Kisah masa lalu Ayahnya juga Bundanya terlalu membekas hingga Intan tak bisa percaya pada Cinta dan kesetiaan.
Baginya Kesetiaan adalah hal yang langka yang sudah hilang di muka bumi.
Keputusannya untuk menikah hanya untuk menyelamatkan perusahaan dan menghibur orang tuanya saja.
Jodohpun sama-sama mempertemukan dirinya dengan orang yang sama-sama tak mempercayai Cinta.
Bagaimanakah kisah selanjutnya?
Akan kah Dia mempercayai Cinta dan Kesetiaan itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kantin
Di kantin kantor Perusahaan Intan.
"Hahaha... " Intan tertawa dalam hati, saat melihat wajah masam Reihan begitu sudah melihat menu yang ada adi hadapannya, nila bakar di sebelahnya, ada lalapan semua lalapan, namun yang paling tidak di sukai Reihan adalah semur jengkol di tambah lalapan pete, terong dan bau sambal penyet dengan aroma terasi.
Sebenarnya banyak menu sepesial di sini namun kantin perusahaan lebih memunculkan nilai tradisional jawa, jadi tidak akan di temukan makanan versi luar yang sesuai dengan yang di cari Reihan.
Reihan tak berselera namun tetap duduk di sisi Intan dengan malas, perayaan kesepakatan macam apa ini, tidak berkelas dan tidak sesuai ekspektasi dirinya.
Reihan memandang semua orang nampak menikmati makanannya dengan nikmatnya, hanya dirinya seorang yang tak suka dengan apa yang ada di hadapannya, tapi di bandingkan dengan yang di makan miliknya jauh lebih nikmat sebenarnya.
Annora sibuk memakan gudeg kas Jogja nya dengan Ayam jawa juga telur sebagai lauknya, sementara Alvaro sibuk makan soto daging sapi dengan khusuknya.
Intan sudah sibuk dengan nilai bakar dan lalapan menyengat yang sengaja di makan mentah-mentah agar mengeluarkan aroma tidak sedap dari mulutnya.
Reihan mengolak-alik ayam jawa bakarnya dengan kesal, karena menahan aroma pete dari setiap gigitan yang Intan makan. Intan sengaja memakan lalapan Pete dengan Pete mentah agar aroma kuatnya keluar, sengaja dirinya ingin menjahili Reihan biar kapok, karena sudah membuat dirinya kesal dengan sikapnya hari ini.
"Astaga.... kamu tu cantik-cantik kaya kambing...!" Kesal Reihan pada akhirnya.
"Hahaha gini-gini calon istrimu... berarti seleramu kambing dong... " Intan menimpali membuat Reihan makin kesal apa lagi saat tertawa aroma itu menyengat sekali.
"Sialan...! " Gumam Reihan pelan lalu mencoba memakan hidangannya.
Reihan memakan dengan menahan rasa mual di perutnya, matanya tajam melihat Intan yang keenakan memakan makanan aneh yang ada di hadapan Intan, Reihan memandang kesal terhadap Intan sementara Intan sesekali melihat ke arahnya setengah mengejek.
"Ckkk ternyata di balik wajah syar'i mu kamu wanita yang jorok... Bagaimana kamu bisa suka makan makanan bauk aneh kaya gitu...!! Astaga... Bau sekali sih...." Kata Reihan tak nafsu menghabiskan makanannya, Dia menaruh piringnya yang hanya sedikit di makannya, Reihan menoleh pada yang lain, lalu tersenyum masam, merasa iri dengan Annora dan Alvaro yang tidak terpengaruh sama sekali dengan aroma itu.
"Ini nikmat... " Kata Intan lalu mencuil nila dan di cocolkan sambal lalu di susul dengan lalapan terong untuk digigitnya.
"Ckkk ini yang kamu bilang makanan andalan???" Kesal Reihan mengambil tisu lalu mengelap bibirnya.
"Hahaha... " Intan sengaja tertawa keras supaya sisa aroma itu keluar, sontak Reihan menutup hidung dan mulutnya karena tak tahan dengan baunya.
"Sengaja sekali, kamu sengaja mengerjaiku??? " Reihan menatap tajam Intan yang di balas cengiran tak bersalah di wajah Intan.
"Ini memang yang di sukai karyawan sini... " Jawab Intan sekenannya.
Sementara Alvaro dan Annora tersenyum menahan tawa yang ingin pecah, mereka sadar jika Intan sengaja mengerjai Reihan kali ini dengan memesan makanan itu.
"Sudah stop...!!! Diam lebih baik kamu tidak bicara lagi... aku mual... !!! " Reihan berdiri lalu berlari ke toilet dan memuntahkan isi perutnya.
"Hahahaha... " Suara tawa pecah bersama-sama.
Saat Reihan di toilet semua orang pun tertawa, Annora, Alvaro dan Intan mereka semua menahan perutnya agar tidak sakit karena banyak tertawa.
Reihan balik dengan wajah sangat marah lalu menarik kursi dan membanting duduknya, menatap wajah-wajah yang masih menyisakan tawa dari kejadian yang menimpanya.
"Ckkk... Catat jika nanti kamu beneran sudah sah jadi istri saya Pete, Jengkol dan sebangsanya Haram!!! " Kata Reihan yang langsung mengundang tawa Intan.
"Hahahaha... tak masalah aku bisa makan di sini... di sini otoritas ku... " Jawab Intan sambil meledek dengan senyum mengejeknya.
"Siallll!! pastikan jika sudah makan itu gosok gigimu 100 kali" Reihan mengumpat dalam hati lalu dirinya berdiri dan pamit pulang, meninggal Intan yang merasa menang mengerjai nya.
"Awas kau jika sudah sah akan kun balas..!!! "Batin Reihan sambil mengepal kan tangannya.
Reihan keluar perusahaan dengan Alvaro untuk kembali ke perusahaan miliknya, meninggalkan Intan yang masih setia menyantap nila bakar dan lalapan laknatnya.
Intan masih senyum-senyum merasa menang telah mengerjai Reihan dengan puasnya, anggap saja itu balasan yang diterima Reihan, sama seperti dirinya dulu, yang muntah karena Reihan sudah membuat dirinya naik bus dan berakhir mabuk darat hingga keluar semua isi perutnya.
Annora duduk di hadapannya dengan geleng-geleng kepala, masih tidak percaya temannya yang begitu feminim dan lemah lembut seperti Bundanya ini bisa bersikap menyebalkan seperti ini.
"Parah kamu Tan... sumpah bau tau... sana gih gosok gigi... aku cabut ya... " Annora pamit undur diri meninggal Intan yang kembali menikmati kepala nila bakarnya.
Sementara di mobil Reihan menyetir sambil mengucap sumpah serapah karena saking kesal luar biasa, dirinya berencana membalas dengan hal yang lebih dari yang di rasakan nya.