Zara harus berjuang sendiri membesarkan putranya, tanpa suami, tanpa keluarga. Dia banting tulang sendiri, menafkahi dirinya dan putranya.
Beberapa tahun lalu, Zara mempermalukan keluarganya dengan hamil di luar Nikah namun dengan pria yang tidak di ketahui identitasnya. Lebih tepatnya Zara tidak mau mengatakan siapa Ayah dari bayi yang saat itu dia kandung.
"Aku sudah berjanji padanya, untuk tidak meminta pertanggung jawaban jika aku hamil"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uni Ramadhani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Semua Nyaris Sama
Zara sudah kembali bersama Rangga di taman. Ibu muda itu tengah menemani sang anak bermain, terlihat Rangga begitu antusias meski permainan itu sering mereka mainkan .
"Ma,, tadi ada ibu ibu minta foto Langga" ucap Rangga
"Oh iya? siapa ?" tanya Zara
"Emm,, " Rangga tampak berfikir, mengingat nama ibu itu
"Ibu Malisa" jawab Rangga
"Malisa? maksud Rangga Marisa?" tanya Zara pada putra nya
"Iya,, mama kenal?" tanya Rangga
"Apa Ibu marissa tadi sudah kesini waktu mengirimkan ku pesan?" gumam Zara mengingat kembali pesan yang dikirim kan ibu Marissa
"Iya sayang,, mama kenal, itu ibu yang pernah kasih mama kue banyak. Yang Rangga suka itu" ucap Zara
"Oohhh,,," sahut Rangga
"Rangga bilang kalau Rangga anak mama?" tanya Zara
"Tidak, dia tidak beltanya" jawab Rangga bicara sambil bermain
"Terus ibu Marissa bertanya apa saja pada Rangga?" tanya Zara
"Um,, kata nya, Langga cakit apa? Langga jawab Demam. Telus dimana mama dan papa? Langga jawab mama ambil mainan dan papa,,,,, Langga gak punya papa" jawab Rangga menatap mama nya sekilas lalu menunduk
Deg!
"Rangga jangan sedih yah,,, kan Ada mama" ucap Zara dan Rangga mengangguk
"Kita berdoa saja, semoga suatu hari nanti Allah kirimkan papa untuk Kita, yang sayang sama mama dan Rangga, yah?" Ucap Zara memberi semangat pada putranya
"Iya ma,, cetiap malam Langga beldoa, cupaya Allah kasih langga Papa" jawab Rangga
"Iya sayang" Zara tersenyum meski hatinya pilu.
"Apa sebaiknya aku beritahu papanya Rangga? tapi bagaimana jika dia tidak mau menerima Rangga?" batin Zara berkecamuk.
Zara mengusap lembut kepala Rangga yang saat itu terlihat asyik bermain puzelnya.
"Sayang,, kita sudah terlalu lama di luar, ayo kita kembali ke kamar" ucap Zara
"Iya ma" Jawab Rangga.
Kemudian Zara mendorong kursi roda Rangga dan membawanya kembali ke kamarnya.
Sementara itu, Ibu Marissa terus memandangi foto dirinya bersama Rangga. Dia tersenyum kala melihat begitu manisnya senyum Rangga, sangat mirip dengan Senyum Angga. Ibu Marissa menzoom foto itu karena ingin melihat lebih jelas lagi foto Rangga
"Kamu kok bisa mirip banget sih sama Angga? Semua nyaris sama. Gemesin bangett sih! coba kamu itu cucuku, pasti aku seneng banget!" ucap Ibu Marisa mengusap foto Rangga di ponselnya.
"Aku akan tunjukkan foto ini nanti pada Papa dan Angga, pasti mereka akan terkejut juga" Kemudian ibu Marissa mematikan layar ponselnya karena dia sudah sampai di depan rumah.
Sementara itu, di rumah sakit,,
Papa dan Angga masih fokus pada persiapan rapat besok. Papa dan Angga tidak ingin ada kesalahan sekecil apapun saat rapat besar itu nanti, jadi mereka harus benar benar mempersiapkannya. Sampai jam makan siang tiba, keduanya juga tidak keluar. Beruntung tadi mama meninggalkan makanan yang di bawa untuk Zara di tinggal, jadi mereka memakan itu untuk makan siang, setelah itu berlanjut lagi pada pekerjaan mereka berdua.
