NovelToon NovelToon
Pembantu Spesial Untuk Om Duda

Pembantu Spesial Untuk Om Duda

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Pembantu
Popularitas:2.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: ocybasoaci

Novel ini menggunakan POV 1 (Lydia). Apabila ada yang mengatakan arti keluarga adalah motivator terbaik, tempat memberikan ketenangan, tempat bersandar paling nyaman. Nyatanya itu semua tidak di dapatkan oleh Lydia. Ia terpaksa mengambil keputusan bekerja menjadi pembantu. Bukan karena dia kekurangan uang, hanya saja Lydia merasa bahwa rumah masa kecilnya sudah tidak senyaman dulu.

Lydia adalah anak sulung dari tiga bersodara, usianya kini sudah 36tahun, tiga adik perempunya sudah menikah. Hanya ia sendiri yang belum menemukan jodohnya. Gunjingan dari tetangganya terus ia dengar hingga ia tidak kerasa lagi tinggal dikampung halamannya dan juga keluarga. Mirisnya lagi bukan hanya tetangga, tetapi ketiga adiknya pun seolah memusuhi dirinya dengan alasan ia akan merebut suami mereka. Rumah dan lingkungan yang dulu nyaman, kini menjadi tempat yang ingin ia hindari.

Mampukah Lydia mendapatkan arti keluarga yang sesungguhnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ocybasoaci, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sikap Ramah Aarav

Seperti pagi pada biasanya, aku terbangun di jam empat pagi, padahal aku baru tertidur di pukul satu dini hari. Meskipun aku baru tidur tiga jam, aku tetap memaksakan bangun dan membersihkan tubuhku. Apalagi aku juga ingat hari ini adalah pagi pertama aku bekerja di rumah majikanku.

Kembali aku hamparkan sajadahku. untuk mengadu segala yang menjadi kebimbangaku, seperti semalam aku pun setelah mencoba bercerita pada Robku, aku bisa tertidur tenang. Pagi ini pun aku kembali langitkan segala harapanku, setidaknya aku bisa tetap bersikap seperti tidak terjadi sesuatu dengan majikan aku, dan soal jodoh aku benar-benar serahkan pada tangan Tuhan. Aku terlalu takut kalau aku yang mengambil keputusan menggikuti kemauanku, kecewa yang aku dapatkan.

Beda halnya apabila Tuhan yang sudah pilihkan untuk aku, aku sangat yakin kalau pilihan dari Tuhan adalah yang terbaik untuk aku, karena yang baik menurutku belum tentu baik menurut Tuhan begitupun seterusnya yang baik menurut Tuhan sudah pasti baik untuk aku.

Setelah aku mengadu pada Sang Pencipta, aku turun ke lantai bawah, sebelum turun ke bawah, mataku lebih dulu menatap pada pintu yang berwarna putih dan masih tertutup rapat yang menandakan bahwa pemiliknya masih tertidur. Entah mengapa rasanya mataku selalu ingin menatap pintu yang ada di sebelah pintu kamar yang aku tempati.

Oh iya sebelum aku beraktifitas, tentunya aku sudah lebih dulu berkomunikasi dengan orang tuaku. Mereka bahkan sampai menangis saking kangen denganku, terutama Ibu, padahal aku setiap hari bertukar kabar dan juga aku merantau belum ada dua minggu dari kampung halaman, tetapi Ibu sampai tergugu menangis karena kangen dengan aku.

Bohong kalau aku tidak kangen dengan mereka, ini adalah kali pertama kita berjauhan yang biasanya aku selalu meluangkan waktu dengan mereka untuk sekedar bertukar cerita, tiba-tiba berjauhan pasti hati kecilku juga kesepian dan kangen, tetapi kembali lagi ini sudah menjadi pilihan aku sehingga aku harus kuat. Aku yakin  perjuanganku tidak akan sia-sia, akan ada pelangi setelah badai, akan ada hujan setelah kemarau panjang. Jadi aku pun semakin yakin kalau perjuanganku akan terbalaskan dengan bahagiaan, dan saat ini aku sedang menikmati prosesnya.

