NovelToon NovelToon
Belenggu Ikatan Sahabat

Belenggu Ikatan Sahabat

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Persahabatan / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Calistatj

Ares dan Rara bersahabat baik dari kecil. Tidak mau kehilangan Ares membuat Rara mempertahankan hubungan mereka hanya sebatas sahabat dan memilih Arno menjadi pacarnya. Masalah muncul saat Papa Rara yang diktator menjodohkan Ares dan Rara jatuh sakit. Sikap buruk Arno muncul membuat Rara tidak mempertimbangkan dua kali untuk memutus hubungan seumur jagung mereka. Ares pun hampir menerima perempuan lain karena tidak tahan dengan sikap menyebalkan Rara. Namun demi melindungi Rara ,memenuhi keinginan papa dan membalas Arno. Akhirnya Rara dan Ares menikah. Hari - hari pernikahan mereka dimulai dan Rara menyadari kalau menjadi istri Ares tidak akan membuatnya kehilangan lelaki itu. Lantas bagaimana kelanjutan hubungan mereka yang sebelumnya sahabat menjadi suami istri serta bagaimana jika yang sakit hati menuntut balas?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Calistatj, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 10

Rasanya takdir memang sedang menempatkan hidupku di roda paling bawah. Layaknya roda yang berputar. Kehidupanku yang selalu di atas perlahan - lahan mulai turun ke arah bawah. Segala cobaan menghantamku tanpa ampun. Aku berlarian di lorong rumah sakit setelah mendapatkan kabar kalau papa masuk rumah sakit.

“Res, gimana keadaan papa tanyaku panik?” Ares adalah orang yang membawa papaku ke rumah sakit setelah pembantu di rumah berlari kepadanya meminta bantuan. Ares terlihat khawatir.

“Papa lo kena serangan jantung, Ra. Dokter akan segera melakukan tindakan operasi pemasangan ring”

Aku hampir terjatuh mendengar kabar itu. Kedua kakiku terasa lemas. Ares dengan sigap menahan tubuhku sedangkan aku langsung menangis sejadi - jadinya di dalam pelukan Ares. Dari dulu selalu seperti ini. Ares adalah orang yang memberikan bahunya untuk aku bersandar di setiap kali aku sedih.

“Ra, tenang ya. Dokter lagi siap - siap buat ambil tindakan. Ada dokumen yang harus lo tanda tangan”

Aku menguatkan diri. Sejak mama meninggal hanya ada papa di dalam hidupku begitu pula sebaliknya. Aku menemui dokter dan menyetujui tindakan operasi secepatnya. Aku mempertaruhkan segalanya untuk menyelamatkan papa secepatnya. Dokter mendorong brankar papa dari unit gawat darurat menuju ruang operasi. Aku dan Ares menunggu di depan. Aku sangat takut kalau harus kehilangan papa, karena selama ini yang aku miliki hanya papa. Ares menggenggam jemariku memberi isyarat kalau aku tidak sendiri. Aku meletakan telapak tanganku di punggung tangan Ares. Waktu dua jam terasa seperti selamanya untuku. Aku langsung menghampiri dokter yang keluar dari ruang operasi.

“Bagaimana keadaan papa saya?”

“Pasien sudah melalui masa kritis. Operasi berjalan sukses. Pasien akan segera dipindahkan menuju ruang rawat”

Mendengar kalimat dokter aku merasa sangat senang. Papa akan segera membuka mata. Ares memelukku “Syukurlah” Katanya.

***

Aku menunggu papa sadar di dalam ruang rawat. Ares kembali ke rumah untuk mengambil bajuku yang sudah disiapkan oleh pembantu di rumah. Aku memandang papa yang masih belum sadar betapa waktu sebelumnya membuat aku merasa ketakutan terbesar dalam hidupku. Mau seburuk apapun papa dia tetap orang tua yang aku miliki selama ini.

“Pa, Rara sayang papa”

Waktu terus bergulir tapi aku masih menolak meninggalkan sisi papa. Aku ingin tetap disini sampai dia membuka mata. Akhirnya papa mulai membuka matanya.

“Rara”

“Papa, Rara takut banget kehilangan papa”

“Papa…. nggak apa - apa. Ra”

“Untung Ares membawa papa ke rumah sakit tepat waktu”

Papa menyunggingkan seulas senyum di bibirnya tanpa berkata apa - apa. Aku meraih jemari papa. “Jangan bikin Rara khawatir lagi tolong”

Ares datang ke rumah sakit tak lama kemudian dengan satu tas jinjing. “Om, udah sadar ya?”

“Udah, Res”

“Makan dulu” Ares menyerahkan satu plastik berisi makanan kepadaku.

“Kamu udah makan?”

“Udah”

Aku beranjak dari kursi dan duduk di sofa. Sementara Ares mengambil duduk di samping brankar papa.

“Ares” Lirih papa

“Iya om?”

“Makasih”

“Sama - sama, Om”

Setelah beberapa waktu paska operasi keadaan papa mulai membaik. Aku membantu papa untuk makan makanan rumah sakit yang dia keluhkan karena tidak berasa, tapi tetap dihabiskan.

“Papa… mau bicara”

“Apa, Pa?”

“Ares, Rara”

“Iya, Om?”

“Ares, bisakah kamu menikahi Rara secepatnya?”

Aku membelalakan mata dan menatap papa. “Maksud papa apa? Pa, papa masih belum sembuh jangan ngaco. Res, jangan dengerin ini efek obat bius”

“Om takut kalau kejadian seperti tadi terulang lagi dan om harus meninggalkan…Rara… seorang diri. Hanya kamu yang bisa om andalkan untuk menjaga, Rara”

“Pa, udah. Jangan membuat Ares bingung” Aku berusaha mengakhiri ucapan papa. Ares sudah memiliki orang yang paling sesuai untuk hidupnya - Donna. Bagaimana bisa aku merusaknya?

