NovelToon NovelToon
Raina Grittella 2

Raina Grittella 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Reinkarnasi / Berbaikan / Identitas Tersembunyi
Popularitas:55.6k
Nilai: 5
Nama Author: Alfian Syafa

"Kita udah selesai, Bara! Sejak saat dimana malam itu terjadi!" kata Rain, menatap wajah Bara dingin.

Bara tak sanggup mendengar ucapan Rain. Dia sangat mencintai Rain dan tidak ingin hubungannya berakhir. Kalau saja malam itu dirinya tidak bodoh maka semua itu tidak akan terjadi dan Rain masih berada di dalam pelukannya. Bahkan sekarang tatapan itu ... tatapan Rain kepada Bara bukan lagi tatapan penuh cinta. Melainkan tatapan penuh kebencian. Bara akan berusaha kembali mendapatkan hati Rain.

Apakah usaha Bara akan membuahkan hasil? simak kisah Rain season dua ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfian Syafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

Bara berkali-kali mengecek ponselnya yang tak kunjung berdering. Jadi nggak konsen sama pekerjaannya. Padahal tinggal dikit lagi dia selesai, tapi hati dan pikiran nggak sinkron. Pikiran melayang kemana-mana. Menduga sesuatu yang belum tentu terjadi. Kayak peramal aja Bara ini. Hatinya berkata untung tenang dan kembali bekerja.

Kedua tangan nggak bisa gerak, rasanya gatel pengen hubungi Rain tapi hasilnya selalu sama. Kekasihnya itu nggak angkat telepon. Terakhir chat jam tiga siang ketika Bara bertanya sedang apa.

Hanya membalas dengan foto seblak yang kuahnya merah merona kayak bibir tante-tante girang yang butuh belai kasih sayang.

Bara udah kirim banyak sekali pesan tapi nggak ada satupun yang dibalas. Video call, telpon sudah Bara lakukan tapi nggak ada respon. Bener-bener slow respon.

Coba hubungi Maila, katanya Rain berkunjung di kafe. Coba telpon kafe yang memang Bara tahu nomornya apalagi nomor Hasan yang dekat dengan Rain. Kabar buruknya Rain sudah pergi sejak jam lima sore.

"Kamu kemana sih, Sayang?" gumam Bara. Mengusap wajahnya frustasi.

Takut terjadi sesuatu sama kekasihnya yang resmi balikan beberapa jam yang lalu. Bara juga sudah menghubungi orang-orang di rumah Rain tapi gadis itu belum pulang.

Bara kembali menelpon Rain, kali ini dia menyalakan loud speakernya dan sambil menyelesaikan pekerjaan. Mengecek kembali agar tidak ada yang terlewat.

Bara sudah hampir putus asa dan memilih mematikan teleponnya karena pasti nggak diangkat. Tapi ....

*"Halo."*

Bara cepat-cepat meraih ponsel itu dan mematikan loud speakernya.

"Sayang, kamu darimana aja sih? Aku dari tadi hubungi kamu kemana-mana nggak ada yang tahu keberadaan kamu!" Nada suara Bara terdengar khawatir dan setengah frustasi.

Rain ini benar-benar deh ya, selalu mengabaikan panggilan dari siapapun. Entah terbuat dari apa hatinya itu. Jika orang-orang nggak bisa jauh dari ponsel maka berbeda dengan Rain. Dia bisa seharian nggak pegang benda pipih itu dan memilih menyibukkan diri.

*"Gue di markas. Ada apa?"* jawab Rain ... Santai.

"Hah?!" Bara terkejut karena Rain dari tadi di markas dan jawaban yang Rain berikan terlampau santai.

Dia nggak peduli seberapa takutnya Bara saat ini. Rasanya pengen banget Bara menarik Rain dan mengurungnya di kamar supaya nggak bisa kemana-mana.

"Aku khawatir sama kamu dan kamu malah biasa aja?"

*"Apa sih? Udah gue mau balik!"*

Rain mematikan sambungan teleponnya secara sepihak. Bara menatap nanar benda pipih itu. Benar-benar harus ekstra sabar menghadapi pacar yang cuek dan dingin.

[Hati-hati di jalan, Sayang.]