Pekerjaan pertama tentu aku mencuci, di mana pakaian majikan aku sudah banyak yang kotor, kata Aarav sih dia biasanya akan laundry atau asisten rumah tangga dari rumah Nyonyah Misel akan datang untuk mencuci. Yah, aku bisa lihat dari gaya hidup beliau yang santai, kalau majikan aku orangnya sebenarnya tidak ribet.

Setelah satu jam aku bermain dengan pakaian kotor, kini aku akan melanjutkan membersikan lantai dua. Namun, tiba-tiba di pagi yang masih buta yaitu pukul lima lebih tiga puluh menit, bel rumah berbunyi. Aku cukup terkejut. Siapa gerangan yang datang sedangkan jam segini masih terlalu pagi untuk tamu yang datang ke rumah.

Namun, karena bel berbunyi tidak cukup satu kali aku pun yakin kalau itu memang benar-benar tamu yang berkunjung ke rumah ini. Lagi pula bukannya rumah ini ada security-nya jadi kenapa  aku mesti takut," itu yang aku pikirkan.

Aku pun membuka pintu dan ternyata seorang wanita paruh baya yang terlihat ramah menyapaku.

"Pagi Mbak, saya Suli. Diminta Tuan Aarav mengantarkan kebutuhan dapur," ucap wanita itu yang ternyata bernama Mbak Suli sembari menunjuk ke sebuah mobil box. Aku cukup terkejut dengan mobil box, yang terparkir di garasi rumah ini. Kebutuhan dapur diantar dengan mobil box, memang sebanyak apa? Itu yang membuat aku cukup tercengang, hingga aku akhirnya sadar kalau aku belum menjawab sapaan dari Mbak Suli.

"Pagi juga Mbak, saya Lydia asisten rumah tangga di rumah Tuan Aarav." Aku mengulurkan tangan sebagai salam hormat dan membuka pintu agar Mbak Suli masuk dan memindahkan barang-barang ke dapur.

Lagi aku pun tercengang ketika seorang laki-laki paruh baya dengan cekatan memindahkan barang-barang satu per satu, ada bumbu dapur semua lengkap, minyak, garam, gula, dan semua ada, sayuran, daging, ikan, dan buah juga tidak luput mereka kirimkan ada snack. Aku sampai bingung sebenarnya majikan aku bekerja di perusahaan apa? Hingga aku melihat kalau kehidupanya terlalu mudah. Mungkin untuk belanja pada ini saja habis jutaan.

Bahkan niat aku yang akan membersihkan lantai dua sampai tertunda karena aku harus merapihkan semua kebutuhan dapur yang baru datang itu. Tentu untuk merapihkan barang sebanyak itu tidaklah sebentar. Aku harus menghafal tata letak dan memilah barang dengan baik.

"Apa Suli sudah datang Lyd?" Suara berat yang sudah familiar, mengagetkan aku yang masih merapikan sisa kekacauan di dapur. Sedangkan Mbak Suli setelah barang dipastikan turun semua, dia langsung pamit mengundurkan diri.

"Aku menatap majikan aku yang aku akui tampan, dan ketampananya tidak jarang membuatku kadang tertarik untuk terus menatapnya. Apalagi kalau bangun tidur gini yang rambutnya acak-acakan dan juga baju lusuh serta muka bantal. Membuat untuk beberapa saat aku terdiam mematung menatapnya.

"Sudah Mas, ini sebagian barang sudah saya rapihkan. Anda pagi ini mau sarapan apa? Biar saya masakan untuk Anda," tanyaku dengan ramah. Aku yang sudah berjanji tidak akan kembali membahas obrolan yang semalam kecuali memang Aarav yang memulainya.

