Pernikahan Rere dan Haikal yang tinggal menghitung hari, terpaksa batal karena Rere diketahui hamil. Rere merasa jika dirinya menjadi korban perkosaan, tapi dia tak tahu siapa yang melakukannya karena dia dalam kondisi tidak sadar saat itu. Disaat dia hancur karena pernikahannya batal dan mengandung janin dari orang yang tidak dia kenal, Romeo datang dan menawarkan diri untuk menikahinya. Tanpa Rere tahu, jika sebenarnya, Romeo adalah orang yang telah menodainya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
REZEKI BABY
Romeo melajukan mobilnya menuju tempat bakso yang disebutkan Rere. Malam ini, Rere mendadak ingin bakso beranak. Sama seperti Rere, Romeo juga sedang ingin makan yang pedas pedas, sepertinya bakso dengan kuah super pedas akan terasa sangat nikmat.
Mobil yang mereka tumpangi berhenti didepan sebuah kedai bakso yang sangat ramai. Pemandangan seperti ini sudah sangat biasa mengingat warung bakso ini sangat terkenal meski tempatnya tak terlalu besar dan mewah. Mungkin selain rasa yang enak, harga yang miring membuat warung bakso ini tak pernah sepi.
Melihat sepasang pemuda beranjak dari duduknya, buru buru Romeo menarik tangan Rere ke bangku kosong tersebut.
"Kamu duduk sini dulu, biar aku yang pesen."
Segara Romeo menuju tempat penjual dan memesan bakso beranak sesuai kemauan Rere.
"Maaf Mas habis. Tinggal satu porsi aja, buat Mbak ini." Ujar penjual sambil menunjuk seorang wanita muda yang sedang menggandeng balita, entah itu anak atau keponakannya. "Tinggal bakso urat dan telur."
Romeo menoleh kearah Rere. Baru kali ini Rere mengatakan ngidam ingin sesuatu. Rasanya tak tega untuk membuatnya kecewa.
"Mbak, boleh gak kalau baksonya buat saya saja. Istri saya sedang ngidam, pengen bakso beranak." Malu menjadi urutan kesekian bagi Romeo, yang penting dia bisa mendapatkan makanan yang diidamkan Rere.
"Yang mana istri kamu?"
Romeo langsung tersenyum sambil menunjuk kearah Rere. Feelingnya mengatakan jika wanita tersebut pasti tidak akan keberatan, mengingat sama sama wanita, pasti mengerti yang namanya ngidam.
"Kamu mau bohongin saya ya? Jelas jelas istri kamu perutnya rata." Sinis wanita tersebut.
"Baru 3 bulan Mbak, belum kelihatan."
"Halah gak usah bohong deh, pakai alesan istri hamil segala." Romeo sedikit kaget juga melihat tanggapan wanita itu, ternyata tak sesuai perkiraannya. Sifat orang memang berbeda beda, jangan hanya karena sama sama wanita, terus dianggap berfikiran sama.
"Tapi saya gak bohong mbak, apa perlu saya tunjukkan foto usg nya?"
"Bisa saja itu hasil usg orang. Udah keseringan nipu dengan cara gitu ya, makanya udah sedia bukti usg palsu?"
Rere yang awalnya sedang bermain ponsel, langsung menyimpan ponselnya begitu tahu Romeo sedang ribut. Buru buru dia menghampiri Romeo.
"Ada apa sih?" tanya Rere sambil menatap Romeo dan wanita disebelahnya bergantian.
"Mbak, bilangin sama suaminya, gak usah bohong kalau istrinya hamil demi mendapatkan bakso. Dia mau minta bakso saya."
"Tapi sa_"
Romeo belum sempat melanjutkan omongannya saat wanita didepannya kembali nyerocos.
"Adik saya juga pengen." Wanita itu menunjuk anak kecil disebelahnya. "Emang situ aja yang pengen. Kalau mau itu usaha, datang lebih sore biar gak kehabisan." Perempuan itu masih saja bicara panjang lebar.
