Anak kecil ber usia 5 tahun itu asik merasakan sejuk dan dinginnya air pegunungan yang merendam tubuhnya, mereka adalah Regan dan Regi anak kembar laki - laki dari pasangan Putra Mahardika dan Rosintiani.
Setiap akhir pekan Putra akan mengajak keluarganya ini untuk berlibur seperti weekend kali ini ia mengajak anak dan istrinya itu ke sebuah Air Terjun di mana Air Terjun itu menyajikan sebuah pemandangan yang begitu indah.
Canda tawa pun selalu menghiasi wajah mereka, Regan kecil tampak begitu menikmati bermain air bersama kakaknya sedangkan Putra dan Rosi mengawasi dari Gazebo yang tak jauh dari sana....
langsung aja masuk keceritanya...!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mars Is Blue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 9
Citra pun terdiam ternyata walau Regan selalu mengabaikannya
namun saat kondisi seperti ini ternyata Regan perduli terhadapnya, ia pun
begitu senang dengan apa yang di lakukan Regan terhadapnya.
"Heh.. malah senyum - senyum, bener kan lu naksir sama
Regan?" Tanya Flo penuh selidik.
"Gak sih.. udah ah gue mau ke kelas!"
"Eh emang udah enakan badan lu?"
"Udah dong!"
Citra pun bangun dan berjalan keluar UKS kemudian pergi
menuju kelasnya di ikuti oleh Flo di sampingnya.
Di satu sisi Dev tak henti - hentinya menggoda Regan karna
ia telah menolong Citra saat upacara tadi.
"Benci jadi cinta itu sering terjadi di kota - kota
besar lho.."
"Bising lu!"
"Hahaha.. ternyata perhatian juga lu sama fans
lu."
"Sesama manusia harus tolong menolong." Balas
Regan kemudian bangkit dari duduknya meninggalkan Dev di kelas yang masih saja
meledek dirinya.
"Gue doain lu berdua biar jadian amin!"
****
Regan saat ini sedang berjalan menyusuri trotoar untuk bisa
sampai ke rumahnya, bel sekolah telah berbunyi 10 menit yang lalu. Sebenarnya
dia telah di ajak oleh Dev untuk pulang bersama namun Regan menolaknya ia
berusaha agar tak merepotkan orang lain.
Sedang asiknya berjalan langkahnya pun harus terhenti ketika
mendengar namanya di panggil oleh seseorang yang sangat Regan kenal..
"Regan! Tunggu!"
Tanpa menoleh Regan sudah tau siapa yang memanggilnya
manusia ini memang selalu saja membuatnya kesal, siapa lagi jika bukan Citra.
"Ngapain sih tuh cewe ngikutin gue." Batin Regan
kemudian ia pun beralih duduk di halte bus hingga Citra pun datang
menghampirinya.
"Ngapain lu ikutin gue?"
"Gak ikutin, emang jalan pulang gue se arah lu lupa
ya?"
Memang benar arah rumah mereka sejalan hanya saja rumah
Regan lebih jauh sedikit 5 menit dari perumahan di mana Citra tinggal.
"Regan.. makasih ya tadi kata Flo lu udah tolongin
gue." Ucap Citra dengan tulus melirik ke arah Regan yang hanya terdiam,
Citra senang bisa berada sedekat ini dengan Regan.
"Sama - sama, jangan ke geeran dulu gue nolong lu hanya
sebatas rasa kemanusiaan gak lebih."
Serasa tertusuk duri! Rasanya nyess sekali mendengar ucapan
yang keluar dari mulut Regan, tapi hal itu tidak membuat Citra sakit hati karna
sudah tau Regan menolongnya bahkan menggendongnya saja sudah membuat jantungnya
ingin menari - nari kegirangan.
"Iya gue tau kok lu emang baik dengan siapa pun bukan
hanya dengan gue, makanya semua orang sayang sama lu."
Apa Citra bilang? Semua orang sayang pada nya? Ayolah Citra
jangan membangunkan kucing yang sedang tidur! Regan memandang sekilas ke arah
wanita yang berada di sampingnya itu kemudian tersenyum kecut.
"Hh.. tapi mereka nggak!" Gumam Regan yang masih
bisa di dengar oleh Citra.
"Mereka siapa?"
"Buruan pulang trus istirahat tuh bus nya udah
dateng." Ucap Regan tak menanggapi pertanyaan Citra ia segera meninggalkan
Citra seorang diri di sana dan melanjutkan langkah kakinya.
"Pria yang aneh dan aku suka itu."
Citra tersenyum melihat kepergian Regan, ia langsung
melangkahkan kakinya masuk ke dalam Bus menyimpan semua yang telah terjadi hari
ini.
Hampir 30 menit sudah Regan berjalan kaki menuju rumahnya,
akhirnya kini ia sudah sampai namun saat memasuki rumah keadaan terlihat sepi
sepertinya mama sedang keluar dan papa masih di kantor dan Regi sepertinya ada
di kamarnya. Regan langsung berjalan menuju anak tangga ia menaikinya dengan
perlahan hingga sampai di depan kamar tidurnya.
"Cewek yang aneh." Gumam Regan yang sudah
menjatuhkan tubuhnya di atas kasur kesayangannya, bayang - bayang saat ia
menolong Citra pun muncul kembali dalam ingatannya.
"Kenapa jadi mikirin tuh cewek sih? Bodo amat deh
mending gue mandi terus tidur."
Regan mengambil handuk nya kemudian berjalan menuju kamar
mandi yang ada di dalam kamarnya itu.
next...