Rubia adalah putri seorang baron. Karena wajahnya yang cantik dia dipersunting oleh seorang Count. Ia pikir kehidupan pernikahannya akan indah layaknya novel rofan yang ia sering baca. Namun cerita hanyalah fiksi belaka yang tidak akan pernah terjadi dalam hidupnya.
Rubia yang menjalani pernikahan yang indah hanya diawal. Menginjak dua tahun pernikahannya suaminya kerap membawa wanita lain ke rumah yang ternyata adalah sahabatnya sendiri.
Pada puncaknya yakni ketika 3 tahun pernikahan, secara mengejutkan suami dan selingkuhannya membunuhnya.
" Matilah, itu memang tugasmu untuk mati. Bukankah kau mencintaiku?" Perion
" Fufufufu, akhirnya aku bisa menjadi countess. Dadah Rubi, sahabatku yang baik." Daphne
Sraaak
Hosh hosh hosh
" A-aku, aku masih hidup?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reyarui, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pembalasan 12
" Yang Mulia, beliau sudah menikah?"
" Terus kenapa? Tidak ada yang salah kan mengunjungi lady tersebut."
" Nyonya, Yang Mulia! Bukan lady."
Theodore tampak tidak peduli dengan ucapan Oliver. Mau wanita itu seorang nyonya ataupun lady bagi dia tidak jadi soal. Dia kesana hanya ingin mengucapkan terimakasih, bukannya mau melamar. Lagi pula Theodore masih meyakini prinsipnya untuk tidak tertarik dengan pernikahan. Maka dari itu tujuannya ke County Gordo adalah tulus untuk mengucapkan terimakasih.
" Ah iya, coba setelah kau keluar dari sini tanyakan kepada Linda. Kira-kira barang apa yang perlu dibawa untuk mengucapkan terimakasih kepada seorang wanita. Aku mau besok pagi saat berangkat, semuanya harus sudah beres."
" Ya? Yang Mulia!"
Oliver sungguh tidak habis pikir. Mengapa harus dirinya juga yang menyiapkan hal seperi itu. Ini kan seharusnya adalah tugas Rhine selaku ajudan Duke. Tapi bagaimanapun juga Oliver tidak berani untuk protes. Karena jika Duke sudah bicara demikian maka mau tidak mau dia harus melaksanakannya.
Akan tetapi agaknya tugas dari Theodore tadi membuat seisi kastel riuh. Linda dan Ben bahkan berpikir bahwa Theodore akan benar-benar melamar seorang wanita. Linda juga meminta Ben untuk membuka ruang harta milik keluarga Adentine untuk mencari hadiah yang cocok diberikan.
" Bu-bukan begitu Nyonya Linda dan Tuan Ben. Wanita yang ingin di datangi oleh Yang Mulia Duke adalah seorang Countess. Countess Rubia Gordone, dia adalah istri dari Count Perion Gordone."
" Apa? Oh tidak kepalaku."
Linda dan Ben terlihat sangat terkejut. Saking terkejutnya Linda sampai terhuyung dan hampir jatuh. Oliver dengan sigap menangkap tubuh Kepala dayang kediaman Adentine tersebut.
" Anda tidak apa-apa Nyonya?"
" Ughhh, kepala saya sangat pusing Sir Oliver. Bagaimana bisa, bagaimana bisa Yang Mulia bisa seperi ini."
" Tunggu Nyonya. Sepertinya Anda salah paham. Saya akan menjelaskannya."
Oliver tahu bahwa ucapannya tadi benar-benar membuat semuanya salah paham. Ia lalu menjelaskan tentang apa yang sebenarnya. Dan setelah beberapa saat, baik Linda maupun Ben paham.
Cerita yang disampaikan oleh Oliver langsung dimengerti oleh mereka berdua. Namun tetap saja bagi Linda ini merupakan kejadian yang luar biasa. Selama ini Theodore belum pernah menaruh sedikit pun perhatiannya wanita. Dan entah mengapa Linda memiliki firasat yang tidak mengenakan kali ini.
Keributan yang terjadi itu akhirnya selesai juga. Mereka kembali ke tempat masing-masing untuk berisitirahat. Malam yang dingin bergulir dengan cepatnya. Fajar pun mulai menyingsing menandakan bahwa hari baru telah dimulai.
" Yang Mulia, semuanya sudah siap."
" Bagus, hadiahnya juga kan? Jadi ayo kita berangkat."
Theodore pergi menggunakan kereta kuda bersama Oliver dan juga Regulus. Tapi kali ini Rhine diwajibkan untuk ikut. Rhine merupakan orang yang paling mengerti etiket dari pada dua anak buah Theodore yang lain.
