Adam Xavier, memiliki seorang anak bernama Malvin Xavier. Anak ini baru berusia empat tahun, namun pemikiran nya melebihi orang dewasa.
Malvin Xavier selalu memerintahkan ayah nya untuk mencarikan seorang ibu untuk nya. Namun, Adam selalu menolak permintaan Malvin, dengan alasan, dia masih bisa membesarkan Malvin tanpa kehadiran seorang ibu di hidup mereka.
Pertemuan tak sengaja Malvin, dengan seorang wanita cadar, membuat Malvin memiliki keinginan untuk dekat dengan wanita itu, Malvin berharap jika wanita cadar itu bisa menjadi ibu pengganti untuk nya.
Siapa kah, wanita cadar yang membuat Malvin terus mendesak sang ayah untuk menikahi wanita cadar itu?
Yuk simak di, Wanita Cadar Destiny with Mas Duda !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Malam Senin
"Sah!"
"Sah"
"Sah"
"Alhamdulillah" ucap semua orang yang hadir pada acara tersebut sebagai saksi.
Najwa mengulurkan tangan nya ke arah Adam, namun Adam menerima meskipun ia tidak ingin mencium kening Najwa setelah Najwa mencium punggung tangan nya. Bahkan, Adam tidak melakukan hal yang biasa di lakukan orang setelah ijab qabul.
Adam tidak mendoakan hal - hal baik untuk Najwa, dia tidak melakukan hal itu, Adam pernah melakukan semua nya, hanya waktu dia menikahi Mommy Malvin. Adam sangat membedakan istri pertama dan istri ke dua nya.
Begitu acara itu selesai, Adam langsung meminta Najwa untuk mengambil koper baju nya, dia meminta izin kepada Romi untuk membawa Najwa pada malam ini juga, karena dia tidak akan tinggal di rumah itu walau hanya satu malam saja.
"Ma, kenapa Kakak ingin kita segera pergi dari tempat ini?" bisik Kinara,
"Kau hidup dan besar bersama nya, namun Kau tidak pernah mengenal Kakak mu dengan baik. Dia memang terlihat dingin dan sedikit kejam. Kinara, Kakak mu itu sangat mencintai istri pertama nya, dan saat ini kenapa dia ingin kita segera pulang, karena dia tidak ingin melukai hati istri pertama nya, dia merasa jika saat ini Humaira sedang menunggu nya di rumah, Adam merasakan sakit yang akan di rasakan Humaira, saat tahu jika suami nya menikah lagi. Namun, itu hanya ilusi saja Kinara, itu tidak benar, Humaira telah pergi sejak lama di kehidupan Kakak mu, tapi Adam masih tidak bisa mengikhlaskan kepergian Humaira pada tiga tahun yang lalu, dan kini sudah empat tahun Humaira pergi dari kehidupan kita semua. Namun, bayangan Humaira masih membekas di ingatan Kakak mu" ungkap Melda, saat ini mereka tengah berada di teras rumah Najwa.
Adam keluar dengan membawa Malvin bersama nya, dan melihat Melda yang menunggu di teras, lantas Adam menghampiri mereka.
"Oma, kenapa Mommy lama sekali, Malvin udah enggak sabar, ingin memeluk Mommy"ujar Malvin dengan polos, anak ini begitu senang, karena saat ini Najwa dan Adam sudah sah menjadi orang tua Malvin.
"Daddy tunggu di mobil" Adam langsung pergi menuju mobil, Melda dan Kinara menatap punggung Adam yang berjalan ke arah mobil. Tak lama, keluar Najwa dengan koper di tangan nya, serta di antar oleh Romi, sampai ke teras rumah.
"Kak, baik - baik di rumah, tutup kafe nya jangan larut malam, perhatikan kesehatan Kakak, untuk makanan, jika tidak sempat masak jangan malas untuk membeli di luar, pokoknya perut harus terisi, jangan bikin lambung kumat" Najwa memperingati Kakak nya dengan tegas, namun tak terasa air mata Najwa membasahi cadar nya, melihat pria yang ada di depan nya dengan netra yang berembun.
Romi memeluk Najwa dengan erat, dan pelukan itu begitu hangat, mereka telah lama hidup berdua semenjak orang tua mereka meninggal. Tiba - tiba, salah satu dari mereka telah menikah dan pergi meninggalkan rumah itu, tentu saja membuat ke dua nya sangat sedih.
