NovelToon NovelToon
LEMBAYUNG DI BALIK JENDELA

LEMBAYUNG DI BALIK JENDELA

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / nikahmuda / duniahiburan / Fantasi Wanita
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Dedhy Karlang

Kehidupan Aira berubah ketika seorang pria misterius bernama Arga pindah ke rumah di sebelahnya. Arga adalah seorang penulis yang mencari inspirasi untuk novel terbarunya. Pertemuan mereka yang tidak disengaja menumbuhkan rasa penasaran di hati masing-masing. Seiring berjalannya waktu, keduanya mulai saling membuka diri dan berbagi cerita, menemukan bahwa mereka memiliki lebih banyak kesamaan daripada yang mereka duga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dedhy Karlang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Awal Yang Baru

Hari-hari berlalu dengan cepat setelah kelahiran anak pertama mereka, Rehan. Kehadiran bayi perempuan mereka, Keisha, membawa kebahagiaan baru ke dalam hidup Arga dan Aira. Mereka kini menjadi keluarga yang lengkap, dengan dua anak yang mereka cintai tanpa syarat.

Namun, di balik kebahagiaan itu, masih ada rahasia yang belum terungkap. Aira tahu bahwa suatu hari dia harus memberitahu Arga tentang asal-usul Rehan yang sebenarnya. Setiap kali dia mencoba, rasa takut akan reaksi Arga membuatnya terdiam.

Suatu malam, ketika anak-anak sudah tertidur, Aira duduk di ruang tamu sambil merenung. Arga mendekatinya, merasakan kekhawatiran yang terpancar dari wajah istrinya.

"Aira, ada apa? Kau terlihat cemas," tanya Arga dengan lembut, duduk di sebelahnya.

Aira menatap Arga, matanya penuh dengan rasa bersalah. "Arga, ada sesuatu yang harus aku katakan padamu. Sesuatu yang sudah lama kupendam."

Arga menggenggam tangan Aira, menatapnya dengan penuh perhatian. "Apa itu, sayang? Kau bisa memberitahuku apa pun."

Aira mengambil napas dalam-dalam sebelum melanjutkan, "Rehan... dia bukan anak biologismu. Dia adalah hasil dari hubunganku dengan Reza sebelum kita kembali bersama."

Arga terdiam sejenak, mencoba mencerna informasi yang baru saja didengarnya. Matanya berkaca-kaca, namun dia tetap tenang. "Kenapa kau tidak memberitahuku sejak awal, Aira?"

"Aku takut kau akan meninggalkanku, Arga. Aku takut kau tidak akan bisa menerima kenyataan ini," jawab Aira dengan suara bergetar.

Arga menarik napas panjang, lalu memeluk Aira erat-erat. "Aira, aku mencintaimu dan anak-anak kita. Rehan adalah anakku, tidak peduli apa pun. Aku berterima kasih karena akhirnya kau jujur padaku."

Air mata Aira mengalir deras. "Terima kasih, Arga. Terima kasih telah memahami dan memaafkanku."

Mereka berdua merasakan beban berat terangkat dari bahu mereka. Malam itu, mereka berbicara panjang lebar, membuka diri dan membahas segala hal yang selama ini mereka pendam. Hubungan mereka semakin kuat, karena kini tidak ada lagi rahasia yang membelenggu.

***

Hari-hari berikutnya diisi dengan kebahagiaan dan kedamaian. Arga semakin fokus pada karirnya sebagai penulis, sementara Aira semakin mendalami bakat seninya. Mereka mendukung satu sama lain dalam setiap langkah, menciptakan karya yang menginspirasi banyak orang.

Suatu pagi yang cerah, saat mereka sedang sarapan bersama di halaman belakang, Arga mengajukan ide baru. "Aira, bagaimana kalau kita membuat galeri seni dan perpustakaan kecil di rumah? Tempat di mana kita bisa memajang karya-karya kita dan anak-anak bisa menikmati buku-buku favorit mereka."

Mata Aira berbinar-binar mendengar ide itu. "Itu ide yang luar biasa, Arga! Aku sangat suka."

Arga tersenyum, "Aku juga berpikir begitu. Kita bisa menciptakan ruang yang penuh inspirasi dan kreativitas untuk keluarga kita."

Aira mengangguk antusias. "Mari kita mulai merencanakan proyek ini. Aku bisa mengurus bagian galeri seni, dan kau bisa mengurus perpustakaannya."