Jika Olive masih seorang bangsawan namun dia tidak suka bersikap basa-basi, maka Regulus adalah rakyat biasa. Jadi dua orang itu akan sulit menghadapi bangsawan lainnya. Oliver sebenarnya bisa, hanya saja tidak akan selihai Rhine karena memang untuk hal-hal begini Rhine lah yang paling menguasai.
" Gate sudah siap Yang Mulia, mari kita berangkat."
Lingkaran sihir yang sudah disiapkan oleh Regulus dari pagi tadi, kini siap untuk digunakan. Titik yang dipakai oleh Regulus tidak langsung kediaman Countess Rubia Gordone melainkan jalan yang waktu itu Theodore ditemukan saat terluka.
Semua itu atas perintah Theodore agar tidak membuat keributan. Namun agaknya Rhine tidak yakin kalau kedatangan tuannya itu tidak akan membuat kehebohan. Pasalnya pada kereta kuda Theodore terdapat lambang Duke Adentine.
Elang hitam yang mencengkeram pedang, itulah lambang keluarga Adentine. Siapapun akan mengenalinya.
Syuuuung
" Kita sampai."
Hoek hoek hoek
" Kau masih belum terbiasa melalui gate teleportasi Rhine?"
" Maafkan saya Yang Mulia Duke, hoek hoek."
Benar, bagi orang biasa seperti Rhine yang jarang sekali menggunakan gate teleportasi, maka akan mengalami mual seperti saat ini. Maka dari itu mereka istirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan.
" Mari Yang Mulia, kita lanjutkan perjalanan."
" Apa sudah tidak apa-apa."
Rhine mengangguk, meskipun masih sedikit mual tapi dia merasa sudah baik-baik saja. Terlebih ejekan dari Regulus dan Oliver membuat pikirannya teralihkan.
Makanya jangan di rumah melulu Rhine.
Kau besok-besok harus sering-sering ikut kami bepergian.
Seperti itu lah ucapan Regulus dan Oliver kepada Rhine. Mereka bertiga orang kepercayaan Theodore yang memiliki tugas masing-masing yang sama-sama penting. Meskipun satu dengan yang lainnya tidak saling terhubung dalam pekerjaan namum mereka memiliki satu kesamaan yakni mengabdi dengan tulus dan setia kepada Duke Theodore Adentine. Mereka juga sudah mengucapkan sumpah setia dengan sihir sehingga jika berkhianat maka nyawa lah yang akan jadi bayarannya.
Ketuplak ketuplak ketuplak
Kereta kuda milik Theodore memasuki wilayah County Gordo, dan benar saja dia langsung menjadi pusat perhatian. Semua bergidik ngeri ketika melihat lambang Elang hitam yang tertera pada kereta kuda.
" Yang Mulia sudah saya bikang pakai kereta kudanya yang polosan saja tadi," keluh Rhine. Ya sebelum berangkat dia sudah memeringati Theodore karena yakin hal seperti ini terjadi.
" Tidak masalah, biarkan saja mereka berpikir dengan apa yang ia pikirkan."
Duke Monster, julukan itu benar-benar menyebar ke seluruh penjuru kekaisaran, bahkan County yang letaknya lumayan jauh dari ibu kota pun mengetahui dirinya.
" Nah itu kediaman Godone."
Kereta kuda semakin mendekat. Oliver turun lebih dulu ketika sampai di gerbang depan. Setelah mengatakan siapa mereka, salah satu penjaga langsung mengizinkan masuk dan dia berlari menuju ke dalam kediaman.
Dengan nafas terengah-engah, penjaga itu memberi tahu Sir Rudin. Mata Sor Rudin seperi mau keluar karena saking terkejutnya. Namun saat ini bukan saatnya terpaku. Dia langsung menghadap Rubia karena Perion sudah tidak ada di rumah.
" Nyonya nyonya!"
" Astaga Sir Rudin, kemana sopan santun Anda. Nyonya sedang bersiap," ucap Mery saat membuka pintu kamar.
" Maaf Nyonya, tapi di luar. Di luar ada Yang Mulia Duke Theodore Adentine. Beliau datang kemari. Sekarang Sylvester pasti sedang menyambut nya,"
" Apa, Yang Mulia Duke?"
Rubia terkejut, ekspresinya sama ketika Sir Rudin tahu kedatangan Theodore, ia yang awalnya hanya ingin mengenakan gaun biasa saja karena tidak ingin pergi kemanapun, akhirnya mengganti gaunnya dengan yang lebih pantas untuk menemui tamu.
" Mery, cepat bantu aku."
" Baik Nyonya."
" Ada apa beliau datang kemari, apa Perion membuat masalah di tempat kerjanya?"
Rubia membuang nafasnya kasar, baru dia mau menyusun strategi untuk bercerai, malah sepertinya ada sebuah masalah baru yang diciptakan oleh Perion. Padahal sebenarnya tidak begitu, karena Theodore datang murni ingin menemuinya dan bukan tentang Perion.
TBC