Lalu Bara membidik kameranya dan mengambil foto dirinya sendiri yang sibuk bekerja. Kemudian mengirimkan kepada Rain. Dengan harapan dapat sanjungan atau Rain akan mengatakan sebuah kata Rindu.

[Aku lagi lembur nih. Bantuin kerjaan kamu.]

[Jangan lupa makan ya. Jangan sampai telat makan. Takut kalau kamu sakit.]

Beberapa menit menunggu tapi tidak ada jawaban dari Rain. Bara berpikir positif kalau Rain sedang dalam perjalanan pulang. Sampai nggak sadar kalau udah jam sembilan malam dan Bara sudah selesai dengan pekerjaannya. Memilih mengemasi semua barang-barang setelah mengirim pekerjaan itu ke email Rain. Lalu merapikan nota-nota penjualan maupun pembelian dan memasukkannya ke dalam tas. Akan dia serahkan nanti ketika bertemu di rumah.

Bara kembali melihat ponselnya dan tersenyum senang ketika Rain sudah membalas pesannya.

[Thanks.]

"Udah gitu doang?" gumam Bara.

Menghela napas panjang dan mengusap dada. Rupanya Bara harus kembali kecewa. Bayangan dapat perhatian dari Rain sirna bahkan foto dirinya pun nggak direspon sama Rain.

"Sabar ... Sabar ... Ngadepin tipe-tipe cewek dry text gini memang harus banyakin sabar."!

Bara nggak mau ambil pusing. Rain memutuskan buat balikan dan memperbaiki semuanya saja sudah membuat Bara senang. Nggak mau nuntut apapun lagi karena Bara benar-benar takut kehilangan Rain untuk kedua kalinya.

***

Rain menatap sejenak bangunan rumah yang berlantai dua itu. Tidak terlalu besar maupun terlalu kecil. Biasanya dia akan pulang dengan hati yang lega karena memang memilikinya rumah untuk pulang. Tempat untuk dia benar-benar beristirahat dan melepas lelah. Tempat yang nyaman karena tidak ada yang memarahi dirinya yang keluyuran atau pulang sampai larut malam dan begadang.

Tempat dimana Rain bisa berekspresi dan melakukan banyak hal sesuai kemauannya. Rain benar-benar bebas di dalam sana.

Hanya saja sekarang ... Semua itu hilang sejak kehadiran Rean. Laki-laki yang menjadi kembaran Rain itu niat hati ingin berlibur dan melepas rindu kepada kembarannya. Rupanya telah salah jalan. Kedua anaknya betah dan nggak mau kembali ke Jakarta lagi.

Mereka selalu nempel sama Rain dan mendadak jadi cerewet terutama si Kala. Rain tidak masalah yang jadi masalah itu adalah Mentari. Seharusnya Rain pulang bisa beristirahat dengan tenang dan melepas rasa lelahnya, malam sebelumnya dan juga malam ini Rain harus kembali sakit kepala.

Terdengar keributan disaat Rain berdiri di tangga teras rumahnya. Pak Slamet keluar dari pintu garasi. Di dalam sana memang ada pintu yang menghubungkan ke dapur. Pak Slamet kaget melihat Rain yang berdiri di teras dengan ekspresi datar.

"Non sudah pulang?" tanya Pak Slamet basa-basi.

"Ya."

"Nona Mentari ... Sedang ribut dengan baby sitter baru, Non," jelas Pak Slamet. Tahu jika Rain sedang menunggu penjelasan darinya.

Rain menyugar rambutnya yang dia potong model wolf cut itu. Lalu menghela napas lelah benar-benar lelah dengan segala tingkah Mentari.

Terdengar suara mobil yang berhenti di luar. Pak Slamet segera berjalan tergopoh-gopoh untuk membuka gerbang. Mobil itu masuk dan seseorang di dalam mobil tersebut segera keluar.

"Nggak masuk, Yang?" tanya Bara.

"Kita nginep aja di apartemen. Gue males balik!"

Tidak menunggu jawaban, Rain segera masuk ke dalam mobil Bara. Laki-laki itu masih bingung tapi senang juga karena Rain ngajak nginep di apartemen itu berarti dia bisa berduaan sama Rain.

"Capek gue, di sana ribut mulu isinya. Kasian Bibi Marni sama Pak Slamet!" kata Rain.

