NovelToon NovelToon
Cinta Bintara Remaja

Cinta Bintara Remaja

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cintamanis / Teen Angst / Menjadi NPC / Kehidupan Tentara / Persahabatan
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Aksara_dee

Reno, adalah putra kedua dari tiga bersaudara. Papanya memiliki jabatan yang tinggi di suatu instansi pemerintah dan mamanya seorang pengacara terkenal, kakanya jebolan sekolah kedinasan yang melahirkan Intel negara. Sementara dia anak tengah yang selalu dibanding-bandingkan dengan kesuksesan sang Kaka, berprofesi sebagai TNI berpangkat Bintara. Tapi Reno adalah anak yang penurut dan paling berbakti pada kedua orangtuanya.

Keinginannya menjadi seorang TNI karena kejadian luar biasa yang mempertemukan dirinya dengan sosok yang sangat dia kagumi, sosok idola yang merubah hidup dan cara pandangnya.

Hingga pada suatu hari takdir mempertemukan Reno dengan Kanaya yang membantu cita-citanya menjadi seorang TNI terwujud.
Kanaya menemani Reno dari nol karena Reno tidak mendapatkan dukungan dari kedua orangtuanya.

Apakah cinta kasih Reno dan Kanaya akan berlanjut ke pelaminan, atau Kanaya hanya dimanfaatkan Reno saja untuk mencapai cita-citanya?

Yuks ikuti kisah Reno di Cinta Bintara Rema

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aksara_dee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22 : Panggil Aku, Papa ...

Happy Reading 🩷🩷

Naya, Kau lah bidadari yang terlahir dari rahim manusia. Abaikan kata-kata tajam yang mengoyak hatimu. Ssstt ... Jangan bersedih lagi. Kemas airmata mu. Kamu adalah indah, dari hatimu yang megah. Berjuta kata takkan mampu mendeskripsikan pesonamu, karena sempurna mu tak terbatas oleh kata-kata.

Merindukanmu adalah Repitisi yang kulakukan setiap hari, dan dengan keras kepalanya aku mencintaimu, meski kau hendak beranjak pergi.

Nona, bisakah kau datang malam ini? Setidaknya dalam mimpi. Ah, aku sudah menggilaimu, di sini.

Reno terus menggoreskan tulisannya pada selembar kertas untuk menggambarkan ruang hatinya yang sesak oleh rindu.

Hari ini persiapan Latek (Latihan Teknik) berlayar, kesempatan mengirim surat sudah tidak ada lagi. Satu Minggu ke depan Reno akan berada di kapal perang dengan tujuan mengelilingi Nusantara.

"Mba, aku nitip ini ya. Tolong kirim seperti biasa." ucap Reno menyerahkan kertas lusuh dan banyak tinta yang beleber karena sudah berhari-hari dia tulis dan dia sembunyikan di keliman bajunya

Mba pedagang bakulan nasi pecel tertawa geli melihat usaha Reno memberi kabar kekasihnya dengan segala cara, "Owalah mas, begini saja ... Mba-nya di sana punya henpon gak mas?" tanya mba bakulan

Reno hanya mengangguk dengan wajah bingung.

"Nih, pake henpon mbak dulu. Ngumpet-ngumpet teleponnya, nanti mbak dihukum mas provost iku kalau ketahuan!" mbak bakulan menyodorkan kresek hitam berisi ponsel.

Reno menepuk keningnya, "Kenapa gak kepikiran dari kemarin ya mba!" mbak bakulan hanya geleng-geleng kepala melihat kepolosan Reno.

Reno segera berlari mencari tempat aman untuk menelpon Kanaya, sementara mbak bakulan berjaga-jaga di depan pos penjagaan sambil melayani pembeli.

"Yayuk, jangan pernah kasih pinjem siswa Dikmaba atau Dikmata handphone ya! Tak usir sampean, ga boleh jualan di sini lagi!" tegur provost

"Owalah Yo gak berani aku toh pak'e ... Wes tau aturan di sini, aku!" seloroh genit mbak bakulan, dia harus berbohong demi membantu anak-anak itu berkomunikasi dengan keluarga.

Di sebuah toilet.

