"B-bagaimana mungkin aku bisa berada di sini?!" Ucap Fazel terkejut bukan main ketika menyadari situasi aneh yang ia alami.
Fazel secara tiba-tiba terbangun dalam kehidupan baru sebagai karakter tambahan dalam dunia novel yang populer. Ia awalnya bingung dan kaget dengan situasi yang tidak biasa ini, namun segera ia menyadari bahwa dirinya saat ini sedang berada di dunia novel
Dalam perjalanan hidup barunya, Fazel bertekad untuk memanfaatkan pengetahuannya tentang alur cerita dan karakter-karakter dalam novel. Ia berusaha untuk menjadi karakter yang kuat dibalik bayang-bayang, tanpa berniat untuk mengganggu jalan cerita utama.
Apakah ia mampu memanfaatkan pengetahuannya tanpa menanggung konsekuensinya? Simak Lebih Lanjut Kisah Fazel dalam dunia novel yang ia masuki!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Blizzardauthor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akhir Dari Pelatihan Labirin
Aku tidak berhenti disana saja, dan sekali lagi membidik dan menarik pelatuk pistolku kembali. Kali ini mengincar penglihatan dari Monster yang masih meringis kesakitan itu.
Dorrrrr...!!! Dorrrrr...!!!
"Groooaaaahhh...?!!!!" Hob Goblin berseru lagi, kali ini ia jatuh berlutut sambil memegangi kedua matanya yang sudah tidak berfungsi lagi.
>>>>>>______
Terlihat jelas ekspresi terkejut dalam diam ketiga anggota tim ku. Sampai beberapa saat kemudian Charlotte pun menyadarkan keduanya.
"Ki-kita habisi monster itu sekarang juga." Seru Charlotte menyadarkan Luna dan Hiroto.
"Ah iya kami mengerti." Jawab serempak keduanya lalu bergegas bergerak cepat ke arah Hob Goblin yang masih dalam posisi berusaha untuk bangkit. Berbeda dengan yang sebelumnya, mereka bisa menyerang monster besar tersebut dengan efesien.
Aku juga tidak diam saja, sesaat ada serangan tiba-tiba yang dilancarkan oleh Hob Goblin, aku dengan sigap membidik nya. Tentu saja Charlotte menatap ku dengan pandangan yang jelek, seakan-akan ia berkata kepadaku untuk diam saja tidak menganggu nya.
Dorrrrr...!!! Dorrrrr...!!!
"Kau saja terluka, berani-beraninya bersikap seperti itu." Batinku mengacuhkan tatapan sinisnya kepada dan fokus kembali mengincar titik-titik merah dari Hob Goblin. Alhasil hanya dalam beberapa menit saja, kami semua telah berhasil membunuh Hob Goblin tersebut dengan kepalanya sudah di tebas oleh Hiroto dan Charlotte bersamaan.
Beberapa saat kemudian mayat Hob Goblin pun menghilang dan digantikan dengan kemunculan sebuah kristal yang berukuran kecil berwarna biru cerah. Sesaat Charlotte hendak mengambil kristal tersebut, tiba-tiba muncul seekor monster kecil dari bawah tanah, ia yang tidak mengantisipasi itu pun menggertakkan giginya, berniat untuk menahan serangan tersebut dengan lengan nya.
Aku yang melihat itu tidak diam saja dan dengan sisa mana ku, kembali menarik pelatuk pistolku melancarkan peluru terakhir yang bisa ku kerahkan dan monster kecil tersebut dengan cepat musnah saat itu juga tepat dihadapan Charlotte yang memasang ekspresi tidak biasanya.
Dorrrrr...!!!
Terlihat jelas ekspresi tidak senang Charlotte kepadaku, walaupun begitu aku hanya mengabaikan nya saja dan bersikap acuh tak Acuh. Dikarenakan keadaannya sudah tenang, aku pun langsung terduduk lemas karena mana ku yang hampir habis.
"Persetan dengan status ku di kehidupan sebelumnya, seharusnya kau menyesuaikan nya dengan status Fazel sebenarnya!" Batin ku mengumpat kesal, entah kepada siapa. Aku menyeka keringat di dahi ku seraya mengatur pernafasan ku yang kacau. Walaupun tidak memeriksa nya karena sedang dalam kondisi fokus, aku menyadari ada beberapa pesan sistem yang muncul.
Aku mendengar suara langkah kaki yang mendekat ke arahku. Sepasang mataku mengikuti sumber suara itu. Charlotte memasang ekspresi yang dingin dan menatapku tajam. Aku tidak habis pikir dengan sikapnya itu, tapi aku menyadari ekspresinya tidak sedingin sebelumnya yang meremehkan aku.
"Aku tidak meminta bantuan mu. Tanpa kau bantu juga, aku bisa melakukan nya." Ucap gadis tersebut dengan ekspresi menatap tajam ke arahku. Walaupun tidak terlihat jelas, ada sebuah kerutan di dahi nya tanda diri nya memang benar-benar marah dan tidak suka atas sikap ku.
Walaupun begitu aku tetap mengacuhkannya seraya menghela nafas pendek lalu mulai membuka tutup botol air mineral dan kembali meneguk nya. Membuat Charlotte yang melihat sikap ku itu merasa semakin kesal. Ketika ia hendak mengatakan sesuatu, Luna dan Hiroto dengan cepat ke arah kami berdua. Lebih tepatnya pergi ke arah ku.
