NovelToon NovelToon
Lebih Dari Dia

Lebih Dari Dia

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama / cintamanis / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Kravei

Leo Evano mencintai Bianca Anulika di hari pertama dia menatapnya. Namun, Bianca memiliki pria yang dia cintai bernama Gavin.
Padahal Gavin tidak mencintai Bianca sebaik yang dia harapkan, tapi Bianca bersikeras ingin setia terhadapnya.
“Sampai dia membuatmu menangis, aku bersumpah aku akan merebutmu darinya. Saat itu, aku tidak akan takut kau benci. Aku akan melakukan apa pun untuk menyeretmu keluar dari rumahnya.” Itu adalah apa yang Leo tanamkan dalam hati dan hari itu pun datang. Leo memantapkan diri, membuktikan dia bisa memperlakukan Bianca lebih dari pria yang dia cintai. Berharap bahwa Bianca akan segera mencintainya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kravei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cinta yang Dipaksa

FLASHBACK

"Tipe pria yang Bianca sukai?" Gavin bahkan tidak menghabiskan dua detik untuk memikirkan pertanyaan Leo. Dia berucap apa saja yang melintasi benak. " Bianca suka pria baik ...?"

"Err maksudku yang lebih spesifik?" Ekpresi wajah Leo ketus. "Semua orang suka orang baik, itu adalah standar."

Gavin berpikir sejenak, kemudian memberi jawaban mengecewakan seperti yang sudah-sudah. "Aku tidak tahu. Bianca tak punya tipe."

"Aku punya," ungkap Bianca. "Aku sudah memberitahunya lima ribu kali dan entah bagaimana dia selalu kembali pada aku tidak pernah mengatakan apa pun." Bianca bisa meluapkan kejengkelan hanya ketika Gavin tidak ada di antara mereka. Pria itu pergi karena tempatnya bekerja setelah atasannya menelepon dadakan, karena itu dia terpaksa meninggalkan Leo dan Bianca yang datang satu jam lalu. Tentu Bianca ingin ikut tapi Gavin menahannya dengan alasan dia tidak akan lama.

"Aku bilang padanya, aku pikir sudah sampai mulutku berbuih. Aku suka pria manis yang pandai berbicara lembut. Aku suka pria yang selalu tersenyum setiap kali aku menatapnya dan tentu, pria yang sangat menyayangiku. Itu klasik tapi ya aku suka pria seperti itu."

"Ah ..." Leo mengangguk paham. "Seperti aku?" guyonnya tanpa melupakan senyuman manis. "Aku manis dan lembut, aku juga murah senyum lohhh."

Bianca terkekeh dibuat betapa manja Leo berlagak. "Aku terkadang sangat ingin dimanja, kau tahu. Aku sesekali berharap Gavin memaksa dan menbujuk aku ketika aku ngambek dan mengangkatku ketika aku menolak untuk pergi tapi dia tidak pernah melakukan apa pun dan menyerah begitu saja. Aku pikir itu karena dia tidak romantis tapi sungguh aku ingin dimanja seperti itu."

FLASHBACK END

Bianca ingin tahu rasanya dipaksa kerena cinta, berpikir itu akan sangat manis dan romantis tapi Leo bukan pria yang dia cintai. Namun, mengapa kedekatan mereka membuat wajahnya bersemu merah dan terasa seperti terbakar?

'Ini tidak benar!' Bianca masih sempat mengingatkan dirinya bahwa apa pun yang dia rasakan adalah tidak benar. Dia memang pernah sangat menyukai Leo karena sikapnya yang terasa pas tapi suka berbeda dari cinta. Bianca tak seharusnya kesulitan mengendalikan emosi.

Semakin dekat Leo, semakin erat Bianca memejamkan mata. Jantungnya berdetak semakin kencang dan perasaan cemas nan takut kian mengila dan semuanya pudar dikala Leo memeluknya. Peringatan akan bahaya di dalam otak Bianca lenyap membuat kaku punggungnya mencair. Leo berkata, "kau bersikap seolah aku adalah pembunuh."

