Possesive Playboy

Pagi ini digegerkan dengan Anisa dan juga Rena yang mukanya babak belur, serta tangan yang diperban. mereka sibuk bertanya tanya kenapa cewek pintar ini keadaannya seperti itu? Bukannya kemarin mereka baik baik saja?

"Mereka berdua kenapa? Jangan bilang kena jambret?"

"Tapi mobilnya baik baik saja kan cuma Anisa yang terluka parah, Rena gak separah itu kan?"

"Jangan jangan mereka habis berantem?"

"Gak mungkin lah, Anisa cewek baik baik ya kali aja mereka berantem"

Bella mengerutkan keningnya sambil menarik kerah Elang yang lewat disampingnya. "Ehhh tunggu tunggu!"

"Anjir lo! Ini gue kecekik sat, kalau suka itu bilang jangan sok soka cuek gitu" sebal Elang dengan merapikan dasinya.

Bella berdecak dengan menatap Elang dari atas sampai bawah. "Gue suka sama lo? Sorry ye selera gue bukan lo"

"Terus kalau selera lo bukan Elang ngapain lo narik narik Elang kek gitu? Jangan bilang alasan lo biar bisa deket geng kita kan?" curiga Leo dengan tatapan menelisik.

Bella berdecak dengan mengarahkan wajahnya kearah Anisa dan juga Rena yang baru turun dari mobil "Itu mantannya Langit kenapa bisa babak belur kek gitu?"

"Lo pikir gue siapanya mereka? ya kali aja gue ngurusi mantannya Langit." jawabnya dengan menatap kearah Anisa "Eh busett itu beberan sampai babak belur kek gitu? Kenapa mereka"

Bella memutar bola matanya jengah, ini dia yang tanya kenapa Elang malah balik tanya.

"Kalau gue tau, gue gak akan tanya njir! Nyesel gue tanya sama kalian kalau endingnya juga balik tanya"

Elang terkekeh pelan dengan mengaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Ya kan gue juga baru tau, tanya sama Langit aja gih gue rasa dia tau sesuatu."

"Jangan bilang Langit masih berhubungan sama Anisa? Kalau iya gue gak akan biarin Langit deketin Giselle."

Baru juga mau menjawab Giselle dan juga Langit datang secara bersama, tidak membawa satu motor atau mobil tapi mereka kebetulan datangnya barengan dengan kendaraan sendiri sendiri.

"Tuh yang mau lo tanyaain sudah datang" ucap Leo dengan menujuk kearah keduanya.

"Busettt ini ada berita apa sih notif gue bisa seramai ini" guman Elang dengan mengambil ponselnya.

Bukan hanya Elang, tapi ternyata juga Leo dan Bella sama. Mata mereka saling adu pandang dengan tatapan bingungnya,

Disana ada vidio Giselle yang tengah menendang perut Rena dan juga memelintir tangan Anisa.

"Jadi babak belurnya Anisa sama Rena itu gara gara Giselle?"

"Gue gak nyangka kalau Giselle senekat ini? Kalau gue sih lebih memilih Anisa dari oada Giselle"

"Wajar gak sih, dia kan pindahan dan katanya dia disekolah lamanya juga bermasalah sama banyak siswa"

"Jangan bilang dia aslinya pembully ya? muka cantik gak bisa mengukur sama perilakunya ya?"

Giselle mengerutkan keningnya dengan bingung, banyak sekali yang menatap sinis kearah Giselle.

"Mereka kenapa sih Lang? Aneh banget."

Langit mengidikan bahunya sambil menautkan jari jarinya kejari Giselle. "Ya namanya juga iri Sel, lo kan tau gue gak pernah sebucin ini sama cewek, yang ada juga cewek yang ngejar ngejar gue."

"Dih, pede sekali anda tuan muda Langit."

"Jangan percaya Sel" jawab Bella dengan cepat sambil menyodorkan ponselnya "Lo apain anak orang, tuh berita lo menyebar. Jangan bilang lo bully Anisa dan Rena ya?"

