Gadis muda, bernama[Resa anggraini], yang haus kasih sayang dan perhatian,pertemuan dia dengan seseorang yang bernama [Hari ramadhan],berusia 32 tahun mempersatukan dua insan itu dalam sebuah ikatan di usianya yang masih 18 tahun.Konflik muncul ketika [Resa] berusaha menemukan kebahagiaan dan kasih sayang dalam pernikahan tersebut,berawal dari perkataan frontal gadis itu membawanya pada takdir yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
babb 4 Galau
Susah tapi indah
Kau akan marah kemudian lega
Kau akan cemburu lalu mulai merindu
kau akan lapar
dan memintanya meredakan segala pengar
setiap kali kau menangis karena jarak
kau wajib ingat segala kisah yang tercatat di otak.
setiap kali kau bosan menatap layar
kau wajib berbenah hati dan kembali menatap lagi,sebab tujuanmu di akhir penantian
adalah menatapnya ribuan kali
mengusap pipinya dengan sayang berkali-kali
memeluk raganya yang dingin
hingga hangat kembali
indah bukan?
Lihat dan pikirkan saja akhirnya
Jangan lupa semangat
Kau hanya butuh melangkah bersama dalam jarak
Seribu hari lagi
Resa tersenyum getir, ketika membaca pesan yang bertuliskan puisi dari sang pemilik hati yang jauh disana. Akankah dia sanggup, menanti kedatangannya yang belum tentu akan ia tepati?
Rizki Nugraha, pria tampan, baik hati, dan penyayang, tinggi putih, senyumannya yang menawan, berusia 19 tahun. Dia cinta pertama seorang Resa Anggraini semasa sekolahnya. Ia dipertemukan saat acara perkemahan antar sekolah.
Setelah beberapa bulan tak berjumpa juga tak pernah bertukar kabar, Resa berusaha menjaga hatinya untuk pria itu. Resa selalu mengingat kata-kata terakhir yang diucapkan pria tersebut, saat terakhir bertemu di acara perpisahan kala itu.
"Tunggu aku menghalalkan mu," aku tak bisa berjanji untuk selalu ada untukmu. Aku pun tak bisa berjanji, untuk bisa menemui mu selalu. Tapi, aku akan berusaha, untuk memperjuangkan diri mu, memiliki mu dalam ikatan yang halal.
Ungkapan Rizki yang membuat Resa tak bisa berkata-kata, dia merasa bahagia saat itu. Tak menyangka, pria yang dia kagumi, akan mengatakan hal yang tak pernah terlintas sedikit pun di benaknya. Hanya senyuman yang mengembang dengan pipi merah merona. Ia mengangguk mendengar ungkapan dari sang pujaan hatinya.
"Entah siapa lagi, yang akan hadir di kemudian hari. Pertahanan ku mulai terasa goyah, a iki. Sampai kapan, aku harus menunggu. Hanya sekedar mengirim pesan puisi saja, tak cukup untuk aku mempertahankan mu," pikir Resa, lalu ia pun tertidur.
Hari demi hari berlalu. Saat Resa pulang pengajian, ia bertemu dengan anak dari tetangga kakaknya di jalan.
"Teh... teh Resa," panggilannya dengan sedikit meninggikan suaranya.
"Iya, ta. Ada apa?" tanya Resa.
"Kalau teteh ada waktu luang, disuruh kerumah sama mamah," ungkap anak yang sebaya dengan adik bungsunya itu.
"Oh, gitu. Memangnya ada apa, ta?" tanya Resa.
"Gak tahu, teh. Pokoknya datang kerumah aja, biar pasti," ucapnya sambil berlalu pergi.
Ada apa ya, tumben-tumbenan Bi Ika nyariin aku, gumam Resa.
"Gak apa, teh. Nanti di temenin," kata Tina saat mendengar gumaman Resa.
Setibanya di rumah, saat Resa masuk ke dalam kamar, dia di panggil mamahnya untuk makan.
"Res, makan dulu sana," perintah Komala.
"Iya, mah," jawab Resa, lalu pergi ke dapur untuk bergabung dengan adik-adiknya yang sama-sama sedang makan juga.
Setelah makan usai, Resa beranjak untuk cuci tangan dan mencuci piring, karena itu yang ibunya perintahkan, agar semua anak-anaknya bisa mandiri.
Kemudian, gadis berparas cantik itu menyapu rumah dengan pintu terbuka, tidak menyadari bahwa ada seseorang yang memperhatikan gerak-geriknya dari luar. no
"Ehem... Ehem..." Deh em Hasan agar Resa menyadari kehadirannya itu.
Resa mendongak, mencari suara tersebut. Lalu ia memalingkan muka, setelah tahu siapa gerangan yang berada di halaman rumahnya itu. Dia menyapu dengan asal, agar bisa cepat-cepat masuk ke dalam rumah.
"Rajin amat, neng... Lihat sini dong, kenapa telpon akang gak pernah kamu jawab?" tanya Hasan.
Resa tak menanggapi pertanyaan pria itu, saat Resa berbalik untuk masuk, ia di kagetkan lagi oleh suara bariton dari pria itu.
"Cantik, besok akang tampil di hajatan belakang rumah kamu, nonton ya! Biar akang semangat, kalau ada pujaan hati," ungkap Hasan, lalu ia melangkah pergi sambil tersenyum lebar pada Resa.
