NovelToon NovelToon
Asistenku Bukan Laki-laki

Asistenku Bukan Laki-laki

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Kantor / Identitas Tersembunyi / Romansa
Popularitas:125.4k
Nilai: 5
Nama Author: Naacha_Nadya

Karena permasalahan keluarganya membuat Ciara terpaksa harus bekerja di kantor milik Hassel, seorang CEO Arogant yang memiliki penyakit aneh yaitu dia akan merasa kesakitan apabila bersentuhan kulit dengan perempuan.

Ciara tak sengaja melihat informasi lowongan pekerjaan di internet yang berisikan tentang Hassel yang sedang membutuhkan seorang asisten pribadi. Namun sayangnya di perusahaan yang Hassel pimpin tidak menerima karyawan perempuan di bidang manapun.

Demi bisa membantu keluarganya terpaksa Ciara harus menyamar menjadi seorang laki-laki agar Ia bisa bekerja di kantor Hassel.
____

"Pak, lepasin Pak kita sama-sama cowok gak pantes kaya gini." Ciara meronta-ronta minta dilepaskan namun, Hassel malah memeluknya semakin erat.

"Saya Hassel William Nagasa menyatakan bahwa diri saya seorang gay karena menyukai Taraka Aidri Rivano."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naacha_Nadya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tara Play Boy

"Bro, gimana? Masih betah?" Ciara menoleh ketika tiba-tiba ada tangan kekar yang merangkul pundaknya. Hampir saja Ciara tersungkur karena besarnya tenaga laki-laki itu.

"Belum sarapan? Lemes amat sampe mau nyungsep." Matheo menatapnya dengan dahi mengernyit.

Ciara menggeleng. "Udah kok."

'Ya yalah set*n gue hampir nyungsep orang lo gak kira-kira nubruk pundak gue.' Batin Ciara.

"Pak Hassel masih ngerjain lo?" Bisik Matheo.

"Masih si. Kemarin gue dimarahin habis-habisan karena salah ambil map lagi. Tapi, udah gak papa si."

"Serius udah gak papa?" Ciara mengangguk.

"Biasanya juga gitu. Kadang dia baik, kadang nyebelin. Jalanin aja lah yang penting gajian." Pasrah Ciara.

"Makanya kalo butuh bantuan hubungin gue."

"Enggak bisa Yo! Pak Hassel marah nanti. Gak cuma gue yang bakalan terancam dipecat tapi lo juga."

"Ya tapi dia itu ngasih tugasnya gak masuk akal Tar. Masa asisten disuruh beli beras 5 karung, mana bolak balik lima kali lagi. Dia pikir lo kuli pabrik?" Matheo nampak menampilkan wajah kesalnya.

"Tara." Keduanya langsung terdiam mendengar suara Hassel.

"Iya Pak." Balas Ciara tegang.

Matheo pun menarik tangannya dari pundak Ciara.

"Ngapain kamu? Sudah selesai laporannya?" Hassel menatap Matheo dingin.

"Emm... Iya sekarang saya selesaikan Pak, permisi." Matheo pun langsung bergegas pergi kembali ke meja kerjanya.

Ciara berdekhem dan mendekati Hassel.

"Ada yang bisa saya bantu Pak?"

"Temani saya makan siang. Kamu hari ini tidak memasak nasi subut untuk saya, kan?" Ciara menggeleng karena memang Ia dari semalam sampai sekarang selalu mendampingi Hassel dan tidak sempat memasak seperti biasanya.

Keduanya pun berjalan beriringan keluar kantor untuk mencari restauran terdekat. Hassel mengajak Ciara untuk makan di sebuah restauran mewah yang letaknya tak terlalu jauh dari kantor.

Keduanya pun duduk di salah satu meja yang kosong dan mulai memesan makanan.

"Maaf Pak, kalo boleh tau sakit jantung yang Bapak rasain pas di pegang perempuan itu... Masuk penyakit dalam atau bagaimana ya?"

Hassel membakar rokoknya seraya menghembuskan asap yang di hasilkan benda itu dari mulutnya.

"Kenapa nanya-nanya?" Hassel menatap Ciara datar dengan satu alis terangkat.

"Ya... Enggak, penasaran aja. Soalnya saya baru pertama kali nemuin penyakit seperti yang Bapak derita."

"Awalnya saya memang tidak punya penyakit jantung tapi, karena terlalu banyak tangan perempuan yang sengaja menyentuh kulit saya, dokter akhirnya mendiagnosis bahwa saya menderita lemah jantung."

"Lalu bagaimana Bapak menjalin cinta nantinya?"

"Saya tidak akan berpacaran atau mungkin tidak akan pernah menikah seumur hidup." Acuh Hassel.

"Gak ada cara biar Bapak bisa sembuh?"

"Ada."

"Gimana?" Ciara menatap Hassel serius. Sedangkan laki-laki itu masih bersikap acuh.