Mereka mulai merencanakan proyek tersebut dengan penuh semangat. Arga mengurus bagian perpustakaan, sementara Aira fokus pada galeri seni. Mereka bekerja bersama-sama, menggabungkan keahlian dan minat mereka untuk menciptakan ruang yang penuh inspirasi dan kreativitas.

***

Setelah beberapa bulan bekerja keras, galeri seni dan perpustakaan kecil mereka akhirnya selesai. Pembukaan resminya dihadiri oleh teman-teman dekat dan keluarga mereka. Arga dan Aira merasa bangga melihat hasil kerja keras mereka.

Galeri seni mereka memamerkan karya-karya indah Aira, sementara perpustakaan kecil diisi dengan berbagai buku yang menarik. Tempat itu menjadi pusat kreativitas dan belajar bagi keluarga mereka, serta tempat berkumpul yang menyenangkan bagi teman-teman dan tetangga.

***

Suatu malam, ketika mereka sedang duduk di teras rumah setelah makan malam, Arga menatap Aira dengan penuh cinta. "Aira, aku sangat berterima kasih atas segalanya. Kau telah memberiku kehidupan yang penuh makna."

Aira tersenyum, menggenggam tangan Arga. "Aku juga sangat bersyukur, Arga. Kita telah melalui banyak hal bersama, dan aku tak bisa membayangkan hidupku tanpa dirimu."

Arga menatap bintang-bintang di langit malam, merenung sejenak sebelum berbicara lagi. "Aira, aku ingin kita memulai babak baru dalam hidup kita. Aku ingin kita merencanakan masa depan bersama, membangun impian kita satu demi satu."

Aira mengangguk setuju, "Aku juga ingin hal yang sama, Arga. Mari kita terus maju, mendukung satu sama lain, dan menciptakan kenangan indah bersama."

Arga memeluk Aira erat-erat, "Aku mencintaimu, Aira. Selalu."

"Aku juga mencintaimu, Arga," jawab Aira, air mata kebahagiaan mengalir di pipinya.

Malam semakin larut, namun Arga dan Aira masih duduk di teras, berbicara tentang impian dan harapan mereka. Angin malam yang sejuk menyapu lembut wajah mereka, menambah suasana keintiman.

"Apa rencanamu untuk novel berikutnya, Arga?" tanya Aira sambil menatap suaminya dengan penuh rasa ingin tahu.

Arga tersenyum, "Aku punya ide tentang kisah seorang penulis yang menemukan cinta sejatinya di tengah perjalanan hidupnya. Ceritanya akan penuh dengan lika-liku, tapi pada akhirnya, mereka akan menemukan kebahagiaan."

Aira tertawa kecil, "Terdengar familiar. Apakah itu terinspirasi dari kisah kita?"

Arga mengangguk, "Sebagian besar, ya. Tapi aku juga ingin menambahkan elemen fantasi dan petualangan untuk membuatnya lebih menarik."

Aira mengangguk, terkesan dengan ide Arga. "Aku yakin itu akan menjadi karya yang luar biasa. Aku tidak sabar untuk membacanya."

Saat mereka melanjutkan percakapan, Aira tiba-tiba merasa pusing. Dia menutup mata sejenak, berharap rasa pusing itu segera hilang. Arga melihat perubahan pada wajah Aira dan langsung khawatir.

"Aira, kau baik-baik saja?" tanya Arga dengan nada cemas.

Aira membuka mata dan tersenyum lemah. "Aku hanya merasa sedikit pusing. Mungkin karena terlalu lelah."

Arga merangkul Aira dengan lembut, "Ayo kita masuk ke dalam dan beristirahat. Kau butuh tidur yang cukup."

Mereka berdua masuk ke dalam rumah, namun di dalam hati, Arga merasa ada sesuatu yang lebih dari sekadar kelelahan. Kekhawatirannya semakin bertambah ketika melihat Aira terbaring di tempat tidur dengan wajah yang pucat.

Malam itu, Arga hampir tidak bisa tidur. Pikiran tentang kesehatan Aira terus menghantuinya. Dia berjanji pada dirinya sendiri untuk membawa Aira ke dokter secepat mungkin.

Keesokan paginya, setelah mengantar Rehan dan Keisha ke sekolah, Arga membawa Aira ke dokter. Mereka duduk di ruang tunggu dengan perasaan campur aduk antara cemas dan berharap semuanya baik-baik saja.

Dokter memeriksa Aira dengan teliti dan meminta beberapa tes tambahan. Setelah beberapa saat yang terasa seperti selamanya, dokter kembali dengan hasil tes.

