NovelToon NovelToon
Nisa Si Janda Kembang

Nisa Si Janda Kembang

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda
Popularitas:8k
Nilai: 5
Nama Author: hunny24

Nisa Juliana, gadis berusia 19 tahun terpaksa dinikahkan oleh ayahnya untuk membayar hutang. Tapi sayangnya gadis cantik itu harus menjadi istri dari kakek tua yg usianya sudah 75 tahun.

Pria sepuh yang harusnya menjadi kakeknya justru malah menjadi suaminya. Mau tak mau Nisa pun harus menerimanya. Bagaimanakah Nisa mampu bertahan demi keluarganya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hunny24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.26 Bantuan

Sebuah tangan besar pun menahan pukulan sang ibu dan membuat Nisa terkejut melihat Anggara berada di depannya.

"Anda mau dilaporkan atas tindakan penyerangan?? Aku akan bersaksi jika cctv dihapus." ucap Anggara.

"Tuan Anggara." ucap Nisa.

"Apa yang kau lakukan hingga diperlakukan begini??" tanya Anggara.

"Aku juga tidak tahu, kenapa mereka menuduhku mendekati putra mereka. Padahal semua hanya kebetulan saja." ucap Nisa.

"Jadi itu alasanmu kabur seperti dikejar hantu tadi?" tanya Anggara.

"Benar, aku lelah menghadapi putra mereka bernama Boby serta tunangannya yang kerap mengancamku." ucap Nisa.

"Wah, selain penyerangan ternyata ada pengancaman juga ya.. Apa salah Nisa?" tanya Anggara.

"Dia sudah membuntuti putra kami.. Padahal putra kami sudah memiliki tunangan." ucap sang ayah.

"Ayah, itu tidak benar.." ucap Boby.

"Astaga, apa-apaan ini, Nisa datang bersamaku. Membuntuti?? Apa maksud kalian??" tanya Clara.

"Jadi kau tidak datang sendiri?" tanya sang ibu.

"Ibu kan bisa melihat dan mendengar temanku bicara." ucap Nisa.

"Dan kalian, apa kalian tak tahu siapa aku?" tanya Anggara.

"Tu-tuan Anggara.." ucap sang ayah.

"Cepat minta maaf sebelum aku meminta pemilik resto yang merupakan rekan bisnisku melaporkan tindakan kalian yang terekam cctv itu." ucap Anggara.

"Baiklah, maafkan kami nona.. Kami salah paham." ucap Sang ayah.

"Maafkan aku, aku tak sengaja memukulmu karena emosi." ucap sang ibu.

"Dan kau? Tidak meminta maaf?" tanya Anggara.

"Aku bahkan tak melakukan apa-apa.." ucap Grace.

"Grace, cepat minta maaf.." ucap Ibu Boby.

"Baiklah.. Maafkan aku." ucap Grace.

"Bagus ingat, kalau kalian seperti ini lagi aku takkan segan mem-blacklist nama kalian agar tak bisa makan disini lagi." ucap Anggara.

Setelah masalah usai, Nisa pun berterimakasih pada Anggara. Dan Anggara pergi begitu saja, tapi Boby datang dan berlutut di hadapan Nisa.

"Nisa.. Maafkan aku.." ucap Boby.

"Iya, bangunlah. Jangan bertindak bodoh dan menyeretku lagi dalam masalah ini." ucap Nisa.

"Baiklah." ucap Boby bangkit dan pergi.

Setelah itu, Nisa dan Clara pun masuk ke dalam mobil. Nampak Nisa begitu lelah dengan kejadian ini. Dan Clara tahu betul bagaimana dan apa yang sudah dialami Nisa berkat Boby dan Grace.

"Tidurlah, aku akan mengemudi perlahan dan membangunkanmu nanti." ucap Clara.

"Terimakasih Clara." ucap Nisa.

.....

Sementara Anggara masih berada di dalam mobilnya bersama pak Sofian.

"Apa kita sudah bisa pergi tuan?" tanya pak Sofian.

"Ya.. Nampaknya Nisa selalu dirundung dimanapun.. Apa sebegitu terlihat lemahnya dia??" ucap Anggara.

"Itu wajar tuan, Nona Nisa tak punya wali bahkan berstatus Janda, jadi beberapa orang berupaya menyerangnya." ucap Pak Sofian.

"Apa status Janda di negara ini sangat buruk pak?" tanya Anggara.

"Ya.. Beberapa orang menengah kebawah berpikir begitu. Tapi tak sedikit juga kalangan atas yang ikut-ikutan." ucap Pak Sofian.

"Dia harus berusaha keras setiap hari.." ucap Anggara.

"Terkadang aku pun merasa kasihan pada orang-orang yang sering mengganggu nona." ucap Pak Sofian.

"Sudahlah pak, mari kira pergi, mereka sudah pergi." ucap Anggara.

"Baik tuan."

......

Setelah kejadian hari itu, Boby tak pernah muncul lagi di hadapan Nisa. Ternyata Boby pergi keluar negeri untuk melanjutkan study s2-nya. Tentu orang tuanya mendukungnya, meski artinya pernikahan Boby dan Grace kembali ditunda.

Dan hari-hari Nisa kembali damai. Dirinya pun bekerja siang dan malam untuk membuka perusahaan kecil miliknya. Banyak sudah ia lakukan mulai dari membangun pabrik dan sudah memesan beberapa peralatan canggih. Semuanya memerlukan biaya besar.

