NovelToon NovelToon
Kode Biru : Serangan

Kode Biru : Serangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Bepergian untuk menjadi kaya / Persahabatan / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Persaingan Mafia
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Fandy Pratama

Ramon tokoh utama dalam novel ini ingin berbagi hasil karnyanya di media sosial, karena dia memiliki jiwa seni yang tinggi. Namun pengetahuan Ramon mengenai internet terbatas, dia seperti kebanyakan orang pada umumnya menggunakan internet untuk kebutuhannya saja. Ramon mendapati banyaknya serangan cybercrime, sehingga dia menyadari bahwa ada sekelompok orang yang menjadikan dirinya sebagai target berbagai macam bentuk peretasan, yang sangat amat merugikan dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fandy Pratama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10 Perhatian Ramon diahlihkan Part I

Sore itu sudah pukul 18.35 dan Ramon baru saja selesai merapihkan apartemennya dan mandi, Ramon keluar dari kamar mandi, lalu dia segera meletakan handuk di balkon apartementnya lalu sebelum dia menyiapkan makan malamnya Ramon browsing menggunakan laptop-nya.

Dia mengambil laptop-nya lalu duduk di ruang tengah dia membuka salah satu website untuk menyaksikan tayangan film favoritenya, dia memasukan alamat website yang dimaksud. Lalu entah mengapa pada saat itu layanan atau website tersebut tidak bisa dibuka lalu halaman website Ramon diahlihkan ke website lainnya.

Ramon mengetikan alamat website di laptop Ramon, https://www.inibagusloh.com untuk menyaksikan salah satu film kesukaannya dan dia ingin melanjutkan menonton acara tersebut.

Setelah beberapa detik muncul halaman baru di website tersebut yang mengatakan website dalam perbaikan kunjungi lagi beberapa waktu kemudian. Belum selesai Ramon membaca keseluruhan notifikasi di website tersebut, halaman browser Ramon berubah menjadi website lainnya kali ini https://www.lebihbagusini.com.

Kenapa kok halamannya berubah menjadi halaman website ini? Kan tadi mau ke website inibagusloh tapi berubah menjadi lebihbagusini. Seketika Ramon teringat dengan apa yang diucapkan oleh Juan. Mengenai salah satu teknik peretasan dengan mengalihkan halaman website asli ke halaman website yang dibuat oleh peretas.

"Apa jangan-jangan mereka udah mulai meretas jaringan internet gw ya?" Ujar Ramon di dalam hati. Ramon terus saja me-refresh halaman website di laptop-nya itu, tetapi tetap saja sama hasilnya. Tetapi halaman tersebut kosong. Handphone Ramon berdering,dia segera melihat bahwa Brian menelfonnya, lalu segera Ramon mengangkat telfonnya.

"Mon turun deh dari apartement lo, gw nunggu lo di taman sekitar apartement lo."

"Hah sekarang?"

"Iya mon gw udah disini cepet ya."

Segera Ramon bersiap-siap merapihkan pakaiannya dan keluar dari apartementnya menuju ke taman sekitar apartementnya. Dia memakai baju kaos hitam dan celana panjang berwarna chino dan segera dia keluar dari apartementnya.

Romon berada di lantai enambelas lantai apartementnya lalu dia turun dengan menaiki lift. Sekitar limabelas menitan berada di lift tersebut akhirnya dia tiba juga di lantai lobby dari apartementnya, maklum cukup lama karena lift tersebut harus naik terlebih dahulu hingga lantai tigapuluh baru dia turun dan tiba di lobby apartementnya.

Setelah tiba di lobby dia segera keluar dari apartementnya dan menuju taman sekitar apartementnya, dan disana dia lihat ada Brian disana duduk didekat ayunan dekat taman tersebut, Brian melambaikan tangannya. Segera Ramon juga melambaikan tangannya dan segera menemui Brian.

"Sudah jam segini lo dateng kesini"

"Iya pengen ngobrol gw, eh di sana kan ada resto yuk kita kesana."

"Yaudah kita kesana."

Ramon dan Brian menuju kesana, karena dekat dia hanya butuh berjalan sekitar dua menitan, begitu sampai di resto mereka duduk di salah satu meja disana, dimana meja itu nomor enam, depan meja itu nomor tiga sampingnya nomor lima dan belakang meja itu nomor delapan, dan meja-meja tersebut sudah terisi.

