NovelToon NovelToon
KONTRAK CINTA

KONTRAK CINTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Fantasi / Balas Dendam / Kehidupan di Kantor / Office Romance
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: umnai

Reyhan tidak pernah menyangka bahwa hidupnya akan terperangkap oleh permainan yang di ciptakan boss tempat dirinya bekerja, berawal dari ia mengantarkan dokumen penting pada bossnya tersebut, namun berakhir dirinyaenjalani hubungan yang tidak masuk akal,, wanita itu bernama Sabrina tiba tiba meminta dirinya untuk menjadi kekasih wanita itu

sementara itu Sabrina tidak punya jalan lain untuk menyelamatkan harta peninggalan ibunya, terpaksa ia melakukan cara licik untuk membuat Reyhan mau menerima permintaanya.

tanpa Sabrina sadari ternyata Reyhan adalah pria berbahaya dengan begitu banyak pesona, pria itu mengajak Sabrina ke banyak hal yang tidak pernah sabrina lakukan, Sabrina tenggelam dalam gelora panas yang Reyhan berikan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon umnai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 10

Sabrina merasa penasaran sepanjang hari di kantor. Ia merasa ada yang kurang karena tidak melihat sosok Reyhan, yang biasanya selalu ada di kantin saat jam makan atau menghadiri rapat bersama. Ponsel Reyhan juga sulit dihubungi, namun Sabrina tetap menunggu pria itu di lobi kantor untuk pulang bersama seperti biasanya.

Dimas yang kebetulan melihat Sabrina seketika bimbang ingin mengutarakan niatnya, ia teringat seperti apa hubungan yang sedang Reyhan san Sabrina jalani, karna setelah memaksa Reyhan bercerita, akhirnya Reyhan menceritakan awal muka hubunganya secara lengkap pada Dimas  Dimas dengan keberanianya menghapiri Sabrina.

"Miss Sabrina" sapa Dimas dengan sedikit janggung.

"Ya ada apa??" Tanya Sabrina dengan bingung, Sabrina tahu bahwa pria yang menghampirinya adalah sahabat Reyhan, karna ia sering meligat Reyhan dengan ppri itu.

"Apa kau sedang menunggu Reyhan?" Tanya Dimas.

"Ya, aku sedang menunggunya, apa kau melihatnya? Sedari tadi aku tak melihatnya, ponselnyapun tak aktif" jawab Sabrina.

Dimas menghela nafas sebelum mengutarakan niatnya.

"Sebetulnya aku kemari ingin memberitahu bahwa hari ini Reyhan tidak masuk, dia sedang sakit" ucap Dimas.

Mendengar kabar ini, Sabrina merasa terkejut dan khawatir.

"Sakit??

"Ya semalam dia kehujanan menyebabkan dia deman, apa kau ingin menjenguknya, kebetulan kami satu apartement" ajak Dimas.

"Baiklah aku ikut" ucap Sabrina.

Dimas lalu mengajak Sabrina untuk mengunjungi Reyhan di apartemennya. Selama di perjalanan otak Sabrina berpikir bagaimana bisa Reyhan kehujanan dan menyebabkan demam.

Begitu tiba di apartemen Dimas membuka pintu apartement Reyhan dengan memencet password.

"Kamu sudah lama berteman, jadi tahu kode sandi, juga untuk berjaga jaga" ucap Dimas saat melihat Sabrina bingung mengapa ia bisa membuka pintu apartement Reyhan.

"Jika kau merasa aku berbohong bahwa ini apartement Reyhan, aku tidak akan menutup pintu ini, kau bisa langsung kabur jika aku melakukan hal buruk terhadapmu mis" ucap Dimas melihat raut ragu dan was was dari Sabrina.

Keduanya memasuki apartement Reyhan, terasa sepi dan kosong.

"Sepertinya di kamar" ucap Dimas, Sabrina hanya mengikuti langkah Dimas meaki Sabrina takut Dimas berbohong padanya, karna jujur saja Sabrina tidak mengenal Dimas seperti apa, ia harus waspada dengan siapapun itu.

"Rey.,." Panggil Dimas, saat tiba di kamar Reyhan, pria itu tengah berbaring dengan menutup seluruh tubuhnya dengan menggunakan selimut.

"Hmm..,.

"apa kau sudah baik baik saja?" Tanya Dimas duduk di tepi ranjang Reyhan.

"Hmmm" jawab Reyhan.

"Hmm apa??, apa kau sudah makan? Sudah periksa?, sudah minum obat?" Tanya Dimas.

"aku tidak punya tenaga untuk meladenimu Dimas, pulanglah aku baik baik saja" ucap Reyhan dengan lemah di balik selimut.

Pandangan Dimas lalu berubah arah kea arah Sabrina.

"Tapi suaramu lemas sekali, buka selimutnya aku ingin melihat kondisimu" pinta Dimas.

