NovelToon NovelToon
Jangan Sakiti Ibuku! (Anak Genius)

Jangan Sakiti Ibuku! (Anak Genius)

Status: tamat
Genre:Tamat / Lari Saat Hamil / One Night Stand / Single Mom / Anak Genius / Hamil di luar nikah
Popularitas:116.7k
Nilai: 5
Nama Author: IAS

" Meskipun Anda adalah ayah biologis saya, tapi Anda bukanlah ayah dalam kehidupan saya!" ucap Haneul Ahmad Syafi.

Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun berkata tajam kepada pria dewasa yang mengenakan jas putih. Dia tahu bahwa pria itu adalah orang yang membuatnya dirinya ada di dunia ini sekaligus membuat sang ibu menderita selama bertahun-tahun.

Bagiamana pria itu meluluhkan hati putra dan wanita yang pernah ia buat menderita karena perbuatan jahatnya di masa lampau?

Akankan Haneul dan ibunya bisa menerima pria itu di kehidupan mereka, mengingat trauma yang dibuat pria itu cukup membuat sang ibu merasa menderita?

Yuuk baca, yang tidak suka di skip tidak apa-apa.
Terima kasih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

JSI 09: Mimpi Yang Selalu Sama

Hosh hosh hosh

" Dok, dokter tidak apa-apa kan?"

Sai terengah-engah saat bangun dari tidurnya, mimpi yang baru saja ia alami itu sungguh seperti sebuah kenyataan. Dan saat ini kepalanya terasa sangat berdenyut. Ia bahkan sampai mencengkeram erat kepalanya itu.

" Apa sakit lagi, perlukan diambilkan obat," tanya seorang residen tahun ke empat kepada dirinya.

" Tidak perlu Hen, aku akan berbaring sebentar lagi. Mungkin karena bangun tiba-tiba saja. Pasien yang tadi operasi, pantau dia di ruang intensif gantian dengan Robin."

" Baik dok."

Hendar langsung pergi untuk menjalankan perintah Sai, sedangkan Sia ia kembali merebahkan tubuhnya. Operasi selama 12 jam tentu bukan lah sebentar sehingga lumayan membuat tubuhnya kaku-kaku. Tapi mimpi yang baru saja ia alami Tidka kalah menganggu pikirannya.

Sebenarnya bukan sekali ini dia memimpikan hal tersebut. Meskipun tidak setiap malam, tapi lumayan sering. Dan hal itu cukup membuat Sailendra resah karena mimpi itu selalu sama.

Seorang wanita yang meronta dan menangis berada di depannya, wanita itu juga mengatakan bahwa ia tidak akan hidup tenang. Kata-kata yang ada dalam mimpi tersebut membuat Sai terus kepikiran karena seperti kejadian yang nyata.

" Sebenernya siapa wanita itu, dan apa yang sudah aku lakukan kepadanya. Aah iya, mengapa aku juga belum menemukan wanita itu. Aku sama sekali tidak ingat. 8 tahun lalu aku sudah berbuat jahat kepada seorang wanita, apa mungkin ada hubungannya dengan mimpi ku itu ya?"

Sai memejamkan matanya, rupanya dia tidak benar-benar lupa dengan kejadian 8 tahun silam. Waktu itu meskipun dalam pengaruh alkohol, ketika ia bangun, dirinya sedikit mengingat kejadian yang sudah ia lakukan. Terlebih bagian bawah tubuhnya meninggalkan cairan yang masih menempel dan juga tercecer di kursi mobil.

Sai yang mengingat kejadian itu lalu mengutuk dirinya sendiri. Dia mencoba mencari wanita itu dengan memeriksa kamera pengawas. Tapi tidak terlihat sama sekali wajahnya hanya terlihat punggungnya saja. Rambut berwarna hitam legam sebahu, tubuh kecil dan terlihat terseok saat berjalan. Sai selain merasa bersalah karena ia tahu bahwa itu adalah perbuatannya. Konsentrasi terhadap alkohol yang rendah dan ia yakin dirinya diberi obat oleh teman-temannya membuat Sai kehilangan kontrol dan berhasrat ketika melihat seorang wanita yang baginya sangat memancing dirinya.

Sai bahkan menunggu kamera pengawas hingga beberapa jam, tapi tidak ia dapati lagi wanita itu di sana. Dan sepertinya wanita tersebut juga tidak masuk ke dalam mobil. Benar-benar seperti hilang.