Setelah duduk disana, makanan yang dipesan Ramon dan Brian pun tiba, mereka menikmati makanan tersebut, walaupun orang yang duduk di meja tiga sangat berisik cenderung gak jelas mereka sesekali berteriak "Kerja apa? Oh itu kan butuh sekitar sebulanan."

Ramon mendengar itu cuma berkata, "Gak jelas ya, gw denger itu serasa ada orang minta kerjaan dan sok tau sama kerjaan orang." Brian lanjut makan, dan berkata, "Iya sepertinya mereka emang gak ada kerjaan, abaikan saja."

Lalu dimeja lima ada dua orang sedang makan disana pun gak jelas tiap satu kata tertawa, dua kata kecicikan, tiga kata udah teriak heboh banget serasa ada hal paling kocak gitu.

Ramon pun menceritakan itu, "Yan lo gak ngerasa aneh sama orang itu?" Ramon menunjukan garpu yang dia pegang ke meja nomer lima, seketika Brian menengokan kepalanya ke arah sana juga.

"Masa iya tiap ngobrol dua kata ketawa, tiga kata kecicikan, tiga kata bisa jungkir balik kali, yang padahal saat gw dengerin pun jangkrik eh gak ngudeng juga dan gak lucu gitu, tapi kenapa mereka ketawa gitu ya." Ramon menguncah makanannya sambil bercerita ke pada Brian.

Brian hanya menjawab, "Angap aja mereka gak jelas, kurang bahagia biarin aja. Bahagia itu kan sulit." Ramon hanya mengiyakan. "Yang penting kita gak ngaruh sama mereka, terutama yang kecicikan itu tanda kurang bahagia banget." Brian menambahkan sambil mengigit daging sate yang dia pesan.

"Iya juga sih tapi terasa aneh gitu, gw kan orangnya penuh penasaran yan" imbuh Ramon. "Yang kaya begitu lo penasaran ngapain juga, udah gak ada kerjaan mereka dan kurang bahagia gitu." Ujar Brian sambil menunjukan tusuk sate yang telah dia makan kearah meja nomer lima.

"Tapi lo gak sadar kalau mereka itu ngomongin kita?"

"Biarin aja, gw gak peduli berarti hidup kita lebih baik dari dia, nah kalau mereka ? gak menarik kan, makanya seperti itu."

"Iya juga sih,"

"Yaudh mon gak usah dipikirin lagi ya."

Setelah selesai makan Brian membayar makanan tersebut, Ramon terkejut kenapa lebih mahal tiga puluh ribu ya? Gw udah biasa makan disini lo, kenapa bisa begitu ya. Brian tidak mempedulikan itu, lalu Ramon mengajak Brian ke apartementnya karena memang disana sudah malam dan sangat dingin.

Brian pun ingin berkunjung kesana, tapi sebelum itu Ramon berpisah dengan Brian, Brian ingin membeli sesuatu sebelum kesana dan Ramon kembali ke apartementnya terlebih dahulu.

"Eh mon gw mau beli kripik dulu, lo duluan aja balik ke apartement."

"Oh iya deh."

Namun sebelum itu Ramon menerima sebuah notifikasi di handphone-nya mengenai salah satu akun berbayarnya yakni akun nontonaja.com dan Ramon berlanganan disana. Lalu Ramon membuka handphone-nya. "Loh pesan apa ini?" Tanya Ramon.

Nontonaja March 2022 20:37

Saudara Ramon, anda baru saja login dengan menggunakan perangkat yang berbeda. Tolong beritahu kami, jika ini bukan anda segera laporkan tindakan ini kurang dari dua puluh empat jam setelah menerima pesan ini, tetapi jika ini anda maka abaikan saja notifikasi ini.

Ramon agak bingung karena dia tidak menggunakan aplikasi atau membuka aplikasi tersebut, tetapi mengapa dia menerima notifikasi dari aplikasi tersebut, karena sejak tadi dia hanya makan bersama Brian.

Ramon segera menuju apartementnya dan Brian menuju ke supermarket dekat sana, Brian segera masuk ke supermarket itu dia mencari sebuah kripik dan dia membeli dua kripik dan dua teh. Setelah Brian mengambil itu dia membawanya ke kasir untuk membayar kripik dan teh yang dia beli.

