NovelToon NovelToon
Saudara Tiri

Saudara Tiri

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Keluarga / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Menjadi Pengusaha
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: ATAKOTA_

menceritakan seorang anak bernama Alfin dirinya selalu di benci bahkan menjadi bahan olok-olokan keluarganya karena dirinya tidak terlalu pintar akhirnya dirinya berjuang mengungkapkan potensinya hingga dirinya menjadi seorang pengusaha kaya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ATAKOTA_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

pelajaran kehidupan

"Assalamu'alaikum pak," ucap Alfin kepada pak Anton yang sedang membongkar suku cadang mesin diesel.

"Waalaikumsalam, wah ternyata nak Alfin ya," balas pak Anton mengelap tangannya sembari menyalami Alfin.

"Ya pak, soalnya saya tadi lagi sekolah pak, jadinya sekarang masih pakai seragam. ngak apa-apa kan pak? Kalau saya ganti pakaiannya disini saja," ucap Alfin yang terlihat sangat bersemangat.

"Ya ngak papa, kamu ganti pakaiannya di ruangan sana aja," ucap pak Anton seraya mengarahkan Alfin.

Assalamu'alaikum Abi, ucap Rin yang baru pulang dari sekolahnya.

"Waalaikumsalam baru pulang ya nak, gimana sekolah barunya?" tanya Abi sembari menyalami putrinya Rin.

"Alhamdulillah bi, di sekolah baru ini, Rin banyak bertemu dengan teman-teman baru, Rin tidak merasa kawatir lagi bi," ucap Rin dengan senyuman indah di balik cadarnya.

"Syukurlah kalau begitu, kamu istirahat saja dulu di dalam, umi sudah masak makanan yang enak," senyum Abi pada putranya.

"Ya Abi, Rin masuk ke rumah dulu ya bi," ucap Rin sembari melangkah masuk kedalam rumahnya yang terhubung antara ruangan bengkel dengan teras rumah.

Bersamaan dengan itu, Alfin baru saja selesai mengganti seragam sekolahnya dengan pakaian rumah. dirinya terlihat berpapasan dengan Rin yang masih memakai cadar. terlihat Rin sengaja menundukkan kepala demi menjaga pandangannya terhadap Alfin. seketika itu juga Alfin baru saja menyadari bahwa siswi pindahan yang duduk di sebelahnya itu adalah Rin anaknya pak Anton.

"Sudah pak, saya sudah siap untuk belajarnya," ucap Alfin Kepada pak Anton.

"Sini nak Alfin, sebelum kita mengenal mesin kita harus memahami apa-apa saja suku cadang yang ada di mesin ini? kamu harus mengingat! Dengan baik, apa-apa saja komponen yang bapak sebutkan nanti," ucap pak Anton seraya mendongkrak naek mesin tersebut supaya terangkat.

"Baik pak," balas Alfin dengan ekspresi wajah yang tampak sangat bersemangat,"

Alfin terlihat sangat serius mengingat bagian-bagian mesin yang disebutkan oleh pak Anton. dirinya, bahkan menulis dengan detail setiap penjelasan di buku catatannya.

"Permisi bi, air tehnya diletakkan Dimana ya?" Tanya Rin kepada ayahnya.

"Letakkan diatas meja itu Rin," balas Abi yang berhenti membongkar mesin tersebut.

"Baik bi,"

Terlihat Rin, membawa nampan yang berisi 1 sebuah gelas berisi air teh dirinya, tampak terus menundukkan kepalanya demi menjaga pandangannya terhadap Alfin yang sedang sibuk memperhatikan komponen mesin yang baru saja dibongkar itu.

"Fin sini istirahat dulu, kita sudahi dulu belajarnya," ucap pak Anton menyarankan Alfin untuk segera beristirahat.

Rin yang pada saat itu menyadari Alfin menoleh kearahnya, seketika merasa sangat canggung. dirinya, tidak tahu harus bersikap seperti apa selain memutuskan pergi dari sana.

"Rin kedalam dulu ya bi," ucap Rin yang terlihat tergesa-gesa beranjak dari sana.

"Bentar dulu Rin!," tanya Abi yang seketika membuat Rin berhenti dari langkahnya.

"Ya kenapa bi?"

"Minuman untuk Alfin ngak sekalian di bikin ya, soalnya Abi lihat cuma ada satu gelas saja disini," tanya Abi kepada putrinya.

"Ngak usah lah bi, nanti Rin minta sama umi saja kalau dia mau," balas Rin dengan wajahnya yang tampak merah memandang Alfin dari kejauhan.

