Warnin!!!
Akan jadi baper bacanya ya..😊😊
Ethan Albert Wijaya adalah laki-laki berwajah tampan dan dingin. Riana Dwi Puspita seorang sekretaris yang di pekerjakan jadi asisten pribadi Ehtan, anak bosnya Wijaya Kusuma.
Di samping untuk meneruskan perusahaannya, pak Wijaya juga menyelidiki pacar Ethan dan sahabatnya yang di duga punya hubungan khusus di belakang Ethan.
Mampukah Riana menaklukkan bosnya itu? Bagaimana bisa Riana menyebut Ethan adalah dispenser berjalan? Apakah mereka akan saling jatuh cinta?
Cuuus, kepoin ceritanya ya ....😉😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummi asya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11. Makan Di Pinggir Jalan
Ethan keluar dari kamar Daby dan mengetuk pintu kamar Jhonson. Dia ingin mengobrol masalah kafe dengan sahabatnya itu, meski ragu apakah Jhonson sudah tidur atau belum.
Tok tok tok.
Ceklek!
Pintu terbuka dan nampak Jhonson sudah berganti pakaian. Ethan langsung masuk ketika pintu terbuka, membuat Jhonson heran. Tapi dia membiarkan Ethan masuk ke dalam kamarnya dan duduk di sofa.
"Apa kamu mau tidur?" tanya Ethan.
"Kamu tidak menginap di kamar Daby?" tanya Jhonson.
"Dia mau istirahat, jadi kubiarkan dia istirahat malam ini. Kita bisa bicara mengenai kafe?" tanya Ethan.
"Emm, bisa. Tapi ...."
Ceklek!
Pintu kamar terbuka, masuk Daby dengan baju piamanya. Ethan mengerutkan dahinya, juga Jhonson menatap kaku pada Daby.
"Sayang, kamu masuk ke kamar Jhonson? Mau apa?" tanya Ethan.
"Ooh, itu. Aku ingin mengambil dompet yang tertinggal di tas Jhonson, Ethan." jawab Daby salah tingkah.
Dia tidak tahu kalau Ethan masuk ke dalam kamar Jhonson. Jhonson pun bangkit dari duduknya dan mengambil dompetnya lalu menyerahkan pada Daby.
"Ya, ini dompetmu ketinggalan di tasku. Ambillah." kata Jhonson menyerahkan dompetnya pada Daby.
"Thank you, Jhonson." kata Daby tersenyum kaku.
Dia menoleh ke arah Ethan dan tersenyum, kemudian dia pun keluar lagi dari kamar Jhonson. Ethan dan Jhonson menatap kepergian Daby.
"Emm, apa dia sering lupa dengan barang-barangnya?" tanya Ethan.
"Ya, terkadang begitu. Sejak kamu pergi, kadang dia selalu meninggalkan barangnya padaku." jawab Jhonson.
"Hemm, ya ya. Namanya juga perempuan ya, hahah!" ucap Ethan tertawa lucu.
Jhonson pun ikut tertawa. Kemudian keduanya pun bicara mengenai kafe yang tadi di tanyakan oleh Ethan. Hingga Jhonson mendapat pesan singkat, dia pun mengakhiri obrolannya dengan Ethan.
"Aku lelah Ethan, kita bisa sambung lagi pembicaraan tentang kafe?" tanya Jhonson.
"Emm, ya baiklah. Maaf kalau aku mengganggu waktu istirahatmu, besok aku akan datang lagi pada kalian dan mengenalkan kalian sama mama dan papaku." kata Ethan.
"Oke, aku akan mengatakan pada Daby kalau kamu mengajak bertemu dengan kedua orang tuamu. Sekarang mungkin dia sudah tidur, kamu tahu perjalanan dari Inggris kesini itu sangat jauh dan melelahkan." kata Jhonson.
"Ya baiklah, selamat tidur bro. Aku pulang dulu, besok aku temui kamu." kata Ethan.
Jhosnon mengangguk, Ethan berdiri dan melangkah keluar kamar. Di antar oleh Jhonson sampai depan pintu dan keduanya mengacungkan tangan salam tanda pertemanan laki-laki.
_
Ethan melirik ke arah jam di tangannya, masih pukul sembilan malam kurang sepuluh menit. Dia lapar sekali, karena tadi rencananya mau makan malam dengan kedua sahabatnya di restoran westen. Tapi keduanya malah memilih istirahat saja di kamar hotel.
Jadi, akhirnya dia ingin mencari makanan di pinggir jalan saja. Dia melihat ke kanan dan ke kiri pinggir jalan yang banyak sekali tenda-tenda warung makan. Dan akhirnya dia memilih makan warung tenda beraneka pilihan menu.
Ethan meminggirkan mobilnya, kemudian memarkirkannya. Dia lalu keluar dari mobil dan masuk ke dalam tenda warung makan, tampak sedikit ramai dan mengantri. Ethan pun ikut mengantri di belakang seorang gadis dengan memakai jaket warna cokelat.
Gadis itu melihat-lihat menu makanan yang tersedia di depan dan dia tinggal memilih lalu di goreng oleh pelayan di sana. Begitu juga dengab Ethan, dia memilih cumi-cumi dan udang untuk di bakar. Dan dia melihat ada bebel tinggal satu porsi, dengan cepat dia pun akan mengambilnya.