"Oioioi, apa-apaan itu tadi?! Bagaimana bisa kamu membidik nya seakurat itu?! Aku baru tahu ternyata senjata modern bisa digunakan dengan cara itu?! Benar-benar menakjubkan!" Seru Hiroto yang nampak bersemangat seraya beberapa menepuk punggung ku dengan keras sampai aku pun tersedak dibuat nya.
"Kamu benar-benar terlihat keren sekali tadi." Ucap Luna yang juga tidak mau kalah seraya memperagakan diriku yang sedang dalam posisi membidik sekaligus menirukan suara pistol nya. Aku yang melihat itu hanya menggelengkan kepala seraya terkekeh pelan.
"Itu hanya skill dasar, sisanya aku hanya mengandalkan keberuntungan ku saja." Ucapku yang tidak salah juga, karena pada dasarnya status luck ku yang hampir sempurna.
"Dasar kamu ini, benar-benar sangat merendah ya." Ucap Hiroto seraya terkekeh pelan yang juga ditimpali oleh anggukan kepala Luna. Sementara Charlotte hanya diam saja seperti tengah memikirkan sesuatu, tapi tentu saja aku tidak terlalu peduli akan hal itu.
Saat ini kami beristirahat selama beberapa menit, atas permintaan ku yang lelah karena kehabisan mana. Tentu saja yang lainnya dengan senang hati menganggukkan kepalanya, Charlotte juga tidak memasang ekspresi wajah yang menjengkelkan sebelum nya ia hanya kembali mengotak atik jam digital nya kembali.
Selang kurang dari sepuluh menit, kami kembali bergerak untuk mencari monster lainnya. Namun berbeda dengan yang sebelumnya, suasana kerja sama tim kami menjadi lebih baik dengan bergabung nya diriku dalam formasi. Sampai enam jam kemudian, kelompok kami berhasil memburu dua belas monster tingkat bawah dan dua monster tingkat menengah.
Bukan jumlah yang banyak, tapi jumlah tersebut juga tidak terlalu sedikit. Charlotte memasang ekspresi yang tidak terlalu bagus, ketika hasil dari peringkatnya sudah di umumkan. Ia melirik ke arah diriku, terlihat sorot matanya berkecamuk saat ini.
"Fyuhhhh tenang lah. Hanya anak kecil yang tidak bisa mengontrol emosi nya sendiri." Ucap Charlotte menarik nafas nya dalam-dalam lalu menghembuskan nya berusaha sebisa mungkin untuk menghilangkan perasaan menyalahkan orang lain.
"Bagaimana Charlotte dengan peringkat kelompok mu?" Tanya seorang wanita dengan nada akrab kepada Charlotte. Walaupun begitu Charlotte tidak buru-buru berbalik ia mengatur ekspresi nya dulu baru kemudian berbalik.
"Ya tidak buruk, tapi juga tidak baik karena tidak masuk sepuluh besar. Aku berada di peringkat tiga belas." Jawab Charlotte yang berusaha mati-matian untuk menahan diri nya untuk tidak memukul wajah gadis tersebut ketika melihat ekspresi wajah polos yang ia tunjukkan.
"Begitu, kah... Hasil itu bukannya sudah cukup bagus mengingat pria dari class special atau apalah itu berada dalam kelompok mu. Ia pasti menjadi beban bagi tim mu, kan." Ucap gadis tersebut membuat Charlotte sekali lagi tenggelam dalam pikiran nya.
"Beban, kah... Aku juga tidak tau apa dirinya memang beban, mengingat seberapa besar hal yang ia lakukan." Batin Charlotte melihat ke arah diriku yang sudah berjalan ke luar ruangan.
>>>>>>______
Ruang Latihan Akademi
"Aku... Aku benar-benar akan mati muda jika terus seperti ini." Ucapku sedikit tidak jelas, karena nafasku yang memburu tidak teratur. Tepat setelah kelas wajib berakhir, aku langsung kembali ke asrama dan bersiap-siap untuk pergi ke Ruang latihan.
Aku mengambil beberapa senjata khusus dari gudang senjata di Ruang Latihan tersebut dan pergi ke tempat latihan khusus untuk senjata jarak jauh.
"Hohhh tidak buruk, aku rasa reaksi ku menjadi lebih cepat ketimbang sebelum nya. Terlebih lagi keselarasan antara penglihatan dan gerakan tangan ku juga ikut meningkat. Seperti yang diharapkan dari pengalaman." Gumam ku seraya terkekeh pelan meletakkan senjata jenis Assault Riffle.
Selanjutnya aku berniat untuk sedikit berolahraga. Awalnya aku hanya berolahraga ringan saja, tapi ketika mendengar suara notifikasi sistem yang selalu berdengung di kepalaku membuat ku bersemangat sampai lupa diri melewati batas diriku dan berakhir mengalami sedikit kejang-kejang.
"Ah sial, andai saja konsep level diberlakukan dalam novel ini." Batinku seraya meringis beberapa kali karena merasakan nyeri hampir di seluruh tubuhku.
>>>>>> Bersambung
~ Salam hangat dari author jangan lupa tinggalkan jejak ya. semoga sehat selalu untuk saudara-saudara se ras ku.
saya melihat ada kata "batinku" yang berati pov 1
tidak lama kemudian ada kata "Batin charlot" ini jelas sudah melanggar pov 1 dan masuk ke pov 3 tuhan