu Hani seperti ini. Saya pasti akan membantumu, namun saya harus tahu apa alasanmu", tanya ayah Danu. Sebenarnya tanpa diminta pun ayah Danu akan mengeluarkan Nindy dan menghancurkannya, namun tersirat tanda tanya besar mengapa Bimo bisa seniat ini untuk menghancurkan Nindy.

"Semua itu berawal dari adik saya yang di bully dan dengan terpaksa keluarga kami harus merelakan kepindahan adik saya ke rumah nenek, namun efek bullying terhadap adik saya tidak hanya sampai disitu saja pada akhirnya keluarga kami yang harmonis harus merasakan kehilangan adik kami yang ceria. Dan pelaku utamanya adalah Nindy", ucap Bimo berapi api. Kemudian Bimo menceritakan keseluruhan hal yang terjadi kepada siska tanpa ada yang ditutupi. Bimo merasakan beban yang ada di pundaknya serasa berkurang. Meski terlihat kuat tak ayal Bimo menitikkan air matanya saat mengulang cerita, tentang bagaimana Nindy mengancam siska yang akan menyebarkan foto telanj*ngnya.

"Itulah sebabnya om, saya berusaha sekuat mungkin untuk bisa menjadi hacker. Saya selalu memantau kegiatan media Nindy setiap jam bahkan setiap menit. Hidup saya sempat berantakan karena ulah Nindy. Barulah setelah keluarga kami pindah ke kota lain kami bisa hidup normal kembali, namun sayang siska adik saya yang selalu ceria menolak kembali kerumah alasannya karena dia sudah betah di rumah nenek", ucap Bimo menjelaskan. Ada gurat kecewa yang nampak dari tatapan matanya yang sendu.

"Lalu apa yang ingin kau lakukan? Bukti apa yang bisa memberatkannya?", Tanya ayah Danu yang sudah menaruh simpati kepada Bimo.

"Nindy dia bukan hanya pembully om, tapi gaya hidupnya yang menyukai barang barang mewah menjadikannya orang yang hanya mencari jalan pintas", ucap Bimo. Kemudian dia menunjukan layar laptop yang mempertontonkan bagaimana nakalnya kelakuan Nindy.

"Demi sepeser rupiah anak ini rela menjatuhkan harga dirinya.. bagaimana dengan orangtuanya", batin ayah Danu yang sangat terkejut dengan kelakuan bin*l Nindy.

"Bimo bukti ini akan saya manfaatkan sebaik baiknya, saya harap kamu bisa percaya kepada saya", ucap ayah Danu.

"Akan ku buat penjahat yang sudah mencelakai keluargaku merasakan balasannya berkali kali lipat", batin ayah Danu.

"Baiklah om seluruh bukti ini saya harap dapat om gunakan semaksimal mungkin, bukan saya tidak percaya dengan pihak sekolah. Namun khusus pak Angga saya tidak bisa percaya kepadanya lagi karena bukti video yang om pegang dari pak angga sudah di rubah olehnya. Dengan posisi om saat ini saya yakin baik Hani maupun Siska bisa membalas si pembully itu", ucap Bimo seraya pamit dari hadapan ayah Danu.

Setelah kepergian Bimo, ayah Danu masih duduk terdiam memikirkan langkah berikutnya. Segera dia mengambil ponsel dari sakunya dan menghubungi tangan kanannya untuk mempersiapkan acara pertunjukan esok hari.

"Besok akan aku buat tikus tikus got dan penjahat itu menyesal karena sudah memilih lawan yang salah", monolog ayah Danu pada dirinya sendiri.

"Semua pelaku harus aku ringkus sebelum Hani kembali ke sekolah", ucapnya tegas.

\=\=\=

TBC

Note:

Kakak pembaca yang Budiman, kalau suka dengan karya author yang satu ini, mohon bantu dukungannya ya kak untuk meninggalkan jejak di kolom komentar dan beri rating bintang 5 biar author tambah semangat. Matur nuwun sanget kakak pembaca semua