"hmmm, Tidak usah pak, terimakasih untuk tawarannya. dan juga Rin saya mohon maaf kalau saya ngerepotin ya," ucap Alfin yang melanjutkan pekerjaannya meskipun di dalam hatinya sangat terpesona dengan kecantikan Rin yang telah membuka cadarnya saat di rumah.

Dirinya yang tidak mau kehilangan fokus berusaha terus mengecek komponen-komponen mesin yang baru di bongkar itu. Dengan rasa keingintahuan yang sangat besar tentang mesin yang baru pertama kali dipelajarinya, membuatnya se-sekali ingin menyentuh beberapa bagian mesin tersebut. hingga tanpa disadari, dongkrak yang telah terpasang kan dengan baik oleh pak Anton tiba-tiba terlepas dari pasangannya hingga menyebabkan jari telunjuk bagian kanan Alfin terjepit.

Aw...ssht..

Suara rintihan Alfin saat terjepit, seketika membuatnya meringis kesakitan.

"Astaghfirullah, Kamu ngak papa kan Fin," ucap pak Anton seraya berlari mendekati Alfin.

"Agh...Ngak papa kok pak, telunjuk saya cuma terjepit sedikit saja pak," ucap Alfin yang menggenggam telunjuknya dengan tangan kiri yang terlihat mulai berdarah.

Rin yang pada saat itu hendak pergi dari sana, seketika sangat dikagetkan dengan lukanya Alfin saat bekerja tampak satu persatu keluar dari jemari Alfin, membuatnya tidak berani berkata sepatah apapun selain hanya bisa diam mematung dengan situasi genting itu.

"Astaghfirullah Rin, tenang dulu nak! tolong Abi ambilkan kotak P3K di dalam laci yang ada di sebelah sana," ucap Abi seraya mengarahkan putrinya.

"Baik bi" balas Rin dengan sigap mengambil kotak P3K tersebut di meja kerja ayahnya.

Alfin pada saat itu terlihat merintih kesakitan tampak dari keningnya yang mulai bercucuran oleh keringat dingin, yang mulai membasahi keningnya, sembari menggenggam dengan kuat telunjuknya dengan tangan kiri.

"Ini bi," ucap Rin menyerahkan kontak P3K itu kepada ayahnya.

Dengan sigap pak Anton, langsung membilas teluk Alfin dengan antiseptik kesemua Sisi yang terluka. sembari menutupi bagian yang hitam akibat luka dengan perban.

Rin tak sanggup melihat Alfin yang meringis kesakitan terluka hanya bisa memalingkan wajah sembari menutupi kedua matanya dengan kedua tangan.

"Astaghfirullah, kenapa hari pertama aku belajar disini, bisa-bisanya sampai terluka begini ya Allah," gumam Alfin lirih.

"Alhamdulillah, sudah selesai di obati nak Alfin," ucap pak Anton yang terlihat sangat lega.

"Terimakasih banyak atas bantuannya pak dan Rin maaf sampai ngerepotin Begini,"ucap Alfin seraya menundukkan kepalanya merasa sangat malu membebani keluarga mereka.

"Sudahlah nak Alfin, tidak papa namanya juga pertama kali belajar. apalagi belajarnya tentang mesin, wajarlah hal seperti ini kadang biasa saja terjadi," Balas pak Anton seraya mengusap-usapi punggung Alfin supaya menenangkan nya

"Kalau begitu saya izin pamit dulu pak, sepertinya hari sudah semakin sore dan juga takutnya orang tua saya sudah menunggu di rumah," ucap Alfin seraya menyalami pak Anton.

Dirinya hanya bisa tertunduk lesu saat berhadapan dengan Rin. perasaan malu yang begitu besar membuatnya, melangkah cepat meninggalkan mereka sampai-sampai seragam sekolahnya tertinggal di rumah pak Anton.

...****************...

Saat sampai di depan pintu gerbang rumahnya, Alfin menatap dari kejauhan terlihat ibunya sesudah berdiri di depan pintu rumah dengan ganggang sapu ditangannya. raut wajah ibunya terlihat sangat kesal tampak dari sorot matanya yang tajam. seketika membuat Alfin dengan dengan perasaan takut terpaksa dengan ragu-ragu mendekati ibunya seraya menundukkan kepalanya.

"Assalamu'alaikum Bu," ucap Alfin yang hendak menyalami ibunya.

