Bebby Daniella Putri menjadi yatim piatu sejak batita akibat korban kecelakaan yang menimpa satu keluarganya, tanpa identitas. Bebby diangkat anak oleh Daniel Frederick, Dokter Muda yang menyelamatkan nyawanya. Daniel mengangkat anak karena rasa kasihan dan sebagai permohonan maaf karena tidak bisa menyelamatkan nyawa kedua orang tuanya.
Dalam perjalanan waktu muncul benih benih cinta di antara mereka berdua. Daniel sebagai orang tua angkat telah menepis perasaan itu. Bagaimana kisah mereka... dan siapa sebenarnya Bebby?
Yuuukkk ikuti kisah mereka guys ♥️♥️♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 11.
“Punya penyakit menular?” tanya Daniel lagi sebab Marco belum menjawab dan masih sibuk mengusap usap layar hand phone miliknya.
“Bukan. Tapi dia sedang dalam kondisi hamil tiga minggu.” Ucap Marco masih serius menatap layar hand phone miliknya.
“Hah? Yang benar? Kata orang tuanya dia tidak punya kekasih kenapa anak gadisnya hamil tidak tahu. Berarti yang Bebby katakan benar laki laki di foto itu adalah kekasih yang sudah menghamili Miranda.” Ucap Daniel tampak ekspresi wajahnya sangat kaget.
“Kamu tidak salah data pasien kan Marc?” tanya Daniel selanjutnya
“Kamu lihat saja sendiri rekam medisnya.” Ucap Marco sambil menyerah kan hand phone miliknya kepada Daniel
“Yang data terkini pun sudah masuk. Dia tadi ingin aborsi. Tapi klinik punya aku tidak bisa melakukan itu. Mungkin dikira klinik kecil jadi dia datang ke sini periksa mungkin tujuan awal memang untuk aborsi.” Ucap Marco selanjutnya
“Okey thanks Marc, untuk informasinya.” Ucap Daniel yang sudah membaca rekam medis Miranda bahkan dia sudah mengirim ke nomor hand miliknya.
“Sama sama Dan, cepat kamu cari anak gadis kamu itu jangan sampai menyesal belakangan jika ada hal buruk terjadi pada dirinya. Aku rasa kondisi dia sedang sangat stres cintanya kamu tolak, kamu akan menikah tambah dia diusir. Dan dia tidak punya siapa siapa di dunia ini. Kemungkinan terburuk bisa saja dia melakukan bunuh diri.” Ucap Marco dengan nada serius, dan membuat Daniel yang mendengar ekspresi wajahnya langsung menegang.
“Kamu jangan menakut nakuti aku Marc.” Ucap Daniel yang kini sudah tidak tenang lagi duduknya.
“Kita harus memikirkan hal terburuk Dan.” Ucap Marco
“Apa kamu sudah lapor polisi?” tanya Marco selanjutnya.
“Sudah. Sahabatnya juga sudah lapor pada Polisi.” Jawab Daniel.
“Okey aku pamit, ini aku mau mencarinya lagi.” Ucap Daniel lalu dia bangkit berdiri setelah saling berjabat tangan, Daniel pun segera melangkah menuju ke mobilnya.
Setelah masuk ke dalam mobil, Daniel pun terus melajukan mobilnya, dia akan mencari Bebby lagi, dia menyusuri setiap jalan ibu kota. Mendatangi semua tempat tempat yang biasa didatangi Bebby. Akan tetapi hingga sore hari Daniel tidak juga menemukan sosok Bebby. Informasi dari Eliza dan pihak kepolisian pun Bebby masih di dalam pencarian.
“Beb.. di mana kamu kenapa hand phone kamu tidak aktif? Apa kamu ganti nomor?” Gumam Daniel sambil terus melajukan mobilnya. Perkataan dari Marco tadi begitu menghantui dirinya dia sangat takut jika Bebby melakukan bunuh diri.
“Beb, Papa akan membatalkan pernikahan itu Beb. Papa punya bukti yang kuat buat Oma.. please Beb.. hubungi hand phone Papa .” Gumam Daniel lagi dan terus berharap hand phone yang dia taruh pada holder di dash board mobilnya itu berdering.
Mobil pun terus melaju menyusuri jalan jalan ibu Kota.
Sementara itu di dalam kamar sebuah hotel. Miranda bersitegang dengan Renold.
“Aku akan mencari klinik lain yang bisa melakukan aborsi.” Ucap Miranda sambil sibuk mencari informasi tempat aborsi lewat hand phone miliknya.
“Sayang please jangan dilakukan. Itu buah cinta kita.” Ucap Renold yang tidak ingin Miranda menggugurkan janinnya. Renold pun merebut hand phone milik Miranda.
