NovelToon NovelToon
Kesayangan Tuan Saga

Kesayangan Tuan Saga

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Komedi / CEO / Romansa
Popularitas:12.3M
Nilai: 5
Nama Author: LaSheira

TMTM Musim Spesial dimulai 💖

Novel ini akan bercerita tentang keseharian hidup Tuan Saga dan orang-orang yang ia sayangi.


selamat membaca ^_^

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaSheira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KTS 2. Bersabarlah Tuan Muda

Gedung Antarna Group.

Saga Rahardian Wijaya, pemilik Gedung megah itu keluar dari lift dengan wajah suram. Kumpulan awan menghitam seperti berarak di atas kepalanya, diselingi tanda-tanda kilat yang bisa menyambar siapa pun yang mendekat. Sekretaris Han yang selalu hadir menemani berjalan selangkah di belakangnya. Masih dengan wajah tenang tak terlihat sedikit pun beban. Padahal banyak hal yang sedang dipikirkannya sekarang.

Han melangkah lebih cepat ketika mereka hampir sampai di depan pintu ruangan presdir. Staf  sekretaris berdiri dan menunduk hormat. Han membuka pintu lebar, Saga masuk dengan gusar. Para staf kembali duduk dan mengerjakan pekerjaan mereka kembali dengan serius.

Sementara di dalam ruangan Saga berhenti melangkah sesaat setelah masuk. Berbalik melihat Han. Matanya masih terbakar api kemarahan.

“Kau dengar tadi yang dia bilang.” Saga maju dua Langkah. Semakin berapi-api dengan mencengkram kerah jas Sekretaris Han tiba-tiba. “Dia bilang anakku mau balas dendam, memang balas dendam apa hah. Kau tahu  kan sebesar apa cintaku pada Niah. Aku mencintai ibunya dan akan melakukan apa pun untuknya.” Setelah bicara  dengan  kalimat sangat Panjang untuk ukuran Saga bicara, dia melepaskan cengkeraman tangannya, menepuk-nepuk bahu Han,  menghela nafas panjang. Han masih diam tidak bergeming seperti biasanya. “Apa kau juga berfikir ngidamnya Niah adalah balas dendam anakku, padaku.”

Han masih diam mendengarkan, dia belum dibutuhkan untuk menjawab.

Saga mendatangi RS lagi. Meminta dokter menjelaskan perihal ngidamnya ibu hamil sekali lagi dengan versi yang lain. Bukan yang dia dengar sebelumnya. Dia sedang mencari obat kegelisahan hatinya. Tapi, bukannya semakin puas, semua penjelasan berputar-putar di situ saja dari kemarin masalahnya. Yang satu menjelaskan hal yang sama, dibumbui kata-kata yang berbeda untuk menenangkan. Sementara yang mendengarkan memang sudah dari awal tidak mau menerima kenyataan. Jadinya hanya bertolak belakang.

Saga maunya ke timur, para dokter membawanya berjalan ke barat.

“Han, apa kau berfikir seperti mereka juga?”

Saga sudah bersiap untuk murka kalau sampai Han menjawab ia.

“Tidak Tuan Muda,” Han bicara menenangkan. Sambil mendekat ke arah sofa. “Duduklah Tuan Muda, Anda duduk dan tenangkan diri dulu.” Saga menurut menyeret langkahnya. Dia duduk menjatuhkan tubuh sambil mengendurkan dasi. Kata-kata Harun sekali lagi terngiang di kepalanya. Bahkan memenuhi telinganya sepanjang perjalanan tadi. Menari seperti dengungan manusia saat kita sedang berdiri di tengah keramaian.  Ingin diusir pergi, namun tetap terdengar seperti ejekan. “Saya tidak mungkin berfikir seperti itu. Saya kan tahu, bagaimana Anda mencintai Nona Daniah.” Kata-kata yang diucapkan Sekretaris Han menjadi penghiburan untuk Saga.

Aku mencintai Niah,  aku mencintai ibunya, anakku juga pasti bisa merasakannya kan.

“Aku  bisa gila kalau tidur tidak  boleh memeluknya sekarang.” Aaaaa, memekik seperti bocah yang kehilangan mainan berharganya.

Ya, ya, Anda kan sudah kecanduan Nona Daniah. Han hanya menganggukkan kepalanya di dalam hati. Kepalanya masih tegak di tempatnya tidak bergeming. Sebenarnya dia pun sama kesalnya saat mendengar penjelasan dokter. Apalagi tentang teori kesabaran seorang suami untuk menghadapi hamil muda istrinya. Kenapa? karena dialah orang yang paling akan disusahkan kalau segala sesuatunya tidak berjalan dengan semestinya untuk Tuan

Saga.

Hingga sekarang, dia harus membuka pikiran positif Tuan Saga. Kalau dia ikut memperkeruh, bisa-bisa jadwal yang sudah terencana, untuk satu bulan ke depan. Bisa jadi mundur atau batal karena prahara ngidamnya Nona Daniah yang tidak berkesudahan.