"Omlet ajah Lyd, aku kalau sarapan lebih banyak protein dan serat, terserah kamu mau masak apa, asal jangan dominan karbo, dan juga gula," jawab Aarav, sembari mengambil air minum dan duduk di samping kolam ikan koi yang memang itu sepertinya peliharaan kesukaan majikan aku. Setelah memberi makan peliharaan kesukaan, Aarav kembali masuk ke kamarnya.

Aku pun tanpa bertanya lagi langsung menyiapakan bahan-bahan untuk membuat menu sarapan sehat yang diminta majikanku. Worter, jamur kancing, dan buncis untuk serat, dan aku juga tambahkan protein tambahan dari daging sapi, bawang bombang cincang halus dan garam serta sedikit lada bubuk, serta cream kental. Aku memang menuang sedikit demi sedikit sampai membuat rol dan mengiris sesuai ukuran satu kali suap.

Tidak membuang waktu lama satu omlite sudah siap aku hidangkan, sedangkan aku yang melihat ada ayam kampung ingin masak sop ayam jahe, tubuhku sedikit lelah sehingga aku putuskan masak sup ayam jahe agar tubuhku kembali segar. Mungkin juga majikan aku ingin mencicipinya.

Pukul delapan Aarav kembali turun kali ini majikan aku sudah jauh lembih tampan dengan setelah kerjanya. Ah mata ini pun kembali memujanya.

"Ini sarapannya Mas, dan tadi juga saya masak sup jahe ayam kampung mungkin Anda mau mencobanya." Aku menyajikan juga sup yang aku masak.

"Makasih Lyd. Kamu tidak makan?" tanya majikan dengan raham.

Aku membalas dengan senyuman. "Nanti saja Mas, belum lapar," elakku, aku memang sudah biasa diajarkan tata krama jadi diusahakan dalam keluargaku selalu menghormati yang lebih tua dulu, dan di rumah ini aku menghormati majikan aku. Jadi meskipun aku lapar sebisa mungkin makan setelah beliau selesai makan.

"Jangan ditahan-tahan. Ambil makanan kamu, kita makan bersama!"

Deg!! Aku merasa kalau Aarav memang sedang berusaha mendekati aku. Apa ini tandanya ucapnya semalam itu serius?

...****************...

1
Arfan
Untuk cewe2 add Tele aku dong sayang: @OrgB16
Anonymous
bgsss bgtt
Luh Nanik
bikin baper balik dooong 😁😁😁
Chris Antono
Luar biasa
Chris Antono
Lumayan
Miranti Herman
Luar biasa
Sintia Dewi
wah brarti siska udh digool sm yg laen
Sintia Dewi
aarav km cuman modus aja kan ke lidya/Chuckle/
Nofi Ani
msih ada kelanjutannya apa tdk?
Bucinnya Baekhyun🐶
mau kaya Aarav nih haha
Tua Jemima
certanya membosankn
Aghitsna Agis
ini udah tamat apa blm
Ci_Osyih Aenta: Udah kak, ini bonusnya baru dapt 1 Episode.
total 1 replies
ahyuun.e
huhu nambah dedek lgi ya om duda wkwwk
Ela Jutek
uwahhh cantik nya😄
Ela Jutek: iyahhh akak otor emang cantikkk kok, masa ganteng😆✌✌
Ci_Osyih Aenta: terimakasih, Othor emang cantik 🤣
total 2 replies
Ginasih Nengah
💪💪💪💪
Endang Werdiningsih
semangat amat mau nambah anak lg,min...
Nar Sih
ahir nya kakak kqsih exra part juga buat kk author dan kebahagiaan
Ci_Osyih Aenta: Amin, sama2 kaka, doa yang terbaik juga buat kakak🙏🏻
total 1 replies
Endang Werdiningsih
bonchap'a mana othor
Endang Werdiningsih: ditunggu othor,,
Ci_Osyih Aenta: bulan kok bukan😔
total 3 replies
Qilla
nahkan intinya derita dan ketidak adilan lydia selama ini hanya ababb dan angin lalu udah berws dgan bgitu saja ,ayolah yang bener dong
Qilla
blibet
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!