"Aira, hasil tes menunjukkan bahwa ada sedikit masalah dengan keseimbangan hormonalmu. Ini bukan sesuatu yang sangat serius, tapi perlu penanganan segera," kata dokter dengan suara menenangkan.

Arga merasakan sedikit lega, meskipun masih khawatir. "Apa yang harus kita lakukan, Dokter?"

Dokter menjelaskan tentang pengobatan yang diperlukan dan langkah-langkah yang harus diambil untuk menjaga kesehatan Aira. Mereka berdua merasa lebih tenang setelah mendapatkan penjelasan yang jelas.

Di perjalanan pulang, Arga menggenggam tangan Aira erat-erat. "Kita akan melewati ini bersama, Aira. Aku akan selalu ada di sampingmu."

Aira menatap Arga dengan mata berkaca-kaca, "Terima kasih, Arga. Aku merasa lebih kuat denganmu di sisiku."

Saat malam tiba, mereka kembali duduk di teras, kali ini dengan perasaan yang lebih tenang. Mereka menatap langit malam yang dipenuhi bintang-bintang, merasa bersyukur atas setiap momen yang mereka miliki bersama.

Namun, di tengah kedamaian itu, Arga tiba-tiba merasakan getaran dari ponselnya. Dia mengeluarkan ponsel dari saku dan melihat sebuah pesan masuk.

Pesan itu dari seseorang yang tidak dia duga, Reza. "Kita perlu bicara. Ini tentang Rehan."

Arga terdiam sejenak, merasakan perasaan campur aduk. Dia tahu bahwa percakapan ini akan membuka bab baru dalam hidup mereka, namun juga merasa harus menghadapi kenyataan demi kebaikan keluarga mereka.

"Apa itu, Arga?" tanya Aira, melihat ekspresi suaminya yang berubah.

Arga menatap Aira dengan mata penuh kebingungan, "Ini pesan dari Reza. Dia ingin bicara tentang Rehan."

Aira merasakan jantungnya berdebar kencang, "Apa yang akan kita lakukan?"

Arga menggenggam tangan Aira lebih erat, "Kita akan menghadapi ini bersama. Apa pun yang terjadi, kita tidak akan goyah."

1
Rha
susah di tebak ini alur ceritanya, keren pokoknya
Fitry Aryani
Tmlambah menarik ceritanya
Umi Anis
sangat bagus cerutanya.sedih tidakk berteke
Umi Anis
.
Rahayu Putri pratiwi
hai kak aku mampir nih..

saling sport ya🙏
Citra
saya suka baca ceritanya, sangat menarik
Dedhy Karlang: Makasih kk da mampir membaca karyaku/Drool/
total 1 replies
Fitry Aryani
Kayak kisah nyata/Facepalm/
Fitry Aryani
Keren alurnya, baru baca bab 1
Dedhy Karlang: Makasih kk da mampir membaca karyaku/Drool/
total 1 replies
Citra
kapan update bab baru pagi, ngk sabar nunggunya
Dedhy Karlang: Makasih kk da mampir membaca karyaku/Drool/
total 1 replies
Citra
begadang demi selesaikan babnya saya baca
Dedhy Karlang: Makasih kk da mampir membaca karyaku/Drool/
total 1 replies
Citra
Semangat mulisnya, aku suka baca novelnya
Citra
Tambah seru jalan ceritanya
Dedhy Karlang: Makasih kk da mampir membaca karyaku/Drool/
Dedhy Karlang: Makasih kk da mampir membaca karyaku/Drool/
total 2 replies
Evi
sedih njirtt/Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/
Dedhy Karlang: Makasih kk da mampir membaca karyaku/Drool/
total 1 replies
Evi
Sumpah, jalan ceritanya bagus sekali.
Muhammad Supri Prasetyo
ini kisah yang menarik...sebuah perjalanan...seseorang
Dedhy Karlang: Makasih da mampir membaca karyaku
total 1 replies
Muhammad Supri Prasetyo
kisah nya sangat menyentuh
Muhammad Supri Prasetyo
kisah nya sungguh mengharu kan
Evi
sampai di bab ini ajq dulu, sudah ngantuk soalnya
Dedhy Karlang: Makasih kk da mampir membaca karyaku/Drool/
total 1 replies
Evi
100 buat penulisnya
Evi
Wahhhh, baru baca separoh tapi menarik. layak mendapatkan pujian
Dedhy Karlang: Makasih kk da mampir membaca karyaku/Drool/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!