Bara menyerahkan satu cangkir kertas kopi hitam kepada Rain. Saat ini mereka sedang duduk di pinggir jalan sambil menikmati indahnya malam.

Semakin malam suasana di pinggir jalan itu semakin ramai. Banyak anak remaja dari tanggung dan setengah dewasa menikmati suasana malam dan rupanya ini malam ....

"Akhirnya bisa malam mingguan sama kamu, Sayang." Bara tersenyum. Senyum manis yang membuat siapa saja meleleh melihatnya.

Beberapa cewek yang lewat pun langsung terpesona melihat ketampanan Bara. Namun, laki-laki itu tidak pernah melirik ke arah lain. Kedua matanya tetap fokus menatap Rain. Wajahnya terlihat lelah sekali seperti sedang memikul beban yang berat. Berbeda saat Rain yang sebelumnya. Rain yang ceria dan tidak pernah menunjukkan bahwa dia lelah.

Ini pertama kalinya Bara melihat sisi lain Rain. Biasanya Rain tidak akan pernah mengutarakan isi hatinya, tapi malam ini ... Rain berada di titik terlelahnya. Baru satu minggu dan entah sampai kapan keluarga kecil Rean itu berada di dalam rumahnya.

"Gue lupa kalau ini malam minggu," gumam Rain.

Pantas saja Frans ngebet banget mau ajak kencan. Rupanya ini adalah malam yang panjang bagi para jomblo dan malam yang singkat buat yang sedang dilanda asmara.

"Kamu capek banget ya?" Bara mengusap kepala Rain penuh kasih sayang.

Rasanya Rain ingin bersandar sejenak di dada bidang Bara. Hanya saja dia malu dan juga gengsi sih sebenernya. Kemarin-kemarin nolak masa iya sekarang tiba-tiba bersandar di dada bidang Bara yang Rain yakini dia akan nyaman. Beban yang menghimpit itu akan hilang.

"Kapan mereka pulang?"

"Kenapa kamu nggak tinggal sementara aja di apartemen, Yang?"

Rain menyeruput kopinya dan meletakkan kembali di samping. Bara menarik pundak Rain agar mau bersandar di pundaknya. Biarkan aja orang-orang iri melihat kemesraan mereka yang penting saat ini Bara berguna untuk Rain.

Kehadiran Bara bisa membuat Rain sedikit berbagi beban. Tahu, jika suasana rumah Rain saat ini sedang panas-panasnya. Penuh emosi dan siapa sih yang nggak ikutan emosi dengan kelakuan Mentari itu.

Belum sempat menjawab pertanyaan Bara, ponsel Rain berdering. Dia meraih benda itu dari dalam tas dan melihat nama di layar benda tersebut.

Rean memanggil ....

Rain menegakkan badannya dan memberikan ponsel itu kepada Bara. Malas sekali bicara dengan Kakak kembarnya.

"Halo," ucap Bara setelah menggeser ikon hijau.

Bara menatap sejenak Rain, lalu mendengarkan suara Rean yang sedang bicara. Tubuhnya menegang dan wajah Bara terlihat serius.

"Kita kerumah sakit sekarang!" ucap Bara setelah mematikan sambungan teleponnya.

Bara menarik tangan Rain tanpa menjelaskan apapun.

Apalagi ini? Siapa yang ada di rumah sakit? Kenapa harus melibatkan Rain? Satu-satunya cara agar Rain bisa membuat Mentari pergi dari rumahnya adalah kehadiran Damian. Mentari tentu sangat takut dengan papanya itu kan?

"Siapa yang di rumah sakit?" Rain bertanya dengan wajah datar.

"Mentari masuk rumah sakit!"

Rain menghela napas lelah. Dia mengusap wajahnya frustasi.

"Balik arah! Kita ke apartemen. Lagian ngapain lo jadi khawatir kalau Mentari masuk rumah sakit? Ngajakin gue lagi! Serah dia mau sakit kek mau sekarat gue nggak peduli!" ucap Rain.

Bara meneguk ludahnya, Rain benar-benar sudah kelewat emosi dan lebih baik Bara menuruti kemauannya daripada kena amarah yang ada nanti di rumah sakit Rain ngamuk dan mengganggu pasien lainnya.