Reno terus menghubungi nomer Kanaya tiada henti, waktunya hanya tinggal beberapa menit lagi dia bisa menghubungi Kanaya.

"Nay, angkat dong ... " gumamnya dengan resah.

Sekian menit panggilan Reno diterima.

📲 Kanaya : "Hallo ... "

📱 Reno : "Nay, ini aku Reno. Aku pinjam handphone mbak bakulan nasi, kamu apa kabar, Nay."

📲 Kanaya : "Ren, hikkss ... Hikkss ... " gadis itu terus terisak

📱Reno : "Ada apa? Cerita sama aku, Nay ... "

📲 Kanaya : "Gak bisa ... Aku pengen ketemu kamu, Ren."

Hening

Reno tidak tahu harus bagaimana. Hatinya ikut sedih jika Kanaya sedih, akan tetapi untuk saat ini sangat mustahil untuk menjanjikan sebuah pertemuan. Di sana, Reno bukan sedang bermain, namun sedang memperjuangkan masa depannya.

📱 Reno: "Hari ini aku berangkat Latek Berlayar, Naya. Aku tidak bisa menghubungimu atau berkirim surat padamu, Nay."

📲 Kanaya : "Aku benci kalian! selalu mengatasnamakan tugas dan tugas. Pada akhirnya kamu dan papa Sandi akan meninggalkanku juga !" marahnya Naya

📱Reno : "Naya ... Jangan bikin aku di posisi sulit. Kalau aku ada di jakarta, Aku akan nyusulin kamu, Nay." keluh Reno

📲 Kanaya : "Berhenti perduli padaku!" umpat Kanaya Lalu mematikan sambungan.

Tut ....!

Reno menatap layar ponsel dengan hati gamang, Perasaan rindunya yang menggebu, kini berganti rasa bersalah yang begitu dalam. Saat gadisnya sedang butuh perhatian, seluruh tubuhnya terikat sumpah janji prajurit yang harus dia utamakan.

Kakinya melangkah dengan gontai, pikirannya kini terbagi, apa yang harus dia prioritaskan. Kanaya adalah separuh jiwanya, tapi yang dia lakukan di sana juga adalah menuntut jiwa raganya, juga masa depannya.

Tidak ada perempuan yang menginginkan memiliki lelaki pengangguran bukan?

"Mas! sudah selesai?" tanya mbak bakulan

"E-eehh ... Sudah mba, maaf lama." Reno menyodorkan keresek hitam dibawah jaketnya agar tidak ketahuan pelatih di sana.

Reno duduk termenung di bawah pohon rindang, menatap lapangan yang menampilkan fatamorgana dari debu yang beterbangan ditiup angin.

"Kenapa peraturan di sini dibuat sebegitu ketatnya, tidak boleh pegang ponsel, tidak boleh keluar dari asrama kecuali atas perintah dinas, kamu tahu alasannya?" tiba-tiba suara bariton pelatih menganggu lamunan Reno, disertai tepukan di bahunya.

"Supaya tertib, Senior!" jawab Reno

"Salah!" bantah Abdi, sang pelatih siswa Dikmaba

Reno termenung, tapi tidak berniat menjawab. Pikirannya dipenuhi Kanaya dan Kanaya.

"Karena jadinya akan seperti ini, seperti kamu, bengong, bimbang, pikiranmu jadi bercabang, gak fokus. Bahkan banyak siswa jd mencelakai dirinya sendiri setelah mendapat tekanan dari pacar atau keluarganya."

"Di sini kalian kami tempa untuk menjadi prajurit yang tangguh, bermental baja dan bisa berdamai dengan segala keadaan. Di sini kalian membawa istri pertama kalian, senjata M1 Garand. Kalau pikiran kalian tidak fokus, bukan hanya bisa mencelakai diri sendiri tapi kalian akan menciderai teman atau para pelatih." Ucap Abdi lagi.

"Siap Salah, Senior!!" tegas Reno dengan sikap sempurna

"Sikap tobat, hitungan 20."

"Siap!!" Reno lalu melaksanakan sikap tobat sebanyak hitungan 20. Hukuman yang masih ringan daripada di tampar seluruh rekan satu angkatan, pikir Reno.