"Tapi sejujurnya saya kurang percaya. Dulu sempat ada peramal yang berkata bahwa penyakit saya akan sembuh jika saya bertemu dengan perempuan yang ketika bersentuhan dengan saya jantung saya tidak terasa sakit. Peramal itu sempat viral dan membuat saya semakin tersiksa. Sejak viralnya si peramal itu, banyak perempuan-perempuan yang nekad menyentuh kulit saya dengan sengaja untuk memastikan dan berharap bahwa merekalah orang yang peramal itu maksud,"

"Tapi, sampai saat ini tidak ada satupun dari mereka yang berhasil membuat jantung saya tak berdampak dengan sentuhan mereka. Saya benar-benar tersiksa dan tak bisa berbuat apa-apa untuk menghalau tindakan mereka. Bahkan, asisten-asisten saya sebelumnya pun sangat cupu. Mereka tidak dapat menghalau perempuan-perempuan itu karena jumlah mereka yang terlalu banyak." Cerita Hassel panjang lebar.

Baru kali ini Ciara mendengar Hassel berbicara panjang kepadanya selain dari kata-kata omelan karena Ia berbuat kesalahan.

"Kenapa Bapak gak sewa bodyguard yang banyak?"

"Saya gak suka dikintilin orang banyak-banyak. Satu asisten saja sebenarnya ribet!" Tekannya seakan-akan menyindir Ciara.

Ciara menekan bibirnya dan mengerjap seolah paham.

'Tunnggu-tunggu gue, kan cewek ya? Perasaan gue sering nyentuh Pak Hassel tapi dia gak kenapa-kenapa tuh.'' Batin Ciara baru menyadari.

Dengan hasrat penasaran, Ciara pun menyentuh telungkup tangan Hassel. Bahkan Ia menyentuhnya lumayan lama untuk menunggu reaksi laki-laki itu yang nampak tak kunjung bereaksi merasakan kesakitan di dadanya.

Hassel mengernyitkan dahinya dan menatap Ciara bingung. "Sedang apa kamu?" Sinisnya.

"Eh, enggak Pak tadi ada nyamuk jadi saya tepok." Ciara pun langsung menarik tangannya kembali.

"Bapak gak papa?" Tanya Ciara memperhatikan raut wajah Hassel yang sepertinya datar-datar saja.

"Kamu pikir di gigit nyamuk bisa bikin saya mati?" Ketusnya yang sudah jengah dengan tingkah aneh sang asisten.

"Iya maap Pak siapa tau nyamuknya dari amazon." Ciara menekan bibirnya dan menundukan pandangan ke arah meja.

Hassel memutar bola matanya malas tak meladeni asistennya yang tidak jelas itu.

"Saya menceritakan hal tadi karena kamu asisten saya. Jika kamu sudah tau masalah saya, kamu harus ekstrak menjaga saya. Paham?" Hassel kembali berbicara.

"Paham Pak. Bapak tenang aja, Bapak aman di tangan saya. Makanya jangan ngambek-ngambekan kaya kemarin saya kan jadinya gak tau kalo Bapak di deketin cewek-cewek itu." Omel Ciara.

Hassel memutar bola matanya acuh. "Kamu ngomelin saya?"

"A__anu gak gitu maksudnya Pak. Ya intinya saya harus selalu di samping Bapak gitu, kan?" Ciara tersenyum tertahan sambil menatap Hassel kikuk.

Hassel tak menjawab dan malah sibuk dengan handphonenya.

Ciara menghela nafas gusar. Hassel memang orang yang gampang tersinggung dan tidak asyik, sangat tidak asik! Ciara menopang dagunya sambil mengetuk-ngetuk meja merasa bosan.

"Pak Hassellllllll....." Keduanya sontak menoleh mendengar jeritan ramai para gadis-gadis yang baru saja memasuki resto.

"Astaga." Tanpa pikir panjang Ciara langsung membuka jas kantornya dan Ia gunakan untuk menutupi seluruh kepala Hassel hingga wajahnya.

Gadis-gadis itu sudah mendekat dan masing-masing berusaha meraih bagian tubuh Hassel yang tidak tertutup pakaian. Ciara melingkarkan tangannya pada kepala sang Bos dan berusaha menghalau para gadis-gadis itu dengan menjadikan tubuhnya sebagai tameng.

"Apa apaan__" Hassel meronta namun Ciara dengan terpaksa harus mengencangkan dekapannya hingga akhirnya laki-laki itu diam.

Ciara berbalik badan dengan tangan kanannya masih melingkar di kepala sang Bos.

"Maaf ya cantik Pak Hasselnya gak bisa di ganggu. Dia lagi sakit flu... flu monyet iya flu monyet kata dokternya. Kalo kalian deket-deket nanti ketularan mau?" Ciara berusaha menampilkan ekspresi yang sangat meyakinkan.

Para gadis-gadis itu saling memandang dengan bergidik ngeri.

"Saya mohon pengertiannya ya cantik." Ciara dengan sengaja mengedipkan sebelah matanya dengan senyuman yang Ia buat semanis mungkin hingga membuat gadis-gadis itu meleleh seketika.

"Aaaaah...." Jerit mereka sambil mengigit bibir bawah.

"Masnya namanya siapa? Ganteng banget." Gadis-gadis itu mengangguk antusias dan menatap Ciara serius.