"Ah... Aku suka sama muka jutek mu itu, menggemaskan," lirih Hasan.
Bagi dia, sungguh menjadi tantangan tersendiri untuk menaklukannya. Gadis jutek yang menurutnya imut nan menggemaskan. Padahal di luaran sana banyak wanita yang mengejar & mengidolakan dirinya. Dia sering tampil sebagai penyanyi dalam grup marawis yang sudah terkenal di Kota Intan itu.
*****
Satu hari kemudian
Saat pagi tiba, setelah pekerjaan rumahnya selesai, Resa berpamitan pada Komala untuk menemui Ika. Entah apa yang akan dia sampaikan, tak biasanya sampai Resa terheran-heran.
Tok tok tok. Assalamu'alaikum.... Ucap Resa memberi salam.
Waalaikumsalam, Res masuk, kata Bi Ika mempersilakan masuk.
"Gak apa, Bi, diluar aja," tolak Resa karena merasa sungkan untuk masuk.
"Ya sudah, ayo duduk di bangku itu," tunjuk Ika.
Resa pun mengangguk sambil mengikuti Ika.
"Gini, Res, maksud Bibi manggil kamu itu, di tempat Mbak bekerja lagi ada lowongan, siapa tahu kamu minat, cuman hanya bagian peking sama pasang lebel harga aja," jelas Ika.
"Eummm... Boleh, Bi, kapan saya bisa mengajukan lamaran kerja nya?" tanya Resa.
"Gak usah pakai surat lamaran segala, cuman konveksi kecil ini, kalau kamu mau, besok sudah bisa masuk," tawar Bi Ika meyakinkan.
Ya, nanti saya bicara dulu sama Bapa Mbak, nanti sore dikabarin lagi, kata Resa.
"Iya, silahkan, Mbak berharap, kamu mau ya, gampang ko, kerjaannya, apa lagi kamu bisa sambil belajar menjahit nanti, saat waktu istirahat tiba, saya ajarin," Ika meyakinkan keraguan pada gadis itu.
"Iya, Bi, makasih sebelumnya, saya pamit," ucap Resa.
Setelah sampai rumah, Resa segera menghampiri bapaknya yang sedang mengobrol dengan mamah Komala di ruang tengah.
"Pak, bisa bicara sebentar?" tanya Resa.
"Iya, nak, ada apa?" jawab Nurdin.
"Mmmm, itu, Pak... Saya di ajak kerja di konveksi, di desa sebelah, sama Mbak Ika, apa boleh?" ijin Resa pada bapak.
"Mmmm, kalau kamu mau, pergilah, biar kamu dapat pengalaman,dekat ini kan,bisa pulang pergi," jawabnya.
"Iya, Pak... Makasih," kemudian Resa bangkit dari duduknya.
Saat dia melangkah kan kakinya ke dalam kamar, terdengar suara pria yang memanggil, menantikan kehadirannya, menggema lewat soun sistem.
"ais.. Pria itu gak ada capeknya gangguin aku, malu maluin aja kalau seandainya aku beneran liat dia yang lagi tampil "Resa bermonolog sendiri
" Penonton... "
Hey.. Suara penonton bersahutan
"Sebenarnya.saya sedikit galau,karena orang yang saya nantikan.belum terlihat juga" Ujar Hasan bermonolog sambil celingukan mencari sosok yang iya nanti kehadirannya.
Dalam hati iya berkata " Mana mau dia menampakkan diri di hadapanku,kalau tanpa sengaja bertemu di jalan pun dia akan tergesa-gesa menghindar dari ku.tapi seandainya dia datang,itu sebuah anugrah yang akan membuatku semangat "
"Heleh... Galau katanya,tapi malah mesem mesem sendiri" Ungkap pembawa acara yang duduk bersampingan dengan hasan
"Mangga.Mana tahu ada pesan yang ingin disampaikan terlebih dahulu.agar dapat mengembalikan semangat mu.untuk menghibur pengantin,beserta para penonton,yang sedang menanti di depan sana" Tanya MC pada hasan.
"Tak usah kang.nanti dia malu.kalau saya panggil namanya, bisa bisa dia mara sama saya" Jawab hasan tertawa kecil dan di susul tawa riuh oleh penonton ..
Sedang kan Resa yang sedang berada di dalam kamar,merasa kesal dengan tingkah Hasan.bukan hanya membahasnya di atas panggung saja,iya juga mengirimkan pesan padanya.agar segera datang,melihat dirinya tampil.
"Dasar CAPER " Resa hanya membalas singkat pesannya.lalu ia letakan HP nya,tak mau berlarut kepanjangan.dia melepas kerudung dan memilih untuk merebahkan tubuh nya di atas kasur.
sedangkan di balik perjuangan Hasan menaklukan Resa.Ada hati yang tersakiti.karena menyimpan rasa yang tak tersampaikan pada pria yang beberapa waktu ini telah mengisi relung hatinya.dia mengira perasaannya akan terbalas. melihat kebaikan dan perhatian pria tersebut,yang ditunjukkan padanya belakangan ini.Namun dugaannya salah besar.ternyata Hasan hanya menganggap nya tak lebih seperti adiknya sendiri.
_Definisi sakit tapi tak berdarah gais_