Bianca tak merespon. Dia membeku di tempat dengan otak ngeblank, masih berusaha mencerna apa yang sedang terjadi. "Kyaaah!" Tiba-tiba Leo mengangkatnya bak karung beras di pundak. "Lepaskan aku!" rontaknya tapi Leo tidak mendengarkan dan membawanya keluar dari kamar.

"Aku bilang kita harus pergi sekarang."

"Aku bilang lepaskan aku, Leo!"

Bianca duduk di bagian belakang mobil bersama Leo sementara seorang pria tak dikenalnya menjadi supir. Bianca duduk menempel di pintu mobil, menjauhi Leo. Dia menopang kepala yang berat, matanya menatap kosong keluar jendela.

Iyap, dia dipaksa pergi dan tengah berada di jalan raya menuju bandara. "Omong-omong kau ambil hp aku?" Bianca berbicara tanpa tenaga, seolah setengah jiwanya terperangkap di suatu tempat.

"Sudah aku letakkan di naskas," jawab Leo.

Bianca tak bereaksi tapi dia stress dan kepalanya seperti akan meledak. Bianca butuh hp untuk menghubungi orangtuanya dan Gavin dan hpnya malah tertinggal. Sekarang, bagaimana caranya meloloskan diri?

Bianca bahkan tak sempat mandi atau pun cuci muka. Dia tidak membawa koper dan uang sepeser pun. Jadi, apa solusi untuknya agar bisa kabur dan pulang diam-diam? Bianca bahkan belum tahu ke mana mereka akan pergi. "Berhenti mencuri hpku," tegur Bianca dan Leo meresponnya dengan kekehan.

"Tidak bisa disebut mencuri karena aku mengembalikannya."

"Aku benar-benar membencimu meski aku tidak tahu bagaimana cara menunjukkannya."

"Aku tahu, kau bukan tipe pembenci."

"Karena itu kau berani menjebakku?"

"Tidak. karena aku ingin kau jadi milikku."

Bianca frustasi, tak berpikir dia bisa menang berdebat melawan Leo. Satu helaan nafas mengalun, Bianca bertanya, "ke mana kita pergi?"

"Singapore."

Singkat jawaban itu membuat mata Bianca terbelalak. Dia menoleh brutal, berusaha memastikan. "Singa apa? Aku tak punya passport!"

"Kau punya."

"Hah?"

Bianca tak mungkin lupa orangtua Leo adalah manusia kaya raya. Mereka punya banyak rumah di kota ini bahkan beberapa rumah itu bisa disebut mansion. Bianca terkagum-kagum dan belum melupakan keajaiban itu di saat dia berkunjung untuk pertama kalinya. Meski begitu, mereka tak sombong, buktinya mereka memilih tinggal di rumah dua lantai yang bisa disebut biasa-biasa saja.

Namun, bagaimana ceritanya Bianca yang tak punya passport bisa tiba-tiba memilikinya tanpa Bianca sendiri tahu! Untuk apa juga mereka tiba-tiba pergi ke Singapore? Bianca punya banyak pertanyaan tapi memilih untuk menyimpannya. Kepalanya terlalu sakit untuk bisa berpikir dan bibirnya lelah berdebat.

Tiga jam dihabiskan di perjalanan dan pertanyaan Bianca terjawab satu per satu. Pertama, ternyata orangtua Leo juga memiliki rumah di Singapore dan di sanalah Bianca akan mengungsi-terpaksa. Tentu Bianca sudah menolak sepenuh hati tapi Leo malah mengancamnya dengan kalimat, ‘mau tinggal di hotel? Berdua denganku?’ TENTU TIDAK! Maka dari itu terpaksa Bianca menurut.

Kedua, alasan mengapa Leo pergi ke sana adalah untuk menemui ibunya yang memiliki pekerjaan di sana. Satu lagi, tapi tidak Bianca tahu, Leo berusaha menjauhkan Bianca dari Gavin sekaligus menghiburnya.

"Kau ingin aku bertemu ibumu? Kenapa?" Bianca yakin Leo tidak punya alasan tapi memangnya alasan itu diperlukan?