" Haaah, apa aku waktu itu kurang teliti mencarinya ya. Aku tidak mengingat wajahnya. Arghhh, dasar para bedebah itu!"Sai mengusap wajahnya kasar, ia tidak tahu harus bagaimana lagi mencari si wanita.

Drtzzz

" Hallo Dokter Sai, jantung pasien tidak berdetak dengan baik, saturasi oksigen juga rendah."

" Oke Hen, aku segera kesana,"

Sai langsung berlari menuju ruang intensif, dia sejenak meninggalkan semua pikirannya itu di ruangannya. Ini merupakan salah satu cara dia untuk mengaburkan rasa bersalah yang sudah bertahun-tahun ia alami. Ya benar, dengan bekerja. Karena dengan bekerja merawat pasien ia bisa fokus dan pikiran itu sedikit menyingkir dari kepalanya.

Maka dari itu ia tidak suka acara liburan kemarin. Karena dengan liburan yang artinya dia tidak melakukan pekerjaan maka bayang-bayang rasa bersalah itu menumpuk jelas di pelupuk matanya. Sebenarnya Sai merasa kasihan juga kepada Abilla sang tunangan. Hatinya tidak sepenuhnya tidak bisa tertuju kepada Abilla. Sebab dan alasannya ya karena Sai masih belum tenang karena belum menemukan wanita yang pernah ia jahati dulu.

" Haah, untungnya semuanya sudah baik-baik saja," ucap Hendar lega.

Tap! Tap! Tap!

" Lho Bin, kok masih di sini, bukankah kamu seharusnya pulang," tany Hendar saat melihat teman residennya yang kembali berlari ke ruang intensif.

" Anu, itu Dokter Sai. Tadi saya bertemu dengan Dokter Fawwas dan Dokter Nataya, beliau berdua menanyakan Dokter Sai, dan meminta Dokter Sai ke ruangan Dokter Nataya sekarang."

Sai mengerutkan keningnya, ada apa dua dokter senior itu memanggilnya. Biasanya mereka hanya bertemu di ruang konferensi atau rapat rutin rumah sakit. Terlebih dia orang penting yang merupakan pemilik dari Rumah Sakit Mitra Harapan (RSMH) ini pasti tidak ada waktu senggang untuk mengobrol dengannya bukan? Itulah isi kepala Sai.

" Terimakasih Robin, kau pulanglah."

" Baik dokter."

Sai langsung mengenakan jas dokter nya dan menuju ke ruangan Dokter Nataya. Dokter Nataya Giandra Lagford adalah dokter spesialis bedah anak, dan Dokter Fawwas Nakula Dewandaru adalah dokter spesialis bedah, mereka meskipun usianya seperti ayah Sai, tapi kemampuan dalam operasi tidak bisa dibantah lagi. Sebagai keturunan dari dokter bedah terbaik, Dokter Nataya benar-benar mewarisi kemampuan ayahnya itu, dan begitu pun dengan Dokter Fawwas.

Mereka masih saudara atau dengan kata lain sepupuan yang mana silsilah keluarga mereka banyak yang jadi dokter. Bisa dibilang keturunan dokter. Bahkan anak sulung dokter Nataya juga seorang dokter. Pun dengan putra dokter Fawwas, ia juga menjadi seorang dokter. Namun ada salah satu di keluarga mereka yang menjadi seorang pelukis terkenal.

Tok! Tok! Tok!

" Selamat pagi Dokter Nataya dan Dokter Fawwas."

" Ooh dokter Sailendara, silakan duduk. Maaf sudah mengganggu waktu istirahatmu. Katanya kamu baru saja menjalani operasi semalaman. Aduh maafkan orang-orang tua ini yang kadang tidak tahu waktu," ucap Dokter Nataya panjang lebar. Sai hanya menampilkan senyum. Sungguh rasanya sangat canggung sekali berada di depan dua orang hebat ini.