***

"Mbak Dida ... Baby sitter itu kena amuk Mentari bahkan ditampar."

Bara menceritakan kronologi tentang Mentari yang masuk rumah sakit. Memang Rain sempat dengar tadi saat dia sudah sampai di rumah. Niat hati mau melepas lelah dengan melihat si kembar nyatanya malah mendengar Mentari teriak-teriak dan ada suara benda pecah.

Entah apa yang Mentari lempar dan Rain nggak peduli. Dia benar-benar harus bertindak sekarang. Membiarkan Mentari tinggal di rumah itu dan Rain memilih keluar mungkin adalah jalan yang terbaik.

Rain tidak menjawab apapun soal cerita dari Bara. Laki-laki itu juga tidak terkejut dengan sikap Rain yang seolah nggak peduli dengan keadaan Mentari.

Rain memilih menghubungi Pak Slamet. Bertanya tentang kondisi si kembar dan rupanya sedang bersama neneknya alias ibu Mentari. Juga ada saudara Mentari yang datang untung menjaga si kembar.

"Anj*ing! Mentari ini nyusahin sekali!" umpat Rain.

Pak Slamet di sebrang sana pun mengelus dadanya karena terkejut mendengar Rain berkata kasar. Ini pertama kalinya mendengar Rain mengumpat.

"Kemasi barang-barang kalian juga Mbak Dida dan kalian pergi dari rumah itu. Bawa mobil saya nanti saya akan kirim alamat rumah untuk kita tinggali," kata Rain dengan tegas.

Ini adalah jalan pintas untuk masalahnya. Dia akan menempati rumah kedua yang memang sudah lama Rain beli dengan hasil jerih payahnya sendiri. Awalnya hanya untuk investasi saja siapa tahu ada yang mau ngontrak tapi Rain belum ada keinginan untuk menyewakan rumah tersebut. Bahkan sudah selesai direnovasi. Rumah itu lebih besar dari rumah yang Rain tempati saat ini.

Rean juga tidak tahu tentang rumah itu, Rain tentu saja membeli rumah tersebut setelah benar-benar berpikir secara matang. Takut terjadi sesuatu nantinya dan benar dugaan Rain itu. Jadi ada manfaatnya juga Rain memiliki rumah cadangan.

"Mereka kamu usir? Terus tinggal dimana?"

"Rumah gue!"

"Hah?"

"Gue punya rumah sendiri, Bar. Itu yang gue tempati kan rumah pertama gue tinggal disini. Rean yang beli, gue khawatir kalau Mentari bakal ambil alih itu rumah makanya pas gue punya duit banyak gue beli aja rumah sendiri," jelas Rain.

Bara semakin kagum dengan kekasihnya. Dia yang duduk di sebelah Rain pun langsung membawa Rain ke dalam dekapannya. Membiarkan Rain bersandar di dada bidang itu. Kalau di apartemen kan nggak ada yang lihat.

"Kamu hebat! Aku bangga sama kamu dengan versi yang sekarang."

Bersambung.....

