Senja Anindita gadis cantik yang baru saja lulus SMA diharuskan menikah dengan Abyansyah sang kakak tiri yang merupakan seorang Dokter ahli Bedah berusia 33 tahun, bukan perbedaan usia dan status duda anak 1 yang membuat Senja ragu menjalani pernikahan ini, namun rasa benci Abyansyah yang selalu menganggapnya sebagai anak dari perusak rumah tangga kedua orang tuanya.
Bagaimana Aby dan Senja menjalani kehidupan pernikahan ini??
C
e
k
i
d
o
t
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deodoran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Bell didepan Berbunyi, Aby yang tadinya disibukkan membaca sebuah Jurnal kesehatan lantas segera berjalan keluar dan menghampiri pintu masuk.
Itu tidak mungkin Senja dan Kaila karena Senja sudah ia beri tahu password pintu.
Saat keluar Aby sempat melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 8 malam itu artinya sudah lebih dari satu jam Senja dan Kaila keluar.
Ceklek.... Pintu terbuka memperlihatkan seorang petugas keamanan dengan sebuah tupperware ditangannya.
"Permisi Tuan mau mengembalikan ini" Petugas keamanan itu menyodorkan wadah plastik yang langsung diambil Aby. Dokter Bedah itu tahu wadah itu dari rumahnya.
"Sampaikan terima kasih saya untuk adik Tuan, panecakenya sangat enak" Puji security itu sebelum pamit untuk kembali melaksanakan tugasnya.
"Ah..Sama sama" Aby tersenyum Hambar.
Apa katanya adik?
Aby menutup pintu dengan kasar.
"Pancake?" Aby menyimpan dengan sembarang tuperwarenya diatas meja makan.
Padahal waktu hari jum'at ia ingat pernah menyuruh Senja membeli bahan untuk membuat Panecake karena ia sangat ingin sarapan itu diminggu pagi.
Tak lama berselang Senja dan Kaila datang mereka nampak bergandengan tangan dengan raut wajah bahagia sambil bernyanyi lagu bintang kecil. Senja hanya menganggukkan kepalanya sembari tersenyum saat melewati Aby yang tengah duduk diruang tengah. Sementara Kaila langsung berlari kepangkuan papanya dan memperlihatkan Boneka boba berukuran kecil yang baru saja dibelinya.
"Boba boba....papa boba ...."
"Iya Sayang Boba..." Aby mengusap pucuk kepala putrinya penuh kasih sambil sesekali mencuri pandang dari cela partisi yang memperlihatkan Senja yang tengah mengatur belanjaannya didalam kulkas dan sebagian ia simpan di lemari dapur.
Senja juga memeriksa makan malam yang ia masak untuk aby untuk memastikan pria itu memakan makan malamnya.
Dan Syukurnya Aby sudah makan tanpa menunggu mereka karena Senja dan Kaila sudah makan diluar tadi. Dikedai yang masih satu gedung dengan swalayan tempat ia dan Kaila berbelanja.
"Mas Kaila berikan sama Aku, badannya mau dibersihkan" Senja mengulurkan tangannya untuk menggendong Kaila yang begitu senang bermain dipangkuan Aby.
Aby menonton Tv selama 20 menit, sembari menunggu Kaila membersihkan badan dan Sikat gigi, biasanya memang butuh waktu selama itu karena Senja pasti langsung menidurkan Kaila setelahnya.
"Kamu bilang apa sama petugas keamanan dibawah?" Tanya Aby tanpa basa basi saat melihat Senja sudah keluar dari kamarnya.
"Bilang apa mas?" Senja bingung, ia lalu ikut duduk disebuah sofa panjang tempat aby berada namun jarak mereka cukup jauh.
"Tadi petugas keamanan datang membawa tupperware katanya panecakenya enak" Aby masih dengan wajah datarnya, lalu sekali lagi menekan remote kontrol ditangannya. Ia tidak sadar chanel yang ia tonton kini adalah chanel luar negri yang menampilkan film romantis.
"Oohh....iya mas tadi pagi aku bikin panecake, tapi sampai jam 10 aku tungguin Mas untuk sarapan tapi mas gak balik balik, aku fikir Mas sarapan diluar, dari pada mubazzir Panecakenya aku kasih ke pak Security" jelas Senja dengan senyuman yang terus tersinggung diwajahnya.
Padahal Aby sudah pulang setengah 9 namun tak ada yang menyadari kedatangannya.
"Terus apa lagi ?" Aby kini melipat kedua tangannya didada, tubuhnya tidak sengaja menyenggol remote tv didekatnya hingga jatuh namun tak menimblkan bunyi karena empuknya karpet yang dibentangkan disekitar Sofa.
"Apa lagi Mas? Maksudnya?" Alis Senja saling bertautan bingung.
"Kau mengatakan kalau kita Saudara dan bukan suami istri?" Suara Bariton Aby terdengar Datar dan tegas disaat bersamaan.