Tidak ada yang tidak tahu mengenai keluarga Dewandaru dan Lagford, mereka adalah saudara yang memiliki reputasi baik di masyarakat. Satu lagi, Dwilaga yang sekarang memegang peranan di Universitas Nusantara dimana Sai juga menempuh pendidikan di sana. Mereka masih satu keluarga yang mana sepertinya sangat sulit untuk dijangkau oleh kalangan biasa. ( Maaf lebay hehehe)

" Begini Dokter Sai, ada sebuah kasus yakni bayi lahir dengan jantung bawaan. Saat ini usia bayi berusia 4 bulan, dan kami memutuskan untuk mengoperasinya. Tapi, untuk hal ini adalah dokter bedah tarokoplastik atau dokter torak lah yang ahli dalam bidang ini. Apakah Dokter Sai ingin menerima kasus ini? Jika iya, bayi yang bernama Nina akan kami transfer dari departemen bedah anak ke bagian toraks dan kardiovaskular," papar Dokter Nataya.

" Benar, karena di RSMH ini baru ada satu dokter torak yakni Dokter Sailendra, maka kami menawarkan kepada Anda. Jika Anda sanggup maka segera Nina dipindahkan, tapi jika tidak kami akan menyampaikan kepada wali dan mungkin akan mengirim ke rumah sakit lain," imbuh Dokter Fawwas.

Degh!

Sai tentu sangat terkejut mendengar permintaan tersebut. Memang benar dirinya saat ini adalah adalah satu-satunya dokter bedah toraks di RSMH. Maka dari itu Sai pun tidak bisa buru-buru menentukan. Ia harus merapatkan ini dengan para residennya.

" Dokter, bolehkan saya membicarakan ini dengan dokter residen saya dulu. Tidak lama, siang ini kami akan memberikan jawaban."

" Baik Dokter Sailendra, kami akan menunggu jawaban anda."

TBC

1
neni maharani
Alur cerita yang menarik❤️❤️
Tia H.
cerita ringan dan enak di baca tidak membosankan per part nya selalu ada penyelesaian dari part sebelumnya.
cerita ini sangat bagus bagus banget menurut ku. dan mengenai haneul yang dewasa padahal usia nya masih kecil itu di real juga ada jadi g heran kalau haneul punya pikiran sedewasa itu.
semangat berkarya kk othor 💪💪💪.
Tia H.
MasyaAllah kata2 abilla dan joon aku takjub sekali.
sangat2 bijak sekali.
Tia H.
Alhamdulillah eomma nya haneul menerima appa sai.
Tia H.
uuhhh gemes baperrr dah ah 🤩🤩.
Tia H.
duh aku jadi sedih ini.
Royhan
Luar biasa
Bunda Aish
Alhamdulillah akhirnya happy untuk semua
Bunda Aish
kesabaran mu berbuah manis ya Sai
Friska Tiara Utami
Yasa dari cerita yang mana ya? Aku lupa
Damar Pawitra IG@anns_indri: Halo Kak, Yasa di ceritq " Jangan Menangis Bunda" ya. bisa dicek disana.
terimakasih sudah membaca 🤗
total 1 replies
Tiwik
Luar biasa
Bunda Aish
ada aja yang jadi omongan tetangga julid sok tahu dan kepo dengan kehidupan orang lain, atau ada "kompornya nih?
𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕
𝒎𝒂𝒌𝒂𝒔𝒊𝒉 𝒕𝒉𝒐𝒓 𝒚𝒈 𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒕𝒂𝒎𝒂𝒕𝒊𝒏 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝒊𝒏𝒊 𝒘𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒎𝒆𝒓𝒖𝒈𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒂𝒖𝒕𝒉𝒐𝒓𝒏𝒚𝒂 🙏🙏🙏 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑 💪💪 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒃𝒆𝒓𝒌𝒂𝒓𝒚𝒂 𝒕𝒉𝒐𝒓
𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕
𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓𝒏𝒚𝒂 𝑺𝒂𝒊 𝒖𝒏𝒃𝒐𝒙𝒊𝒏𝒈 𝒋𝒈 😅😅😅
Sugiharti Rusli
Alhamdulillah akhirnya Sai, Hyejin dan Haneul bisa membentuk keluarga yang lengkap,,,
Sugiharti Rusli
semoga lha pernikahan mereka samawa yah💝💝💝
Anne Rukpaida
Alhamdulillah... happy ending 😊 mksh Kaka author 🙏
Lukman Lukman
,💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻🤧😘
Ika Surya Ningsih
alhamdulillah y k..
sukses slalu k
Cini Kudo
seru ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!