“Ren saatnya tidak tepat jika aku hamil sekarang. Sebelum perutku buncit. Aku harus segera menggugurkan.” Ucap Miranda yang keukeuh untuk menggugurkan janinnya.
“Kita bisa buat lagi jika waktunya sudah tepat. Aku subur kamu sehat, gampang Ren.” Ucap Miranda dengan santai.
“Ehmmm tapi bagaimana ya jika Dokter Daniel benar benar tidak mau menyentuhku. Apa aku harus terus menggugurkan anak ku terus.” Gumam Miranda dalam hati.
“Bagaimana jika Dokter Daniel benar benar tidak berhasrat dengan perempuan.” Gumam Miranda dalam hati lagi.
Tiba tiba Miranda tersenyum miring.
“Hmmm aku punya akal. Aku akan beri obat perangsang pada Daniel. Aku coba dia. Jika dia bernafsu aku tidak perlu menggugurkan bayi ini. Akan aku bilang jika ini adalah darah dagingnya.” Gumam Miranda dalam hati lagi sambil mengusap usap perutnya yang masih datar. Dia sengaja tidak mengatakan pada Renold akan rencananya untuk menjebak Daniel, sebab Renold yang cemburu pasti tidak setuju.
“Okey Sayang, aku tidak jadi melakukan aborsi.” Ucap Miranda sambil tersenyum manis menatap Renold.
“Sungguh?” tanya Renold minta keyakinan dan Miranda pun mengangguk mantap.
“Ooo terima kasih Sayang jika Dokter Daniel marah mengetahui kamu sudah hamil kamu cerai saja. Toh kamu sudah resmi menjadi istrinya kamu bisa menuntut harta dari dia.” Ucap Renold sambil memeluk tubuh Miranda.
“Hmm aku rasa Tante Frederick akan tetap mempertahankan aku, karena hamil ku berarti bisa menunjukkan pada publik jika anaknya itu adalah laki laki tulen.” Ucap Miranda sambil tersenyum licik.
“Ha... ha... ha... Dan yang sebenarnya itu adalah anakku. Kita tidak bisa terpisahkan Sayang...” ucap Renold sambil tertawa bahagia dia pun terus memeluk dan menciumi Miranda.
“Jika Miranda punya anak dari aku, aku masih bisa terus berhubungan dengan Miranda, dan aku akan terus bisa meminta uang darinya apalagi jika sudah menjadi istri dokter itu pasti uangnya semakin banyak.” Gumam Renold dalam hati, dia yang pengangguran memang sangat membutuhkan Miranda untuk dijadikan mesin ATM nya. Sedangkan Miranda membutuhkan Renold untuk melepaskan hasratnya.
Renold pun segera membaringkan tubuh Miranda di tempat tidur, dia terus menciumi wajah Miranda, jari jari Miranda pun dengan gesit membuka kancing baju kemeja Renold satu persatu. Ciuman mereka pun semakin panas dan menuntut. Ciuman Renold sudah tidak lagi pada wajah Miranda akan tetapi semakin turun ke bawah. Dengan cepat Renold membuka baju Miranda dan juga melepas baju dia sendiri. Dua sejoli itu pun melampiaskan hasratnya.
Waktu pun terus berlalu, sementara itu Daniel hingga malam hari tidak berhasil mendapatkan Bebby. Dengan tubuh yang sangat lelah dan wajah kusut Daniel masuk ke dalam kamarnya. Baju yang dipakainya pun terlihat lusuh sebab dia hari ini banyak turun dari mobil dan berjalan kaki untuk bertanya tanya mencari Bebby.
“Aku akan memberi tahu pada Papa dan Mama akan kehamilan Miranda.” Gumam Daniel dalam hati.
“Hmm aku mandi dulu, rasanya tubuhku sangat kotor oleh debu dan keringat.” Gumam Daniel lagi lalu dia segera melangkah menuju ke kamar mandi.
Setelah selesai mandi dan sudah berganti baju, sambil membawa hand phone miliknya Daniel segera melangkah keluar dari kamarnya, dia akan menemui Papa dan Mama nya untuk memberi tahu berita tentang kehamilan Miranda dan berharap kedua orang tuanya membatalkan pernikahannya.
TOK TOK TOK TOK
Daniel mengetuk ngetuk pintu kamar kedua orang tuanya dengan pelan pelan karena malam telah larut.
“Apa mereka sudah tidur ya...” gumam Daniel dalam hati.
“Tapi Papa biasanya tidur larut malam..” gumam Daniel lagi lalu dia kembali mengetuk ngetuk pintu kamar itu.
TOK TOK TOK
Sesaat Daniel dikagetkan oleh suara langkah kaki dan satu sosok manusia yang mendekati dirinya.
🤣🤣