Giselle menatap vidio singkat sambil tertawa pelan. "Ini yang vidioin siapa? Patut gue kasih jempol keknya, keren cuplikannya."

"Sel, gue tau lo pilihan nya Langit, lo itu sudah jadi bucinnya Langit, terus ya kali aja lo masih cemburu sama mantan Langit?" tanya Elang.

Giselle terkekeh sambil menaikan sebelah alisnya "Lo percaya sama Anisa kalau gue bully mereka? Memang gue bisa bela diri tapi gue gak akan gunain dengan sembarangan, kecuali dia yang mulai duluan."

Bella menghela nafasnya sambil merangkul bahu Giselle "Gue percaya sama lo, tapi yang jadi pertanyaan Anisa itu anaknya kalem baik dan pintar, masa iya dia cari gara gara sama lo?"

"Itu namanya gak percaya sat! Lo pikir gue bodoh bahkan gue lebih memiliki bukti nyata dan durasi panjang dari pada cuplikan itu. Dan satu lagi gue gak bertindak diluar batas, dan gue yakin itu mereka hanya ekting belakang biar bisa jerat gue dalam masalah." jawab Giselle dengan tenang.

Langit tersenyum dengan tatapan kagumnya menatap Giselle, dia baru melihat sisi badas Giselle yang dibully bukannya tumbang tapi malah sudah menyiapkan kejutan lain.

 "Ini yang gue suka dari lo Sel, lo bukan tipe cewek menye menye yang hanya ngadelin orang lain, duh makin jatuh cinta gue sama lo"

"Lo pikir gue cewek manja? Sorry Lang, gue bahkan sudah biasa diginiin disekolah lama gue, bahkan lebih parah dari ini juga ada, makanya kalau masalah gini gue gak akan takut, apa lagi posisi gue yang benar, dan gue pastikan Anisa repotasinya aka hancur karena ulahnya sendiri."

Leo mengacungkan dua jempolnya "Keren lo Sel, hajar saja gue dukung. Jujur saja gue juga gak terlalu suka sama Anisa yang kalemnya dibuat buat seperti itu"

Bella berdecak dengan menoyor kepala Leo "Dasar plin plan lo, tadi nyalahin Giselle sekarang malah dukung Giselle."

"Ck, apaan sih lo Bel, ini kepala gue sudah difitrahin, jangan asal noyor anjir! Lagian yang bilang tadi Elang bukan gue"

Seketika Bella meringis dengan menagkupkan kedua tangannya "Sorry, keknya gue salah sasaran, yuk Sel mending kekelas aja, gue mau minta pejelasan sama lo kenapa Anisa bisa seperti itu dan gue yakin kalau lo setelah ini bakal dipanggil sama pihak sekolah, lo tau kan yang lo lawan anak emasnya sekolah kita"

"Tau, makanya gue malah menunggu panggilan itu dan gue yakin Anisa dan Rena akan malu sendiri." seringkai Giselle sambil melangkahkan kakinya meninggalkan parkiran.

Elang menggelengkan kepalanya menatap punggung Giselle dan juga Bella yang mulai menjauh.

"Baru kali ini lo dapatin cewek bar bar Lang, Gila damagenya bukan main, mana saat dia jadi treding topik hangat bukannya dia takut tapi malah terlihat santai"

"Makanya gue suka" jawab Langit dengan memasukan tangannya kedalam saku celanannya.

Ditempat lain ,tepatnya kelas Anisa, dia tersenyum smrik denga hasil berita yang menyebar, yang mana banyak sekali yang hujat Giselle dan membela Anisa.

"Lo lihat sendiri kan Ren, banyak sekali yang simpati sama gue dan gue yakin Giselle akan dikeluarkan dari sekolah ini, karena sudah anarkis sama kita"

Rena mengangguk dengan seringkai kecil dibibirnya "Gue kan sudah bilang, hempasin hama yang ganggu hubungan kalian gampang, manfaatin kepopularitasan lo sebagai anak emasnya sekolah, maka akan banyak yang ada dipihak lo"

"Good job Rena."