"Sudah, tangan saya jangan disentuh! melihat kamu saja ibu sudah jijik apalagi di sentuh," gertak ibu dengan wajahnya yang terlihat sangat marah.

"Maaf Bu, Alfin pulangnya telat karena.,"

"Karena apa? karena kamu bisa malas-malasan melalaikan pekerjaan rumah ini kan!, kamu tau tidak, ibu ini seharian penuh harus mengerjakan semua pekerjaan rumah ini sendiri, dan kamu bisa-bisanya malas-malasan di luar sana. enak kamu ya, karena ayahmu tidak ada dirumah, kamu kira ibu bisa maafin kamu," gertak ibunya dengan wajah yang tampak merah padam, karena tidak sanggup lagi membendung amarahnya.

Alfin terlihat menutupi bekas luka ditangannya dengan menggenggam erat jemarinya dengan genggaman tangan kiri, menurutnya ini semua adalah karma, karena dirinya berbohong kepada kedua orang tuanya. dengan perasaan yang campur aduk Alfin berencana berkata jujur kepada ibunya.

" Maaf Bu, Sebenarnya Alfin,"

"Sudah, jangan banyak omong kamu sini," gertak ibunya yang terlihat menyeret lengan Alfin dengan sangat kasar ke pekarangan taman belakang rumahnya, yang pada saat itu terlihat sebuah tong biru yang dipenuhi oleh air hujan telah menunggunya.

"Maafkan Alfin Bu," ucap Alfin, memohon ampun kepada ibunya karena merasa takut dengan hukuman yang akan ia dapatkah.

"Jongkok kamu Di sini!," gertak ibunya mengancam Alfin dengan mengarahkan ganggang sapu di kedua kakinya.

"I-ya Bu, i-ya ibu,"ucap Alfin yang terlihat sangat gemetaran menuruti perintah ibunya.

"Dasar anak binatang!"

Splash!..Splash!..Splash!

Bunyi percikkan air yang terus diguyurkan kearah kepala Alfin terus menerus hingga membasahi sekujur tubuhnya.

"Ampun bu," ucap Alfin yang terlihat meringkuk memohon belas kasihan kepada ibunya.

"Haah! Minta ampun? Ngak kedengaran, Bilang sekalian lagi!," gertak ibunya yang terus-menerus mengguyur tubuh Alfin dengan siraman air sampai dirinya merasa puas.

"Ya Bu, ampun... maafkan Alfin Bu, Alfin janji tidak akan mengulangi kesalahan ini lagi," ucap Alfin memohon belas kasihan kepada ibunya, seraya menahan rasa sakit karena jarinya yang terluka kini mulai terasa sangat perih. setelah terkena guyuran air yang disirami sejadi-jadinya hingga tubuhnya mulai gemetaran menggigil kedinginan.

"Kamu tau tidak, semenjak kamu ada di rumah ini, ibu selalu saja kerepotan ngurusin kamu, kamu pikir kamu itu siapa haa...," gertak ibunya menjambak rambut Alfin seraya mengarahkan ganggang sapu tersebut ke wajah Alfin yang sudah mulai pucat itu.

"I-ya Bu, maafkan Alfin Bu,"

"Maaf, maaf, selalu minta maaf. kamu ini biang keroknya di rumah ini, dasar binatang!"

Akh!... Akh!... Akh!

Bunyi pukulan yang bertubi-tubi yang dilayangkan terus-menerus ke punggung alfin Hingga meninggalkan bekas lebam keunguan di punggungnya.

"Agh.. ampun bu,"

Ibunya yang belum merasa puas menyiksa putranya itu, tiba-tiba berhenti ketika setelah menyadari Alfin yang hampir pingsan akibat pukulannya yang terlalu berlebihan.

Doni yang sebelumnya hanya bisa mengintip dari pintu belakang rumahnya, sudah tidak kuasa menahan Isak tangisnya. karena tak tega melihat perlakuan ibunya yang terus-menerus mendzolimi saudaranya Alfin secara berlebihan. meskipun dirinya sangat takut dengan amarah sang ibu, akan tetapi sudah tidak ada pilihan lain selain menghentikan perlakuan buruk ibunya.

"Hentikan Bu! Sudah, sudah, Doni mohon Bu jangan di pukul lagi dik Alfin," teriak Doni berlari sekuat tenaga mendekati Alfin seketika itu dirinya langsung memeluk saudaranya dengan tangisan yang semakin menjadi-jadi, supaya tidak lagi mendapatkan pukulan dari ibunya.