Tanpa di duga, gadis di depannya juga mengambilnya. Keduanya pun saling menoleh dan menatap, dan mereka pun terkejut.
"Riana?"
"Pak Ethan?"
"Kamu makan di sini?" tanya Ethan.
"Eh, bapak juga makan di sini. Dan itu bebek punya saya pak." kata Riana.
"Enak aja. Aku lebih dulu yang ambil." kata Ethan.
"Tapi aku yang lebih dulu antri. Pak Ethan di belakangku." kata Riana ngotot ingin bebek yang di pegang Ethan.
"Ck, siapa cepat dia yang dapat. Tidak peduli antri di depan, yang penting aku yang ambil duluan." kata Ethan lagi.
Riana mendengus kesal, kemudian dia pun mengalah. Dia mengambil ayam kampung dan juga lalapannya serta sambel. Di temani dengan mie goreng spesial dan juga minuman jusnya.
Ethan melihat menu yang di pesan Riana, tidak memakai nasi. Tapi malah memesan mie goreng spesial.
"Bukankah sama saja, mie goreng itu sama porsinya dengan makan nasi. Justru lebih baik makan nasi dari pada mie goreng itu." kata Ethan.
"Suka-suka aku pak, kalau pak Ethan mau memesan nasi ya silakan." kata Riana.
Dia menyerahkan nampan kecil berisi menu makanannya. Juga Ethan menyerahkan pada pelayan, dia mengikuti Riana kemana duduknya. Di sana dia duduk di depan asistennya itu. Riana menatap kesal pada bosnya itu, diam tanpa bicara padanya.
"Kamu kenapa keluyuran malam-malam begini?" tanya Ethan.
"Kalau keluyurannya di tempat makan, berarti aku lapar. Dan perlu makan, kenapa begitu di tanyakan sih." kata Riana masih mode kesal pada bosnya.
"Heh! Makanmu banyak, tapi tetap saja tidak juga gemuk. Lagi pula kamu mau diet agar tubuhmu lebih kecil lagi? Tidak pantas untukmu tubuh kecil mungil, kamu itu tinggi. Idealnya berat badan kamu itu maksimal lima puluh enam. Itu sudah pas untukmu." kata Ethan.
"Bapak tahu dari mana? Tahu berat badan dari mana dan teori apa itu asal menebak berat badanku." ucap Riana.
"Sudah kelihatan Riana, tinggimu seratus enam puluh lima. Ya ideal tubuhmu itu lima puluh enam." kata Ethan lagi.
Riana diam saja, dia malas menanggapi ucapan bosnya. Lagi pula, kenapa juga harus bertemu di warung makan yang sama. Pelayan pun datang membawa makanan pada mereka. Semua di hidangkan sesuai pesanan masing-masing.
Ethan makan dengan lahap, begitu juga Riana. Keduanya sangat lapar dan makan dengan lahap dan hanpir habis. Tinggal bebeknya yang tersisa, Ethan melirik ke arah Riana masih makan mie goreng dengan banyak toping. Dia duduk tegak dan bersedekap setelah makan itu.
"Kamu lapar sekali ya?" tanya Ethan.
"Kalau tidak lapar, mana mungkin aku makan." jawab Riana masih mengunyah makanannya.
"Tuh, bebeknya ngga aku makan. Buat kamu saja." kata Ethan.
Riana menatap Ethan lalu ke bebek gorengnya. Ragu dia mau mengambilnya, tapi Ethan mengambilkannya dan di letakkan di atas mie gorengnya.
"Makanlah. Aku sudah kenyang." kata Ethan.
"Hemm."
Ethan menunggu Riana selesai makan, dia melihat sekeliling tempat duduk mulai ramai. Makin makan tempat makan itu makin ramai dan di sebelahnya juga ada ibu-ibu dan anaknya duduk memepet Ethan.
Dia pindah duduk di sebelah Riana karena ibu itu sepertinya membawa suaminya juga yang sedang memesan.
"Kamu sudah selesai?" tanya Ethan.
"Sudah." jawab Riana menyedot jusnya hingga habis.
"Ayo pulang. Aku antar kamu pulang, tidak baik seorang gadis jalan sendiri." kata Ethan lagi.
"Aku bawa motor." jawab Riana.
"Motor siapa? Di rumahmu tidak ada motor." tanya Ethan heran.
Dia pernah masuk ke dalam rumah Riana tidak melihat motor. Riana diam, dia menatap jalanan dan memegang ponselnya. Ethan tahu Riana sedang memesan ojek online.
"Cih, segitu gengsinya di antar olehku. Cepat naik, pakai bohonh segala tidak mau di antar pulang. Kamu jangan gengsi, sudah aku bayar makananmu dan sekarang dengan baik hati aku antar kamu pulang." kata Ethan sinis.
"Aku tidak minta ya, anda sendiri yang menawarkan. Kenapa sewot sih?" ucap Riana kembali kesal pada bosnya.
Tapi Ethan menarik tangan Riana agar cepat masuk ke dalam mobilnya. Ethan pun cepat masuk dan segera menjalankan mobilnya, mengantar Riana pulang. Baru dia yang pulang ke apartemennya untuk istirahat.
_
_
**********************
makasih Thor 🙏
terus berkarya 👌
semangat 👌