“Rara… hanya Ares yang bisa papa percaya untuk menjaga kamu”

”Rara bisa menjaga diri Rara sendiri. Lagi pula kami masih terlalu muda” Aku masih berusaha keras untuk menolak. Kami adalah sahabat. Sedetik pun aku tidak pernah membayangkan kalau harus menikahi Ares.

Ares masih terdiam dan menatap papa seolah menunggu papa untuk melanjutkan kembali kalimatnya sebelum menjawab atau mungkin dia sedang menimbang - nimbang keputusannya. “Om… Ares bersedia menikahi Rara secepatnya sesuai dengan rencana kita”

Aku menatap Ares tak percaya dengan ucapannya. Dia menjawab permintaan papa tanpa pikir panjang. Aku tidak ingin menikahi orang yang terpaksa menikahiku. Aku selalu memimpikan pernikahan sempurna.

“Res…”

“Nikahi Ares, Rara. Hanya ini yang bisa papa lakukan untuk menjamin masa depan kamu” papa menatapku dengan mata berbinar - binar.

***

“Res, kalau kamu nggak mau ini semua nggak harus dilanjutkan. Aku ngerti posisi kamu tadi. Kamu kepaksa kan?” Kataku di depan ruang rawat papa.

“Nggak. Ayo nikah, Ra” Kata Ares mantap.

“Res… nggak bisa”

“Kenapa? Lo nggak mau membuat bokap lo senang?”

“Aku tau kamu suka orang lain, Res. Aku nggak mau jadi penghalang kebahagiaan kamu”

Ares terkekeh dan menatapku. “Tau apa lo, Ra soal orang yang gue suka?”

“Aku merasa kalau Donna lebih serasi buat kamu”

“Serasi itu bukan jaminan untuk pernikahaan Rara” Ares meletakan tangannya di kedua bahuku.

“Kenapa kamu mau nikah sama aku?”

“Lo tau siapa orang yang gue suka selama ini?” Ares menatapku dalam.

Aku menatapnya balik sambil berpikir siapa orang yang Ares suka selama ini? Dia tidak pernah memberi tau siapa orang yang disuka selama ini kepadaku, hingga Donna muncul di hadapannya. Aku berpikir kalau Donna adalah perempuan paling ideal untuk Ares. “Aku nggak tau, tapi Donna adalah perempuan yang paling potensial untuk jadi orang yang kamu suka, Res”

“Gue nggak suka Donna” Jawab Ares tegas.

“Terus siapa, Res?”

“Orang yang gue suka mungkin adalah orang yang nggak akan pernah terlintas di benak lo”

“Kalau aku nggak tau kamu bisa kasih tau aku?”

“Gue suka lo, Rara. Selama ini cuma lo yang gue suka”

Aku tertawa mendengarkan pernyataan Ares. Mungkinkah Ares menyukaiku? Rasanya tidak mungkin selama ini aku tidak pernah merasa dia menyukaiku.

“Kenapa ketawa?” Kata Ares sebal

“Kamu bercanda. Mana mungkin orang yang kamu suka itu aku”

“Menurut lo kenapa gue selalu ada buat lo, Ra? Kenapa nggak ada cewek lain yang pernah jadi pacar gue selama ini? Ya karena orang yang gue suka dan gue mau ada di hadapan gue” Ares terlihat serius

Aku menatap Ares tak percaya. “Nggak mungkin kan, Res? Jangan bercanda soal hal seperti ini?”

“Gue terlihat bercanda menurut lo?”

Aku terdiam. Ares serius. Lelaki ini benar - benar serius dengan ucapannya. “Tapi, kita sahabat Res. Kita tidak mungkin menikah”

“Kata siapa sahabat nggak boleh nikah?”

“Selama ini lo yang gue suka, Ra. Kenapa lo nggak pernah sadar sih? Kenapa lo lebih milih lelaki nggak benar macam Arno dari pada gue?”

“Res…”

“Apa karena gue sahabat lo makanya lo nggak pernah jatuh cinta sama gue? Sahabat dan cinta itu hanya dipisahkan sebuah batas, Ra. Lo bisa melewati batas itu dan menerima gue. Ayo kita menikah. Setidaknya lakuin ini demi bokap lo”

“Res, tapi…”

“Lo utang satu permintaan sama gue. Jadi, permintaan gue adalah… gue mau lo menikah sama gue, Ra. Hanya gue yang bisa jaga dan membuat lo bahagia”

“Tapi, ada syaratnya Res”

1
MatchaLatte
Makanya ada ada aja papanya… makasih udh mampir sis hihi
Riiiiee
aduhhhh Rara terima ajaa dong
Riiiiee
aduhhhh raa
Riiiiee
ya ampun papa, hobi anak itu harus dikembangkan bukan malah di larang
Riiiiee
gemesss banget, jadi pengen punya sahabat cowo juga
Devie Varany
Sweet banget ares dan raraaa
MatchaLatte: Makasih kak stay tune untuk cerita berikutnya ya
total 1 replies
acc_.xm
Aku udah rekomendasiin cerita ini ke temen-temen aku. Must read banget!👌🏼
MatchaLatte: Terimakasih kaka stay tune ya untuk part berikutnya
total 1 replies
BloodyKnuckles
Seru banget! Gak sabar nunggu kelanjutan ceritanya!
MatchaLatte: Hai kak terimakasih hehe stay tune ya aku mau post lanjutannya hari ini
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!