“Han.”

“Ia Tuan Muda.”

“Memang apa yang sudah kulakukan pada Niah, apa anakku tidak bisa merasakan cintaku pada ibunya.” Saga mendorong rambutnya dengan tangan. Sedang berfikir dengan keras, bagian mana yang luput dari curahan cinta yang bisa ia tunjukan untuk istrinya. “Padahal setiap hari aku menyentuh ibunya dengan penuh cinta dan kasih sayang, apa sentuhanku itu kurang?”

Itu kan Anda yang senang tuan muda, Sentuh sana sini. Han menanggapi dengan decakan dalam hati.

“Mungkin yang dimaksud Dokter Harun adalah perlakukan Anda pada nona di awal pernikahan.” Jawaban yang dia simpulkan Han setelah menarik benang merah dari hubungan Tuan Saga dan nona dulu. Saga terlihat tidak suka dengan jawaban Han.

“Memang apa yang sudah kulakukan?”

Aku kan hanya mencintai Niah, memang apa yang sudah aku lakukan padanya dulu. Saga belum menemukan titik kesalahannya di mana, sampai anaknya mau balas dendam padanya.

“Apa Anda benar mau mendengarnya Tuan Muda?” Saga melirik Han menunjukan rasa kesalnya, karena Han perlu menanyakannya bukan langsung memberi  jawaban apa yang ia inginkan.

“Maaf Tuan Muda.” Han menundukkan kepalanya.

Hubungan Tuan Saga dimulai dari pernikahan  yang sangat tiba-tiba. Berawal dari ayah Nona Daniah yang berlutut dan memohon pada Tuan Saga kala itu. Dan entah datang darimana ide menikah itu, saat itu juga Tuan Saga melakukan kesepakatan dengan ayah nona.  Han sendiri tidak terlalu mendukungnya. Han menebak, pernikahan itu hanyalah pelampiasan Tuan Saga dari kebosanannya. Namun, walaupun Han tidak menyukai rencana pernikahan maupun calon istri Tuan Saga dia melakukan apa yang seharusnya dia lakukan. Mempersiapkan sebaik mungkin pesta pernikahan.

Han, akan mengingatkan bagaimana momen keduanya

bertemu.

“Saya mulai dari pertemuan Anda dan Nona. Pertama kali bertemu, Anda kan sudah melemparkan surat perjanjian pernikahan pada nona.” Nona Daniah yang terlihat tenang bicara walaupun tangan dan kakinya bergetar saat membaca surat perjanjian pernikahan yang dibawa Tuan Saga.

Surat perjanjian itu adalah fakta kalau Tuan Saga merendahkan harga diri Nona Daniah. Saga mengeryit. Dia sedang berusaha mengingat kejadian itu.

“Setelah menikah pun, Anda sering mengerjai nona.” Tidak perlu dijelaskan detailnya, rasanya tuan muda juga pasti masih mengingatnya dengan jelas pikir Han. Semua kejadian-kejadian itu.

“Hei, kapan aku melakukannya.” Ternyata dia tidak mau mengingatnya gumam Han.

Han memilih contoh yang paling aman, yang tidak membangkitkan emosi.

“Contohnya saat Anda menyuruh nona meluruskan rambut, tidak selang sehari Anda minta nona mengembalikan rambut seperti semula.”

Itu yang baru yang tampan jarak pandang saya, tidak tahu, kalau kalian sedang berdua.

“Haha, abis dia mengemaskan sekali, aku tidak tahan untuk tidak mengganggunya.”

Nah, benarkan, kenangan tentang rambut adalah ingatan paling aman untuk Anda. Han merasa lega dengan jawabannya.

“Rambut Niah itu lucu dan menggemaskan,” Kenapa jadinya terkesan membanggakan istrinya yang menggemaskan bukannya instrospeksi diri karena melakukan kesalahan. ”Dan rambutnya itu.” Saga tergelak lagi. Mengangkat tangannya ke depan wajahnya. Seperti rambut Daniah sedang ada di depannya. Dia membuat gerakan menggulung, gulung lagi dan tertawa. “Rambutnya lucu sekali, juga sangat harum.” Sekarang sepertinya Saga sedang merindukan adegan gulung-gulung rambut.

Padahal nona memakai sampo yang sama seperti Anda. Tidak ingat, waktu Anda bilang mau menjambak rambut bergelombang nona saat pertama kali bertemu. Sekarang Anda bahkan tidak bisa tidur tanpa memainkan rambut nona. Han kepalanya yang diisi dengan gumaman.

“Dulu, saat dia ketakutan aku menyentuh rambutnya aku malah keterusan karena ingin menggodanya, telinganya yang memerah.membuatku malah ingin menggigitnya.” Saga sedang seenaknya bernostalgia versinya sendiri.

Ya, ya, inilah yang disebut level kecanduan Anda pada Nona Daniah sudah sudah tidak tertolong lagi.