"Jadilah istri yang baik, untuk suami dan Anak mu, sayangi lah dia sebaik kamu menyayangi Kakak, ingat dia juga anak mu anak dari suami mu" tukas Romi, sembari melirik Malvin, yang tersenyum ke arah Romi.
"Najwa akan melakukan apa yang telah Kakak ajari, Malvin sayang sini salim sama Om Romi" pinta Najwa, dengan senang hati Malvin mendekat dan menyalami tangan Romi.
Tit...Tit...Tit...
Adam membunyikan klakson setelah bosan melihat drama perpisahan di depan rumah Najwa.
Melda geram melihat tingkah anak nya yang tak sabaran sedikit pun, membuat malu Melda dengan Romi, yang menatap mobil Adam dengan ekor mata nya.
Setelah berpamitan, Najwa menarik koper milik nya ke arah mobil Adam, disana ada dua mobil yang terparkir.
Adam meminta Najwa untuk ikut mobil yang sama dengan Melda, sementara Kinara di minta untuk ikut dengan dirinya. Malvin bahkan menolak untuk bersama dengan Adam, dia memilih untuk satu mobil dengan Najwa.
Beberapa jam kemudian. . .
Tiba di kediaman Xavier, rumah mewah berlantai dua. Najwa memperhatikan rumah bewarna putih mix gold sangat mewah, dan sangat besar.
"Mommy, selamat datang di rumah Malvin, dan sekarang menjadi rumah mommy juga" seru Malvin dengan senang, dan memeluk pinggang Najwa, dan Najwa dengan lembut mengusap kepada Malvin.
"Ayo masuk, ini sudah malam, apa kau ingin tidur di luar?" ketus Adam, yang baru turun dari mobil, Melda yang melihat tingkah anak nya hanya bisa menggelengkan kepala nya.
"Maaf ya Nak Najwa, Adam memang begitu orang nya sedikit kasar kalau bicara" Melda mengusap lengan Najwa, agar wanita ini tidak tersinggung dengan sikap suami nya.
"Tidak apa - apa Bu, Najwa bisa mengerti"
"Ayo kita masuk"
Mereka semua segera masuk, dan sang sopir membawa koper Najwa ke dalam rumah. Di ruang tamu, Adam berdiri sembari menunggu mereka semua masuk.
Kinara yang sudah ngantuk, langsung pergi menuju kamar nya. Kini hanya tinggal Melda dan menantu baru nya, serta Malvin juga ada di sana.
"Kamu tinggal di kamar Malvin, dan koper mu bisa kamu bawa kesana, di kamar Malvin ada lemari besar masih muat untuk menyimpan pakaian mu!" titah Adam,
"Hore ....Aku bisa tidur bersama Mommy" teriak Malvin dengan senang, namun tidak untuk Melda, yang mendengar ucapan Adam, membuat dia malu dengan Najwa.
"Najwa" lirih Melda, menatap wanita itu.
"Tidak apa - apa ibu, Najwa baik- baik saja. Kalau begitu, kami duluan ke kamar, Malvin dimana kamar kita sayang, bukan kah Kamu harus segera tidur, besok 'kan harus sekolah"
Najwa memperlakukan Malvin dengan lembut, Adam bisa melihat itu, namun tidak membuat hati Adam bergetar saat melihat Najwa bersikap begitu lembut kepada Malvin anaknya.
Melda langsung pergi menuju kamar nya, dia kecewa dengan sikap Adam yang memperlakukan Najwa begitu buruk. Malvin dan Najwa juga sudah pergi ke kamar mereka, yang ada di lantai bawah.
Melihat semua orang sudah pergi, Adam pun bergegas menaiki anak tangga, menuju kamar nya.
Ceklek ! .
Pintu kamar terbuka, ada foto pernikahan Adam dan Humaira di dalam kamar itu dengan ukuran yang cukup besar, hampir memakan sebelah dinding kamar tersebut.
"Sayang, maaf. Kamu pasti marah pada ku 'kan karena mengkhianati kamu. Sayang aku melakukan ini, untuk Malvin bukan untuk ku, aku janji aku tidak akan menyentuh nya, aku tidak akan mengecewakan mu, sayang. Aku hanya akan menjadi milik mu selama nya"
Dugh!
Adam berlutut di depan foto pernikahan nya dengan Humaira, wanita itu cukup cantik dengan lesung pipi, dan senyuman manis nya, mampu membuat Adam tidak dapat melupakannya.