"Abang perhatikan nilai-nilai kamu di kelas maupun di lapangan sangat bagus, Ren. Pertahankan itu, jangan diulangi kesalahannya, mengerti?!" tegas Abdi

"Siap, senior!!" jawab Reno.

"Kembali ke pasukan, jangan berpikir ingin kabur dari sini hanya karena betina! Fokus tujuan kamu di sini untuk apa!" tegasnya Abdi lagi.

Reno berlari ikut berbaris kembali ke pasukan. Kegiatan terus menerus tiada berhenti, akhirnya membuat Reno kembali fokus pada tujuannya di sana. Bukan karena dia tidak ingat Kanaya lagi, tapi Reno mulai bisa membagi pikirannya, di mana dia harus fokus pada pelajaran dan di mana waktu dia merindukan kekasihnya itu.

Biarlah saat ini seperti ini dulu, suatu hari akan ada masanya dia bisa memberikan perhatian penuh pada Kanaya, pikir Reno.

"Perhatian seluruh siswa Dikmaba!!" teriak Amran, sang pelatih.

"Siswa bernama Reno El-Barra!" panggil Amran dengan suara tegas

"Siap!" Reno maju ke depan dan menegakkan punggungnya

"Jalan jongkok dari sini sampai kamar Komandan Kapal." perintah Amran

Semua rekan Reno ketat ketir, apa yang dilakukan oleh rekan satu angkatannya itu, sampai harus menghadap ke Komandan kapal KRI. Karena jika satu orang kena hukuman, bisa dipastikan satu angkatan minimal satu kompi akan merasakan hukuman.

Dengan berjalan jongkok, Reno sampai di ruang Komandan Kapal. Di depan pintu dia berteriak.

"Ijin masuk! Dengan jalan jongkok!" teriak Reno dengan suara lantang

"Berdiri! Masuk!" jawab seseorang di dalam ruang sana.

Reno berdiri, menyiapkan penampilannya lalu sikap sempurna.

"Ijin masuk Komandan!" sapanya setelah membuka pintu besi.

Di sana seseorang sedang berdiri menghadap jendela dan memunggungi Reno, "tutup pintunya!" titahnya

Reno menutup pintu ruangan kecil yang berisi meja kerja dan satu tempat tidur.

Lelaki dewasa itu berbalik dan melebarkan senyumannya.

"Reno ... " panggilnya dengan suara sedikit bergetar.

"Bapakkk !!!" seru Reno langsung menghambur dalam pelukan Sandi

Sandi memejamkan mata menikmati moment pertemuannya dengan putra semata wayangnya. Dengan dada yang sesak dipenuhi kerinduan dan penyesalan, Sandi mengelus punggung Reno dengan lembut.

Reno memeluk Sandi dengan sangat erat, seakan tidak ingin ditinggalkan lagi. Dia menahan tangisannya, meskipun dia tidak bisa mengkhianati tubuhnya yang kini berguncang menahan kesedihan.

Setelah hampir lima bulan jauh dari keluarga, melakukan kegiatan tiada hentinya disertai berbagai macam hukuman dan kegiatan ektrim yang baru dia alami semasa hidupnya, Kehadiran Sandi di sana membuatnya ingin sekali menumpahkan segala resah dan berkeluh kesah, tapi doktrin pelatih sudah kuat mengakar, dia tidak boleh cengeng. Apapun yang pelatih berikan adalah bukti 'kasih sayang'.

Lama mereka berpelukan, menyalurkan segala perasaan tanpa kata-kata hanya desah yang semakin berat lolos dari bibir mereka masing-masing.

"Maaf aku baru menemui mu sekarang, Ren." ucap Sandi dengan berat.

"Aku bersyukur masih bisa bertemu bapak, apalagi di sini. Kanaya kangen sekali dengan bapak." ucap Reno

Sandi melerai pelukannya, Lalu menatap putranya dengan penuh kerinduan. Dengan lembut dia menggiring Reno duduk tepi ranjangnya.

"Kanaya sudah tahu keberadaan Papa." Sandi menjeda bicaranya.