Terserahlah, mau bicara apa batin Han, yang penting suasana hati Saga membaik. Karena mereka masih ada tiga agenda lagi hari ini. Han masih mendengarkan Saga yang menceritakan kembali kenangan awal-awal pernikahannya tapi tentu saja dari sudut pandang ingatan Saga yang seenaknya sendiri.

Keisengan Saga menjahili Daniah berawal dari saat gadis itu terlihat menggemaskan saat menciut takut. Saat Daniah menahan marah tapi bibirnya tersenyum dibuat-buat. Saat Daniah menarik bibir sambil menaikkan mata kesal benar-benar terlihat lucu, membuatnya Saga ketagihan. Mau lagi dan lagi. Hingga tak ada sehari pun lewat dia tidak menjahili istrinya kala itu.

Han berdehem setelah Saga menuntaskan ceritanya. Belum ada bau-bau instrospeksi diri sepertinya. Tuan muda malah merasa bangga diri. Akhirnya kalimat bijaklah yang keluar dari mulut Han.

“Bersabarlah sebentar lagi Tuan Muda. Kalau saya mendapat informasi ngidam yang aneh-aneh hanya terjadi di bulan awal kehamilan saja.” Mungkin itu masa penyesuaian.tubuh saja pikir Han. Dia pun berharap bahwa itu benar.

“Ini sudah hampir satu bulan.” Menyalak galak lagi. Sudah.selesai bernostalgia sepertinya.

Kan toleransinya tiga bulan Tuan Muda.

“Sebentar lagi Tuan Muda, bersabarlah sebentar lagi. Saya akan selalu membantu Anda kalau Nona Daniah menginginkan sesuatu. Yang aneh sekalipun.” Tentu saja Han harus menjawab seperti itu. Karena memastikan segala sesuatu berjalan dengan semestinya adalah tugasnya.

“Kau memang bisa aku andalkan Han.” Ucapan itu membusungkan dada Sekretaris Han dengan penuh kebanggaan.

Hari-hari  pun berjalan.

Kalau  saja tahu apa yang akan terjadi kedepannya, Han tidak akan menyarankan  kesabaran dengan segampang itu, karena sesungguhnya kesabarannya lah yang paling diuji. Karena dialah yang akan paling dibuat susah.  Sampai dia merasa bayi dalam perut Nona Daniah bukan balas dendam pada Tuan Saga, tapi  balas dendam itu tertuju pada dirinya.

“Nona Daniah kenapa tidak sekalian Anda bunuh saya saja.” Kata-kata itu bahkan terngiang-ngiang sebelum dia tidur, saat Han menikmati segelas susu hangatnya.

Perjalanan Tuan Saga menjadi seorang ayah dan Sekretaris Han menjadi paman kita mulai sekarang.

Bersambung.

1
Vrisila_mau
bagus banget
Ida Miswanti
betul-betul Manusia langka Tuan Muda memuji sekaligus meng
hina 🤦
Selina Sonnia
mampur ke mension daniah
Dandelion senja
keren
Kevin Kenji
Lumayan
Iis Anisa Wati
koq anak pertama lagi... ?
Baby chiken
klo di aku beda , anak kedua malah sakitnya double
Syarah Syafira
semangat thor...aq selalu jatuh cinta sm saga daniah /Drool/
Resti
Luar biasa
?
demi apa pun cintaaa dan suka bangett bangetttttt‼️ sama cerita inii 10000000000000/10 buat cerita ini thankyouu udah hidup dan buat karya cerita sebaguss inii kakk😭😭🙏🏻 wkwk big love dan big hug buat kakakk❤️❤️ sehat" yaa kak supaya bisa terus lanjutin cerita inii sampe anak cucu cicit tuan saga dan nona daniah nantii hahaha, bakalan jadi cerita novel favorit aku bangett si inii dan ga akan pernah aku lupain akan selalu aku inget dan aku kenangg sampe punya anak cucu dan cicit nanti wkwk udah segitu ajaa dehh yang penting intinyaa i loveeeee this story more than anything else🥰❤️❤️💋💋
Endang Sugiyarti
keren han... saga juga... jadi pngn berasa diantara merekA🤣
Resti
Luar biasa
Alfian Rezky Mutha
gak papa Thor,aku juga lagi ketawa ini xixixi..
Alfian Rezky Mutha
tuan saga aku pengen punya mobil/Sob/
WINDI PERMANA
kapan up lagi kk
Gita Ayuningtias
sanagt bagus
Yanti Budisaputri
bahasa rahasia yg hanya mereka berdua yg ngerti.../Joyful/
Annastasia Widjaja
hahaha hooh sm readees inget lho Saga masih puasa kamu 🤣
Annastasia Widjaja
kq aku hepi seneng ya mode cemburu nya Saga 😁😁😂
Annastasia Widjaja
kwkwkwk.... inti na klu Saga n Han lg ngomong ya itu hanya mrk yg tau pluss ka othor kesayangan yg tau 😂😂😂😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!