1
m. fatkhulloh Basyar
wooow update 2 kali thor.... senang banget jadinya ini karna mu thor
Noey Aprilia
Spa tu yg liat rain???bara????
kuma kuma
lanjutin lagi thor aku suka 🥰🥰ceritanya
Alaish Karenina: terima kasih kak ☺️
total 1 replies
Noey Aprilia
Hhhmmmm....
kl blik lg sm bara,tkutnya dia ngungkit msa lalu rain lg....kn pst skit bgt....trs kl sm orng baru,mngkn sm aja ky bara yg kcewa....
Duuhhh....jd glau....
Alaish Karenina: jngn galau ya dek ya
total 1 replies
Neng Saripah
jangan ya rain yaaaa....
kasian bara loh nunggu kamu
Alaish Karenina: 🤣🤣 siapa tahu mereka jodoh kak
total 1 replies
Tarminah Tarminah
lanjut jangan lama2
Alaish Karenina: siap kak ☺️
total 1 replies
Rahmasari
lanjut Thor, semoga rain selalu bahagia kasian hidupnya penuh sama cobaan trs
Alaish Karenina: Siap, Kak. udah lanjut 😊
total 1 replies
Noey Aprilia
Syukaaa...
apa lg kl double up....😁😁😁...
Eehhh....rain bnrn msh hdp???syukurlh.....sneng bgt....
biar rain tnang dlu,abs tu bru mkirn mau gmn.....
Alaish Karenina: hehe sabar nanti di usahain buat dobel.
total 1 replies
BundaYuniatfaura
bagus luar biasa alur NY gk bisa d tebak me ng ur as emosi jiwa
Alaish Karenina: terima kasih Bundaaa dukungannya. 😊😊
total 1 replies
Noey Aprilia
Huwaaaaa......
bnrn mewek nih aku....
aku bnci sm kluarganya rain,sm bara jg....biar aja mreka hdp dlm pnyesaln....
Noey Aprilia: Bkin rain amnesia aja..biar dia ga ngrsa skit ĺg...
Alaish Karenina: betuuul, kehilangan adalah kesadaran buat mereka.
total 2 replies
Noey Aprilia
Biarin aja bara nyesel s'umr hdp,biar tau rsanya khilngn k skian klinya....kl emng ga bs nrima msa lalu rain,ya udh lh....mnding hdp msing2 aja,drpd hdp brsma tp sllu ingt msa lalu.....
ykin deh kl rain msh hdp,tp mngkn sngja prgi k tmpat yg jauh....
Alaish Karenina: belum tau, berdoa aja moga ketemu. pasrahkan sama othornya 🤣
Noey Aprilia: Srius kk???mninggal????
total 3 replies
Amazing Grace
Sangat bagus walaupun alurnya terlalu lambat
Alaish Karenina: terima kasih kak dukungan dan masukannya.


☺️☺️
total 1 replies
Amazing Grace
janji aja terus muak kali lah sama si bara-ng ini
Alaish Karenina: janji untuk terakhir kalinya.
total 1 replies
Bunda hanif
Gpp rain walau jujur itu bikin sakit tp lebih baik. Dr pd bohong diawal pasti berakhir kegagalan lagi.
Alaish Karenina: iya jujur itu baik meski menyakitkan.
total 1 replies
Noey Aprilia
Jgn ktmu dlu deh....biar bara nyesel,trs bsa bnr2 tau sm prsaannya sndri....jgn smp nrma rain krna trpksa atw ksian.....
Alaish Karenina: nggak tau itu othornya
Noey Aprilia: Eeehhh.....
jgn blng bkln sad ending????
total 3 replies
Noey Aprilia
Kk lg skit kh????
aku tiap hri cek,trnyta blm up....
aku mau teror,tp ksian ah tkut glau....😁😁😁....
btw....ko aku pgn nangis y???ksian bgt sm rain....tp kl bara kcewa,jg wjar sih....mngkn yg d btuhin tuh k'ikhlasan hti....tp kl emng ga jdoh,ya udh lh....mngkn rain bkln ngilang lg ky dlu,tp kli ni ga bkln bsa d tmukn spa pun...
Alaish Karenina: iyaa, Noey ... dua minggu benar-benar menyiksa.

maaf yaa, jadi menunggu. terima kasih sudah setia membaca kisah Rain.

semoga mereka berjodoh. 😊
total 1 replies
Bunda hanif
Semangat thor, semoga selalu sehat yaa thor 🥰🥰
Bunda hanif: Sama* thor 🥰🥰🥰
Alaish Karenina: amin ya rabbal alamin.... sehat selalu untuk bundaaa yaaa. terima kasih atas supportnya..
total 2 replies
Noey Aprilia
Crtain aja smuanya rain,trmsuk jiwamu sbnrnya lea....krna rain asli udh tnang d ats sna....
Alaish Karenina: iya kak nanti di sampaikan ya.
total 1 replies
Noey Aprilia
Nah looohh....
spa lg nih???yg pst bkn frans kn y???
ga pa2 y tari,tar jg mntan sm psangannya bkln nrima hkm krma....tnggu aja....
Alaish Karenina: bukan kak, orang lama 😂
total 1 replies
Noey Aprilia
Elahhhh.....
Rain udh cnta sm km bara,ga mngkn dia lirik sna sni....mau mntannya atw bkn,dia pst stia....lgian kenan udh nkah wooyyy....udh mau jd bpk pula....
Alaish Karenina: Rain nggak mudah buat buka hati lagi.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!