Hingga malam pun tiba,,,
Angga dan papa baru sampai di rumah selepas Maghrib. Karena tadi keduanya berhenti di tengah jalan untuk menunaikan kewajiban mereka. Sampainya dirumah, keduanya sudah di sambut mama Marissa yang saat itu baru saja selesai menyiapkan makan malam mereka.
"Kalian mandi dulu, setelah itu makan malam. Mama tunggu di meja makan" ucap mama
"Iya ma" Jawab papa dan Angga bersaman. Kemudian keduanya berjalan menuju ke kamar masing masing.
Bruukkkk!
Setelah membersihkan diri dan berganti pakaian, Angga menjatuhkan dirinya di atas tempat tidur. Dia meraih ponsel dan menghidupkan layar ponselnya. Disana terpampang Foto dirinya dan Zara saat mereka ambil di apartemen. Angga tersenyum kala melihat foto itu
"Aku kangen Ra,, sudah berapa hari aku gak lihat kamu!" ucap Angga menatap foto Zara yang tersenyum manis kearah Angga saat itu
Angga baru ingat jika mama menunggunya makan malam. Dia pun segera bangun dan keluar dari kamarnya. Ternyata benar, di bawah mama dan papa sudah menunggu.
"Ayo cepat makan, nanti sayurnya dingin" ucap mama
"Iya ma" Jawab Angga. Lalu Angga mengambil makanan sendiri sedangkan mama mengambilkan makanan untuk papa.
"Pa,, mama mau cerita" ucap mama
"Cerita ya tinggal cerita ma,, pake izin segala" cetus Angga sambil mengunyah makanannya
" Cerita apa ma?" tanya papa
"Tadi kan pa, mama pas ke taman rumah sakit mama ketemu sama anak, yahh mungkin sekitar 3 atau 4 tahun gitu mungkin, mama lupa nanya umurnya berapa. Itu miripp banget pa sama Angga! Nama nya tadi Rangga" ucap mama
Uhuuukkk uhuukkkk!
Angga yang tengah mengunyah makanan pun langsung tersedak. Dengan cepat Angga menyahut gelas berisi air putih dan langsung meminumnya.
"Kenapa kamu?" tanya mama
"Kaget ma,, kok mama bisa ketemu? anak siapa ma?" tanya Angga dengan wajah penasaran
"Gak tau,, mamanya tadi pergi sebentar katanya ambil mainan dia, terus kasihan deh pa,, dia bilang gak punya papa" ucap mama
Seketika jantung Angga terasa di hujam ribuan belati tajam.
"Kasihan banget,,, memangnya papanya kemana?" tanya papa ikut penasaran
"Dia bilang gak tau. Oh iya, mama punya fotonya" Ucap mama mengambil ponsel didalam saku dasternya. Lalu mama membuka galeri dan menunjukkan foto mama Marissa bersama Rangga
"Iya ya ma,, mirip Angga kecil" ucap papa setelah melihat foto anak yang diceritakan mama
"Lihat ma" ucap Angga semakin dibuat penasaran.
Mama menunjukkan foto mama dan Rangga pada Angga, seketika wajah Angga pias. Tubuhnya mulai gemetar dengan debaran jantung yang semakin cepat tak beraturan. Angga langsung teringat pada Zara, ingatannya akan malam penuh keringat itu kembali berputar putar memenuhi ingatannya. Keyakinannya semakin kuat, pasti Zara hamil dan mengandung benihnya setelah malam itu.
Angga terus mengingat ingat nama Rangga di dalam pikirannya
"Rangga,,,?"
"Rangga,,,?"
"Rangga,,,? Zara dan Angga?"
Deg!
"Pa,, ma,, Angga sudah kenyang. Angga kembali mau kembali ke kamar" ucap Angga yang langsung pergi ke kamarnya.
Pikiran Angga semakin dibuat tak karuan sekarang, Dia sangat yakin, jika Rangga itu buat cinta satu malamnya bersama Zara.
"Aku harus memastikan sendiri!"
Angga menyahut kunci motor nya dan segera pergi kerumah sakit.
.
.
.
.
Karena aku sayang kalian, tak kasih 1 bab lagi malem ini😘
Biar sat set 😅 goyangin jempolnya yak😘
masa pingsan berjama'ah sih 😂😂😂