"Hanya ingin, hehe." Leo duduk di sofa ruang tamu, begitu panik Bianca saat Leo memberitahu ibunya akan segera pulang setelah pergi untuk makan siang.

"Hehe? Hehe kau bilang? Leo, kau sudah gila! Ibumu sendiri tahu aku sudah menikah. Apa yang akan dia katakan bila dia melihat aku ada di sini denganmu?" Bianca stress, panik dan takut, tapi Leo masih saja menanggapinya enteng-entengan seolah tidak ada masalah.

Omong-omong, Bianca jarang bertemu ibu Leo karena dia seringkali keluar negeri untuk urusan bisnis. Sekiranya mereka hanya berbicara dua kali dan mereka bahkan tidak dekat! "Aku benar-benar akan gila dibuatmu, Leo!"

Bianca tak bisa duduk. Dia berjalan mondar-mandir sembari mengacak rambut. “Aku harus sembunyi!” Bianca berniat berlari di balik sofa, tapi terlambat sudah. Suara pintu yang terdengar membuat Bianca berhenti bernafas untuk beberapa detik. Bukannya bersembunyi dia malah mematung dan memohon di dalam hati agar siapa pun itu bukan ibu Leo, naas harapannya pupus.

Perempuan bersurai coklat sepanjang pinggang itu muncul dari balik pintu dan berhenti dikala mereka tak sengaja saling bertatapan. Dahi perempuan awet muda itu mengernyit, dia menyebut, "Bianca ...?"

Bianca memejamkan mata dikala punggung kakunya mencair. Nyawanya seperti telah meninggalkan tubuh. Dalam hati dia menjerit, "mati aku."

1
Jennifer Alexander
thorr semangat thorr aku di sini menunggu kelanjutan ceritanya /Drool//Smirk/
Kravei: Thank uuu🥰🥰🫶
total 1 replies
Masdi Masdi
sebenarnya AQ merasa Gavin GX cinta hanya merasa terbiasa aja jdi GX mau kehilangan. kalo Leo itu cinta Krn sebegitu terluka nya pun dia berusaha keras untuk tetap bertahan dgn hati tentunya tidak baik² saja untung nya GX sampai gila. di pertahankan pun selamanya Bianca tx akan pernah bahagia.
Kravei: Hihi wajib nantikan flashback di mana Leo galau parah karena Bianca mau persiapan nikah xixi
total 1 replies
Masdi Masdi
hai,,,salam kenal kak... rajin² update ya kak,agar kita GX lupa alur ceritanya.... sampai disini cerita nya bagus banget. AQ suka.🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Kravei: Siap, Kak … bakalan ditambah babnya kalau makin ramai
Makasih karena sudah meninggalkan komentar🥰<3
total 1 replies
Jennifer Alexander
thorr lanjutin ya ceritanya..ada aku di sini yg selalu menunggu kelanjutannya.. ceritamu bagus...kalo episode nya lebih banyak pasti lebih banyak yg baca /Smirk/
Kravei: Hihi makasih banyak, Kak🥰 nanti kalau makin rame, babnya ditambah juga yaaa <3
total 1 replies
Jennifer Alexander
lanjutkan thorr aku menunggu karyamu /Applaud//Kiss/
Jennifer Alexander
lanjut Thor aku sukaaa bangettt
Jannah Sakinah
Semangat Thor nulisnya. rajin update ya. hehehe
Bening Hijau
ikut event dong cerita ini bagus banget
Bening Hijau
sama q juga pecinta second lead
Bening Hijau
bagus banget alur nya
Bening Hijau
bagus banget
Kravei
Hi, salam kenal, Kak🥰
Amelia
halo salam kenal ❤️🙏
Mưa buồn
Jujur aja, ini cerita paling baik yang pernah aku baca.
Kravei: Awww thank you, Akak🥰
total 1 replies
Fatima Rubio
Wah, cerita yang luar biasa! Semangat terus author!
Kravei: Hi, Kak
Makasih ya🥰
Jangan lupa dilika dan follow supaya tidak ketinggalan!
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!