"Hmmm" jawab Reyhan, Dimas berdecak sebelum akhirnya tanganya menarik Selimut yang menutupi wajah Reyhan.

Terlihat Reyhan sedang memejamkan mata dengan wajah pucatnya, tak perduli dengan kedatangan Dimas.

"Reyhan wajahmu sangat pucat, apa kau sudah pergi ke dokter??" Tanya Sabrina yang terkejut melihat wajah Reyhan, berbeda dengan Dimas yang sudah melihat tadi pagi, wajah Reyhan masih sama seperti tadi pagi.

Mendengar suara Sabrina, mata Reyhan langsung terbuka untuk memastikan indera pendengaran nya, ia sangat terkejut melihat Sabrina berdiri di sebelah Dimas.

"Sabrina!!

Sabrina dapat melihat Reyhan dengan wajah terkejut melihat kedatangannya. Pria itu terlihat lemas dengan keringat dingin mengucur di dahi dan pipinya. Dimas beranjak dari ranjang untuk bergantian dengan Sabrina, Wanita itu duduk bekas Dimas,  Suhu badannya juga terasa panas saat Sabrina menyentuhnya.

"Suhu tubuhmu panas Sekali Reyhan?" Ucap Sabrina dengan khawatir.

"Sabrina mengapa kau ada di disni?

"apa kau sudah memanggil dokter?" Tanya Sabrina.

"Kamu kenapa, Reyhan? Kenapa tidak bilang kalau kamu sakit?" tanya Sabrina dengan nada khawatir.

Reyhan tersenyum lemah sambil menggeleng, "Aku tidak bisa menghubungimu karna ponselku tertinggal. Lagipula, aku pikir ini hanya demam biasa, tapi sepertinya lebih serius daripada yang kubayangkan."

"Aku akan meninggalkan kalian berdua, nanti aku akan kembali dengan membawa makanan, apa ada yang ingin titip sesuatu?" Tanya Dimas.

"Tolong panggilkan dokter untuk memeriksa Reyhan, sebelum demamnya tambah parah" ucap Sabrina.

"Baiklah, dokter akan segera datang" ucap Dimas pergi meninggalkan mereka berdua.

"Mengapa kau ada di disini Sabrina?" Tanya Reyhan menatap Sabrina.

"Dimas mengajaku kemari, aku dengar dari Dimas bahwa kau kehujanan, kapan??

"Semalam, mobilku mogok saat hampir tiba, karna jaraknya yang tidak terlalu jauh aku memutuskan untuk pulang jalan kaki, tidak tahunya malah huja " jawab Reyhan.

"Maafkan aku, harusnya kau tidak mengantarku pulang" ucap Sabrina dengan penyesalan.

"Bukan salah kamu, tak perlu minta maaf, terimakasih sudah mau datang mengecek kondisiku" ucap Reyhan dengan tulus, Sabrina mengangguk kecil sebagai jawaba.

Tak lama kemudian, Dimas datang bersama dokter yang akan memeriksa kondisi Reyhan. Di tangannya, Dimas membawa makanan untuk Reyhan dan Sabrina.

Setelah dokter selesai memeriksa Reyhan dan memberikan resep obat, Dimas pamit untuk kembali ke apartemennya, meninggalkan Reyhan dan Sabrina berdua di apartemen Reyhan.

"Syukurlah kau hanya perku istirahat" gunam Sabrina.

"kau harus makan Reyhan untuk mengisi energimu, setelah ini minum obat, biar aku bantu" ucap Sabrina dengan penuh perhatian dan kepedulian menyuapi Reyhan makan, mengikuti setiap petunjuk dokter dengan cermat.

Setelah makan, dia memberikan obat yang diresepkan dokter untuk Reyhan. Reyhan menelan obat tersebut dengan terima kasih pada Sabrina.

"thank you Sabrina, seharusnya ini tidak usah, aku bisa melakukanya sendiri" ucap Reyhan tidak enak merepotkan Sabrina.

"tak perku berterimakasih Reyhan" ucap Sabrina.

Setelah semua selesai, Sabrina berniat untuk pulang ke rumahnya.

"sepertinya akan turun hujan, aku akan pulang,apa kau tidak apa sendiri, atau ingin aku meminta Dimas untuk menemanimu?"

Namun, Reyhan langsung melarangnya, mengingatkan bahwa sudah larut malam dan tidak aman untuk Sabrina pulang sendirian.

"Bisakah kau tidak pulang, ini sudah terlalu malam dan juga sebentar lagi hujan" ucap Reyhan melarang.

"Aku akan menyuruh supir menjemputku"

"Sabrina tinggalah disini, temani aku untuk malam ini saja" pinta Reyhan mencekal tangan Sabrina.

Sabrina terdiam sejenak, menimbang-nimbang apakah dia harus tetap pergi atau mengikuti saran Reyhan.

Akhirnya, Sabrina mengalah dan memutuskan untuk tinggal di apartemen Reyhan semalam, ia juga masih tak tega meninggalkan Reyhan sendiri dalam kondisi sakit.