"Pulang dari tugas, Papa pulang ke rumah untuk menemui kalian. Tapi ancaman, yang papa dapatkan dari Eyang Kanaya." kembali Sandi menjeda penjelasannya

Reno mengernyitkan keningnya.

"Kamu pasti bingung dengan sikap Eyang Kanaya, iya kan?"

"Iya, pak. Sangat membingungkan, awal bertemu dia terlihat baik sekali, lama-lama aku ngerasa ada sesuatu yang dia sembunyikan." keluh Reno dengan bahu menurun

"Jauhi Kanaya, nak!" ucap Sandi

Reno mengernyitkan keningnya begitu dalam, dia ingin protes tapi bukan saat ini.

"Kanaya bukan putriku." to the point dia katakan dengan wajah serius.

Reno melebarkan matanya dengan kening yang masih mengernyit.

"Rumah tanggaku dengan Ayunda hanya sebatas sandiwara, dua kali dia mengandung, bukan dari darah dagingku, tetapi anak dari hubungan gelapnya dengan Farhat." Sandi menunduk menatap telapak tangannya.

"Saat Ayunda meninggal, terputuslah sudah hubungan kami. Eyang Kanaya melarang aku menemuinya, meskipun aku sudah menganggap gadis itu anakku sendiri." ada getar di nada bicara Sandi

"Tapi aku masih bersyukur, putraku baik-baik saja," Sandi menatap Reno dengan penuh kerinduan.

"Putra? Kanaya punya saudara?" tanya Reno

Sandi menggeleng, "putra hasil pernikahanku dengan Sulastri." jawab Sandi

"Bisakah aku mengenal putra bapak?" tanya Reno, masih dengan wajah bingung juga ragu, perlukah dia mendengar semua rahasia ini.

"Reno, untuk sampai di sini ... Aku melewati banyak hal yang harus aku pertimbangkan dengan baik dan matang, agar tidak mengecewakan dan membahayakan mu, Nak." ucap Sandi dengan ambigu.

"Maksud bapak ... "

"Aku telah berjanji di depan bayi putraku juga di depan mamamu, kalau aku tidak boleh mengakui dan menemui putraku setelah menyerahkannya pada mamamu ... " ucap Sandi sedikit gemetar, Reno makin memperdalam kerutan di keningnya. Perasaannya tiba-tiba merasa obrolan ini tertuju padanya.

"Tapi aku ingkar janji, semenjak pertemuan pertama kita di kapal, aku selalu ingin menemuinya, memeluknya dan membimbingnya. Kemarin aku sudah meminta ijin pada mamamu untuk membatalkan janji masa lalu. Aku ingin mengakui, kamu adalah putraku, putra kandungku, Reno." jujur Sandi

Reno sontak berdiri dengan mata membelalak, dia mundur tiga langkah dari Sandi duduk. Matanya kini menggenang airmata yang tertahan di pelupuk matanya. Seakan sulit mencerna kejujuran Sandi.

'Sebentar! Aku tidak sedang mimpi, kan?' gumam Reno.

Pemuda itu menampar pipinya sendiri berulang kali dengan airmata yang semakin lolos tak terkendali.

Sandi berdiri ingin menggapai putranya, dia sudah memprediksi hal ini akan terjadi. Namun Reno semakin mundur memberi jarak pada Sandi sambil menampar pipinya kian keras.

Dengan sigap, Sandi menarik putranya dalam pelukannya. "Kamu putraku, putra semata wayangku, Ren ... Ini papamu, nak!" isak Sandi memeluk Reno.

"Itu artinya, mama Yulan bukan mama kandungku, kan? Kalian bukan pasangan selingkuh, kan?" tanyanya disertai Isak dan kekecewaan.

"Mama kandungmu sudah meninggal saat melahirkan mu, Ren. Hanya Yulan tempat yang bisa aku percaya dan bisa melindungi mu dari Mayjen Sucipto. Hanya padanya aku bisa menitipkanmu, Ren." jujur Sandi

"Ini apa, Pak. Kebohongan atau kenyataan? A-akuu ... sulit memahami keadaan secepat ini!!" teriaknya dengan nada kekecewaan.