Kerutan dikening Senja semakin menjadi, ia merasa tak pernah mengatakan hal seperti itu, Senja tak pernah mengakui Aby sebagai saudaranya meski pada kenyataannya memang seperti itu walaupun tiri, ia juga tak pernah menutupi status pernikahannya bahkan kepada dua orang Asing yang baru saja dikenalnya di swalayan Senja mengakui semuanya.
Salahnya Senja tak pernah mengatakan kepada petugas keamanan jika ia adalah Istri Aby, kemungkinan sang Security hanya berspekulasi sendiri.
"Apa pak security mengira aku adiknya Mas Aby?"
Aby mendengus sebal, tidak menjawab.
Senja menggeleng Pelan " Mungkin mereka salah paham Mas" Suara Senja terdengar begitu lembut di rungu Aby.
Ah....suara gadis ini memang terasa begitu menenangkan hampir disetiap kalimat yang ia ucapkan, benar benar menghanyutkan.
Ah....ah....baby fast... Entah kapan mulainya tapi suara televisi sudah terdengar erotis seperti itu. Keduanya serempak menoleh dan menemukan adegan tak senonoh dua orang berbeda jenis kelamin yang saling menindih dan melu mat, sekalipun tubuh mereka masih tertutup kain tipis namun masih bisa memancing desiran aneh dua orang yang kini melihatnya.
"MAS!!!GANTI!!!!" Teriak Senja kencang seraya menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. padahal baru saja Aby memuji suara lembut gadis itu.
"Iya...Iya.... Aby yang masih bisa santai nampak kebingungan mencari Remot yang tadi masih berada disampingnya.
Oh, yeah, right there!
That feels amazing .
Don't stop, harder.
I want you so bad.
Give it to me!
Sialnya suara di tv semakin menggila.
"Mass!!!" Senja sudah hampir menangis entah mengapa ia tidak terfikir untuk pergi saja dari sana.
"Masih cari Remote" Jawab Aby santai, tapi ia sebenarnya tengah menikmati kepanikan Istri kecilnya itu.
Senja memberanikan diri membuka mata dan ia bisa melihat ujung remote yang berada di bawah sofa.
"Mas itu remotenya" Tunjuk Senja
"Mana ?" Aby memutar mutar badannya.
"Dibawah Mas!"
Akhirnya kedua manusia itu bisa melihat benda kecil meresahkan itu, secara spontan Senja dan Aby bergerak bersamaan hendak meraih remote tersebut hingga membuat mereka berada dalam posisi saling menindih.
Yah Senja berada diatas tubuh kekar Aby yang sialnya justru tak sengaja menekan tombol volume suara semakin membesar hingga suara erotis itu semakin menggelegar di disetiap sudut apartemen. Untungnya kamar Aby kedap suara sehingga tidur Kaila tidak akan terganggu.
Saat hendak berdiri tak disangka Aby malah menahan pinggang Senja dan memutar tubuh mungilnya hingga berada dibawah kungkungannya.
Aby adalah pria normàl, ada wanita cantik menindih tubuhnya dan tidak sengaja menyentuh benda keramatnya jelas Membuat Hasratnya bergelora ditambah tayangan dan suara yang berasal dari tv.
Mata Aby benar benar dipenuhi kabut gairah.
"Mas....Badan mas Aby ber....mpphhhhtttt" Bibir Aby sudah menempel di bibir tipis Senja yang berusaha berontak dengan menggerakkan wajahnya kekiri dan kekanan.
Gadis 18 tahun itu menangis menatap Aby yang sudah melepas pagutannya.
Aby seketika tersadar ia sudah melecehkan istrinya sendiri. Ia segera bangkit dan juga membantu Senja untuk duduk. mereka berdua duduk bersila beralaskan karpet. Aby juga sudah berhasil mematikan tvnya.
Senja masih terisak seraya berusaha menghapus Air matanya.
Aby merasa bersalah namun enggan menampakkannya ia tetap terlihat santai.
"Apa itu Ciuman pertamamu?"
Senja mengangguk Pelan.
"Cih...." Aby berdecih " Kau tak pernah pacaran?" Aby sedikit tak percaya mengingat pergaulan anak Jaman sekarang. Beda dengan masanya dulu, Ciuman pertama Aby adalah saat sudah menjadi mahasiswa dan itu bersama Larasati.
Senja lagi lagi menggeleng. Bagaimana ia bisa pacaran saat Senja berusaha menutup diri dengan dunia luar, disekolah ia membuat seolah olah dirinya tidak terlihat, karena hampir semua orang tahu ia adalah anak dari istri kedua Tuan Baruna yang sangat kaya, Senja baru nampak Ceria jika sudah tiba di rumah.
"Setelah 2 tahun nanti carilah pria yang baik, namun sebelumnya aku akan berbaik hati mengajarkanmu"
Aby memajukan tubuhnya, memegang tengkuk Senja dan kembali merasakan betapa manis bibir Istrinya itu. Biarlah ia sedikit culas kali ini.
Senja terengah engah...
" Maaf Mas " Dengan wajah Sendu Senja berlari lari kecil kedalam kamarnya meninggalkan Aby dengan senyum smirk yang tersinggung diwajahnya.