Lalu Brian keluar dari supermarket dan menuju apartement Ramon. Untuk menuju kesana Brian melewati resto yang tadi dia makan dia melihat seorang pria berambut gondrong, pria tersebut menemui beberapa orang yang tadi saat Ramon dan Brian makan di resto.

"Mas kayanya orang yang tadi tidak menghiraukan kita ya."

"Iya sepertinya dia sibuk sekali dengan apa yang mereka lakukan, cuma yang satu agak terganggu sih."

"Yah gak dapet deh seratus ribu." Wanita tersebut menunjukkan wajah kecewanya.

"Kan orang gondrong itu minta kita ketawa kecicikan biar mereka berdua terganggu, sekarang kita diminta nunggu mereka lagi." Pria dengan pakaian bergaris tersebut menunjukkan wajah kecewanya setelah gagal melakukan seperti yang diminta oleh pria gondrong tersebut

Mendengar itu Brian segera menemui mereka dan bertanya, "Yang dimaksud tadi siapa ya? Jadi kalian diminta seseorang untuk menganggu kita saat makan ya?" Brian menunjukan wajah marahnya.

"Aduh ketauan deh, iya mas maaf ya." Seorang wanita mengunakan pakaian hijau menunjukan wajah datarnya.

"Memang siapa yang menyuruh kalian?" Tanya Brian

"Itu orang berambut gondrong dia minta saya untuk melakukan seperti yang mereka minta untuk mengangu kalian berdua, jika kalian terganggu kita diberi uang seratus ribu. Tetapi jika tidak terganggu sama sekali ya ilang deh seratus ribunya." Pria yang tadi sedang makan dengan wanita tersebut menunjukkan telunjuknya kearah pria gondrong yang sedang memasuki resto tersebut.

"Loh jadi yang tadi itu udah di setting biar terlihat dan seperti itu?" Tanya Brian.

"Iya mas." Jawab Wanita tersebut menunduk.

"Tadi kita lagi makan lalu mereka tiba-tiba datang dan meminta kita untuk melakukan itu" Jelas pria tersebut dengan wajah datarnya.

"Maaf ya mas." Wanita tersebut kembali menunduk.

"Lalu orangnya kemana?" Tanya Brian.

"Nanti juga kemari mas dia minta kita nunggu disini." Wanita tersebut kembali menunjuk ke arah resto tersebut.

Tak beberapa lama pria berambut gondrong itu muncul dia menghampiri pemilik resto yang tadi tempat Brian dan Ramon makan, ini pak saya gak bisa kasih lebih.

"Tiga puluh ribu doang harusnya mintain lebih dong,"

"Maaf mas harganya memang segitu mau ambil tidak ya sudah."

Tak berapa lama pria berambut gondrong itu pergi, Brian yang mendengar hal itu segera menemui pemilik resto, dan bertanya,

"Pak itu siapa? Preman?" Tanya Brian.

"Iya mas, tadi dia malak saya buat saya menaikan harga saat mas makan dan itu diserahin ke mereka." Jelas pemilik resto.

"Oh jadi bapak di palak oleh mereka?"

"Iya mas."

"Memang siapa mereka? Bapak kenal?"

"Kurang tau tapi tadi dia telefon dia hanya berkata ini dosa katulung gitu."

Brian pun menyadari seperti ada yang mensetting situasi dan kondisi agar terlihat dan seperti yang diinginkan seseorang yang mana sangat menganggu Ramon. Brian curiga jangan-jangan Ramon di mata-matai.

******

1
Miss Troublemaker
Pas di bagian sini, nongol iklan diskon beneran dong. /Facepalm/
Ai
Ceritanya menarik, sesuai sama realita saat ini
Ai
Semangat, Thor /Smile/
Ai: Dukung juga karyaku ya
Fandy: Thanks, baca terus ya sampai episode terakhir /Smile/
total 2 replies
Zeyn Seyi
🥰🥰
Fandy: Thanks, baca terus ya sampai episode terakhir /Smile/
total 1 replies
Abu Yahya Badrusalam
Suka banget sama cerita ini, thor!
Fandy: Thanks, baca terus ya sampai episode terakhir
total 1 replies
Dòng sông/suối đen
Kekuatan kata yang memukau, gratz author atas cerita hebat ini!
Fandy: Thanks, terus baca ya sampai episode terakhir.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!