Ibunya yang menyadari Alfin sepertinya pingsan akibat pukulannya yang terlalu berlebihan, seketika merasa sangat kawatir bagaimana respon suaminya saat pulang kerja setelah mengetahui kondisi Alfin yang seperti ini apalagi ibu mertuanya beberapa hari lagi akan berkunjung di rumah ini.

"Sini, ibu bantuin untuk mengangkatnya," ucap ibunya seraya mengulurkan kedua tangannya untuk membantu mengangkat Alfin yang pingsan itu.

"Sudah Bu, jangan disentuh lagi Adik Alfin biar aku saja yang mengurusinya, karena aku sebagai kakaknya di rumah ini, makanya aku yang bertanggung jawab menjaganya bukan ibu," gertak Doni kepada ibunya yang sudah tidak sanggup lagi membendung emosi atas perlakuan kasar itu.

"Eh Doni, kamu ini udah berani melawan sama ibu ya!" Balas ibunya dengan sangat angkuhnya.

Doni yang sudah sangat tersulut emosi memeluk tubuh saudaranya dengan menatap tajam wajah ibunya yang seketika membuat ibunya merasa sangat bersalah atas segala perbuatannya itu.

"Udah urusin saja sendiri saudaranya mu itu, capek ibu ngurusin kalian," Balas sang ibu dengan angkuhnya meninggalkan mereka berdua.

"Alfin bangun Fin," tangis Doni seraya mengelus-elus rambut saudaranya Alfin supaya adiknya itu sadarkan diri.

1
Protocetus
Mampir ya ke novelku Bola Kok dalam Saku
ATAKOTA_: ok kak😊
total 1 replies
Ita Xiaomi
Ceritanya bagus, ngeri jg. Bs jd pembelajaran utk kita klo di luaran sana ada org2x kejam dan keji yg begitu tega terhadap anak2x. Anak2x butuh perlindungan dr org2x dewasa. Kita hrs selalu berdoa dan memohon perlindungan ALLAH.
Ita Xiaomi: Sama2x kk.
ATAKOTA_: terimakasih untuk dukungannya ya 😊
total 2 replies
Ita Xiaomi
Cepat bantu anak-anak tersebut jgn sampai jatuh korban. Gunakan semua peralatan lengkap dan canggih utk penyelamatan. Jgn sampai terlambat. Kasihan anak2x. Keji sekali mereka. Baru ini aku baca org yg begitu keji dan kejam terhadap anak2x. Ngeri.
Aulia Rahmatul Hasanah
Ya Allah lindungi alfin dan doni🥺🥺
Ita Xiaomi
Pak polisi penjahatnya malah lepas. Ndak punya helikopter ya pak utk ngejar? Aku jd mengharap ada hero lain yg bs nangkap tuh Rian. Kasihan anak2x yg jd korban.
Ita Xiaomi
Ndak kuat bacanya. Moga Doni dan Alfin selamat. Kasihan mereka dah banyak menderita. Segera lah mereka berdua bahagia.
piyo lika pelicia
wah cerita yang bagus
NoComent🇮🇩🇮🇩
/Facepalm/salah ternyata Kat Ibu.. ralat , komenku yg di atas. kalau nama boleh pake kapital
NoComent🇮🇩🇮🇩
setelah tanda koma harusnya huruf kecil tapi kalo pake titik pake kapital.
ATAKOTA_: terimakasih banyak atas sarannya 🙏 maklum pemula 😊
total 1 replies
Ita Xiaomi
Sedihnya. Moga hingga dewasa mereka berdua tetap bersama. Mereka sukses, sehat dan bahagia.
Ita Xiaomi
Jahat sekali.
Alhamdulillah di tempat tinggal ku org2x nya ndak spt ini.
Ita Xiaomi
Ditunggu kelanjutannya kk. Semangat berkarya. Berkah&Sukses selalu.
Ita Xiaomi: Sama kk.
Insyaa ALLAH.
ATAKOTA_: terimakasih banyak mohon terus dukungannya ya😊
total 2 replies
Ita Xiaomi
Sedihnya. Aku klo dah baca tentang anak2x yg teraniaya ndak kuat rasanya😭😭😭
Ita Xiaomi
Lah si emak sibuk mengutuk. Gmn hidup anak jd berkah klo disumpahi melulu.
Ryohei Sasagawa
Gak kuat nahan tawa
ATAKOTA_: terimakasih atas dukungannya 😊
total 1 replies
Kaede Fuyou
Pulang kerja langsung baca cerita, seru banget!
ATAKOTA_: terimakasih atas dukungannya 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!