"Tapi aku tak punya baju ganti" ucap Sabrina dengan bingung.

"Tenanglah, aku akan meminjamkan bajuku untukmu" ucap Reyhan dengan perlahan berjalan menuju lemari dan mengambil sebuah kaos untuk Sabrina kenakan.

"Pakailah ini, kaos ini besar untuk menutupi tubuhmu" ucap Reyhan, Sabrina mengangguk dan berjalan menuju kamar mandi.

Sambil menunggu Sabrina selesai, Reyhan memutuskan untuk mengganti sprai yang sudah kotor akibat keringat yang membanjiri tubuhnya tadi.

Tak lama Sabrina kembali, kaos Reyhan sangat kebesaran di tubuh Sabrina, membuat Sabrina tak perlu memakai celana panjang lagi, Sabrina berjalan menghampiri Reyhan yang sudah berbaring.

"Aku pinjam bantalmu, aku akan tidur di sofa" ucap Sabrina, Reyhan menatap Sabrina aneh.

"Tidak ada tidur di sofa, tidurlah disampingku Sabrina" ucap Reyhan membuat Sabrina terkejut.

"Hanya tidur tidak lebih, aku sedang sakit tak mungkin tidur di sofa, dan tak mungkin juga membiarkan tamuku tidur di sofa" lanjut Reyhan.

"Bergabunglah disini" pinta Reyhan menepuk ranjang sebelah, Sabrina tampak ragu, dengan canggung ia bergabung bersama Reyhan dan langsung menarik selimut untuk menutup tubuhnya.

Reyhan merubah badanya menghadap Sabrina, ia tersenyum kecil melihat tubuh Sabrina yang tegang di balik selimut. Reyhan bisa melihat seberapa mancung hidung Sabrina saat di lihat dari samping.

"How are you today?" Tanya Reyhan memecah kecanggungnya.

"Seperti biasa, tidak ada yang spesial" jawab Sabrina menatap langit langit kamar Reyhan, sudah lama ia tak mendengar kalimat itu, ia merasa asing dengan kalimat yang Reyhan lontarkan.

"Apa itu karna tidak ada aku hari ini?" Tanya Reyhan dengan percaya dirinya, membuat Sabrina menyerjit kan keningnya.

"Ada tidaknya kamu, memang hari hariku terasa biasa saja, bahkan aku lupa kapan sesuatu menjadi hari spesial, aku tidak mengingatnya dan tidak tahu rasanya bagimana hari spesial itu." jawab Sabrina, sejujurnya hari harinya memang bisa saja tak ada yang spesial tentang hari hari yang selalu ia lewati.

Reyhan dapat melihat kehampaan itu dari nada dan cara Sabrina menatap langit langit kamar, sadar atau tidak Sabrina telah berbagi sedikit cerita hidup tentang wanita itu.

"Spesial atau tidak, yang terpenting jangan lupa bersyukur, tuhan lebih tahu kapan waktu untuk umatnya bahagia" ucap Reyhan membuat Sabrina menoleh kearah Reyhan, Sabrina terkejut jarak wajahnya dan Reyhan hanya berjarak berapa senti.

"Terkadang kita hanya lupa bersyukur tentang hal hal kecil yang bagi kita anggap biasa saja, tapi tidak bagi orang lain, seperti penderita asma saat ia bisa bernafas tanpa selang oksigen dan bisa melakukan aktivitas hari harinya dengan baik, bisa jadi itu adalah hari spesial."

"Kau pun begitu Sabrina banyak hal hal kecil yang patut kau syukuri, agar bisa mengisi kehampaan yang sedang kau alami"

Sabrina terdiam, menatap dalam mata Reyhan, ia tak percaya bahwa Reyhan mengatakan kalimat seperti itu. Mereka baru saja saling mengenal bagaimana bisa Reyhan mengetahui bahwa selama ini hidupnya terasa hampa, jika begitu bukankah dirinya sangat menyedihkan.

"Melihat respon Sabrina yang diam membuat Reyhan sedikit panik, ia takut menyinggung perasaan Sabrina.

"Sudah malam tidurlah, lupakan ucapanku jika kau tak berkenan" ucap Reyhan.

"Reyhan.,.

"Ya.,.

Reyhan masih menatap Sabrina, menunggu wanita itu melanjutkan kalimat yang ingin di ucapkan.

"Apa hidupku terlihat hampa?" Tanya Sabrina mengubah posisi tubuhnya menghadap Reyhan.

1
ani sumarni
cerita nya bagus smg smp akhir bagus nya en br tambah semangat 4 cangkir kopi bt mu thor
sweet_ice_cream
Tidak sabar untuk kelanjutannya!
uwu.__.uwu
pembukaannya seru banget, bikin gue langsung tertarik
Haruhi Fujioka
Harus jam berapa baru bisa update ya thor? Jangan sampai terlalu malam~
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!