Rere memegang lengan Romeo sambil mendongak menatapnya. "Udah gak papa, aku makan bakso lainnya aja."
"Ta_"
Rere buru buru menggeleng agar Romeo tak memperpanjang masalah. Dia tak mau ribut ribut hanya karena ngidam bakso beranak. Benar kata mbak itu, harusnya dia usaha dengan datang lebih sore, bukan meminta hak orang lain.
Tanpa basa basi lagi, perempuan tadi langsung pergi dari sana karena kebetulan baksonya dibungkus. Meninggalkan Romeo yang masih kesal.
"Aku bakso telur aja, kamu mau apa?" tanya Rere.
"Kita cari ditempat lain aja gimana?" Romeo ingin sekali bisa memenuhi ngidamnya Rere.
"Gak usah, makan seadanya saja." Rere tak mau merepotkan.
"Ntar anak kita ngiler kalau ngidam kamu gak keturutan. Nyari ditempat lain aja ya?" Romeo masih kekeh.
Rere tertawa sambil geleng geleng. "Itu hanya mitos. Kita pesen bakso seadanya aja ya?"
Akhirnya Romeo setuju.
Setelah memesan dua porsi bakso telur, mereka kembali ke tempat duduk untuk menunggu pesanan datang. Tapi tiba tiba seorang wanita paruh baya datang menghampiri mereka.
"Ini buat mbaknya yang lagi ngidam. Kebetulan tadi saya beli bakso beranak di bungkus." Wanita itu meletakkan sebungkus bakso diatas meja Rere. Dia tak sengaja mendengar perdebatan tadi.
Romeo seketika berucap syukur. Wajah kesalnya hilang dan berganti senang.
"Tapi apa tidak apa apa Bu?" Rere merasa sungkan.
"Tidak apa apa mbak. Saya juga pernah hamil, jadi saya ngerti rasanya ngidam."
Romeo mengambil dompet lalu mengeluarkan satu lembar uang merah.
"Buat ganti baksonya." Ujarnya sambil menyodorkan uang tersebut.
Ibu itu menggeleng. "Tidak perlu Mas, saya ikhlas. Ya sudah saya mau pulang kalau begitu."
"Makasih banyak ya Bu." Ucap Rere dan Romeo bersamaan. Keduanya bersyukur sekali bisa dipertemukan dengan ibu ibu sebaik tadi.
Rere tampak sangat lahap sekali memakan bakso beranak yang memang dia idamkan. Begitupun dengan Romeo, dia yang memang merindukan makanan khas Indonesia, terlihat saat antusias melahap bakso telur berukuran jumbo didepannya. Melihat Romeo menuang sambal lagi dan lagi ke mangkuk baksonya, membuat Rere geleng geleng.
"Apa gak terlalu banyak?" Entah sudah berapa sendok sambal yang Romeo masukkan kedalam baksonya.
"Aku lagi pengen makan yang pedes Re."
"Tapi kamu bisa sakit perut Rom."
"Cie....yang perhatian sama aku."
Rere mendesis sebal karena Romeo malah meledekinya. Dia biarkan saja pria itu menambahkan sambal sebanyak mungkin, besok pagi tinggal nertawain aja kalau beneran diare.
Meski sudah terlihat kepedesan, Romeo masih saja menambah sambal kemangkoknya, sungguh membuat Rere heran sampai geleng geleng kepala.
"Anak kita kayaknya keberuntungannya bagus deh Re. Masih didalam perut aja, dia udah dapat rezeki bakso gratis. Mungkin itu yang namanya setiap anak sudah punya rezeki sendiri sendiri."
Rere reflek mengelus perutnya.
"Kayaknya nanti toko kamu bakalan ramai deh, si baby bawa rezeki."
"Sok tahu kamu," celetuk Rere.
"Kita lihat aja nanti. Yang penting positif thinking, yakin dulu aja bakal sukses."
selamat meo n rere 💐🤗
momen yg dinanti reader, pengakuan Romeo, dan akhir cerita kisah Romeo nd Rere /Slight/
deg-degan juga menuggu momen itu 🙁