"Tara." Balas Ciara.

"Yaudah kalian lebih baik bubar. Mau makan disini ya silahkan tapi jangan ganggu Bos saya okeh?"

"Oke ganteng..." Ujar mereka serempak sebelum akhirnya bubar.

"Dadahhh Mas Tara." Mereka melambaikan tangan ke arah Ciara sebelum benar-benar pergi, yang dibalas juga oleh Ciara.

Ciara pun menarik jasnya kembali dari atas kepala Hassel.

"Bagus! Bos hampir mati gak bisa nafas kamu enak-enakan godain cewek." Hassel menatapnya tajam dengan wajah memerah.

"Maaf ya Pak saya refleks. Dari pada jantung Bapak sakit mendingan sesak nafas sebentar." Ciara berbicara dengan santai.

"Bedakan berbicara dengan Bos dan teman kamu!" Hassel memalingkan wajahnya dengan ekspresi sebal yang tertahan dengan wajah dinginnya.

"Maaf Pak, saya gak akan ngulangin lagi kok."

Hassel tak menjawab ataupun menoleh ke arahnya. Ciara menghela nafas dan memutuskan untuk menggunakan jurus andalannya.

"Pak... Maafin saya.... Maaf, maaf, maaf, maaf, maaf, maaf, maaf, maaaaaaaaaaaaaaaaf............" Yah inilah jurus Ciara, jurus cerewet.

"Ssst...." Hassel langsung membekap mulut Ciara dan menatapnya tajam. Atensi keduanya pun bertemu dan terkunci untuk beberapa saat.

Sejenak Hassel merasa terpaku menyadari betapa cantiknya mata asistennya itu. Yah, Hassel rasa kata cantik lebih cocok untuk mendefinisikan bentuk mata sang asisten. Entah kenapa walaupun dia laki-laki tapi Hassel merasa bagian mata dan alis asistennya itu pantas jika dibilang cantik.

"Berisik!"

"Maafin saya Pak." Ciara menyentuh kedua tangan Hassel.

"Heh! Jangan sampai gara-gara kamu saya dikira gay ya!" Hassel langsung menarik tangannya dan menyembunyikannya di bawah meja.

"Silahkan Makanannya." Fokus keduanya pun teralihkan saat pelayan telah mengantarkan makanan.

"Makasih." Balas Ciara dengan ramah dan menampilkan senyumannya.

Pelayan wanita itu nampak tersenyum menahan bibir dengan semu merah di pipinya. "Sama-sama." Balasnya malu-malu seraya mengerling pergi dengan gestur salting.

Hassel geleng-geleng kepala melihat kelakuan asistennya. "Hobi ya godain cewek-cewek."

"Siapa yang godain Pak. Orang saya cuma senyum, dianya aja yang baper sendiri." Belanya.

"Humh," Hassel tersenyum sengit sambil mengambil makanannya. Ia pun mulai fokus makan dan sudah tidak memperdulikan asistennya yang cukup aneh itu.

1
Rosmaliza Malik
Haven ni lelaki ya Thor? hehe ..ingat cewek...
Rosmaliza Malik
ingatkan pian ni lelaki...rupanya perempuan
Rosmaliza Malik
bagus...
lain dari yang lain.... kelakar sangat...
semangat Cici...demi keluarga mu...
Nanik Dwi Swiswati
kakak buat hassel inget dan Ciara kembali ingat pada kenangan nya dulu
Nora♡~
Astagafirullah... rupa2nya... Ciara(Cici) dan Hassel(cecel) adalah dua Sahabat kecil yang terpisah gara2 satu Insiden... maka mereka terpisah di sebabkan kesalahfahaman terjadi oleh perangai Tante Maira... yang jahat tanpa usul-periksa terus menyalahkan Ciara... lanjut..
Nur Adam
lnjjr
SasSya
oohhh
ini yg kemaren flashback di ingatan hassel
ternyata ibunya yg jahat
tpi kayanya udah gak kumpul sama hasel za
mungkinkah 🤔
ucyy
semangat thor up nya 🔥
💗AR Althafunisa💗
Ternyata biang keroknya mama nya Hanssel, mereka jadi korban berdua ternyata 😌
y4nyarym7
di tunggu up selanjutnya 👍
evi
lanjut
Isthi Qoma Julia
di tunggu up selanjutnya kakak
semangat🤩🔥
ayfa
,🤣🤣🤣🤣
Ejan Din
jangan marah dulu... tya dulu kena Ciara menggunakan identiti kakaknya...
Nabila
cakep keren
Thr!b!
Wah ketahuan tuh..
ucyy
semangat thor 🔥 and sehat selalu 💐☺
Nanik Dwi Swiswati
up dua bab Thor .... penasaran sama reaksi hassel kalau tahu caira cewek
Ita Xiaomi
Suka ceritanya, keren. Anak org kaya yg mau bekerja keras utk membantu org tuanya disaat org tuanya menuju kebangkrutan.
Ita Xiaomi
Ndak ada pula ya photo saat msh bocil yg bs dikenali Hassel?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!