Nisa pun memutuskan untuk meminta bantuan investasi yang dijanjikan Anggara, itupun jika Anggara menyetujuinya. Meski merasa malu, tapi Nisa tak punya kenalan bisnis lain. Dirinya harus berusaha meski harus menahan malu demi bisnis barunya.

Setelah menghubungi pak Sofian, Nisa pun menjelaskan maksud dan tujuannya. Hingga Anggara mengajaknya bertemu di sebuah resto. Nisa pun datang lebih awal dan menunggu kedatangan Anggara.

Setengah jam pun berlalu, dan akhirnya pria yang ditunggu datang juga. Anggara pun datang dan duduk dengan nyaman bersama pak Sofian. Kemudian mereka memulai pembicaraan dan Nisa mulai menjelaskan perusahan yang akan ia rintis ini.

Melihat beberapa aspek, Anggara harus menilai dengan cermat sebelum memberikan investasi.

"Aku harus meninjau beberapa hal.. Seperti lahan pertanian, pabrik dan semacamnya." ucap Anggara.

"Tentu, anda boleh datang kapan saja ke kampungku.." ucap Nisa.

"Baiklah, aku akan menjadwalkan jadwalku. Nanti pak Sofian yang akan mengabarimu." ucap Anggara.

"Terimakasih, aku berharap kerjasama ini berjalan sukses." ucap Nisa.

Setelah berjabatan tangan, mereka pun makan bersama lalu berpisah di tempat itu. Nisa pulang ke rumahnya dengan penuh harap kalau Anggara mau memberikan investasinya. Atau pilihan terakhir, Nisa menggadaikan rumah miliknya ini.

Sementara Anggara, mulai tertarik dan mencaritahu dimana desa tempat tinggal Nisa dulu. Dan Pak Sofian menceritakan semua yang ia tahu. Setelahnya Anggara mulai menjadwalkan kedatangannya.

Nisa pun langsung diberitahu mengenai jadwal tersebut dan langsung kembali ke kampungnya untuk mempersiapkan kedatangan Anggara dan pak Sofian. Nisa merapikan dan membersihkan rumahnya bahkan menyiapkan kamar tamu jika mereka hendak menginap. Meski sepertinya tak mungkin Anggara mau tinggal di desa tersebut yang jauh dari kata modern.

Setelah semuanya siap, jadwal kedatangan Anggara akan tiba siang ini. Jadilah Nisa akan menyambutnya di rumah sederhananya yang sudah direnovasi sedemikian rupa selama beberapa tahun terakhir.

Begitu sebuah mobil datang dan terparkir di halaman rumahnya, Nisa pun menyambut mereka dengan hangat dan senyuman. Senyuman begitu ramah yang membuat Anggara terdiam.

"Selamat datang tuan Anggara dan pak Sofian.." ucao Nisa.

"Terimakasih atas sambutannya." ucap Anggara.

"Apakah anda ingin istirahat dulu sebelum melihat-lihat atau kita langsung melihat-lihat?" tanya Nisa.

"Aku akan langsung bekerja dan memanfaatkan waktu secara maksimal." ucap Anggara.

"Baiklah, ikuti aku kemari." ucap Nisa.

Nisa pun membawa mereka ke sebuah pabrik yang tengah ia bangun. Dan Anggara melihat pabrik yang cukup besar tersebut tengah dibangun di lahan kosong yang jauh dari pemukiman.

"Sesuai rencanaku, disinilah pabriknya." ucap Nisa.

"Lumayan." ucap Anggara.

"Menurutku lokasinya aman nona." ucap Pak Sofian.

Lalu Nisa membawa mereka berdua melihat sawah dan ekosistem di desa tersebut yang masih sangat asri dan alami.

"Nona, bukit itu akan dibangun apa?" tanya pak Sofian.

"Rencanaku, jika berhasil aku ingin memulai menanam teh atau kopi." ucap Nisa.

"Apa semua tanah ini milikmu?" tanya Anggara.

"Benar tuan, aku hidup berhemat di kota demi membeli semua ini." ucap Nisa.

"Wah, kau luar biasa. Pantas kau tak membeli satupun mobil." ucap Anggara.

"Kalau itu, karena aku juga tak bisa mengendarainya." ucap Nisa tersenyum.

"Aku penasaran pada lahan yang akan jadi kebun tehmu.." ucap Anggara.

Nisa pun menunjukkannya dan Anggara tertarik dengan lokasi desa tempat Nisa ini. Kemudian Anggara akan membawakan para ahli yang akan memberikan rekomendasi tentang cara budidaya teh.

Setelah melihat-lihat, mereka diajak ke sebuah saung milik Nisa yang berada di dekat rumahnya. Disana Nisa memberikan mereka minum dan makanan.

"Setelah melihat-lihat, lebih baik kita bersantai dan menikmati hidangan yang sudah disediakan." ucap Nisa.

Mau tak mau mereka menikmatinya dengan suasana yang damai di desa ini.

...----------------...

1
Leni
udh sikat aja angga, gaskeuunnn 🤩
Leni
si anton minta d geprek burung nya 🤣🙈
Leni
saking seru nya aku sampe maraton bacanya.. semangat author up nya 😍💪
Kak Siti
tabahnya nisa hadapi hidupnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!