"Maafkan papa, nak! Maafkan papa telat menemui mu!" mohon Sandi

"Kamu mau menerima, Papa, nak?" ratap Sandi

Sandi dan Reno saling menatap. Sandi menatap Reno dengan penuh kerinduan. Dari pancaran mata Reno begitu banyak perasaan yang ingin dia ungkapkan, ada bahagia, kecewa, kebingungan dan ketakutan.

"Panggil aku, Papa, nak ... "

Reno memeluk Sandi lagi dengan erat, dia tidak menampik perasaan bahagianya saat ini, bisa bertemu Sandi sang Idola yang ternyata adalah papa kandungnya sendiri.

Biarlah kekecewaan dan kebingungan terendap dulu di dasar hatinya, Reno yakin, Papanya tidak akan membiarkannya sembuh sendirian. Reno yakin, bersama papanya dan mama Yulan, dunianya akan baik-baik saja.

Kini keinginannya hanya satu, jika bisa ia menemui ibu kandungnya, dia ingin mencium kaki wanita itu, karena sudah mempertaruhkan nyawa untuk melahirkannya.

...☘️☘️☘️☘️☘️...

B e r s a m b u n g ...

Jangan pelit kasih like, komen dan Votenya ya ... Author juga akan mengapresiasi kebaikan pembaca 🩷🩷

1
Diana (ig Diana_didi1324)
tapi kluar dari zona nyaman itu susah loh (rumah) mskipun kdng keadaan berantakn didalmnya tapi mau kluar kdng ragu kdng takut, jadi mlh bertahan
☆☆D☆☆♡♡B☆☆♡♡: semangat ya🙏✌
Aksara_Dee: itu yg akan dialami Kanaya
total 2 replies
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
jadi ceritanya Kanaya kabur dari cipto? bagus!
Diana (ig Diana_didi1324)
uhuui kata2nya🤭🤩
Aksara_Dee: bumbu-bumbu
total 1 replies
Diana (ig Diana_didi1324)
bner bngt itu
Aksara_Dee
🤣🤣🤣
Taurus girls
itu lah cinta.. dah jgn ngambek Nay inget klo lg rindu. skrg ngambeknya singkirin dulu yah
Aksara_Dee: butuh tapi sayang
total 1 replies
Taurus girls
pernah liat momen ini dan sangat mengharukan./Sob/
Taurus girls
ini nyambuknya memang peraturan atau hanya kenakalan senior saja. seperti halnya maba yang seriing dikerjain seniornya gitu.
Aksara_Dee: pernah di Surabaya 5 tahunan skrg tingga di jakarta-bali
Diana (ig Diana_didi1324): waah authornya dari sby to wkwkwk samaa dong
total 4 replies
Taurus girls
astaghfirullah Arga /Facepalm//Facepalm/
Taurus girls
uhuk uhuk /Facepalm//Facepalm/ ikut senyum senyum sendiri nih/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Taurus girls
ck Lona Loni lagi/Facepalm/
Dinar
jadi orang gak enakan memang bikin repot ya ren, niat menghargai disalah artikan 🤭
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣... katanya kangen sampai dada sesak. giliran ketemu malah ngambek... 🤣🤣🤣🤣...
Aksara_Dee: cemburuuu ...
total 1 replies
AndiRa [16]
Lanjut, semangat terus juga
Diana (ig Diana_didi1324)
luar biasa
Diana (ig Diana_didi1324)
bikin nyesek di oart ini😪 1 vote untukmu thorr ditungggu part berikutnya
Aksara_Dee: terima kasih ka ...🩷🩷
total 1 replies
Diana (ig Diana_didi1324)
kasian bngt kanaya🥲
Diana (ig Diana_didi1324)
ooh baru paham jadi bintara itu ini mksdnya
Aksara_Dee: yup ka ...
total 1 replies
Dinar
Siapa yang simpan bawang disini 😭
Aksara_Dee: maaf ya ka, jd ngabisin tisu 🙏😅
total 1 replies
Selly AWP
kenapaaaa meweeeek siiiih aku 😭
Selly AWP: 🙈🙈🙈😁 semngat terus Dee..lop yu
Aksara_Dee: cup..cup..cup
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!